Disebuah teras rumah yang besar dan mewah, terlihat seorang laki-laki muda berusia 28 tahun duduk di kursi roda dengan tingkah laku yang aneh namanya Adrian Ray Surendra biasanya dipanggil Adrian. Ia duduk di kursi roda karena lumpuh sementara dan bertingkah laku aneh seperti orang gila itu disebabkan karena adrian mengalami kelainan otak. Semua itu karena kecelakaan yang dialaminya 1 tahun yang lalu.
Kecelakaan itu terjadi saat ia ikut balapan liar untuk merayakan hari terakhirnya lajang sebelum menikah atas permintaan calon istrinya yang bernama Liona.Sayangnya saat balapan liar ia tertabrak oleh sebuah mobil.
Setelah kecelakaan itu Adrian tidak hanya lumpuh dan menderita kelainan otak, ia juga kehilangan Liona dan Ayahnya. Liona membatalkan pernikahannya dengan Adrian karena Liona tidak mau menikah dengan pria penyakitan.Apalagi saat paman Adrian yaitu Pak Hamzah datang mengabarkan bahwa perusahaan Ayahnya Adrian mengalami kebangkrutan Liona semakin yakin untuk membatalkan pernikahannya dengan Adrian.
Sebenarnya soal Ayah Adrian yang mengalami kebangkrutan itu hanya akal-akalan pamannya Adrian atas perintah Ayahnya Adrian sebelum meninggal akibat terkena serangan jantung saat mendengar Adrian kecelakaan. Sejujurnya Ayah Adrian tidak setuju kalau Adrian menikah dengan Liona. Sebab Ayahnya Adrian tahu kalau Liona bukan perempuan baik-baik. Semua itu telah terbukti kalau Liona tidak mencintai Adrian melainkan mencintai harta Adrian.
Sekarang Adrian tinggal di villa milik Ayahnya bersama Ibunya bernama Naomi di sebuah desa yang tenang dan jauh dari kota. Ini dilakukan untuk kesembuhan Adrian.Sedangkan perusahaan Ayah Adrian dikelola sementara pamannya Adrian karena ibunya Adrian tidak mengerti soal perusahaan dan juga kondisi Adrian sekarang tidak memungkinkan Adrian untuk mengelola perusahaan Ayahnya.
Hari ini jam 11:00 WIB Adrian akan melakukan check up rutin di kota. Adrian dan Ibunya telah bersiap siap. Namun sebelum berangkat Ibunya Adrian agak sedikit khawatir dengan keadaan Adrian yang dari semalam tidak mau makan. Jadi memutuskan untuk mencoba lagi membujuk Adrian makan.
"Maaf Tante, ini makanannya untuk Mas Adrian, "kata Aruna dengan tersenyum sambil menyodorkan baki yang berisi sepiring makanan dan segelas air. Aruna adalah anak Pak Hilman sopir Bu Naomi.Aruna juga sebenarnya tidak bekerja di rumahnya Adrian karena di rumah Adrian sudah ada pembantu namanya mbok Rahmi. Aruna suka bantu-bantu mbok Rahmi di rumah Adrian karena mbok Rahmi sudah agak tua jadi ia tidak mampu bekerja sendiri. Aruna juga melakukan ini untuk membalas kebaikan keluarga Adrian karena keluarga Adrian telah membantu keluarganya saat kesusahan. Aruna juga sekolah sampai sekarang bisa kuliah sampai semester akhir karena dibiayai Ibunya Adrian.
"Terimakasih Nak, Tante akan coba bujuk Adrian untuk makan",kata Ibunya Adrian sambil mengambil baki yang disodorkan Aruna.
"Kalau begitu Aruna kedalam dulu tante masih ada kerjaan yang harus di selesaikan,"kata Aruna sambil masuk Kedalam rumah.
"Adrian sayang makan dulu ya!",pinta ibunya Adrian sambil duduk berlutut di samping Adrian dan mengambil sesendok nasi.
"Adrian nggak mau Bunda!Adrian nggak mau Bunda!",ucap Adrian mengamuk sambil melempar piring makanannya dan mendorong ibunya.
"Aww.. ",kata Ibunya Adrian yang meringis kesakitan karena terkena pecahan beling saat terjatuh. Aruna yang mendengar suara piring pecah langsung keluar untuk melihat sesuatu yang telah terjadi.
"Ya ampun Tante, Tante tidak apa-apa,apa ada yang terluka?, "tanya Aruna yang mengkhawatirkan keadaan ibu Naomi dan membantunya berdiri.
"Tidak apa-apa Aruna hanya sedikit terluka",jawab Ibunya Adrian sambil memegang tangannya dan meringis kesakitan.
"Biar Aruna bantu obati ya Tante, tapi sebelumnya Aruna bersihkan pecahan kaca ini dulu,sekarang Tante masuk dulu aja tunggu Aruna di dalam",ucap Aruna sambil menenangkan Ibu Naomi yang sepertinya mau menangis melihat kelakuan Adrian.
Aruna lalu membersihkan pecahan piring yang dilempar Adrian dan kemudian mengambil kotak P3K untuk mengobati Ibu Naomi.
"Maaf Tante,tahan sakit sebentar ya!",pinta Aruna sambil mengobati luka ibu Naomi.
"Terimakasih Aruna kamu sudah mengobati tangan tante yang luka",ucap ibu Naomi sambil menatap Aruna dan tanpa sengaja meneteskan air mata.
"Sama-sama tante, lagian tante juga baik sama Aruna.Sudah seharusnya Aruna membalaskan kebaikan tante,tante juga nggak usah sedih biar Aruna yang mencoba membujuk Mas Adrian makan",kata Aruna sambil menyeka air mata ibu Naomi dan memeluknya.
Aruna pun lalu pergi ke dapur mengambil makanan dan air untuk Adrian dan membawanya ke tempat Adrian.
"Mas Adrian makan ya!",ucap Aruna sambil duduk berlutut di samping Adrian dan mengambil sesendok nasi.
"Nggak mau aku kan sudah bilang nggak mau",ucap Adrian sambil menjauhkan sendok nasi dari hadapannya.
"Lho.. Kalau nggak makan Mas Adrian nanti malah tambah sakit.Mas Adrian nggak kasihan sama Bundanya Mas",ucap Aruna membujuk Adrian. Adrian malah menatap Aruna dengan tatapan bingung.
"Gini aja deh.Kalau mas Adrian mau makan nanti Aruna ajak mas jalan-jalan,Gimana mau? tanya Aruna.
"Jalan-jalan mau",jawab Adrian kegirangan seperti anak kecil.
"Kalau gitu makan dulu ya! ",ucap Aruna sambil mengambil sesendok nasi. Adrian pun mau makan dan makannya sangat lahap. Dari dalam rumah Ibu Naomi yang melihat anaknya berhasil dibujuk makan sama Aruna terlihat sangat senang. Setelah makanannya Adrian habis Ibu Naomi menghampiri mereka.
"Wah.Makanannya habis ya!",ucap Ibu Naomi dengan perasaan senang.
"Eh.. tante,iya nih Mas Adrian sudah mau makan",ucap Aruna sambil tersenyum dan memberikan segelas air ke Adrian.
"Adrian sekarang kita ke rumah sakit untuk check up,kamu tunggu disini sebentar bunda mau ambil tas dulu!",pinta Ibu Naomi sambil mengusap kepala Adrian dan masuk kedalam rumah.
"Mas Adrian.Kalau mau jalan-jalan habis dari rumah sakit aja ya!",ucap Aruna sambil berdiri dan membereskan piring bekas makanan Adrian. Tak lama kemudian Ibu Naomi keluar dengan membawa tas.
"Pak Hilman ayo berangkat!",teriak Ibu Naomi memanggil pak Hilman.
"Iya.Sebentar nyonya",jawab pak Hilman sambil membukakan pintu untuk Bu Naomi dan Adrian.
"Pak Hilman bantu saya angkat Adrian!",perintah Ibu Naomi. Pak Hilman lalu membantu Bu Naomi mengangkat Adrian dan memasukkannya ke dalam mobil. Aruna juga membantu memasukkan kursi roda kedalam bagasi.Bu Naomi juga kemudian masuk ke dalam mobil.
"Hati -hati dijalan Ayah!, "ucap Aruna sambil melambaikan tangan.Pak Hilman lalu masuk ke mobil dan menyalakan mobil kemudian pergi ke rumah sakit.
Aruna lalu membawa masuk piring bekas makanan Adrian masuk ke dalam rumah dan mencucinya.Kemudian Aruna membantu Mbok Rahmi menyelesaikan pekerjaannya
Di rumah sakit Adrian di periksa oleh Dokter Roman. Dokter yang selama ini menangani Adrian.
"Bagaimana Dok keadaan anak saya Adrian? ",tanya Ibu Naomi berharap kalau kondisi Adrian ada perkembangannya.
"Sejauh ini kondisi Adrian sudah ada perkembangannya dan usahakan Adrian mulai sekarang belajar jalan supaya bisa jalan lagi",ucap dokter Roman.
"Iya Dok.Terimakasih banyak dok atas bantuannya",jawab Ibu Naomi dengan nada senang.
"Sama-sama Bu.O.. ya ini ada resep obat yang ibu harus tebus",ucap Dokter Ramon sambil memberikan resep obat.
"Iya Dok.Kalau begitu saya pamit pulang dok",ucap Bu Naomi sambil memberikan uang ke dokter Ramon.Kemudian Bu Naomi mendorong kursi roda Adrian keluar.
Di depan rumah sakit Bu Naomi langsung menelpon pak Hilman yang ada di parkiran.
"Pak Hilman.Saya sudah selesai sekarang Bapak bawa mobilnya ke depan lobby!",perintah Bu Naomi.
"Baik Nyonya.Saya segera kesana",jawab pak Hilman sambil menyalakan mobil.
Pak Hilman lalu menuju depan lobby rumah sakit.Di depan lobby tiba-tiba Bu Naomi merasakan sakit kepala yang luar biasa dan dari hidungnya mengeluarkan darah seperti mimisan.Bu Naomi mencoba bertahan menahan rasa sakitnya tapi Bu Naomi tidak kuat dan terjatuh pingsan. Pak Hilman yang melihat Bu Naomi pingsan langsung buru-buru keluar dari mobil dan membantu Bu Naomi. Sedangkan Adrian terlihat ketakutan dan bingung melihat bundanya.
"Tolong....! Tolong....! Tolong....!",teriak pak Hilman panik. Tiba-tiba ada 2 orang perawat yang datang dan membantu Bu Naomi.
"Suster tolong Bu Naomi suster",ucap Pak Hilman yang masih panik.
"Baik pak, Bapak tenang dulu.Saya akan bawa Bu Naomi ke ruang UGD",ucap suster sambil membopong bu Naomi.
Di depan ruang UGD pak Hilman terlihat sangat gusar. Pak Hilman sangat mengkhawatirkan keadaan Bu Naomi. Selang beberapa menit dokter yang memeriksa Bu Naomi keluar dari ruang UGD.
"Bagaimana keadaan Bu Naomi Dok?",tanya Pak Hilman.
"Maaf,Bapak keluarganya Bu Naomi?",tanya Dokter.
"Saya hanya sopirnya Dok,Keluarganya Bu Naomi satu-satunya hanya anaknya tapi kondisi anaknya tidak baik Dok",ucap Pak Hilman sambil menunjuk ke arah Adrian yang duduk di kursi Roda.
"Baiklah.Begini Pak,Ibu Naomi sekarang kondisinya dalam keadaan kritis.Saya juga telah melihat riwayat medisnya yang tersimpan di rumah sakit ini.Ternyata Ibu Naomi mengidap penyakit kanker leukimia dan saya juga telah mengeceknya ulang.Hasilnya kanker yang diderita ibu Naomi sudah memasuki stadium akhir dan kanker itu sudah menjalar keseluruh tubuhnya",ujar dokter.Pak Hilman shock mendengar pernyataan dokter.
"Apa ibu Naomi masih bisa disembuhkan Dok?",tanya Pak Hilman berharap Bu Naomi bisa sembuh.
"Maaf pak.Kemungkinan sembuh sangat kecil karena umur Bu Naomi saat ini tinggal hitungan hari",ucap dokter.
Pak Hilman lebih shock lagi mendengar pernyataan dokter bahwa umur bu Naomi tinggal hitungan hari. Pak Hilman juga sesekali melihat ke arah Adrian dan hatinya sangat sedih melihat Adrian.
"Lebih baik bapak doakan saja.Semoga akan ada keajaiban untuk bu Naomi",ucap Dokter untuk menenangkan pak Hilman.
"Iya dok.Terimakasih banyak Dok",ucap pak Hilman yang masih shock.
"Kalau begitu saya harus kembali ke ruangan saya karena masih ada pasien yang harus saya periksa",ucap dokter sambil pergi meninggalkan pak Hilman.
Beberapa menit setelah dokter pergi ada seorang suster yang menghampiri pak Hilman.
"Maaf pak.Apa bapak Pak Hilman?",tanya suster.
"Iya.Ada apa ya suster?",tanya pak Hilman kebingungan.
"Begini pak, ibu Naomi sudah sadar dan ia ingin berbicara dengan bapak",jawab suster.
"Baiklah,kalau begitu",ucap pak Hilman sambil berdiri dan menuju Adrian.
"Mari saya antar ke ruangannya Pak",kata suster sambil menunjukkan arah.
Mereka lalu menuju ruangan bu Naomi. Sampai di ruangan Bu Naomi hati Pak Hilman semakin sedih melihat seluruh tubuh Bu Naomi dipenuhi alat medis.
Pak Hilman lalu menyandarkan kursi roda Adrian di samping tempat tidur bu Naomi dan mengunci rodanya.
"Ada apa nyonya memanggil saya?",tanya Pak Hilman.
"Pak Hilman rasanya umur saya sudah tidak lama lagi",ucap Bu Naomi dengan pesimis.
"Nyonya jangan berbicara seperti itu saya yakin Nyonya pasti sembuh",jawab pak Hilman memberi semangat.
"Nggak Pak.Saya sudah tidak kuat menahan rasa sakit ini",ucap Bu Naomi sambil menitikkan air mata.
"Nyonya pasti kuat, Nyonya harus bertahan demi Mas Adrian",ucap Pak Hilman.
"Pak Hilman sudah cukup bagi saya merasakan rasa sakit,saya sudah tidak sanggup lagi.Sekarang saya hanya berpikir bagaimana nasib Adrian setelah saya tiada nanti.Kalau boleh saya ingin menikahkan Adrian dengan putri bapak Aruna karena saya yakin Aruna bisa mengurus Adrian dengan baik",ucap Bu Naomi sambil menitikkan air mata.
Pak Hilman terkejut dengan permintaan bu Naomi.Secara orangtua mana yang rela menikahkan anaknya dengan orang tidak waras. Tapi pak Hilman tidak bisa menolak karena Bu Naomi selama ini telah baik padanya dan keluarganya.
"Tapi Nyonya.... ",pak Hilman belum selesai bicara,Bu Naomi malah memohon padanya.
"Saya mohon pak...Kalau tidak saya tidak akan bisa tenang meninggalkan dunia karena saya masih kepikiran Adrian.Kalau bapak setuju,saya ingin mereka menikah besok",ucap Bu Naomi memohon pada Pak Hilman.
"Baiklah Nyonya.Saya akan bicarakan pada istri dan anak saya dulu. Semoga mereka setuju",ucap pak Hilman.
***
Sesampainya di rumah Adrian hari sudah sore.
"Mbok Rahmi ....",ucap pak Hilman memanggil Mbok Rahmi.
Mbok Rahmi yang sedang masak di dapur langsung buru-buru keluar.
"Pak Hilman ada apa panggil Mbok?",tanya Mbok Rahmi.
"Bantu bawa Mas Adrian masuk kedalaman rumah",ucap Pak Hilman sambil membopong Adrian ke kursi roda.
"Iya Pak,Mbok Bantu tapi Nyonya kemana kok nggak ikut pulang?",ucap Mbok Rahmi sambil mendorong kursi roda Adrian.
"Nanti saya ceritakan di dalam",ujar Pak Hilman.
Mereka lalu masuk kedalam rumah Adrian dan membawa Adrian ke kamarnya.Setelah itu Pak Hilman mengajak Mbok Rahmi menuju ruang tengah untuk menceritakan keadaan Bu Naomi ke Mbok Rahmi agar Adrian tidak mendengarnya. Mbok Rahmi lalu shock mendengar kabar tentang Bu Naomi.Ia merasa tidak tega dengan Adrian.
"Mbok Aruna kemana?kok nggak kelihatan dari tadi?",tanya pak Hilman sambil celingukan.
"Aruna baru saja pulang Pak",ucap Mbok Rahmi.
"Ya udah saya titip Adrian Mbok. Saya mau pulang",ucap Pak Hilman sambil jalan keluar rumah.
Pak Hilman lalu pulang ke rumahnya naik sepeda motornya untuk mendiskusikan tentang keinginan Bu Naomi pada keluarganya.
Sesampainya dirumah hari sudah malam. Setelah makan malam Pak Hilman menceritakan tentang keadaan Bu Naomi ke Aruna dan istrinya. Pak Hilman juga mengutarakan ke inginan bu Naomi kepada Aruna dan istrinya.
Tentu saja istri pak Hilman tidak rela kalau Aruna menikah dengan pria tidak waras.
"Ayah mohon Bu.Penuhi keinginan Bu Naomi untuk yang terakhir kalinya agar Bu Naomi bisa pergi dengan tenang dan itung - itung untuk membalas kebaikannya",ucap Pak hilman memohon ke istrinya.
"Tapi yah... ",Aruna memotong pembicaraan bundanya.
"Bunda...Aruna nggak papa kok kalau harus menikah dengan mas Adrian. Aruna juga enggak tega kalau mas Adrian harus hidup sendiri tanpa ada yang mengurusnya",ujar Aruna sambil memegang tangan ibunya.
"Aruna..Adrian itu tidak sempurna",ucap Ibunya sambil menitikkan air mata.
"Aruna tahu bunda, Aruna hanya ingin membalas kebaikan Bu Naomi.Aruna ikhlas bunda karena Aruna yakin suatu saat nanti Mas Adrian pasti sembuh",ucap Aruna sambil memeluk Ibunya.
"Kamu serius Aruna?",tanya pak Hilman.
"Iya Yah.Aruna serius",jawab Aruna sambil melepas pelukannya.
"Hati kamu memang sangat baik. Semoga jalan yang kamu ambil bisa jadi jalan yang terbaik ya sayang",ucap Bu Aina sambil memegang tangan Aruna dan menahan air matanya.
"Iya Bunda",ucap Aruna.
"Kalau begitu besok pagi kamu ijin ya sama kampus kamu.Pernikahannya kan besok",ucap pak Hilman sambil pergi dari ruang tengah menuju kamarnya.
"Iya Yah",Aruna mengiyakan.
Aruna lalu pergi ke kamarnya untuk tidur,sedangkan Ibu Aina masih di ruang tengah dalam keadaan menangis.Ibu Aina tidak bisa menahan air matanya rasanya sangat perih di hatinya bahwa dia harus merelakan putrinya menikah dengan pria tidak waras.
***
Keesokan harinya pagi-pagi Pak Hilman kerumah Adrian untuk membantu Mbok Rahmi mengurus Adrian.Sedangkan Aruna dengan Ibu Aina pergi ke butik membeli kebaya untuk pernikahan Aruna.Aruna memilih kebaya yang sangat sederhana karena dalam pikirannya ia hanya menikah di rumah sakit.
Setelah membeli kebaya Aruna pulang kerumah.Sampai dirumah Aruna tersenyum pasrah melihat kebaya yang ia beli tadi.
"Siang ini aku akan menikah dengan Mas Adrian. Mungkin ini sudah menjadi takdirku menikah dengan mas Adrian. Aku berharap pernikahan ini bisa membuat aku bahagia",batin Aruna sambil memandangi kebayanya.
Tiba-tiba ibu Aina memanggil Aruna dan menyuruh Aruna untuk segera bersiap-siap karena akan segera berangkat ke rumah sakit. Aruna lalu bergegas mandi,setelah itu Aruna dan Ibunya berangkat ke rumah sakit.
Sampai dirumah sakit Aruna dan Ibunya langsung ke ruangan Bu Naomi.Aruna dan Bu Aina kaget melihat kondisi Bu Naomi yang tak berdaya.Pak Hilman sudah ada di sana bersama Adrian beberapa menit yang lalu.Adrian juga sudah mengenakan baju pengantin.Aruna lalu mencium punggung tangan Bu Naomi dan pak Hilman.
Tukang rias kemudian datang lalu merias Aruna. Aruna hanya bisa pasrah saat di rias. Sebenarnya ia ingin menangis tapi ia tahan supaya Bu Naomi tidak melihatnya sedih.
"Sudah Dik di riasnya",ucap tukang rias sambil membereskan alat riasnya.
"Makasih Mbak",ucap Aruna.
Kemudian Aruna berusaha menenangkan dirinya dan berusaha untuk ikhlas menerima pernikahannya.Setelah itu Aruna duduk di sebelah orang tuanya. Beberapa menit kemudian Pak Penghulu datang begitu juga dengan Pak Hamzah Paman Adrian juga baru datang untuk menyaksikan pernikahan Aruna dan Adrian.
Pernikahan pun dilangsungkan tapi sebelum menikah Pak Penghulu menanyakan maharnya. Pak Hamzah lalu mengatakan bahwa ia telah menyiapkan maharnya sesuai permintaan Bu Naomi yaitu uang sejumlah 100jt dan seperangkat alat sholat.Setelah itu akad nikah dilakukan tapi sayangnya Adrian selalu salah mengucapkan kata ijab Qobulnya. Pak Hilman lalu berinisiatif menuliskan kata ijab Qobulnya di kertas lalu menyuruh Adrian membacanya. Adrian pun bisa mengucapkannya dengan benar. Sekarang Aruna dan Adrian zah sebagai pasangan suami istri.
Ibu Aina lalu menuntun Aruna duduk di sebelah Adrian dan menyuruh Aruna mencium punggung tangan Adrian.Adrian dan Aruna juga bertukar cincin nikah. Ibu Naomi yang melihat Adrian sudah memiliki istri hati sangat lega tapi tiba-tiba ia kejang - kejang. Semua orang di ruangan itu panik.
"Tolong Dokter....! Dokter...! ",teriak Pak Hamzah panik sambil keluar ruangan mencari dokter.
"Bunda....!Bunda....! bertahan Bunda",ucap Aruna sambil memegang tangan bu Naomi.
"Bunda min-ta to-long ja-ga A-drian!",pinta bu Naomi terbata-bata dan kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Dokter kemudian datang memeriksa Bu Naomi.Setelah selesai di periksa Dokter menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.
"Maaf,Bu Naomi sudah tidak bisa diselamatkan. Mungkin ini sudah jadi kehendak Allah",ujar dokter.
Semua orang di ruangan itu lalu bersedih karena Bu Naomi sudah tiada. Aruna lalu memeluk jasad bu Naomi dan mengatakan bahwa ia berjanji akan selalu menjaga Adrian.Jenazah Bu Naomi lalu di tutup selimut dan di bawa ke kamar jenazah.Saat jenazah Bu Naomi di bawa keluar tiba-tiba Adrian berteriak Bunda dengan panik dan ketakutan seakan - akan ia merasakan kehilangan. Aruna lalu memeluk Adrian dan menenangkannya. Pak Hamzah dan Pak Hilman mengurus jenazah Bu Naomi.
"Mas Adrian jangan sedih ya disini masih ada Aruna yang akan selalu menjaga Mas",ucap Aruna dengan berlinang air mata.Pak Hilman yang merasa kasihan terhadap Adrian lalu menyuruh Ibu Aina membawa mereka pulang.
"Bu, lebih baik ibu bawa Aruna dan Adrian pulang!",pinta Pak Hilman.
"Memangnya mereka tidak ikut ke pemakaman Yah? ",tanya Bu Aina.
"Tidak usah bu, Ayah takut Adrian mengamuk disana dan biar Aruna bisa menenangkan dirinya",ucap Pak Hilman.
"Ya udah yah",balas Bu Aina lalu beranjak ke sebelah Aruna.
"Aruna...Kita pulang yuk!",ajak Bu Aina sambil memeluk Aruna.
"Iya Bunda",jawab Aruna sambil berdiri.
"Adrian juga ikut pulang ya Aruna",ucap Bu Aina sambil membuka kunci kursi roda Adrian.
Aruna,Adrian dan Bu Aina kemudian pulang kerumah Aruna sedangkan Pak Hilman membantu Pak Hamzah mengurus pemakaman Bu Naomi.
Sesampainya dirumah hari sudah malam dan hati Aruna masih sedih.Adrian juga mulai gusar mencari Bu Naomi.Aruna jadi kewalahan menenangkan Adrian bahkan Adrian hampir menyakitinya.Tapi karena kesabaran Aruna beberapa menit kemudian Adrian mulai tenang dan tertidur di kamar Aruna.
Setelah Adrian tidur Aruna keluar kamarnya untuk membersihkan dirinya.Setelah itu Aruna juga melanjutkan mengerjakan tugas kuliahnya karena hampir jatuh tempo.Ibu Aina yang masih khawatir dengan kondisi Adrian dan Aruna menghampiri Aruna.
"Aruna,Bagaimana kondisi Adrian?",tanya Bu Aina sambil memberikan secangkir teh hangat kepada Aruna.
"Mas Adrian sudah tidur Bunda",jawab Aruna sambil menaruh secangkir teh hangat di mejanya.
"Kamu jangan tidur terlalu malam Aruna besok kan kamu kuliah pagi!",pinta Bu Aina sambil mengusap kepala Aruna.
"Iya Bunda",ucap Aruna.
Bu Naomi lalu keluar kamar Aruna dan Aruna melanjutkan mengerjakan tugas kuliahnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!