NovelToon NovelToon

Dosen & Rektor

Alya Anisa Azzahra

Sayup-sayup suara merdu adzan terdengar oleh gendang telinga Alya Anisa Azzahra. Dikerjapkanlah matanya untuk menyesuaikan cahaya di sekitar kamarnya. "Alhamdulillahi ahyana ba'dama amatana wa ilaihinnusyur". Seuntai do'a ia panjatkan kepada ilahi robi yang telah memberinya kenikmatan tiada henti.

Iapun beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi untuk mandi dan berwudhu. Sebelum sholat subuh ia selalu menyempatkan diri untuk mandi. Setelah itu, dikenakannya mukena kemudian keluar dari kamarnya untuk menuju mushola keluarga di taman belakang rumahnya. Karena jarak masjid yang lumayan jauh, keluarga Anisa memutuskan untuk membuat mushola keluarga.

Keluarga Anisa tergolong keluarga yang religius. Keluarganya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Sang ayah yang bernama Abdullah bin Ali merupakan seorang pengusaha dan tokoh masyarakat (Ulama') di kotanya. Kemudian sang ibu merupakan salah satu penggerak kajian keagamaan di desanya bahkan terkadang di kotanya juga.

Anisa mempunyai 2 orang saudara. Kakaknya membantu sang ayah mengelola bisnis dan terkadang juga menggantikan sang ayah jika berhalangan untuk mengunjungi kajian di suatu tempat. Faisal Al-Ghifari itulah nama sang kakak. Faisal sudah menyelesaikan S1 nya dua tahun yang lalu. Faisal menolak untuk melanjutkan studinya dengan alasan ingin membantu ayahnya.

Anisa juga mempunyai seorang adik yang masih duduk di bangku MTS (SMP) di salah satu pondok pesantren di kotanya. Faiz Al-Ghifari itulah adik Anisa.

Anisa merupakan anak perempuan satu-satunya. Ia termasuk anak yang cerdas. Ia menyelesaikan S1 dan S2 hanya dengan 4 tahun. Kini ia telah menyelesaikan semuanya.

Anisa menuruni tapak demi tapak tangga untuk menuju mushola. Iapun berpapasan dengan sang kakak.

"Bangunin Faiz dek". Ujar sang kakak.

"Ah, males... Dia ma susah kalau dibangunin". Jawab Anisa.

"Ayo laah. Abi udah nunggu di mushola". Timpal sang kakak.

"Iya Iyaa. Aku bangunin". Jawab Anisa. Anisa pun menaiki tangga lagi untuk membangunkan sang adik.

TOK! TOK! TOK!

"Dek! bangun dek... Deek!". Panggil Anisa dari balik pintu. Berkali-kali ia ketok pintu dan memanggil sang adik. Karena tak ada sahutan, iapun masuk.

"Astaghfirullaaah, ni anak susah banget sih dibangunin".

Akhirnya ia tarik tangan sang adik untuk didudukkan.

"Apasih kaak? Faiz masih ngantuk ini". Keluh sang adik.

"Ngantuk-ngantuk. Ayo cepet... Udah dutunggu abi di mushola". Jawab Anisa.

"Huft... Aku wudhu dulu". Kata sang adik.

"Cepet. Kasihan abi sama umi udah nunggu. Kakak ke mushola dulu ". Ucap Anisa.

"Iya Iya". Jawab sang adik.

Anisa pergi dari kamar sang adik untuk menuju ke mushola. Sesampainya dimushola:

Umi: "Mana adik kamu?".

Anisa: "Masih wudhu mi, bentar lagi datang kok".

Faisal: "Nanti tidur lagi nggak kamu tunggu".

Faiz: "Aku dah datang ni haa. Kak Faridz ma berprasangka buruk terus ma aku".

Faisal :"Biasanya kan gitu. "

Abi: "Udah-Udah. Ayo sholat. Faiz Iqomah".

Faiz: "Baik abi".

Merekapun sholat berjamaah. Bukan hanya satu keluarga, para pekerja dirumah itu juga ikut sholat berjamaah bersama. Mulai dari ART, tukang kebun, supir, hingga petugas keamanan rumah.

Setelah selesai sholat berjamaah, Anisa lalaran Al-Qu'an kepada Umi. Iya, Anisa merupakan seorang Hafidzoh. Ia mengkhatamkan Al-Qu'an nya sejak di bangku sekolah. Sedangkan sang kakak dan adik belajar kitab kepada abi. Terkadang para pekerja di rumah juga ikut kajian tersebut.

Setelah jam menunjukkan pukuk 05:30, biasanya abi menyudahi kajiannya. Anisa juga menyudahi lalarannya kepada umi. Setelah itu mereka mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

Ini ni yang namanya kak Alya Anisa Azzahra...

Kalau ini kak Faisal Al-Ghifari :

Ini Faiz Al-Ghifari :

Terima Kasih sudah mampir :)

Mohon maaf, ini sekedar cash pemain belaka. Agar para pembaca dapat membaca dengan angan-angan pemain diatas. Tidak ada maksud apapun. Jika pembaca kurang senang dengan cash diatas, dapat menspesifikan sendiri pemainnya. 🙏🙏🙏

Salam dari saya :)

Muhammad Farhan Al-Faridz

Sedangkan di dalam sebuah mansion, terlihat sebuah keluarga tengah bercengkrama sambil menonton sebuah kotak ajaib (tv).

Ayah:"Gimana keadaan kampus Han?". Tanya sang Ayah kepada anaknya.

Anak:"Alhamdulillah sudah semakin baik yah. Mahasiswa semakin banyak dan sekarang kita membutuhkan dosen lagi yah". Jawab sang anak.

Ayah:"Fakultas apa yang masih kekurangan dosen? ”.

Anak: Fakultas Agama Islam yah. Waktu lalu sudah dibuka pendaftaran dosen baru, tapi ada yang tidak memenuhi persyaratan. Jadi dengan berat hati pihak Universitas menggugurkan pendaftar". Jelas sang anak.

Ayah:"Yo wis, tidak apa-apa. Kita buka pendaftaran sampai dosen yang kita butuhkan terpenuhi sesuai kriteria Universitas". Jawab sang ayah.

Anak:"Iya yah, mohon bimbingannya".

Bunda :"Itu pasti nak. Ayah dan pihak kampus pasti akan membantu kamu dalam mengembangkan Universitas ". Nasehat Bunda.

Keluarga yang tengah bercengkrama tersebut merupakan keluarga bapak Muhammad Afifullah dan sang istri ibu Siti Nurjanah.. Seorang rektor di salah satu Universitas swasta di daerah Jombang. Universitas swasta ini merupakan salah satu Universitas favorit serta maju di Indonesia. Beliau kini menyerahkan tugasnya kepada sang anak. Sang anak telah menyelesaikan jenjang profesornya pada umur 25 tahun. Sungguh otak yang sangat luar biasa.

Muhammad Farhan Al-Faridz. Itulah nama sang rektor yang baru. Satu tahun ia hanya mengabdi sebagai dosen, kini ia ditunjuk sang ayah untuk menggantikan sebagai rektor.

Muhammad Farhan Al-Faridz menyelesaikan pendidikannya di tanah suci. Ia menyelesaikan kuliahnya sambil belajar ilmu agama di sebuah pondok pesantren. Farhan sangat menikmati masa kuliah sambil belajar agama. Pada awalnya sang Bunda menentang kepergian sang anak. Berkat bujukan demi bujukan ayahnya, akhirnya Bunda meridhoi kepergiannya hingga kini menetap di tanah air.

Faridz mempunyai seorang adik perempuan. Saat ini tengah mondok di salah satu pesantren di kotanya. Sang adik saat ini berada dikelas 1 MA. Saat ini sang adik sedang berada di pesantren. Sebenarnya sang adik saat ini ada jadwal libur dan diperbolehkan untuk pulang. Tapi, ia lebih memilih untuk tidak pulang.

Faridz :"Hari jum'at kita sambang (jenguk) adek yuk bun? ". Tanya Faridz.

Bunda:"Boleh, ayah ikut apa ndak?

Ayah: "Ikut laah, lha wong ayah kangen sama anaknya ayah".

Sang ayah yang notabenya berasal dari desa memang berbicara agak medok. Berbeda dengan bunda. Bunda dari kecil memang sudah menggunakan bahasa Indonesia.

"Ya allaah, sudah jam setengah 6 itu... Bunda mau bantuin mbok yem bikin sarapan. Kamu sama ayah siap siap gih. Nanti telat. Mentang-mentang yang punya kampus jangan seenaknya". Cerocos sang Bunda.

Bunda Pun langsung berjalan menuju dapur.

"Ayo Han, siap siap. Nanti keburu ibumu ngomel lagi". Ujar sang ayah.

"Hahaha, iya yah". Jawab Farhan.

Merekapun pergi menuju kamar masing-masing untuk bersiap. Farhan yang saat ini dialihkan menjadi rektor, memang harus selalu berada di Universitas. Sebab Farhan menjadi salah satu penguji untuk dosen baru di Universitasnya. Selain itu, dia juga menjadi dosen di fakultas Agama Islam. Karena Farhan juga lulusan Universitas di Saudi Arabia dan telah menguasai beberapa ilmu agama, ia mengabdikan diri untuk menjadi dosen agama islam di Universitasnya. Selain itu, berhubung jumlah mahasiswa yang semakin banyak dan membutuhkan dosen tambahan. Farhan juga mengampu mata kuliah yang belum ada dosennya.

Terima kasih sudah mampir ngopi 😂😂

, 🙏🙏

New Office

Setelah menyelesaikan lalaran Al-Qu'an nya dengan umi, Anisa kembali ke kamarnya untuk mengganti mukena dengan jilbab.

"Baru jam setengah enam nih... Bantuin mbok Imah deh". Anisa bergeming. Iapun menuju ke dapur. Sudah menjadi kebiasaannya, ketika masih ada waktu luang ia pasti membantu mbok imah sebagai asisten rumah tangga di keluarganya untuk memasak. Setibanya di dapur,

Anisa: "Lho, umi udah disini".

Umi: "Iya udah, sini bantuin iris-iris".

Anisa: "Siap boss". Dengan tawanya.

Mbok imah: "Hari ini neng Anisa ada panggilan kerja kan?”. Tanya Mbok Imah sambil memasak.

Anisa: "Iya mbok... Nanti Anisa ke Universitas Islam Harapan Bangsa untuk interfiew".

Umi: "Semoga dilancarkan segala urusanmu nak... "

Anisa & mbok imah: "Aamiiiin". Merekapun memasak sambil mengobrol dan bercanda tawa. Para pekerja di rumah itu memang sangat dimuliakan. Mereka juga tampak akrab dengan tuan rumahnya.

"Wah! Udah jam setengah tujuh nih... " Ucap Anisa.

"Udah sana siap-siap, biar umi sama mbok imah yang lanjutin". Ujar umi.

"Iya neng". Sambar mbok imah.

"Huufft, ya udah kalau gitu... Mi, mbok, Anisa ke kamar dulu yaa". Izin Anisa.

"Iyaa". Jawab umi.

Anisa bergegas menuju kamarnya. Mengingat ia membutuhkan waktu yang lama untuk bersiap, maka ia harus memanfaatkan waktu.

Jam 8 tepat ia harus sudah berada di tempat panggilan kerjanya. Sesampainya dikamar, Anisa berendam di bathup untuk merilekskan pikirannya. Sebenarnya Anisa cukup gugup hendak melakukan interfiew. Maklumlah, ini merupakan kali pertama ia melamar pekerjaan.

30 menit berlalu, Anisa keluar dari kamar mandi dan menuju ruang ganti untuk memilih pakaian yang cocok digunakan. Setelah selesai mengenakan pakaian, ia merapikan buku-buku yang sempat ia baca semalam. Ia rapikan di atas nakas samping tempat tidurnya. Kemudian ia memoleskan sedikit make up diwajahnya agar terlihat fresh. Tak terasa, ia menghabiskan waktu 1 jam untuk bersiap. Anisa keluar dari kamar sekalian membawa perlengkapan yang dibutuhkan ketika interfiew. Ia langkahkan kaki menuju ruang makan dan terlihat keluarganya telah menunggu.

Faisal: "Kapan sih kamu tuh cepet mandinya. Udah demo ini cacing diperut".

Anisa: "Ya maap... Aku udah cepet- kok ini tadi".

Ayah: "Udah-Udah... Kamu ini Cal, kamu juga baru aja turun kok".

Anisa:"Huuu! Dasar kakak ini..."

Faisal :"Aaaahh, abi ini..." (Disertai tawa semua orang yang tengah sarapan).

Umi: "Ayo makan. Kalian harus berangkat kerja tepat waktu"

Abi:"Anisa jadi interfiew? "

Anisa: "Jadi bi... Jam 9 nanti. Tapi, jam 8 harus berangkat. Takutnya macet... Lagian Anisa belum tau juga ruang interfiewnya dimana... Takutnya malah memakan waktu lama".

Faisal: "Kamu tenang aja dek, temen kakak banyak yang kerja di sana. Kakak telvonin yaa, biar arahin kamu?".

Anisa: "Iishh, gak usah... Anisa udah gede kaliii... Biar Anisa cari sendiri".

Umi: "Ya udah, biarin Anisa cari sendiri to kak... Anisa juga harus hati-hati, jaga sopan santunnya".

Faisal & Anisa: "Iyaa mii".

Mereka menyelesaikan makan pagi dengan tenang. Setelah selesai,

Abi: "Berangkat sama siapa neng?" ('neng' panggilan abi untuk Anisa).

Faisal: "Sama Ical aja..."

Anisa :"Iya bi, sama kakak aja".

Abi: "Oke deh, Abi ke kantor duluan".

Anisa :"Abi ngapain ke kantor? Kan udah ada kak ical".

Abi: "Abi mau mengevaluasi kinerja kantor, sekalian jelasin ke kakak kamu apa apa yang belum dimengerti".

Anisa: "Ooalaaah".

Faisal :"Ayo berangkat ".

Setelah berpamitan dengan Umi, mereka memasuki mobil dan meninggalkan halaman rumah. Sesampainya di Universitas Islam Harapan Bangsa, "Kakak berangkat kerja dulu yaa,"Ucap Faisal.

"Iya kak, hati-hati ".

"Masyaallaah, luar biasa kampus ini". Gumam Anisa. Anisa berjalan menyusuri koridor Universitas menuju tempat resepsionis.

"Assalamu'alaikum mbak," Sapa Anisa.

"Iya dek, ada yang bisa saya bantu? "

"Tempat interfiew dosen baru dimana ya?". Tanya Anisa.

"Ada perlu apa yaa?". Tanya petugas resepsionis.

"Saya ada panggilan interfiew mbak". Jawab Anisa.

"Lho, adik ini calon dosen baru? " Tanya balik petugas resepsionis.

"hehehe, iya mbak..." Jawab Anisa.

"Ya Allaah, saya kira mahasiswa baru mau pendaftaran... Maaf yaa... Tempatnya ada di gedung rektorat. Sampingnya gedung ini... Dilantai 7 yaa... ". Jawab petugas resepsionis, wajah Anisa yang cantik dan imut membuat petugas resepsionis sedikit kaget jika Anisa akan menjadi salah satu calon dosen di Universitas ini.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!