...kelanjutan Kisah Suami Pilihan Papa2...
Dimalam yang sunyi
Seorang wanita sedang duduk menatap keluar Jendela,mata nya melihat ke langit - langit malam yang di penuhi bintang - bintang Kecil.dengan sebuah lukisan di tangan nya.
Jeslin.
Seorang Gadis yang di kenal cantik dan juga periang yang sedang duduk menatap Keluar jendela.
Hari ini ia sangat sedih karena tak mampu meraih cita - cita nya menjadi seorang pelukis karena di tuntut Ayahnya untuk meneruskan perusahaan keluarga nya.
Setelah menyelesai kuliah nya dan mengambil Gelar S1,ia masih ingin bermain - main dan tidak ingin cepat turun kedunia bisnis.Memasuki Bulan 3 setelah kelulusan nya,Jeslin masih belum memberi keputusan kapan ia akan bergabung di perusahan itu.
Ia kadang menghabiskan hari nya dengan melukis dan bersantai dengan kedua sahabat nya Kinan dan Joana.
Ayah nya terus bertanya kapan ia akan bekerja di perusahaan,membuat Jeslin merasa Risih dan terus kepikiran perkataan Ayah nya.
Saat ia sedang melamun,dering telefon berbunyi.
Jeslin bangkit dari duduk nya dan mendekati ponsel nya yang terletak di samping tempat tidur.Ia melihat Nama sahabat nya menghubungi nya.
"Iya Kin." Kata Jeslin.
"Kau sedang apa Jeslin?,apa kau sudah tidur?." Tanya Kinan.
"Belum,Hanya sedang bersantai,kau sendiri lagi apa?,Bagaimana keadaan keponakan ku didalam perut mu itu?" Tanya Jeslin tersenyum.
"Baik,apa kau mau bicara dengannya?" Tanya Kinan.
"Emangnya bisa?"
"Bisa,setelah dia lahir nanti." jawab Kinan dan tertawa bersama.
"Kau ini,menelepon ku hanya ingin membuat aku tertawa dan membangunkan tetangga ku?." Kata Jeslin kembali tertawa dan mengeleng - geleng kan kepala.
"Ada apa Kinan?,Tidak biasa nya kau menghubungi ku malam - malam begini?" lanjut Jeslin.
"Haha,Aku hanya ingin memberi tahu mu,kalau lusa ada Pameran Lukisan di gedung Suan,Aku pikir kau belum tahu,jadi aku coba menghubungi mu." Jelas Kinan.
"Benarkah?,Aku memang belum tahu Kinan,aku pasti akan datang." Jawab Jeslin.
"Aku tahu kau pasti menyukai nya." Kata Kinan.
"Kau sudah seminggu tidak datang,Apa kau sudah bekerja di perusahaan Ayah mu?" Tanya Kinan lagi.
"Belum Kin,aku hanya sedang malas saja untuk keluar." Jawab Jeslin.
"Main lah kerumah Jes,aku merindukan mu." Kata Kinan.
"Benarkah?,Aku juga merindukan mu." Balas Jeslin.
"Besok aku akan datang Kin,kau mau makan apa,biar ku belikan saat aku menuju kesana?." Tanya Jeslin.
"Aku hanya ingin kau datang saja,aku merindukan mu dan Joana,tapi Joana sekarang sudah sibuk dan tidak ada waktu untuk ku lagi,selagi kau belum bekerja aku ingin bisa menikmati hari dengan mu." Kata Kinan.
"Baiklah Kin,aku besok Akan datang." Jawab Jeslin.
Setelah mengobrol beberapa saat dengan Kinan di telefon,Jeslin pun membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
Sembari melihat lukisan pemandangan yang ia lukis,membuat ia kembali bersedih lagi karena tidak bisa menjadi seorang pelukis yang menjadi mimpi nya dari ia remaja.
"Mungkin aku harus menguburkan Mimpi ku untuk menjadi seorang pelukis,Papa dan Mama juga tidak menyetujui nya,andai kan aku punya Kakak laki - laki,aku tidak perlu harus dipaksa untuk memimpin perusahaan Papa,aku sangat tidak menginginkan posisi itu, bahkan aku kuliah pun harus mengambil Jurusan Bisnis." Gumam Jeslin.
Ia pun memejam kan mata nya sembari memeluk lukisan milik nya dan ia pun terlelap tidur.
.
.
.
.
.
Bersambung
Pagi Hari.
Jeslin keluar dari kamar dan ke Meja makan untuk sarapan bersama Ayah dan Ibu nya.
"Pagi Papa,Mama." Sapa Jeslin sembari mencium pipi Papa dan Mama nya,sebelum ia duduk untuk sarapan.
"Pagi Nak,kamu sudah rapi mau kemana?." Tanya Ibu Jeslin yang bernama Vika.
"Mau ke rumah Kinan Ma." Jawab Jeslin.
"Mau sampai kapan kamu bermain - main Jeslin,Kamu kan sudah selesai kuliah nya,kapan akan membantu Papa di kantor." Tanya Pak Joko.
"Iya Pa,Jeslin janji akan mulai kerja di kantor Papa Awal bulan nanti." jawab Jeslin yang sudah tak sanggup lagi menolak.
"Bagus,Papa akan menunggu Awal bulan nanti." Jawab Pak Joko tersenyum karena Jeslin lah satu - satu nya pewaris perusahaannya.
Selesai sarapan,Jeslin pun pamit dan berangkat ke rumah Kinan,sebelum ia ke rumah Kinan,Ia membeli kue kering untuk Kinan.
Sesampai dirumah Kinan,Jeslin pun bersantai dan mengobrol dengan sahabat nya itu setelah seminggu lebih ia tak berjumpa.
Perut Kinan yang Kini kian membesar dan menjelang minggu kelahiran anak nya bersama Yoga mengharuskannya untuk tetap dirumah,Kedatangan Jeslin sangat membuat ia senang karena membuat ia menghilangkan Bosan karena terus dirumah.Sementara Joana sedang sibuk dengan kerjaan nya setelah lulus kuliah.
"Jeslin,apa kau punya rencana untuk melanjutkan S2 mu?" Tanya Kinan.
"Seperti nya tidak untuk saat ini,tapi mungkin saja aku akan berubah pikiran." Jawab jeslin tersenyum.
"Aku ingin melanjutkan S2 ku,tapi seperti nya itu hal yang tidak mungkin." Kata Kinan sembari mengelus perutnya yang besar itu.
"Apa yang kau pikirkan,Apa kau ingin membuat keponakan ku ini bangga karena Ibu nya lulusan S2." Goda Jeslin tersenyum sembari mengelus Perut Kinan.
Kinan pun tertawa mendengar perkataan Jeslin.Saat Jeslin dan Kinan sedang berbincang,tiba - tiba Bel rumah Kinan berbunyi.
"Biar aku saja yang membuka nya." Kata Jeslin dan Kinan pun mengiyakan.
Saat Pintu terbuka,Mata Jeslin membulat kaget melihat siapa yang datang.
"Max." Ucap Jeslin.
Max sosok Pria yang selalu membuat nya marah dengan panggilan gadis jutex dan sudah lama tidak saling bertemu setelah beberapa bulan,membuat Jeslin begitu kaget saat bertemu lagi dengan Max.
"Hai Jeslin,lama tidak bertemu." Kata Max.
"Iya." Jawab Jeslin singkat.
"Apa ada Yoga?" Tanya Max.
"Ada,Masuk lah.dia diruangan kerja nya." Jawab Jeslin dan berjalan masuk lebih dulu di ikuti Max.
Rasa canggung tercipta di keduanya,tak banyak Jeslin bicara begitu juga dengan Max.
"Jeslin." Panggil Max tiba - tiba dan membuat Jeslin menghentikan langkah nya,tapi tidak membuat Jeslin menoleh.
"Apa kau masih marah padaku soal kejadian aku memarahi mu?" Tanya Max.
Jeslin yang mendengar pertanyaan itu membuat ia Flashback Tahun lalu,saat Ia melihat Max begitu frustasi dan berdiri di tepi jembatan sembari berteriak,membuat Jeslin mengira Max akan bunuh diri dan segera menghampiri dan memeluk Max,tapi ia malah di marahi Max,karena Max saat itu sedang Emosi atas Rahasia yang ia simpan tentang Siska.
"Tidak." Jawab Jeslin dan ingin melanjutkan langkah nya.Tapi langkah nya kembali terhenti karena Max memegang pergelangan tangan nya.Max menarik Jeslin,hingga membuat Ia dan Jeslin saling berhadapan.
Jeslin yang kaget pun melihat Max dan terjadilah saling adu tatap antara Max dan Jeslin.Jeslin lebih dulu mengakhiri tatapan nya,jantung nya berdebar kencang membuat ia sangat gugup tiba - tiba.
.
.
.
.
.
Bersambung
Hai teman - teman,ini adalah bagian dari Karya Saya Suami Pilihan Papa2,bagi yang belum baca SPP2 ,alangkah lebih baik di baca dulu agar nyambung cerita nya.
kalian juga bisa tahu awal pertemuan Jeslin dan Max ,dan apa yang membuat Max berubah.
Jangan Lupa Like dan Vote nya ya,Terimakasih.
Jeslin yang kaget pun melihat Max dan terjadilah saling adu tatap antara Max dan Jeslin.Jeslin lebih dulu mengakhiri tatapan nya,jantung nya berdebar kencang membuat ia sangat gugup tiba - tiba.
"Apa yang kau lakukan Max." Tanya Jeslin kesal dan menepis tangan Max yang memegangi nya,namun tak membuat ia berteriak karena ia tahu,ia sedang ada dirumah Orang.
"Aku tahu kau masih marah padaku,Aku minta maaf Jeslin,seharus nya aku tak melakukan itu pada mu." Kata Max dan menatap Jeslin.
Jeslin bisa melihat kesungguhan di mata Max ,ia tidak pernah melihat Max seserius ini bicara dengan nya,karena jika dulu bertemu,selalu saja ada kekesalan Jeslin karena Ulah Max.Jeslin pun segera membuang wajah nya ke arah lain karena tak mampu menatap mata Max.
"Aku sudah memaafkan mu dari dulu,aku bukan seorang pendendam." Kata Jeslin.
"Lalu kenapa kau menghindari ku?" Tanya Max lagi dan menyentuh dagu Jeslin,Agar Jeslin menjawab dan menatap nya.
"Tidak perlu menyentuhku." Ketus Jeslin yang merasa risih karena Max terus menyentuh nya,membuat ia merasa semakin Gugup.
"Apa kau tidak salah bicara?,Bukan kah kau yang menghindari ku dan yang lain." lanjut Jeslin.
Max terdiam saat mendengar kata Jeslin,memang dia yang selama ini menghindar,hari ini dia datang pun karena Yoga yang menghubungi nya.
"Kenapa diam?" Tanya Jeslin kepada Max yang melamun.
"Tidak,Tidak apa - apa,maaf jika selama ini aku yang menjauh,Aku keruangan Yoga dulu Jeslin." jawab Max dan berjalan pergi sebelum sempat Jeslin mengatakan iya.
Max lalu berjalab ke arah ruangan kerja Yoga,sementara Jeslin masih mematung melihat punggung pria itu.
"Ada apa dengan nya?,Apa dia punya masalah yang sangat besar,dia sangat berubah akhir - akhir ini." Gumam Jeslin.
Setelah Max tak terlihat lagi dari jangkauan mata nya,Jeslin pun berjalan kembali ke ruang keluarga.
"Siapa jeslin?" Tanya Kinan.
"Max." Jawab Jeslin.
"Oh iya,dimana dia?,lama aku tak melihat nya,terakhir aku bertemu dengan nya saat kita Wisuda beberapa bulan lalu." Kata Kinan.
"Iya,Dia di ruangan kerja Mas Yoga." jawab Jeslin.
Kinan melihat wajah Jeslin tampak kusut dan tidak bersemangat setelah kembali dari depan.
"Ada apa Jeslin?,Apa Max mengejek mu lagi?." Tanya Kinan.
"Tidak,dia sudah berubah ,tak lagi mengejek ku gadis jutex lagi,mungkin dia sudah tobat." Jawab Jeslin mengangkat kedua alis nya.
"Lalu kenapa kau terlihat tidak bersemangat,apa jangan - jangan kau merindukan Max memanggil mu gadis Jutex lagi." Goda Kinan tersenyum.
"Apa yang kau bicara Kan Kinan,aku bahkan membenci nya saat ia memanggil ku dengan sebutan Gadia Jutex,mana mungkin aku bisa merindukan panggilan itu." Tepis Jeslin.
"Lalu kenapa kau tidak bersemangat setelah bertemu dengan Max?"Tanya Kinan lagi.
"Aku hanya sedang lelah saja Kin,Aku seperti nya harus pulang." Jawab Jeslin.
"Aku seperti nya harus pulang Kin,ada waktu aku akan datang lagi sebelum aku mulai bekerja di kantor Papa ku." Lanjut Jeslin.
"Padahal aku masih ingin kau disini,tapi baiklah,aku akan tunggu janji mu datang lagi."jawab Kinan yang tak ingin memaksa sahabat nya untuk tetap disini.
"Jaga baik - baik keponakan ku ini,cepat lah keluar sayanng,kami sudah tidak sabar ingin melihat mu ." Kata Jeslin mendekatkan mulut nya agar di dengar sang Bayi.
Kinan pun tersenyum melihat sahabat nya itu.
.
.
.
.
.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!