NovelToon NovelToon

TALAK SATU

Prolog.

"Saya akan ceraikan kamu Fitri, ini adalah talak saya ke-kamu. Dalam keadaan sadar dan tidak emosi sedikitpun." Ucap Mas Reyhan baskara, berkata dengan lantang dengan membelakangiku. Entah bagaimana expresinya, raut wajahnya aku tidak tahu.

Dengan sesenggukan aku memohon di kakinya agar Mas Reyhan menarik kembali kata-katanya.

"Mas, aku mohon... Jangan begini Mas. Huu.. Hu... Hiks... A-aku tahu Mas orang yang sabar, jangan sampai kamu menyesal karena telah mengambil keputusan secepat ini,"

"Aku tidak akan menyesal sedikitpun."

"Nggak Mas, nggak! Jangan ceraikan aku. Aku mencintai dan menyayangimu Mas, bahkan melebihi diriku sendiri. Selama ini aku selalu patuh padamu dan menjaga pandanganku Mas. Aku selalu memantaskan diri sebagai seorang istri dan melayanimu dengan baik."

"Tolong terima keputusanku." Ucapnya menekan perasaanku, membuatku semakin sakit.

"Katakan apa yang harus kulakukan agar Mas nggak marah lagi. Aku istrimu kan Mas? Mas, aku mohon Mas," Aku terus mendekatinya dan meraih tangannya walaupun Mas Reyhan semakin menjauh.

"Jangan menyentuh tanganku, kamu sudah bukan istriku lagi. Sampai bertemu lagi di pengadilan!" aku tidak mengindahkan perkataannya. Aku terus mencium punggung tangannya agar Mas Reyhan memaafkanku.

Kulihat Mas Reyhan berjongkok dan menatap mataku satu garis lurus. Sungguh aku tak kuasa menahan tangis. Laki-laki yang aku sayangi dan aku cintai selama beberapa tahun ini sudah bukan suamiku lagi dalam waktu sekejap mata.

"Maafkan aku Fitri." Ucapnya lalu pergi mendekat pintu, namun sebelum Mas Reyhan memutar knop pintu ucapku menghentikan langkahnya.

"Baiklah, aku akan pergi Mas..."

Kata itu adalah satu gertakan. Dalam hatiku yang terdalam, aku berharap dengan izinku pergi dapat mengetuk hatinya dan merasa menyesal. Ya, aku berharap Mas Reyhan berbalik ke arahku untuk merubah keputusan. Tapi ternyata dugaanku salah...

"Pergilah, aku tidak akan menahanmu."

Deg !

"Aaaaahhh !" Aku semakin menjerit. Ucapannya seperti petir yang menyambar disaat siang hari. Hatiku seperti terjatuh dari tempatnya, airmataku semakin luruh membasahi lantai. Ternyata seperti ini rasanya diceraikan oleh suami yang sangat aku cintai. Sakit sekali rasanya dihantam ke bebatuan, patahkan semua harapanku.

Kulihat Mas Reyhan menghilang di balik pintu. Ingin rasanya aku berlari memeluknya, bersujud untuk memohon, mengemis-ngemis dan menghiba-hiba agar dia kembali padaku. Rasanya aku tak lagi memikirkan harga diri. Aku teramat sangat mencintainya. Aku ingin mengabdikan seluruh hidupku untuknya. Tapi apalah daya, aku mengenal benar mas Reyhan adalah orang yang teguh pada pendirian.

Mas Reyhan, inikah akhir dari perjalan kita, kupikir bahtera rumah tangga kita belum sampai kemana-mana. Tapi kau sudah dulu mengucapkan talak kepadaku secepat ini.

***

Pasangan mana yang tak ingin hidup rumah tangganya selalu bahagia. Aku selalu mengidamkannya, hangat dan penuh cinta seperti sepasang pengantin baru. Namun, sejatinya tidak ada yang sempurna di dunia ini.

Wajar jika tidak semua yang aku inginkan akan didapatkan. Dunia adalah negeri yang penuh dengan ujian dan kesulitan. Salah satunya adalah ketika rumah tanggaku diuji.

Pernikahan, penuh cobaan dan rintangan yang harus dilalui, sebagian membuat pondasi cinta goyah bahkan ambruk tak tersisa. Harapan dan kenyataan tak jarang membuatku menyerah.

Pertengkaran yang awalnya menjadi bumbu-bumbu pernikahan kadang kadarnya terlalu banyak sehingga rasanya tak enak lagi untuk dikecap. Seperti yang kualami saat ini.

Aku adalah korban talak.

Suamiku mentalak disaat aku sendiri tak mengetahui bahwa ternyata aku sedang mengandung anak pertamaku. Setelah lima tahun lamanya aku menunggu sang buah hati. Berbagai cara telah kulakukan demi mempercepat kehadirannya.

Namun di saat kebahagiaanku datang, kabar tak sedap ini mengguncang seluruh harapanku. Anakku akan mempunyai seorang ibu yang banyak menangis.

Tuhan, tolong maafkan kesalahanku yang telah lalu. Jika hukuman ini dapat menebus kesalahanku, berilah aku ketenangan dan ketentraman.

***

P.O.V Author.

Hijab yang besar menutup aurat Fitri selama ini tidak bisa serta merta menutup aibnya yang telah berlalu.

Kilas balik beberapa tahun yang lalu membuat Fitri merasakan pembalasan dari Tuhannya atas apa yang pernah dia lakukan.

Rumah tangga yang dia jalani dengan keromantisan selama lima tahun itu seolah-olah kandas dalam sekejap mata.

Seseorang telah membuka aibnya di depan umum. Membuat dada Reyhan terbakar amarah saat mengetahui siapa Fitri sebenarnya.

Lantas, siapa yang boleh bersanding dengan Reyhan yang menganggap dirinya makhluk yang paling sempurna di dunia?

Setiap makhluk yang bernyawa bernama manusia pasti mempunyai kesalahan. Tuhan pun tidak menutup pintu taubat seseorang. Apa sebagai seorang manusia tidak boleh mempunyai kesalahan?

.....

To be continued.

Tujuh tahun lalu.

Sesuci apakah dirimu Mas, hingga aku tak pantas mencintai dirimu...

Tujuh tahun lalu.

Saat usiaku menginjak remaja delapan belas tahun, Ayahku meninggal dunia. Separuh jiwaku seakan hilang, pergi bersama kenangan. Aku tak dapat menggambarkan bagaimana rasa sedihku di tinggalkan seorang Ayah.

Bagiku, kepergian sosok Ayah dalam hari-hariku, akan lebih banyak menyakitkan. Saat Ayah pergi untuk selamanya, aku bukan hanya kehilangan seorang kepala keluarga, tapi juga cinta pertama. Bukankah setiap Ayah adalah cinta pertama bagi anak-anak perempuannya?

Saat aku belum tahu rasanya disayang dan dimanja pasangan, Ayah lah yang mengenalkan perasaan itu padaku. Bedanya, Ayah tak pernah mengenalkan bagaimana rasanya patah hati, sampai akhirnya beliau benar-benar pergi dari dunia ini.

Tak berhenti sampai disitu, tak berselang lama setelah masa iddah ibuku berakhir, Ibuku menikah lagi. Tak terbayang bagaimana rasa sakitku saat ini. Tanah kuburan pun mungkin masih terlihat basah. Kepergian Ayah dan menyaksikan Ibuku menikah, rasanya berlipat-lipat ganda lebih menyesakkan dada.

Kuasakan tangan hangat Buku menguap pelan punggungku yang membelakanginya.

"Maafin ibu Nak, Ibu hanya..." beliau tak melanjutkan lagi kata-katanya.

"Rasanya, tanah kuburanpun belum kering Bu..." Jawabku sebelum Ibu melanjutkan perkataannya.

"Maafkan Ibuumu Nak, sekali lagi maafkan Ibu..."

Aku mendengar derap kaki langkah Ibuku keluar dari ruangan ini. Lalu aku berbalik melihat kemana beliau melangkah. Beliau membawa serta merta barang-barangnya. Beliau pergi bersama suami barunya, Ayah tiriku.

Pandanganku mengedar keseluruh ruangan. Mulai dari ruang tamu, dapur dan lain-lain. Mulai hari ini, detik ini, tak adalagi makan bersama dimeja makan. Tak ada hiruk pikuk setiap pagi ibu menyiapkan makanan untukku dan ayah sarapan. Tidak ada yang menonton berita ditelevisi atau orang yang saling tendang bola lagi. Rumah ini sudah terasa sepi...

Entah mengapa, aku merasa ibuku telah berhianat pada Ayah.

Dari sinilah penderitaanku dimulai...

***

"Hahhhh... Bagus, kamu ngga bisa menghindar dari kami lagi Mbak!!"

"Ma-maaf... Uangnya be-belum a--"

"Tidak bisa!!"

"Mau sampai kapan mbak terus menghindari kami !! Hadapi kami !!"

"Maaf mbak, ini sudah satu tahun anda menunggak hutang. Saya hanya menjalankan perintah agar menyita rumah ini. Saya ingin anda bekerja sama dengan saya, atau saya akan berbuat kasar untuk menyeret paksa anda agar keluar dari rumah ini."

Beberapa orang berjaket hitam, gagah, tinggi dan besar itu terus memaksaku keluar. Aku merasa kesulitan bernafas, bagaimana nasibku nanti?

"Pak, be-beri saya waktu satu minggu lagi untuk mencari uangnya. Tolong saya Pak..." aku menyatukan tanganku meminta pengampunan.

Kulihat mereka sedang berunding mempertimbangkan permintaanku.

"Oke baiklah. Karena anda wanita, saya pikir saya harus mengerti anda. Tapi ingat ! Minggu depan saya tidak mau melihatmu berada disini lagi! Paham!"

Aku menggigit bibir bawahku dan mencengkram ujung baju agar rasa ketakutanku sedikit berkurang.

"Pa-ham pak, terimakasih. Terimakasih.."

Selepas orang-orang itu pergi, aku merasa sedikit lega... Tapi tubuhku langsung merosot kebawah, badanku lemas seakan tak sanggup untuk berdiri. Aku mengangsur tubuhku mendekati dinding untuk mencapainya. Mencari-cari kekuatan agar aku bisa berdiri tegak keatas. Tak ada lagi airmata, seolah-olah sudah kering dari tempatnya.

Aku terus memikirkan nasibku setelah ini, aku harus mencari uang kemana?

Uang tujuh puluh lima puluh juta. Aku harus mencarinya dalam kurun waktu satu minggu.

Kalau ada yang bertanya, hutang uang segitu banyak untuk apa?

Ini adalah hutang ayahku. Ayahku bekerja sebagai supir truk. Pekerjaan ini Ayah lakoni sedari aku kecil sampai sebesar ini. Semasa hidupnya, beliau orang yang baik. Bekerja dengan baik, tidak pernah menyimpan borok ataupun ketidak jujuran.

Penyebab beliau meninggal adalah menabrak seseorang yang menyebabkan salah satu orang terluka parah hingga tulang kakinya patah.

Dari insiden kecelakaan itu Ayahku sempat koma. Tubuhnya hancur, tulangnya banyak yang remuk karena terhimpit bagian depan truk.

Ini murni kesalahan ayahku. Beliau tak menyadari remnya blong, kemudian truk tak terkendali ahirnya menabrak satu mobil didepannya yang beda arah. Keluarga korban meminta ganti rugi kerusakan mobil dan biaya pengobatan. Karena dampak dari kejadian ini, sikorban tidak bisa beraktifitas normal lagi seperti biasa.

Aku yang harus menanggung semuanya, sudah aku diskusikan dengan Ibu, tapi Ibuku tak peduli. Jangankan memikirkanku, setelah mempunyai suami baru, menginjak kakinya disinipun tak pernah. Kalau seandainya aku tak makanpun beliau mungkin juga tidak peduli.

Aku tidak ingin hidup gelandangan. Sementara rumah ini adalah rumah Ayah satu-satunya.

Tidak mungkin aku pergi kesana meminta uang pada Ayah tiriku dengan nominal tujuh puluh lima juta, dan berlasan untuk membayar hutang Ayah kandungku. Aku bisa dibilang nggak waras.

Lalu apa yang harus aku lakukan selanjutnya?

Hanya visual

Visual Fitri humairah, sebelum berhijab.

Sesudah berhijrah.

Author pusing nyari visualnya. Visual mas Reyhan juga bingung. Author benar-benar kehilangan inspirasi. Monggo diganti sendiri aja kalau ngga cocok.

Pokonya suka-suka sendiri aja ya sambil nikmatin ceritanya.

Happy reading ❤

Jangan lupa baca-sbaca judul novel aku yang lain. Semoga bahagia dan hari-hari kalian menyenangkan, love you cintah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!