NovelToon NovelToon

As Sweet My Love

Prolog

Seorang gadis terlihat tengah bersandar pada mobil, sambil menghisap sebatang rokok di tangannya.

Cassandra Bramanstyo gadis 26 tahun, anak tunggal dari seorang pengusaha kaya raya Bramanstyo dan Regina. Ia bekerja sebagai marketing executive di sebuah perusahaan kosmetik, milik salah satu rekan papanya.

Jika kalian bertanya kenapa dia tidak menjalankan bisnis papanya, alasannya adalah karena ia tidak tertarik dengan bisnis, ia membutuhkan pekerjaan fleksibel yang bisa dilakukannya sesuka hati. Tak harus hadir setiap hari di kantor.

Cassandra masih tak henti-hentinya menggerutu, ini adalah hal yang paling di bencinya saat melakukan perjalanan ke bandung bersama Reza, pria itu pasti akan mampir ketempat pelancuran, dan berakhir dengan dia harus menunggunnya berjam-jam.

"Sendiri aja?" seseorang menghampiri Cassandra, dan ikut bersandar pada kab mobil.

"Kelihatannya gimana?" Cassandra balik bertanya.

"Daripada sendirian gimana kalau loe ikut gue" tawar pria itu

"Sorry, gue gak tertarik" jawab Cassandra cuek.

"Gue bayar dua kali lipat"

Merasa harga dirinya di rendahkan, akhirnya Cassandra mengalihkan pandangannya. Menatap tajam pria di depannya yang sedang tersenyum smirk "apa menurut loe gue terlihat seperti orang yang kekurangan uang?"

"Ck, gue bisa bayar loe mahal" ucap pria itu sambil menatap Cassandra dengan tatapan merendahkan.

"Dan gue gak butuh duit loe, lebih baik duit loe, loe pake sama yang lebih membutuhkan" Cassandra yang sudah mulai terpancing emosi, sedikit menaikkan oktaf suaranya.

Sedangkan pria itu hanya berdecak, kemudian pergi meninggalkan Cassandra.

Tak lama setelah pria itu pergi, Reza datang menghampirinya. "Lama amat sih loe, pegel tau"

"Sorry, gue yang nyetir deh" ucap Reza dengan senyum tanpa dosanya.

"Siapa juga yang mau nyetir" ucap Cassandra cuek, lalu langsung masuk kedalam mobil

CEO Baru Itu

"Perhatian semuanya, hari ini kita akan kedatangan CEO baru, jadi semua orang diminta untuk berkumpul" ucap Mbak Siska menyampaikan.

"Loh memangnya pak Adamar kemana" tanya Cassandra sedikit berbisik pada Susan yang berada di sampingnya.

"Loh mbak gak tau? Pak Adamar kan sakit, seminggu yang lalu tekanan darahnya naik, jadi dia pensiun. Sekarang digantikan anaknya" jawab susan menjelaskan. Sedangkan Cassandra hanya ber 'oh' ria.

"Memangnya mbak Sandra sudah berapa hari gak masuk?"

"Dua minggu mungkin" jawab Cassandra singkat.

"Astaga mbak, untung aja mbak gak di pecat" jawab Susan kaget. Menurut Cassandra sikap susan memang selalu berlebihan, toh dia juga sudah tau kebiasaannya yang sering absen, kenapa mesti kaget seperti itu sih. Dipecat? Justru itu yang Cassandra harapkan, toh pekerjaan ini hanya kedok untuk menutupi pekerjaannya yang sebenarnya.

Sekarang seluruh karyawan sudah berkumpul untuk menyambut pemimpin baru mereka. Sepanjang waktu ini Cassandra merasa jengah mendengar bisik-bisik dari seluruh orang di kantor ini, terutama wanita, ada yang mengatakan bos baru mereka itu sangat tampan, masih lajang, adapula yang menyebutnya seperti artis korea cha-jinWook.

"Selamat pagi semua, perkenalkan saya Farell Jarvis Abraham, saya adalah anak dari pak Adamar Abraham, dan mulai saat ini saya adalah pemimpin baru kalian, mohon kerjasamanya" ucap Farell mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari semua orang.

"Mbak, mbak" Susan menyenggol lengan Cassandra, membuat ia yang tadinya fokus pada layar ponselnyapun menoleh.

"Ganteng banget loh mbak, tapi Susan denger-denger dia orangnya dingin dan kejam juga" bisik Susan pada Cassandra.

Cassandra beralih menatap pemimpin barunya, Cassandra  sedikit terkejut kala mengenali siapa sosok itu, pria menyebalkan yang ditemuinya di bandung kemarin, namun tak lama ia kembali menormalkan raut wajahnya dan mencoba bersikap acuh.

Begitupun dengan Farell, ia tak kalah terkejut, kala mendapati wanita pelanc*r yang ditemuinya kemarin, ternyata adalah karyawannya.

"Dan saya akan mengumumkan beberapa peraturan di perusahaan ini, pertama dilarang menjalin hubungan dengan rekan satu kantor, kedua saya tidak suka orang yang terlambat, ketiga dan blablabla.." ucap Zein.

"Tuh kan barusan ngomong, bener kan mbak" ucap Susan berbisik pada Cassandra.

Selesai acara penyambutan CEO baru, Cassandra kembali ke ruangan nya bersama Susan dan yang lainnya.

"Cassandra di panggil pak Farell, suruh ke ruangan nya" belum lama Cassandra mendudukkan dirinya, mbak Siska sudah datang menghampirinya, mengatakan jika pemimpin baru mereka ingin bertemu.

"Saya?" tunjuk Cassandra pada dirinya sendiri.

"Iya, buruan sana, keburu dia ngomel, galak banget dia" setelah mengatakan itu mbak Siska langsung keluar dari ruangan itu.

"Ganteng sih, tapi kok galak banget ya mbak" tanpa menghiraukan Ucapan Susan, Cassandra langsung pergi menuju ruangan atasannya itu.

"Permisi, bapak mencari saya?"

"Jadi nama kamu Cassandra?" ucap Farell sambil menatap berkas yang ada di depannya, sepertinya itu adalah biodata Cassandra.

"Benar pak"

"Saya heran bagaimana pelanc*r seperti kamu bisa masuk ke perusahaan saya" Farell menatap Cassandra dengan tatapan merendahkan.

"Maaf pak, apakah ini pertanyaan tentang pekerjaan? Jika tidak saya permisi" jawab Cassandra datar, membuat Farell semakin geram.

"Kamu lupa siapa bosnya disini?" ucap Farell meninggi.

"Saya ingat pak, tapi saya masih cukup profesional untuk tidak mencampurkan urusan pribadi saya kedalam pekerjaan" jawab Cassandra masih dengan tenangnya.

Membuat Farell terdiam karena kalah telak "kamu..!!" tunjuk farell geram pada Cassandra "silahkan keluar!" usir Farell.

"Permisi pak" Cassandra membungkuk hormat, kemudian pergi meninggalkan ruangan bosnya itu.

.

Siang ini seperti biasa Cassandra menikmati makan siangnya di kantin bersama Susan, teman cerewetnya, umur Susan lebih muda lima tahun dari Cassandra, makanya ia selalu memanggilnya mbak.

"Mbak, mbak Sandra pernah pacaran?" ucap Susan tiba-tiba.

"Pernah" jawab Cassandra singkat, masih menikmati makannya.

"Kapan?"

"Waktu SMP"

"Ih, mbak, itu mah udah lama banget. Mbah Sandra gak pengen pacaran lagi gitu"

"Gak ah, ribet" jawaban Cassandra membuat Susah mendengus.

"Hai Beauty" Reza yang tiba-tiba datang langsung mengecup singkat pipi Cassandra.

"Enak banget sih makannya, mau dong" ucap Reza yang sudah bersiap minta di suapi.

"Gak ah, gue laper"

"Mau nambah?" tawar Reza sambil menampilkan senyum terimutnya.

"Gak makasih"

"Bang Reza, kenapa Susan gak di tawarin juga" tanya Susan dan hanya mendapat cengiran dari Reza.

Reza pergi untuk memesan makanan, dan kembali dengan membawa semangkuk bakso dan segelas es jeruk, ia duduk tepat di samping Cassandra.

Cassandra menatap gelas minumnya yang sudah kosong, kemudian beralih menatap es jeruk milik Reza yang tampak menggiurkan. Tanpa menunggu lama Cassandra segera menyeruput es jeruk milik Reza hingga tersisa setengahnya.

"Beauty itu punya gue" ucap Reza, sebal menatap es jeruknya yang tinggal setengah.

"Punya gue habis" ucap Cassandra santai, sambil menunjukkan gelasnya yang kosong. Ia kemudian beranjak diikuti Susan, tanpa menghiraukan Reza yang masih kesal karena es jeruknya diminum.

Tanpa mereka sadari, seseorang tengah menatap tajam melihat iteraksi mereka, dia adalah Farell yang juga sedang duduk menikmati makan siang tepat di belakang mereka.

Reza dan Cassandra memang bekerja di perusahaan yang sama, hanya saja dari divisi yang berbeda, reza di divisi IT sedangkan Cassandra dari divisi pemasaran.

Tentu saja mereka sama-sama menjadikan pekerjaan itu sebagai tameng, untuk menutupi pekerjaan mereka yang sesungguhnya. Sedangkan pekerjaan mereka sesungguhnya apa?, entahlah hanya mereka yang tau, tapi tentu saja, dimana ada Cassandra disitu ada Reza.

Ketika Cassandra absen, Rezapun demikian. Begitupun sebaliknya.

.

Reza melemparkan kunci mobil, yang langsung ditangkap oleh Cassandra.

"Nitip mobil" ucap Reza.

Sedangkan Cassandra yang mendengarnya hanya mendengus kesal "loe mau kemana lagi?"

"Apartemen" jawab Reza enteng.

"Ck, kebiasaan" sungut Cassandra.

"Pergi dulu ya, jangan ngambek, bye" Reza mencubit kedua pipi Cassandra gemas, kemudian melambaikan tangannya meninggalkan Cassandra.

Sedangkan dari dalam sana, seseorang tengah menatap mereka dengan tatapan marah.

"Siska kamu tau kan kalau tidak ada yang boleh menjalin hubungan di kantor ini?" tanya Farell dengan suara dinginnya.

"Tau pak" jawab Siska paham.

"Bagaimana jika ada yang menjalin hubungan di kantor ini?" lanjut Farell

"Di pecat salah satu pak"

"Bagus" jawab Farell dengan senyum smirknya.

Farell Jarvis Adamar💕

Makan Malam Bersama dia

"Pagi ma.. Pagi pa.." sapa Cassandra kepada kedua orang tuanya yang sedang di meja makan.

"Pagi sayang.." jawab mama Cassandra.

"Kamu gak sarapan dulu" ucap mama Cassandra karena melihat putrinya yang hanya mengambil sepotong roti dengan selai.

"Enggak nanti aja di kantor" Cassandra mencium kedua pipi mama tercintanya, kemudian berlalu pergi.

"Jangan lupa nanti malam kamu harus pulang" ucap mamanya sedikit berteriak, karena Cassandra yang sudah menjauh dari balik pintu.

Mamanya mengatakan jika malam ini akan ada acara makan malam bersama rekan bisnis papanya, dan Cassandra di wajibkan untuk datang.

Setelah menempuh perjalanan selama lima belas menit, Cassandra telah sampai di kantornya. Cassandra berjalan sambil tak lepas dari ponselnya, bahkan saat dia sedang memasuki lift pun pandangannya masih tak lepas dari ponselnya, hingga tak menyadari siapa orang yang sedang bersamanya di dalam lift.

"Ck, kurang ajar sekali dia tak menyapaku" kesal Farell yang merasa sikap Cassandra tidak sopan.

"Ya sir, ke alamat yang biasanya.."

"....."

"Baik, saya tunggu" ucap Cassandra mengakhiri panggilan di ponselnya.

Sedangkan Farell yang meliriknya sinis "dapat job baru?" tanya Farell sinis.

Belum sempat Cassandra menjawab ucapan Farell, lift berhenti, Cassandra berjalan keluar, mengurungkan niatnya untuk menanggapi ucapan Farell.

"Morning beauty.." Cup.. Sapa Reza kemudian mengecup pipi Cassandra sekilas.

"Morning Za" jawab Cassandra singkat, bagi Cassandra sikap Reza sudah biasa, bahkan semua orang di kantor sudah tau kebiasaan itu. Kecuali seseorang yang sedang menatap sinis kearah mereka, yups, Farell.

"Ntar loe ke base camp kan?"

"Iya, tapi agak malem ya, papa sama mama ngajak makan malam dulu soalnya"

"Its okay, sampai ketemu nanti malam beauty" Ucap Reza, kemudian melambaikan tangannya, meninggalkan Cassandra.

"Cassandra, bawakan laporan penjualan ke ruangan saya, sekarang..!" ucap Farell penuh perintah.

"Saya pak?" tanya Cassandra memastikan.

"Memangnya yang namanya Cassandra ada berapa disini?" Ucap Farell sedikit emosi.

"Sejak kapan menyerahkan laporan menjadi tugas saya pak?"

"Saya bosnya disini.!!" ucap Farell penuh emosi, lalu pergi dari ruangan divisi pemasaran.

Sedangkan Cassandra hanya menatap kepergian Farell dengan bingung, tak terkecuali semua orang yang ada di ruangan itu, mereka juga sama bingungnya dengan Cassandra.

Bukankan menyerahkan laporan adalah tugas manager devisi, dan itupun di serahkan kepada sekretaris Siska. Lalu sekarang bosnya itu meminta Cassandra yang mengantarkan langsung laporan itu padanya.

"Sudah nih kamu antarkan laporannya, daripada itu nanti si bos makin ngamuk, bisa jadi kebun binatang kantor ini" ucap Dewi, menyerahkan laporan itu kepada Cassandra.

Dengan berat hati, Cassandra akhirnya mengantarkan laporan itu langsung kepada Farell.

"Ini laporan yang anda minta pak" Cassandra menyerahkan laporan itu kepada Farell.

"Saya permisi pak" Cassandra hendak berbalik, meninggalkan ruangan itu.

"Siapa yang menyuruh kamu pergi, saya belum selesai biacara" ucapan Farell menghentikan langkah Cassandra.

Farell menutup laporan itu, dan beralih menatap Cassandra, badan yang padat berisi, hidung mancung dan rambut hitam panjang. Sesaat Farell terpana dengan kecantikan Cassandra, sebelum ingat kembali kejadian di bandung beberapa waktu Yang lalu.

"Saya tau kamu wanita yang seperti apa, tapi tolong jangan kamu mencari pelanggan di kantor ini" ucap Farell sarkas.

"Maaf, maksud bapak apa ya?"

"Saya yakin kamu masih belum lupa tentang pertemuan kita di bandung?" ucap Farell to the point.

"Saya lihat absensi kamu buruk, tapi penjualan kamu cukup bagus. Apakah kamu mendapatkan pelanggan dengan cara menawarkan tubuh kamu?" lanjutnya lagi.

Cassandra mengepalkan tangannya, mencoba menahan gejolak emosi yang sudah menguasai otaknya "saya rasa anda sudah keterlaluan pak" ucap Cassandra penuh penekanan.

"Yang mana yang keterlaluan? Katakan berapa mereka membayar kamu, Saya bisa membayar kamu dua kali lipat dari mereka" ucap Farell setengah berbisik di telinga Cassandra.

Jujur saja, Farell cukup tergoda melihat tubuh molek Cassandra. Rok span ketat berpadu dengan kemeja yang terbuka di bagian kedua kancing atasnya, memperlihatkan payudara montok Cassandra.

Pasti akan menyenangkan dapat meniduri wanita molek di depannya ini, apalagi payudara yang menyembul dibalik kemeja ketat Cassandra itu sungguh sangat menggairahkan.

Plak....

Farell seketika mengusap pipinya yang terasa panas, akibat tamparan keras dari Cassandra. Farell menatap tajam kearah Cassandra, begitupun sebaliknya.

"Saya rasa anda sudah melewati batasan pak, dan sekali lagi saya tegaskan, bahwa saya tidak tertarik dengan uang anda. Lebih baik anda menggunakan uang anda untuk membeli para pelancur ada" ucap Cassandra penuh emosi, lalu keluar dan membanting pintu ruangan Farell dengan keras.

Siska yang melihatnya pun ikut terkejut, apa yang membuat Cassandra hingga terlihat murka seperti itu.

.

"Nih, gue beliin makanan buat loe, tumben sih loe bete banget, padahal tadi pagi baik-baik saja" Ucap Reza, dan meletakkan kotak makanan di meja kerja Cassandra.

Saat ini sedang jam makan siang, semua orang sedang menikmati makan siangnya di kantin kantor, jadi hanya ada mereka berdua di ruangan ini.

Setelah kejadian di ruangan Farell tadi, mood Cassandra memang benar-benar buruk. Dia menceritakan semua yang terjadi tadi kepada Reza.

"Wuahahaha serius loe" tawa Reza pecah, membuat Cassandra mendengus kesal.

"Gak usah ketawa, gara-gara loe tau" ucap Cassandra kesal.

"Kok gue sih?"

"Ya iyalah, kalau gak gara-gara loe yang selalu minta di temenin ke tempat laknat itu, pasti gak kayak gini jadinya"

"Iya deh sorry, gak lagi, udah dong marahnya, ntar cantiknya hilang loh" ucap Reza menggoda.

Farell yang tak sengaja melihat interaksi keduanya, menatap mereka emosi, dia masih kesal akibat Cassandra yang menamparnya tadi pagi, memangnya siapa dia berani menamparnya, bahkan semua wanita selalu memujanya.

"Siska..!!" Siska yang merasa namanya di panggil pun segera berlari kearah bosnya.

"Iya pak"

"Bukankah saya sudah bilang, tidak ada yang boleh berpacaran di kantor ini" ucap Farell dengan pandangan yang tak lepas dari mereka.

Siska yang tak paham pun, mengikuti arah pandang Farell " maaf pak, tapi mereka tidak pacaran, mereka saudara sepupu pak" jawab Siska dengan hati-hati.

Farell yang mendengarnya pun sedikit terkejut, jadi dia tadi sudah salah paham pada perempuan itu.

Tanpa menanggapi ucapan Siska, Farell berlalu begitu saja. Sedangkan Siska hanya mengusap dadanya, melihat kelakuan aneh bosnya itu "ganteng sih, tapi nyeremin" guman Siska pelan.

.

"Astaga Cassandra..!!" teriak Regina yang mendapati putri semata wayangnya itu masih terlelap dengan tidurnya.

"Bangun kamu, om Damar dan keluarganya sudah datang kamu malah masih tidur" ucap Regina sambil menarik selimut Cassandra.

"Cassandra masih ngantuk ma" ucap Cassandra hendak kembali tidur, namun denga cepat tangannya di tarik oleh Regina.

"Gak ada tidur lagi, om Damar dan keluarganya sudah menunggu kamu di bawah, buruan sana mandi, mama tunggu di bawah, gak pake lama" ucap Regina seraya mendorong Cassandra ke dalam kamar mandi.

Akhirnya dengan terpaksa Cassandrapun menuruti kata mamanya, setelah 30 menit Cassandra bersiap, dia pun turun menemui kedua oran tuanya itu.

"Anak papa, jam segini baru bangun" ucap Bramanstyo melihat Putrinya yang sedang menuruni tangga dengan wajah cemberutnya.

"Loe..?" Ucap Farell kaget, berbeda dengan Cassandra yang hanya menghembuskan nafasnya kasar.

"Ah, loe lagi, dunia emang sempit ya"

"Hust, Cassandra gak sopan ngomongnya" tegur Regina.

Cassandra yang mendengarnya pun hanya mendengus kesal, lalu segera duduk di samping mamanya.

"Maafin Cassandra ya nak farell, dia emang gitu anaknya" Ucap Regina meminta maaf, sedangkan Farell hanya menanggapinya dengan senyum terpaksa.

"Oh iya Farell, om dengar sekarang kamu yang mengambil alih perusahaan?" ucap bramanstyo.

"Iya om, papa akhir-akhir ini kesehatannya menurun, jadi saya harus menggantikan beliau memimpin perusahaan" jawab Farell sopan.

"Bagus itu, lagi pula suatu saat tetap kamu yang akan menjadi penerus papa kamu" ucap Bram bangga.

"Tidak seperti anak om ini" ucap Bram melirik putrinya, sedangkan yang dibicarakan tetap menikmati makanannya tanpa berniat menjawab.

"Gapapa lah bram, lagipula nanti kalau anakmu sudah menikah, suaminya kan bisa membantu kamu mengurus perusahaan. Oh iya, pekerjaanmu di kantor bagaimana Cassandra? Lancar?" ucap Damar.

"Lancar om, tapi mungkin Cassandra akan mengundurkan diri dalam waktu dekat" mendengar itu, semua orang menatap Cassandra.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Damar.

"Oh, enggak kok om, tidak ada masalah"

"Apa kamu sudah berniat untuk meneruskan perusahaan papa kamu?"

"Bukan juga om" mendengar itu semua orang jadi memandangnya penuh tanya. Tak terkecuali Farell, ia jadi berpikir apa karena sikapnya tadi pagi dia mengundurkan diri, sikapnya tadi pagi memang keterlaluan, menuduh Cassandra adalah wanita yang tidak benar, ternyata dia adalah anak salah satu kolong merat.

"Cassandra ada pekerjaan lain" jawaban Cassandra membuat Farell yang tadinya ingin meminta maafpun, mengurungkan niatnya.

"Pekerjaan apa, kok papa gak tau"

"Pekerjaan rahasia pa" ucap Cassandra sedikit tertawa.

Mereka yang tadinya serius, seketika mendengus dengan candaan Cassandra.

"Tapi ngomong-ngomong kalian berdua cocok loh" ucap Andini, menatap Cassandra dan Farell bergantian.

"Iya cocok" sahut Regina.

Uhuk. Uhuk.. Farell yang mendengar itu langsung tersedak makanannya.

"Astaga farell, pelan-pelan dong makannya" ucap Andini, memberikan air putih kepada putranya.

"Mama lagi gak berniat jodohin aku kan?" ucap Cassandra yang mulai paham arah pembicaraan mereka.

"Kok kamu tau?" Regina balik bertanya.

"Huft... Udah ketebak"

"Kami memang sudah sepakat untuk menjodohkan kalian, sebentar lagi kan usia kamu sudah 27 tahun, sudah waktunya kamu menikah" ucap Bram tegas.

"Pa, papa gak bisa dong, main ambil keputusan tanpa mendiskusikannya dengan kami"

Farell yang mendengar itu sedikit kecewa, tadinya dia berfikir pasti akan menyenangkan menjadikan Cassandra istrinya, dia bisa menikmati setiap jengkal tubuh menggoda itu.

"Ini papa ingin mendiskusikan dengan kalian, Farell bagaimana? Kamu mau kalau kami jodohkan dengan putri om?" tanya Bram.

"Farell sih, terserah papa dan mama om" mendengar jawaban Farell, semua orang tersenyum, kecuali Cassandra yang menatap jengkel kepada Farell.

Sedangkan Farell, tersenyum miring menatap Cassandra yang terlihat kesal itu.

"Tuh farell saja setuju"

"Tapi pa-.." ucapan Cassandra terhenti karena dering di ponselnya.

"Yes sir.."

"......"

"Fine, i'm understand" jawab Cassandra dengan nada tegas.

"......"

"Yes sir.." ucap Cassandra mengakhiri panggilannya.

Cassandra segera bangkit berdiri, "mau kemana kamu?" tanya Regina tajam.

"Cassandra harus pergi" ucap Cassandra meninggalkan mereka.

"Kalau kamu pergi, berarti kamu mau mama jodohkan"

"Terserah mama.." ucap Cassandra berteriak, sebelum hilang dibalik pintu.

Sedangkan Regina hanya geleng-geleng kepala, menatap kepergian putrinya "inilah kenapa aku ingin menjodohkan dia, supaya dia itu bisa diam di rumah, aku sedih melihat anak semata wayangku, bahkan bisa dihitung hari berapa kali dia pulang" ucap Regina sedih.

"Sabar jeng, nanti kalau mereka sudah menikah, pasti dia akan selalu dirumah" ucap Andini mengusap punggung Regina.

...

Cassandra Bramantyo💕...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!