Matahari mulai turun keperaduan nya, berganti dengan cahaya sinar rembulan yang sudah siap dengan tugasnya menerangi bumi.
Gadis remaja cantik bernama Senja sedang berjalan kaki bersenandung dengan ria.
Gadis periang yang duduk di bangku kelas 3 sekolah menengah akhir itu baru saja pulang dari sekolahnya.
Langkah kaki mungilnya terus berjalan tanpa rasa letih untuk segera pulang kerumahnya. Hanya rasa gembira yang terpancar dalam raut wajah manisnya.
“Sore Uncle Iko.” Ucap Senja menyapa.
Iko, laki-laki berusia 35 tahun yang saat ini tengah menikmati langit sore didepan halaman rumah sederhana itu, sesekali menyesap kopi yang menemaninya kala itu.
Sebuah sapaan riang membuatnya tersenyum tanpa ingin melirik siapa gerangan yang telah memanggilnya.
Siapa lagi? keponakan cantiknya bernama Senja?
“Sore juga keponakan Uncle yang cantik.” Ucapnya berbalik badan dan mengacak rambut senja.
“Hehehehe… Uncle bisa saja. Senja memang sudah cantik dari dulu Uncle. Dari lahir lebih tepatnya. “ Tawanya girang penuh dengan kepedean.
“Hahaha… iya Uncle tau itu. Kau keponakan uncle tercantik.” Ucap Uncle Iko tersenyum.
Tawa keduanya pun bersahutan , gembira dan sangat senang menjadi melodi indah pada sore hari itu.
“Anak gadis ibu sudah pulang to.” Ucap Bunda Nur tersenyum.
“Eh iya bunda, hehehehe… Assalamualaikum.” Ucap Senja mencium tangan Bunda Nur.
“Waaalikumsalam.” Ucap Bunda Nur.
“Ayo masuk lekas mandi.” Ucap Bunda Nur memperingatkan.
“Hehehhe… siap bunda muah….” Ucap Senja mencium pipi Bunda Nur.
“Uncle tidak dapat nih?” Ucap Uncle iku menunjuk pipinya.
“Ih Uncle!” Ucap Senja tersipu malu dan bergegas masuk kedalam.
Tawa Uncle Iko menggema pada sore hari itu saat berhasil menggoda keponakan cantiknya.
...🌺🌺🌺...
Malam harinya mereka semua berkumpul di meja makan menyantap hidangan sederhana yang ada di sana, namun sangat menggugah selera. Makanan khas nusantara sungguh membuat semua orang lupa diri.
Bagaiman tidak, dengan berbagai macam bumbu rempah-rempah dan berbagai cara pengolahannya membuat suatu produk makanan memiliki cita rasa tersendiri yang ditonjolkan dalam setiap daerahnya
Keluarga Ayah Fandy dan Bunda Nur hidup bahagia dan sederhana , rumah tangga keduanya terasa lengkap saat hadirnya bayi kecil mungil itu 18 tahun lalu yang diberi nama Senja Aulia Husna.
“Setelah ini lulus kau ingin melanjutkan sekolah mu dimana Senja?” Ucap Ayah Fandy bertanya.
“Senja ingin masuk dalam fakultas kedokteran ayah, karena senja ingin menolong dan menyembuhkan semua orang yang memerlukan bantuan Senja.” Ucap Senja berbinar.
“Ah keponakan Uncle memang hebat.” Ucap Iko tersenyum.
“Senja memang hebat Uncle itu pasti!” Ucapnya sombong.
Semua orang tersenyum mendengar penuturan senja saat ini, sungguh darimana senja memperoleh stock kepedean yang berlimpah seperti ini.
Walaupun hidup sederhana, Keluarga Ayah Fandy dan Bunda Nur cukup bisa menyekolahkan putri semata wayangnya meski putrinya memilih fakultas Kedokteran yang memang memiliki uang pangkal lebih tinggi bahkan paling tinggi dari fakultas lain.
...🌺🌺🌺...
Malam itu begitu Damai dan indah, Banyak bintang menghiasi langit hitam, membuatnya penuh makna malam itu.
Jangan lupakan rembulan yang seolah menjadi ratu dan memusatkan seluruh bintang ke arahnya.
"Uncle? ini sudah malam, Uncle tak tidur." Ucap Senja menegur Uncle Iko yang saat ini tengah duduk di halaman depan rumah memandang langit indah ciptaan yang kuasa.
"Kemari lah." Ucap Uncle Iko menyuruh Senja mendekat dengan lambaian tangan nya.
"Uncle hanya teringat keluarga Uncle." Ucap Uncle Iko sendu.
"Uncle tak boleh bersedih, Uncle disini punya Ayah, Bunda, dan Senja. Kita disini keluarga Uncle." Ucapnya menenangkan.
"Terimakasih pada kalian yang telah merawat Uncle, Senja." Ucap Uncle Iko sedih dengan tertunduk.
"Itu gunanya keluarga Uncle!" Ucap Senja memeluk Uncle yang berada di sampingnya.
Deg
Deg
Deg
Aneh sekali? kenapa jantung ku berpacu lebih tepat, bergetar seperti ini! apa aku memiliki riwayat penyakit jantung juga? Gumam Uncle Iko dalam hatinya.
"Sudah! ayo kita masuk Uncle!" Ucap Senja menarik tangan Uncle Iko untuk masuk kedalam.
"Angin malam tak baik untuk kesehatan Uncle, di umur yang sekarang bukan?" Goda senja dengan tersenyum jahil.
"Jadi? kau mengatakan Uncle sudah tua Senja?" Ucap nya dengan nada terkesan marah.
"Hahahaha.... " Tawa senja remeh mengejek kearah Uncle Iko.
Keduanya perlahan masuk, untuk beristirahat. Terlalu lama terkena Angin malam sungguh tak baik untuk kesehatan bukan.?
🎶🎶🎶🎶
Happy Reading ya guys!
Jangan lupa like, komen dan vote.
Agar ke depan nya lebih baik lagi.
Jari kelingking untuk novel ini tak akan ada adegan hapus!
Pokoknya harus tamat deh. Terimakasih ❤❤❤❤
"Gara...." Panggil Monica, yang tak lain Mamanya.
"Gara, ayo sarapan. nanti kamu terlambat datang ke sekolah." Titah sang Mama yang tak kunjung melihat Gara turun.
"Iya Mama, sebentar." Jawab Anggara yang masih merapikan baju sekolahnya.
Anak kecil tampan dengan sejuta pesona, meski usianya masih 10 tahun, tapi banyak para Mama muda yang menjodoh-jodohkan anaknya pada Anggara.
Bagaiman tidak? Dia akan menjadi pewaris kekayaan kedua orang tuanya, yang merupakan pebisnis sukses di Kalimantan.
"Cepat habiskan sarapan mu Gara." Ucap Sang Mama, meletakkan 2 lembar roti dan selai coklat untuk sarapan putra kesayangan nya.
"Oke mam." Ucap Gara tersenyum.
"Ini bekal mu, sudah Mama siapkan! jangan lupa dimakan ya putra kesayangan Mama." Ucap Mama Monica.
"Tentu Mama." Ucap Anggara tersenyum.
3 Bulan lalu, Saat Monica dan sang suami hendak menghadiri acara di salah satu acara pertemuan para pembisnis.
Naas, pesawat yang di tumpangi nya mengalami kecelakaan yang merenggut sang suami.
Beruntung sang putra saat itu tak mengikuti keduanya dalam perjalanan bisnis saat itu.
Monica salah satu korban selamat dari 10 orang yang selamat, dan ia sempat mengalami koma selama 1 bulan di rumah sakit.
Entah kebaikan apa yang telah ia lakukan di masa lalu sehingga ia dapat di berikan kesempatan hidup lagi.
Padahal saat itu dokter menyatakan kesempatan hidupnya sangat tipis.
Sedangkan suami dan semua korban? Tak di temukan bagaimana keadaan nya? Sekedar potongan tubuh saja? Tidak ada.
Tak hanya suaminya, bahkan penumpang lain nya pun juga seperti itu.
Malang sungguh,
Pencarian terus dilakukan selama kurang lebih 3 bulan hingga hanya membuahkan hasil 80% sisanya tak tau harus bagaimana?
Setelah sadar dari koma, Monika sempat mengalami depresi selama 1 bulan? mengapa Tuhan memberikan takdir sekejam ini pada kehidupan nya.
Takdir Tuhan begitu menyakitkan bagi Monika? namun bagaimana pun ia harus bangkit demi sang putra semata wayang nya.
"Nanti setelah pulang sekolah, Mama akan menjemputmu Gara." Ucap Mama Monica pada Gara saat mereka sudah berada di depan sekolah Anggara.
"Oke Mama. Gara masuk terlebih dahulu." Ucap Gara pamit mencium tangan sang Mama.
"Belajar yang rajin ya Gara." Ucap Mama Monica.
Sekolah tempat menuntut ilmu Anggara, adalah sekolah elit yang di khususkan bagi mereka para kaum menengah ke atas.
Dengan uang bulanan tak sedikit, namun? Pelayanan yang diberikan sungguh ekstra terbaik.
Tenaga pendidik yang mengajar pun juga berkualitas, hanya anak orang kaya yang mampu bersekolah. Jika ekonomi pas-pas an dan putra maupun putrinya ingin bersekolah maka hanya jalur prestasi yang dapat anak itu tempuh untuk bersekolah di sana.
Tentu dengan berbagai seleksi yang ketat.
🎶🎶🎶
"Pagi Ayah Bunda." Ucap Senja yang sudah rapi dengan pakaian sekolah nya, mencium pipi kedua orang tuanya.
"Pagi Uncle." Ucap Senja.
"Pagi juga." Jawab ketiganya serentak.
"Segera duduk senja, Ayo kita sarapan bersama." Ucap Ayah Fandy.
"Oke Ayah." Ucap Senja tersenyum.
Mereka berempat menyantap hidangan sederhana, pagi ini Ibu Nur memasak Nasi goreng dan telur ceplok tak lupa teh hangat sebagai pelengkap sarapan pagi itu.
Seusai sarapan,
"Oh iya Iko, nanti kau antar kan Senja ke sekolah, dan setelah itu beli lah bahan dagangan ini." Ucap Ayah Fandy menyerahkan apa saja yang harus ia beli untuk stock di toko nya.
"Baik Kak Fandy." Ucap Iko tersenyum.
...🌺🌺🌺...
"Belajar yang bener, jangan pacaran! Awas!" Ucap Uncle Iko memperingati Senja.
"Iya uncle! Aish kau seperti Bunda saat ini. Sungguh Cerewet." Ucap Senja mendengus dengan sebal.
"Senja, Uncle menasehati hal baik untukmu." Ucap Uncle Iko serius.
"Iya Uncle, senja akan belajar dengan giat." Ucap Senja terpaksa.
Senja perlahan melangkah masuk kedalam sekolahnya, Sedangkan Uncle Iko melajukan kendaraan nya ke supplier toko terbesar yang ada di kota itu, guna membeli persediaan yang sudah di tulis Kak Fandy dalam kertas nya.
Iko selama ini membantu semua pekerjaan di warung sembako milik Kak Fandy, sehingga Bunda Nur bisa lebih banyak meluangkan waktu istirahat di rumah.
Semenjak 2 bukan terakhir ini, perkembangan Toko sembako milik kedua orang tua Senja berkembang begitu pesan, dan akan segera membuka cabang kedua di kota tersebut.
Alhamdulillah...
Sudah bersyukur hari ini?
🎶🎶🎶
Happy Reading ya guys
Jangan lupa like, komen dan Vote.
Makasih udah mampir di cerita Author ini.
Semoga suka ya❤
🎶🎶🎶
"Kak, aku ada urusan. aku ingin pergi dahulu." Ucap Iko pada Kak Fandy yang tak lain Ayah kandung Senja.
"Iya Iko, jangan lupa jemput senja." Ucap Kak Fandy mengingatkan.
"Iya Kak." Ucap Iko tersebut dan melangkahkan kakinya pergi.
Dilakukan nya motor matic menuju ke klinik daerah setempat.
Sesampainya di klinik tersebut. Iko segera mendaftarkan dirinya dan menunggu giliran
Ia ingin memeriksakan jantung nya, apakah bermasalah atau tidak, karena berdebar dan berpacu sangat cepat.
"Bagaimana dok?" Ucap Iko bertanya seusai di periksa oleh sang dokter.
"Bapak sehat-sehat saja, dan tak ada masalah dengan jantung anda." Ucap Sang dokter.
Sehat? tidak ada masalah? tapi mengapa berpacu begitu cepat kemarin ya? Gumam Iko dalam hatinya.
"Ah terimakasih dok." Ucap Iko mengalami dokter tersebut, dan berlalu pergi meninggalkan klinik.
Montir nya melaju tak tentu arah! ingin ke sekolah senja tapi? ini belum waktunya keponakan cantiknya itu pulang
"Huh..." Helaan nafasnya begitu terdengar.
"Ah, aku akan makan siang terlebih dahulu." Ucap Iko dalam hatinya, ia kemudian berhenti disalah satu warteg langganan nya.
Menikmati sayuran yang di tumis tanpa minyak, dan masih ada yang lain nya. Warung Mbok Jumi namanya.
Wanita paruh baya yang masih giat mencari rezeki di tengah usianya yang seharusnya di rumah beristirahat semangatnya patut untuk di acungi jempol.
Cukup lama Iko menikmati makan siang nya, sesekali ia bercengkrama dengan Mbok Jumi Sang pemilik warung.
"Ah, sudah saatnya senja pulang." Gumam Iko menatap jam tangan yang ada di pergelangan tangan nya.
Langkah lebarnya perlahan keluar dari warteg tersebut, dan melajukan motornya ke sekolah senja.
"Uncle Iko." Sapaan hangat senja dari kejauhan saat melihat Sang Uncle duduk di atas motor.
"Itu uncle lo?" Bisik Nina pada telinga senja.
"ah iya, kenapa? itu Uncle Iko namanya." Gak senja tersenyum berbinar.
"Gila! ganteng Bandai kece abis! kalo gini ceritanya mah mau gue sama Uncle lo!" Ucap Nina spontan tanpa sadar menatap kekaguman yang besar pada Uncle Iko.
"Uncle gue yang ga mau sama lo! Hahahaha.." Tawa campah yang di tujukan Senja untuk Nina.
Nina, adalah sahabat dari Senja semenjak mereka masuk kedalam sekolah menengah akhir tersebut.
Tak hanya sahabat tapi ia juga teman sekelas bahkan sebangku senja.
Teman paling baik dan sangat mengerti isi hati Senja.
"Ini mah namanya rezeki atuh senja! Mengagumi ciptaan yang maha Kuasa!" Ucap Nina masih menatap Uncle Iko yang tersenyum.
Eits! tunggu senyum itu hanya di tunjukkan kepada Senja seorang yang tak lain adalah keponakan nya.
"Mata lu! minta di colok! Netes itu liur!" Ucap Senja menoyor kepala Nina.
"Eits! bohong lu ya! awas aja!" Ucap Nina kesal.
"Biarin, Wle!" Ucap Senja berlalu pergi menuju Sang Uncle yang telah menunggunya.
"Uncle sudah lama?" Tanya Senja saat sudah didepan Uncle Iko.
"Tidak! Ayo segera pulang!" Ucap Uncle Iko.
"Oke Uncle!" Ucap Senja tersenyum dan naik ke motor matic tersebut.
Pelan namun pasti, motor itu melaju membelah jalanan kota itu.
"Uncle! ke pantai sebentar!" Ucap Senja meminta persetujuan.
"Oke tuan putri!" Ucap Uncle Iko tersenyum.
...🌺🌺🌺...
Sesampainya di pantai, Senja berlari kecil menikmati deburan ombak air pantai itu.
Menikmati setiap hembusan angin pantai yang menyejukkan badan.
Rambut indah nya bergerak ke sana kemari mengikuti arah angin yang berhembus.
Senyum cantik tak lepas dari wajah bahagianya, sederhana ternyata membuat wanita bahagia.
Uncle Iko yang keponakan nya itu, tersenyum simpul di bibirnya. Ada rasa bahagia yang menyelimuti hatinya.
"Uncle Iko sini!!!!" Teriak Senja menyuruh Uncle Iko untuk mendekatinya.
"Oke, Keponakan Uncle yang cantik." Ucap Iko melangkah lebih cepat ke arah Senja.
...🌺🌺🌺...
Terduduk di bibir pantai setelah menyantap sebuah es kelapa muda berdua.
Sangat romantis bukan? Seperti istilahnya sepiring berdua 😂 Hehehe....
"Uncle makasih ya sudah nemenin Senja kesini?" Ucap Senja tersenyum.
"Ah tentu, jika keponakan Uncle ini bahagia, Uncle juga ikut bahagia!" Ucap Uncle Iko gemas mengacak rambut dari Senja.
"Uncle! Nanti berantakan!" Ucap Senja mengerucutkan bibirnya ke depan
"Hey! kau tampak jelek seperti itu! atau kau ingin memberikan Uncle ciuman terima kasih?" Ucap Uncle Iko menggoda senja dan tersenyum evil.
"Uncle!!" Ucap senja menahan malunya.
"Iya sayang. Kenapa?" Ucap Uncle Iko.
Blush...
Semburat merah langsung tergambar kedua pipi Senja kalau sore itu.
"Sudah Uncle! jangan menggodaku!" Ucap Senja melipat kedua tangannya dan melangkah pergi.
"Uncle ayo pulang! Bunda udah nyariin." Ucap Senja tersenyum pada Uncle Iko.
"Siap bos!" Ucap Uncle Iko.
Keduanya pun melajukan motornya dan pulang ke rumah.
🎶🎶🎶
Happy Reading ya guys! jangan lupa like komen dan Vote.
❤❤❤❤❤
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!