NovelToon NovelToon

CINTA SUCI DAMAR DAN ELEA

BAB 1.PROLOG

Elea

Gadis cantik, pintar dan ramah, serta peraih juara 1 lomba Sains saat SMA kelas 3. Elea anak pertama dari pasangan Muzadi dan Prameswari, dan memiliki 2 adik laki laki kembar, Dion dan Doni.

Elea yang dulunya adalah gadis yang sangat pendiam, namun sekarang berubah menjadi gadis yang sangat periang, supel, humble, dan menarik. Bahkan banyak lelaki yang mencintainya, namun selalu di halangi oleh sahabatnya, dialah Sekar.

Sekar

Gadis cantik yang periang, dan peramah, serta pandai. Sekar adalah keturunan dari kuarga MAHARDI yang terkenal konglomerat, namun tak membuat Sekar menjadi gadis yang congak dan sombong.

Sekar sendiri anak ketiga dari keluarga Mahardi. Kakak perempuannya bernama Cempaka, dan kakak sulungnya bernama Damar.

Damar

Kakak sulung dari Sekar yang menjabat sebagai CEO perusahaan terbesar di Asia, dan juga memiliki beberapa cabang di berbagai negara Eropa.

Awal jumpa Damar dengan Elea

Pagi Hari ini Sekar sampai di dalam kelasnya, nampak di sana Elea sudah menunggu kedatangan sahabatnya yang selalu ceria, namun Sekar yang biasanya cerewet dan banyak bicara, hari ini terlihat cemberut dan tak bergairah, sepertinya sahabat satu satunya ini sedang ada masalah.

Elea menegur Sekar yang sudah duduk di sampingnya.

" Selamat pagi sekar... tumben wajahnya di ditekuk kayak gitu? Ada masalah ya? Bagi bagi dong, biar gk keberatan, nanti kulit wajahmu cepat keriput lo." Elea membelai lembut tangan Elea yang terkepal.

" Huh... aku tu lagi males banget berdebat hari ini, kamu tahu tidak, apa yang dilakukan kakakku yang paling ganteng, dingin dan songong itu?" Elea menggalang lembut sambil menahan tawanya.

Sekar :"Tadi pagi dia tidak mau mengantarkan aku sekolah, karena hari ini mama dan papa tidak bisa mengantar aku sekolah, karena ada meeting pagi."

" Terus kenapa kakak kamu tidak mau mengantar kamu Sekar? Mungkin kamu ada salah ya sama kakak kamu?"

" Mana ada aku yang salah, kakakku Damar itu tidak pernah sayang sama aku, bahkan jarang bicara sama aku, biasanya hanya berbicara dengan mbakku saja." Sekar meneteskan air mata di pipinya.

" Jangan seperti itu, kadang seseorang tidak bisa mengekspresikan perasaan nya dengan kata kata, tapi dengan perbuatan." Elea meyakinkan sahabatnya bahwa sebenarnya kakaknya juga menyayanginya.

" Apa benar seperti itu?" Sekar sedikit terkejut.

" Tentu saja, contohnya aku, kadang aku marah marah, pada kedua adikku, tapi sebenarnya aku sangat sayang pada kedua adikku, kadang rasa sayang kita terlihat berlebihan, karena rasa sayangku pada adikku, hingga membuat mereka sedikit terkekang, itulah seorang kakak."

" Jadi seperti itu ya?" Sekar tersenyum.

" Sebenarnya apa yang kakak mu lakukan padamu tadi?" Selidik Elea.

" Hehe... aku di suruh hafalan surat surat pendek sebelum berangkat sekolah."

Sekar menundukkan kepalanya.

" Waah... bagus dong, ada kakak yang perhatian sama kamu, seharusnya kamu bersyukur Sekar, kakak mu sayang sama kamu." Elea mengusap usap punggung telapak tangannya, dan tersenyum.

" Bener banget, kadang mama sama papa terlalu takut jika aku tak sepandai kedua kakakku, jadi setiap hari maka selalu menemaniku belajar." Sekar tersenyum mengingat mamanya.

" Aku jadi iri sama kamu, semua pasti sayang sama kamu, kalau aku, karena ayah dan Bundanya hanya lulusan SD, jadi yang mengajari kedua adikku ya aku, tapi aku bahagia, aku bisa mengingat pelajaran yang telah lama."

" Pantas saja kamu selalu bisa menjawab pertanyaan dari guru, ah aku jadi iri sama kamu El."

" Ya kita punya kehidupan masing masing, yang penting kita ikhlas, dan istiqomah, pasti akan berhasil, semangat." Elea mengepalkan tangannya keatas.

" Semangat..." Sekar pun ikut mengepalkan tangannya.

" Aku jadi penasaran dengan kakak kamu yang dingin dan jutek itu?" Elea membayangkan wajah Damar kakak Sekar.

" Jangan pernah membayangkannya, karena kamu pasti akan sebel melihatnya, dia itu menjengkelkan, bawel, suka usil, jahil, dingin, pokoknya yang jelek jelek ada sama kak Damar." Sekar nampak berapa api saat memprediksikan kak Damar.

" Semakin kamu membencinya, aku semakin penasaran Sekar, seperti apa sih kakak mu yang jelek itu." Elea sedikit penasaran seperti apa kepribadian kakak dari sahabatnya yang termasuk keluarga terkaya dan terkenal.

" Jangan kamu kira kakakku jelek rupa ya, aku akui aku mirip dengannya, tapi sifatnya gak ada sama sepertinya". jawaban ketus Sekar.

" Ok... akan aku buktikan nanti kalau aku main ke rumah kamu." Elea menantang Sekar.

" Bagaimana kalau hari ini? Bu Rifda gak masuk kan?" Sekar bahagia mendengar temanya ingin main ke rumahnya.

" Ok, aku telpon bunda dulu ya, biar gak cari aku." Elea mengeluarkan hand phone dari tasnya.

" Ok." ucap sekar.

5 menit kemudian bel tanda masuk kelas berbunyi, menandakan pelajaran akan di mulai.

Sepulang Sekolah

Sepulang sekolah, Sekar mengajak Elea untuk mampir kerumah Sekar.

Saat sampai didepan gerbang rumah Sekar, Elea sempat tertegun dengan bentuk rumah Sekar yang sangat lah besar, bahkan tampak seperti rumah para selebritis kaya.

Elea bahkan sangat canggung untuk masuk kedalam, namun pergelangan tangan Elea di tarik paksa oleh Sekar, sehingga tak mampu untuk menolak masuk kedalam rumah.

Elea yang sedikit berantakan pun akhirnya masuk dan duduk diruang tamu, Elea yang terkagum dengan seluruh ruangan yang di penuhi dengan foto keluarga, Eleapun tertegun ketika melihat foto keluarga yang ada di sana.

Elea melangkahkan kakinya mendekat pada bingkai foto keluarga tersebut, Elea memandang seluruh foto keluarga Sekar, dari papa, mama, kakak perempuan Sekar, dan yang Elea sukai adalah saat matanya menatap foto kakak sulung Sekar yang selama ini Sekar ceritakan kepada Elea.

Elea nampak tersenyum, mengingat cerita Sekar yang selalu bertengkar dengan kakaknya. Benar kata Sekar, wajah mereka sama, namun ada sedikit perbedaan pada hidung Sekar dengan hidung mancung kakak sulungnya itu.

Tanpa Elea sadari, Elea memandang foto Damar yang terlihat sedang berpose memetik gitar, tanpa Elea sadari, dia membelai foto tersebut dan tersenyum.

Dalam hati Elea, ada sedikit kekaguman pada Damar, dari cerita Sekar setiap harinya, entah mengapa, Elea selalu penasaran dengan Damar kakak Sekar yang selalu perfect.

Di tempat lain Damar sedang mencari flash disk yang tertancap di laptop nya. Damar pun teringat kalau dia meninggalkan laptop nya di ruang tengah.

Saat berjalan menuju ruang tengah, Damar di kejutkan dengan sosok gadis cantik yang tinggi tak seperti di usianya, bahkan lebih tinggi dari Sekar, bertubuh ramping dengan rambut di ikat sedikit berantakan dan baju basah karna kehujanan.

Seketika itu Damar terpaku dengan ciptaan Allah yang sangat sempurna, keluguan dan kepolosan masih nampak di wajahnya, perlahan Damar mendekati Elea yang mengusap fotonya yang berbingkai tersebut.

Elea yang menyadari kehadiran seseorang dari belakangnya pun menoleh, tatapan keduanya terkunci, sama sama mengagumi satu sama lain, bahkan Elea sangat terpesona dengan sosok yang sering kali Sekar ceritakan.

Begitu juga dengan Damar, dia nampak terpesona dengan gadis cantik natural yang pertama kali dilihatnya, jantungnya berdengung kencang, ada sesuatu yang berdebar dalam hatinya, Damar sendiri tak tahu itu, baru pertama kalinya Damar merasakan perasaan seperti ini.

KELULUSAN

Tatapan keduanya terkunci, saling mengagumi satu sama lain, namun hanya di dalam hati saja, tak ada suara, tak ada pergerakan, keduanya sama sama mematung dengan perasaan masing masing.

Tak beberapa lama Sekar memecah keheningan mereka, dengan menyentuh lengan kakaknya, dan bergelut manja.

" Maaf ya kak, Sekar tidak mengatakan kalau Sekar ada di sini."

" Hmmm... kenapa baju temanmu basah? Apa kalian naik angkot lagi?" tanya damar pada Sekar dan Elea.

" Ha... darimana kakak tahu?" Sekar terkejut.

" Tahulah, lain kali telpon aja, biar kakak jemput, jangan hujan hujanan lagi, nanti sakit." ucap Damar ketus.

" Sekar tidak akan ulangi lagi, oh ya kak, nanti habis maghrib sekar mau setoran surat surat pendek sama kakak ya, boleh ya,biar besok pagi sekar gak terlambat ke sekolah." sembari mengedipkan matanya. Dan di balasnya dengan senyuman dan anggukan Damar.

Sejak saat itu, Damar menaruh hati pada Elea, ada maghnet tersendiri dalam tubuh Elea, yang mampu menghipnotis Damar, sehingga membuat Damar tak mampu berpaling dari Elea.

Sejak pertemuan pertama mereka kala itu, Damar masih menyimpan rasa cinta kepada sahabat adiknya itu, bahkan Damar masih saja mencari informasi tentang gadis pujaannya itu, tanpa sepengetahuan adiknya, karena tak mau seluruh keluarganya tahu akan kisah cintanya.

6 TAHUN KEMUDIAN

Saat ini adalah hari kelulusan Sekar, Sekar meminta seluruh keluarganya untuk hadir di acara pelepasan kelulusannya. Tidak terkecuali kakaknya Damar, karena Damar akan mengisi dalam acara perpisahan tersebut, dengan undangan sebagai motivator alumni dan senior di sekolah Sekar.

" Kakak, kata bapak wali sekolah, kak Damar di minta menjadi pembicara sebagai motivator alumni sekolah,yang berhasil,kakak mau kan?" ungkap Sekar menyampaikan keinginan wali sekolah.

"InsyaAllah, kakak lihat dulu jadwal kakak ya, siapa tahu kakak sibuk".jawab Damar tanpa melihat Sekar.

"Usahain dong kak, kan sekali seumur hidup buat sekar, please ya kak..?" Sekar menangkupkan kedua tangannya sembari mengedipkan matanya dengan gemas.

Damar yang mendengar permintaan adik bungsunya pun menyetujuinya, bahkan Damar sudah mempersiapkan hadiah untuk adiknya sekar.

Tibalah hari di mana acara perpisahan akan di mulai, semua persiapan untuk acara sudah selesai, acara yang dimulai pukul 10 pagi itu sangatlah ramai, ditambah dengan adanya band ternama di ibukota, yang ikut merayakan hari kelulusan mereka, namun saat Damar datang ka Aula kampus, semua terdiam, seakan terhipnotis dengan kedatangan Damar.

Namun yang terjadi justru sebaliknya, Damar berhenti berjalan saat sorot matanya bertemu dengan sorot mata Elea yang menjadi host pada acara tersebut.

Damar sempat berhenti, dan memegang jantungnya, menatap senyuman manis gadis pujaan hatinya yang telah mengisi hati nya selama 6 tahun ini. Entah sihir apa yang Elea gunakan, bahkan Damar tak bisa berkedip memandang Elea.

Namun belum 1 menit Damar berhenti, asistennya Joe memberikan sentuhan di punggungnya untuk melanjutkan ke tempat duduknya.

Kedatangan Damar memang sudah di rencanakan, karena Damar sendiri di daulat menjadi Motivator dan juga Senior dari alumnus sekolahan nya.

Damar tak mampu menahan gejolak di hatinya, bahkan dia sendiri susah bernafas, perasaan seperti ini sudah ia miliki sejak pertama bertemu dengan Elea, ya Gadis cantik yang selalu membuat Damar sesak nafas dan tak bisa tidur.

Saat ini Elea menyambut kedatangan keluarga Mahardi dan terutama Damar, sang motivator yang di tunggu tunggu kehadirannya.

" Terima kasih kepada seluruh keluarga Mahardi yang telah datang pagi hari ini, bapak Mahardi, ibu Mawar, senior Cempaka, dan juga sang Motivator kita sekaligus senior kita, Damar gemilang, yang selalu kita nantikan kehadiran dan kedatangannya, terimakasih banyak, sudah meluangkan waktunya untuk menghadiri acara perpisahan ini.

Acara selanjutnya adalah pembagian kelulusan dan pembagian beasiswa kepada siswa yang berprestasi, kepada bapak kepala sekolah, kami persilahkan."

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh... ".bapak kepala sekolah mengucapkan sedikit pidatonya sebelum memberikan penghargaan kepada siswa siswi berprestasi

"Sebelum Pembagian tanda kelulusan, saya akan mengumumkan siswa dan siswu yang berprestasi,dan memiliki nilai tertinggi di antara semua murid yang ikut ujian nasional tahun ini. Peringkat ke 3 dari nilai tertinggi adalah Xavier, dan peringkat ke 2 adalah Sekar, dan peringkat pertama adalah... Elea...

Selamat buat kalian bertiga, dan kalian berhak mendapatkan beasiswa di kampus yang kalian inginkan.semoga dengan adanya beasiswa ini, menjadikan penyemangat kepada anak anak yang tahun depan mengikuti ujian nasional".ungkapan harapan bapak kepala sekolah.

Pemberian Penghargaan dan penerimaan beasiswa di berikan oleh bapak Mahardhika, sedangkan pemberian hadiah dari sekolahan di berikan oleh Damar.

Acara berjalan dengan di akhiri dengan pembekalan dan motivasi dari sang Motivator Damar Gemilang.

Tepat pukul 3 sore acara pun telah usai, keluarga Mahardhika memberikan SURPRISE pada Sekar, dengan mengajak makan bersama seusai menghadiri acara perpisahan. Namun sebelum meninggalkan tempat, Mahardhika meminta asisten Joe untuk mengajak sahabat Sekar, untuk ikut makan bersama.

" Maaf dek Elea, dek Elea di ajak makan bersama keluarga pak Dhika, sebagai ucapan selamat pada dek Elea, bagaimana?" joe meminta Elea bergabung merayakan kelulusan bersama keluarga Mahardika.

" Maaf kak, Elea hadir bersama keluarga, jadi maaf, belum bisa ikut, sekali lagi maaf." Elea menolak ajakan kak Joe.

Tanpa sengaja Ayah Elea mendengar percakapan antara Elea dengan asisten Joe, seketika ayah Elea memanggil Elea.

" El.. ayuk kita pulang, ibumu pasti sudah menunggu di rumah, kamu tahu kan? Ibumu pasti akan marah bila kita terlambat." tutur ayah pada putrinya Elea.

" Baik ayah, Elea pamit pulang dulu ya kak, Assalamualaikum..." Elea meninggalkan Joe.

" Waalaikum salam..." jawab Joe

Elea meninggalkan gedung perpisahan diikuti sanga Ayah yang berada dibelakangnya. Elea tahu ayahnya pasti akan marah, karena Elea berhubungan dengan orang yang tak dikenal, dan juga siapapun tahu kalau yang mengajak Elea berbincang adalah asisten dari sang Pengusaha terkenal, kaya, dan terpandang.

Joe yang mendapatkan penolakan dari Elea pun langsung menghampiri bos besarnya di Restoran hotel milik mereka.

" Assalamualaikum bos, maaf bos, nona Elea menolak undangan makan siang anda."Joe melapor pada ayah Sekar.

" Benarkah? Sayang sekali ya, padahal sekar sudah menunggu disini." Pak Dhika menyayangkan penolakan Elea.

" Maaf, kayaknya mereka sangat tergesa gesa, mungkin ada urusan yang mendadak." alasan Joe pada pak Dhika.

" Tak apa apa, lain kali aku akan mengindangnya untuk makan malam di rumah bersama Sekar." Ucap pak Dhika.

" Ok bos, saya pamit dulu bos" Joe pun pamit undur dari hqdapqk keluarga Mahardhika.

Sesampainya dirumah, Elea langsung menghampiri ibunya yang sedang sakit, dipeluknya ibunya, dicium pipinya, bahkan Elea menangis penuh kebahagiaan.

Elea menunjukkan pada ibunya, bahwa Elea bisa menjadi juara dan mendapatkan beasiswa, walau harus menjaga ibunya yang sakit sakitan.

" Bunda, lihatlah, El tetap jadi juara kan? Karena El tahu, bunda selalu mendoakan El, bahkan pengorbanan El pun tak akan El gunakan sebagai alasan untuk berbalas malasan, makasih bunda, sudah mendoakan El, kedepannya El akan mendengarkan semua nasehat bunda. " Elea memeluk bundanya dengan erat.

" Selamat ya kak, semoga ilmu kakak bermanfaat. Bunda selalu berharap, kakak akan menjadi anak yang berbakti kepada orangtua, dan akan mengangkat derajat keluarga kita, amin..."Doa bunda untuk Elea.

" Amiin ya bunda, El juga dapat beasiswa lo bun, mungkin El akan kuliah bareng Sekar, universitas Mahardhika." Elea bahagia dengan prestasinya.

" Jangan bermimpi nak, bunda takut kamu gak bisa mewujudkannya, dan akan tersakiti." Nasehat bunda untuk Elea.

" Bunda jangan khawatir ya, alhamdulillah Elea dapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di universitas yang Elea mau." ucap Elea sangat bersemangat.

" Bunda harap, mereka menepati semua janji janji yang di ucapkan ya nak, dan kamu bisa mewujudkan impian kamu untuk bekerja di perusahaan Mahardhika." tutur bunda pada Elea putrinya.

" Amin ya bunda, ya sudah El mau masak dulu ya, bunda pasti belum makan siang kan?"Elea bangkit dan berjalan menuju dapur.

Namun belum tiga langkah Elea berjalan, ayah sudah memanggil Elea.

" Elea.... Karena hari ini hari spesial, hari ini Ayah sudah memesan makanan di warung pojok, ikan bakar dan ayam goreng kesukaan Elea, jadi gak usah masak ya." Tutur ayah pada putrinya.

" Terima kasih Ayah, tapi jangan sering sering ya ayah, lebih baik kita berhemat, untuk Dion dan Doni yang sebentar lagi akan masuk SMA." sanggah Elea yang tak ingin ayahnya mengeluarkan uang banyak.

" Untuk hari ini saja kok, besok juga kita harus puasa lagi."Ucap ayah memelas.

"Ha.... " semua serempak menoleh ke arah Ayah.

STOP

" Ayah hanya bercanda, hari ini Ayah sudah persiapkan hadiah untuk kakak, dan juga makan siang bersama, ayok kita makan." Ayah mengajak anak anaknya untuk mempersiapkan makan siang yang istimewa hari ini.

" Ayah bikin kaget saja, kalau tahu hari ini makan enak, tapi besok puasa, mending sekarang dan besok makan nasi sama garam, betul gak Dion?"

Doni terkejuti dengan candaan sang Ayah saat ini.

" Yup, betul banget."Dion pun merasa kesal terhadap Ayahnya.

Keluarga Elea makan siang bersama dengan menu favorit mereka, ikan bakar dan ayam goreng spesial warung pojok.

Tidak terlalu mahal, tapi mereka sangat bahagia, semenjak ibu Elea sakit, Elea menjadi lebih hemat dari sebelum sebelumnya, bahkan Elea tidak pernah menghabiskan uang sakunya, demi menabung, ditambah lagi sekarang Elea harus membuka warung milik ibunya yang saat ini Elea kelola, sehingga Elea benar benar tahu pengeluaran dan pendapatan kedua orang tuanya.

____________________________

Sementara di Restoran hotel Mahardhika, tuan besar Dhika memberikan hadiah pada Sekar sebuah mobil sport yang jadi impian sekar.

" Terima kasih Papa, Mama, kak Cempaka, oh iya, ingat ya kak Damar, hadiah kakak gak lupa kan?" Sekar menagih janji Kakak nya.

" Memangnya kaka janjiin Sekar apa? Perasaan gak ada deh?" Damar pura pura lupa akan perjanjian mereka beberapa hari yang lalu.

" Bukankah kakak sudah berjanji, kalau Sekar masuk 3 besar kakak akan beri sekar uang saku tiap bulan, saksinya kak Joe lo." Sekar mengerutkan bibirnya yang seksi.

" Masak sih, kakak gak ingat deh, kapan ya?" Damar mengerutkan dahinya, berpura pura tak ingat apapun.

" Mama, kak Damar jahat ma, janjinya gak ditepati, padahal kan Mama selalu bilang gk boleh ingkar janji." Sekar merengek pada mamanya.

" Ok ... kakak gak lupa kok, cuma pengen liat aja muka adek yang lucu dan imut ini." Damar mencubit pipi Sekar dengan gemasnya.

" Oh ya Sekar, bukankah Elea itu sahabat kamu ya? Kenapa gak di ajak makan sekalian saja sama kita?" Mama membuka pembicaraan tentang Elea, dengan sedikit melirik ke arah anak sulungnya Damar.

" Elea itu anak yang patuh sama kedua orang tuanya ma, sekarang Elea juga harus jaga ibunya yang sedang sakit, bahkan El harus berjualan di toko, sambil belajar dan menjaga ibunya, masak, dan mencuci pakaian orangtua dan kedua adiknya. Mama gak marah Sekar bersahabat dengan El?" Selidik Sekar melirik pada kedua orangtuanya.

" Kenapa harus marah? Jangankan menjadi sahabat Sekar, kalau jadi menantu juga mama gk apa apa kok, betul gak pa?" Mama melirik ke arah suaminya yang sedang memakan es krim.

" Betul ma, tapi mama juga gk boleh gitu, siapa tahu Damar sudah punya kekasih, namun belum diperkenalkan saja pada kita." Papa sedikit menarik ulur agar tak terlihat sangat terobsesi menjadikan Elea sebagai menantunya.

" Bukanya si Vera suka kejar kejar kamu ya kak? Sejak SMA sampai sekarang juga masih sering datang ke kantor kakak?" Cempaka nampak menggoda kakaknya yang sudah diam seribu bahasa .

" Tidak kok, kami hanya teman biasa saja, tidak lebih, dan kakak mohon jangan bahas Vera saat makan, aku tidak suka." Damar memperingatkan adik nya dengan tegas.

Semua terdiam, mendengar perintah kakaknya yang sangat tidak suka untuk membahas tentang Vera. Tak beberapa lama, Sekar membuka pembicaraan tentang Elea kembali.

" Ma, Elea anak yang baik lo, bahkan dia berkorban demi adik adiknya, sering aku lihat dia mengumpulkan uang sakunya, untuk membayar sekolah adik adiknya, bahkan setiap hari Sekar lihat El tak pernah jajan, selalu bawa bekal dari rumah, dan hebatnya El, dia bisa jadi Viral di sekolah, hanya gara gara nasi bekal yang di bawanya, dan juga selalu jadi juara kelas, Sekar saja belum bisa bersaing dengan El, ma." adu Sekar pada mamanya.

" Anak yang baik, pasti akan menjadi contoh bagi teman temannya."ucap Mama Sekar.

Damar yang mendengar pembicaraan mereka hanya seputar Elea saja, membuat kepalanya pusing dan jantungnya berdebar kencang, Damar tak mampu lagi mendengar nya, atau akal sehatnya akan hilang seketika. Damar pun menghentikan pembicaraan mereka.

" STOP, kalian semua hanya membicarakan tentang Elea saja, apa gak ada topik yang lain? Bikin pusing kepala saja!" Damar sedikit berteriak.

" Memangnya kenapa? Toh gak ada salahnya kan kami bicara tentang Elea, kok kamu yang sewot Damar, lagipula apa yang kamu pusing kan? Kalau kamu tidak suka ya jangan di dengarkan." tutur papa pada Damar.

" Kak Damar gak asik deh, masak dengar nama Elea aja marah, memangnya Elea punya salah sama kakak?" Cempaka meneliti wajah kakaknya yang sedikit memerah.

" Iya nih... kakak sensi banget deh denger nama Elea... hayo... kakak suka ya sama Elea? Ngomong aja kak, kalau mama sama papa gak setuju nanti biar Sekar yang rayu mereka, bagaimana kak?" Sekar menarik turunkan alisnya sambil memandang kakaknya yang sedang salah tingkah dengan mengaduk aduk makanannya.

" Papa no comment ya, yang penting kalian bahagia saja, saran Papa, jangan terlalu lama, nanti di ambil orang baru tau rasa, ya kan Ma?". Papa menggenggam tangan mama.

" Bener banget pa, apa salahnya si jujur kak?" Mama bertanya pada Damar.

Akhirnya Damar membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan kedua orang tuanya dan adik adiknya.

" Sebenarnya kakak takut ma pa, kalau kalau papa sama mama gak setuju dengan pilihan kakak, dan satu lagi, kakak takut di tolak sama Elea, apalagi Elea gadis yang cantik dan periang, serta pandai, pasti banyak cowok yang mencintai dia." Damar memandang ke arah papanya.

" Sebenarnya Sekar sudah berusaha lo kak, mendekatkan kakak dengan Elea, tapi kakak selalu menghindar bila Elea datang kerumah, dan setiap kali Elea bertanya tentang kakak, Sekar gak bisa menjawab apa apa, karena kakak gak pernah di rumah, banyak hal yang Sekar lakuin buat kakak, seperti menjauhkan Elea dari cowok yang mengejar El, bahkan El sampai bingung sendiri, kenapa Sekar selalu menjadi orang yang terdepan bila menghadapi cowok cowok yang gombalin Elea." ucap Sekar pada keluarganya.

" Maaf kan kami ya kak, sebenarnya kami sudah tahu kakak suka sama Elea, tapi apa kakak tidak ingin berusaha, kalau dilihat lihat, sepertinya Elea juga punya rasa kagum lo sama kakak, tinggal kakak dekati lagi aja, jangan hanya lihatin foto doang, kan bisa di lihat langsung, tapi kalau sudah halal ya." ucap sang mama yang juga mengetahui perasaan kakaknya dari Sekar.

Damar tersentak kaget, semuanya mengetahui rahasia nya selama ini, yang mencintai Elea dalam diam.

" Mama tahu dari mana kakak memiliki foto foto Elea?"

" Sudah lah ma, sebaiknya kita bongkar aja, dari pada dia tambah penasaran, lagi pula kakak gak peka sama Elea, jadi kayaknya kita yang harus bertindak." saran Cempaka.

" Mau dengar cerita mama?" Semua mengangguk.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!