Hai, nama ku Kesya Az-Zahra. Umurku 23 tahun. Aku lulus S1 terbaik, dan saat ini aku sedang melanjutkan S2 ku, tentunya dengan Beasiswa yang ku dapat dengan menjadi mahasiswa terbaik. Saat ini sedang menyusun tugas akhir ku. Dan aku juga memiliki usaha kue online. Biasanya aku mengambil pesanan dengan melalui open order, tp tak jarang ada yang memesan kue kepada ku untuk acara ulang tahun, wisuda, ataupun yang lainnya.
Aku memiliki 2 orang Ayah, dan 2 Ibu. pasti kalian bingung ya... Ayah kandung ku bekerja di Paris, sedangkan Ibu kandung ku meninggal saat aku masih umur 2 tahun. Sejak saat itu aku tinggal bersama sahabat Ayah ku, yang saat ini sudah ku anggap sebagai orang tuaku. Orang tua angkat ku bernama Dady Roy dan Mami ku bernama Shella. Dady dan Mami memiliki 2 orang anak. Mas Bara yang berprofesi sebagai Perwira polisi, dan Mbak Vina yang bekerja di salah satu perusahaan terbesar di kota ini. Mereka menyayangiku seperti keluarga sendiri. Dan jika ada yang mengungkit masa laluku, mereka akan berdiri di garis paling depan untuk membelaku. Betapa beruntungnya aku berada dalam keluarga mereka.
Dady Roy bekerja sebagai Pegawa Negeri Sipil, di sebuah kantor Kejaksaan. Jabatannya juga sudah tinggi, makanya Dady sanggup membeli rumah di sebuah perumahan elite. ya walaupun Ayah ku ikut andil dalam membeli rumah ini. Itu pun sebenarnya Ayah ku yang memaksa Dady menerima bantuan Ayah.
Umurku dan mbak Vina terpaut 3 tahun. Dan kami adalah adik kakak yang sudah seperti sahabat. Apasih yang aku tidak tau tentang Mbak Vina. Termasuk pria misterius yang dia jumpai saat dia duduk di bangku SMA, bisa di katakan pria itu ada lah cinta pertamanya mbak Vina. Sehingga mbak Vina termotivasi untuk masuk ke kampus tempat pria misterius itu dan berharap bisa berjumpa kembali dengan pria itu. Tapi sayangnya mbak Vina tidak pernah bertemu dengan pria idamannya itu. Sampai suatu hari rumah yang berada di depan rumah kami di beli oleh seorang dokter. Katanya sih yang tinggal di situ adalah anak dari pengusaha kaya raya yang memiliki hotel di mana mana dan pusat perbelanjaan yang terbesar di kota ini. Daebak..
Aku melihat Mami sedang berbincang dengan seorang wanita yang kira kira sebaya Mami lah umurnya. Mereka sangat akrab seperti sahabat lama. Dan.....
Braaakk...
" Dekk, gmn?? "
Aku memalingkan wajahku dari jendela dan melihat perempuan yang berdiri di depanku yang sudah berdandan rapi.
" Mau ke mana mbak??" Tanya ku penasaran.
" Tau gak?? ternyata yang tinggal di depan rumah kita itu, ." Ucap mbak Vina terpotong karena dia tidak bisa menahan senyumnya dari tadi..
" Apa sih mbak, ngomong kok senyum senyum gitu. Macem baru menang lotre aja" Ucap ku santai sambil mendudukkan diriku di tepi tempat tidur.
" Daebak.. Tebakan kamu tepat sekali dek.. Mbak mau ketemu dengan si ganteng Vano " Ucap mbak Vina dengan semangat dan mencubit cubit lengan ku
" Iiih, apaan sih mbak, sakit tau.." Aku mengelus elus lengan ku yang di cubit cubit oleh mbak Vina, " Trus sama babang misterius lenyap dong, karena sudah ada babang Vano" Ucap ku menatap mbak ku yang sedang berkaca melihat penampilannya.
" Kamu tau gak?? babang misterius itu dengan babang Vano adalah orang yang sama. Dan dia tinggal di depan rumah kita.. Aaaaa... " Ucap mbak Vina sambil loncat kegirangan .
Aku membelalakkan mata mendengar ucapannya. " Jadi babang misterius tinggal di depan rumah kita?? itu tandanya dia anak dari pemilik hotel yang kaya raya itu dong?" Ucap ku penasaran
" Bukan anak, tapi cucu. Dan dia ternyata CEO di beberapa perusahaan Moza, kalau hotel dan pusat perbelanjaan, itu di pegang dengan Om nya" Jelas mbak Vina.
" Waaahh, cepet banget dapat infonya mbak?? trus trus??"
" Trus trus, emangnya mbak mobil lagi parkir apa??"
" Yaaa trus maksudnya itu gmn?? mbak sama babang Vano? udah jadian gitu??"
" He he eh, belom sih dek, jumpa aja belom" Nyengir mbak Vina
" Yaa ampun mbak, belum jumpa aja tapi udah senengnya kebangetan." Ucap ku
" Yuk turun. Kata Mami mereka mau bertamu ke rumah kita"
" Waahh, pantes aja dandan secantik gini. Rupanya mau ketemuan sama calon mertua " Ejek ku
" Ssttt, kamu ini suka banget gangguin mbak. Eh gmn?? dah cantik belum??
" Udah mbak udah, udah cantik, kayak bidadari baru turun"
" Turun dari kayangan kn? ah kamu bisa aja mujinya " Ucap mbak Vina tersipu malu
" Turun dari pohon gedek" Ucap ku berlalu meninggalkan mbak Vina di kamar.
" Kuntilanak dong?? awas kamu yaa dek." Ucap mbak Vina jengkel dan mengejarku.
" Mbak Mega, kenalin ini putri bungsu saya Kesya, dan itu putri saya Vina." ucap mami shella kepada perempuan yang tadi kulihat sedang mengobrol di depan rumah.
Kemana pun Mami pergi, Mami selalu mengenalkan aku kepada teman-temannya sebagai putri bungsunya. Betapa beruntungnya aku.
" Wah, anak kamu cantik-cantik yaa.., kenalin saya Tante Mega, dan ini anak sulung saya, Vano" Ucap Tante Mega yang mencium pipi kiri kananku dan mbak Vina.
Ku lirik ke arah mbak Vina yang wajahnya sudah memerah seperti tomat. " Ya ampun mbak, mirip babang limin" bisik ku
" Apaan sih dek" balas bisik mbak Vina
Mbak Vina dan aku pun memperkenalkan diri kepada babang tampan Vano yang sudah bertahun tahun bersemedi di hati mbak ku yang satu ini. Dan ku lihat mereka sepertinya punya gayung bersambut istilah orang tua dulu.
Aku dan mbak Vina ke dapur dan menyiapkan minuman serta cemilan untuk di hidangkan di meja tamu.
Kami ikut bergabung mengobrol dengan Tante Mega dan Vano. Yang sedari tadi aku melirik kedua insan berbeda jenis ini sedang curi-curi pandang.
"Emm Tante Mega kok bisa kenal akrab ya dengan Mami " Tanya ku di sela-sela pembicaraan mereka.
" Tante Mega ini teman kuliah Mami dulu sayang, tapi kami beda jurusan." Jelas Mami.
Dan aku melirik ke arah mbak ku. Waahh wajahnya sudah memerah seperti tomat yang sudah masak. " Eemm, gimana kalau Tante dan Kak Vano makan siang di sini aja. Masakan mbak Vina ini bisa bikin orang jatuh hati loh" Ucap ku
" Bagus juga tu, udah lama kita gak makan siang bareng kayak di kampus dulu kan??" Ucap Mami ku menyetujui rencana Ku.
" Boleh dech, yaa mana tau anak ku bisa jatuh hati dengan salah satu putri mu" Celetus Tante Mega yang sontak membuat babang tampannya mbak ku ini terbatuk-batuk dengan wajah yang memerah.
Aku menarik tangan mbak ku menuju dapur. Dan kupasangkan celemek ke dirinya.
"Apaan sih dek " Protes mbak Vina
" Ya ampun mbak, ini kesempatan mbak buat curi hati calon mertua mbak. Yaa mana tau si babang Limin juga jatuh hati mbak" Ucapku sambil mengikat celemknya.
" Limin Limin, Vano namanya bukan Limin" Sungut mbak Vina
" Kan mirip babang Limin mbak" Ucap ku
" Enak aja kamu sama samain babang tamvan mbak dengan Abang Abang es Limin mu itu" Ucap mbak Vina kesal.
" Iih mbak, siapa juga yang samain ma Abang es , maksud aku tu babang Liminho mbak" Ucap ku sambil menepuk jidat ku
" Y ampun dek, bilang kek mirip Lee min ho, kan mbak jadi semakin greget gitu dengan si babang Vano " Ucap mbak Vina dengan wajah memerahnya.
" Ya udah, malu malu kucingnya nanti aja di sambung, sekarang mbak masak yang enak yaa" Ucap ku sambil mengambil bahan masakan yang akan di masak oleh mbak ku.
Dengan lihai mbak Vina memasak masakan Spesial andalannya khusus untuk pujaan hati dan calon mertuanya. Soto, ikan lado, tomyam, acar, nasi dan buah pun sudah tersusun rapi di meja makan. Terlihat sederhana tapi rasanya yang luar biasa.
Aku memanggil Mami, Tante Mega, dan kak Vano untuk menyantap masakan mbak ku yang cantik. Benar saja, Tante Mega tidak berhenti hentinya memuji masakan mbak ku. Dan kulihat si pujaan hati mbak ku ini sampai menambah nasinya. Waahh benar-benar bakal ada janur kuning melengking nich.. Eh maksud ku melengkung.
Berita baiknya bagi mbak Vina adalah mulai besok Tante Mega dan keluarganya akan tinggal di rumah barunya. Dan ada syukuran kecil kecilan. Dan itu bukan hanya kabar baik buat mbak ku, tapi juga buat ku. Aku membuat beberapa cake untuk di bawa ke rumah Tante Mega besok. Mudah mudahan saja banyak yang suka dan Tante Mega bisa merekomendasikan usaha ku. Aku tersenyum girang dan sangat bersemangat untuk membuat cake dan kue
" Mi, Key dengar yang tinggal di depan itu keluarga dokter Mi? Kok bisa jadi keluarga pengusaha??" Tanya ku penasaran.
Saat ini kami sedang berkumpul keluarga sambil menonton acara sinetron TV yang judul dan jalan ceritanya menurutku tidak sesuai.
Mana ada anak pinggir jalan sanggup beli motor besar mewah nan mahal. Tapi berhubung pemainnya ganteng ya aku ikut aja nimbrung nonton.
" Yang anak pengusaha itu Tante Mega, nama Tante Mega itu Mega Putri Warisna Moza, dan suami Tante Mega itu yang dokter. Malahan Ayah Tante Mega sengaja membuat Rumah Sakit untuk suaminya Tante Mega." jelas Mami
" Daebak, beruntung banget ya suami Tante Mega" Ucap ku
" Namanya juga sudah rezeki, sudah di atur sama Allah." Ucap Daddy yang tadi hanya mendengar pembicaraan ku dan Mami.
" Trus, anaknya yang bernama Vano itu yang jadi pengganti Tante Mega?? Anak yang nomor dua gmn?? Kan tadi Tante Mega bilang kalo punya 2 anak cowok" Tanya ku penasaran.
" Vano yang ngurusin perusahaan di bidang pemasaran dan lain-lain lah pokonya, Mami juga kurang ngerti. Nah anak nya yang nomor 2 itu kuliah di kedokteran, supaya bisa terusin rumah sakit gitu lah pokoknya." Jelas Mami
" Oo, masih kuliah ya Mi. Yaaahh gak rezeki dong dapat dokter " Ucap ku lemas
" Kenapa?? Kamu mau punya suami dokter?" Tanya Mami.
" Ya gak gitu Mi, mana tau kan bisa jadi Cinderella gitu, bisa nikah sama orang kaya yang hartanya gak habis tujuh turunan" Canda ku.
" Kamu deketin aja Vano, kan dia juga pewaris Group Moza" Ucap Mami
" Mana boleh Mi, itu babang tamvan Vano milik mbak Vina, asal Mami tau yaa, itu loh pujaan hati mbak Vina si babang misterius itu loh Mi, ya babang tamvan Vano Mi" Jelas ku yang sontak dapat lemparan bantal dari mbak Vina
" Apaan sih kamu dek" Sungut mbak Vina
" Oo, jadi babang misterius itu Vano toh.. Hmm memang kalo jodoh GK kemana yaa.. Berarti Mami bakal punya calon mantu yang kaya nya tujuh turunan gak habis-habis dong" Goda Mami kepada mbak Vina.
Wajah mbak Vina langsung memerah dan malu mendengar ucapan Mami. "Apaan sih Mi"
Aku dan Mami tertawa melihat tingkah mbak Vina yang bagaikan ABG ketawan pacaran. Lucu dan sungguh lucu. Karena mbak Vina tu gak pernah pacaran karena selalu mengharapkan berjumpa dengan babang misteriusnya. Dan siapa tahu kalo doanya di jabah Allah dan sekarang berada di depan mata, eh maksudnya di depan rumah.
Aku dan mbak Vina ikut membantu menyusun makanan, minuman, dan kue di meja. Karena sebentar lagi tamunya Tante Mega akan tiba.
" Waah, calon mantu Mami rajin sekali." Puji Tante Mega yang dimaksudkan ke mbak Vina.
Sontak wajah mbak Vina memerah dan salah tingkah. " Eeh, Tante apaan sih, bilang-bilang aku calon mantu, nanti pacarnya mas Vano marah loh." Ucap mbak Vina
"Vano gak punya pacar, tapi calon istri punya." Ucap Tante Mega yang sontak membuat wajah merona mbak ku berubah pucat dan lesu. Mbak Vina hanya tersenyum kecut mendengar ucapan Tante Mega.
" Calon istrinya Vano kan kamu Vina." Ucap Tante Mega yang lagi-lagi membuat mata mbak Vina membulat dengan wajah yang merona.
" Iiih Tante apaan sih, gak lucu dech bercandaannya, lagian mana mau mas Vano dengan saya." Ucap mbak Vina malu-malu tapi berharap.
" Tante tau kok, kalo kamu tu udah lama suka sama Vano, dari kamu SMA kn?? Dan babang tamvan misterius julukan untuk Vano kn??, Trus di setiap doa kamu, selalu menyebut nama Vano kan?? Itu udah cukup buat Tante yakin kalo kamu itu calon mantu Tante yang baik." Ucap tante Mega.
Mbak Vina menoleh ke arah ku seakan bertanya apa aku yang membocorkan rahasianya dan aku menggeleng-gelengkan kan kepala bahwa bukan akulah pelakunya.
" Udah jangan di lototin si Kesya, nanti nangis dia. Mami yang kasih tau ke Tante Mega" bisik Mami yang datang ntah dari mana.
" Mami iih, bocor banget sih." Bisik mbak Vina
" Iya, Mami lagi bocor nich, makanya gak dapat jatah dari Daddy tadi malam." Bisik Mami
" Iiih mami, gak nyambung." Kesal mbak Vina
Mami hanya tersenyum geli melihat mbak Vina yang sudah salah tingkah saat kedatangan Vano. Belum lagi Vano yang mendekat kearahnya dan mengambil minuman yang ada di tangan mbak Vina. Dan kalau ku tebak, mbak Vina sudah menari-nari bahagia kayak di film-film India tu.
.
.
.
.
.
Readers.
Jangan lupa Like+vote+ komen ya..
mami hanya tersenyum geli melihat mbak Vina yang sudah salah tingkah saat kedatangan vano. belum lagi vano yang mendekat kearahnya dan mengambil minuman yang ada di tangan mbak Vina. dan kalau ku tebak, mbak Vina sudah menari nari bahagia kayak di film film India tu.
belum lagi Tante Mega mengenalkan mbak Vina sebagai calon mantunya kepada teman teman dan kolega om bram suaminya Tante mega. sipp daahh.. lengkap dech kebahagiaan mbak ku satu ini.
aku dan mbak Vina masih membantu bersih bersih di rumah Tante Mega, memang sih ada maid di sini, cuma demi misi mendekati calon mertua mbak ku, aku rela dech jadi maidnya mbak ku.
" Tante, Kesya pamit duluan yaa, soalnya Kesya harus nyiar malam" ucapku.
yuup, selain pembuat kue, aku juga seorang penyiar radio loh. sudah 2 tahun ini aku menjadi seorang penyiar. itu pun karena kawan ku yang nawarin dan pas aku coba, langsung jatuh hati di dunia penyiaran.
" nyiar??" tanya Tante Mega
" iya Tante, dia ini penyiar radio. artis di balik speaker!" ucap mbak ku yang di selingi tawanya.
" ya udah, kamu hati hati ya Kesya, makasih loh dah bantuin Tante, oh ya.. makasih juga buat kuenya. laris manis. kapan kapan Tante pesan kue sama kamu aja yaa.. temen temen om bram pun tadi pada nanyain kue kamu. katanya mantap tiada tanding." ucap Tante Mega dengan 2 jempolnya.
' yes, berhasil usahaku' batin ku, " iya tante, sama sana, Kesya pamit ya.. assalamualaikum"
" walaikumsalam salam, loh Vina mau ke mana?" tanya Tante Mega ke mbak Vina. aku yang masih berdiri di depan mbak ku langsung berhenti. dan mendorong mbak ku untuk bergabung dengan Tante Mega.
____
" gimana mbak?? sukses??" tanya ku ke mbak Mega yang sedang mencuci beras.
" doakan ya dek, "
" slalu mbak, yang penting mbak ku ini bahagia"
" emm, nanti malam mbak mau pergi nonton dengan mas vano dek!!" bisik mbak ku yang malu malu kucing tapi garong.
" ciiuuss mbak?? Alhamdulillah.. akhirnya dia mbak selama bertahun tahun gak sia sia yaa mbak" mbak ku pun tersenyum menanggapi ucapan ku.
"gak terasa ya mbak, udah sebulan aja mbak Deket dengan babang tamvan, dan malam Minggu ini kayaknya key bakal sendirian lagi dech. tau gitu key ambil jadwal nyiar malam Minggu aja." ucap ku merajuk
" duuh sayangnya adek mbak satu ini, eemm gimana kalo kita jalan bareng?" usul mbak ku.
" enggak ah, ntar ganggu" ucap ku
" hari ini kebetulan adiknya mas vano balik dari Jerman, jadi kamu kan bisa nemeni dia nanti"
" hmm ya udah dech mbak, sama brondong pun jadi lah, dari pada sama om om" ucap ku
" hati hati dek, nanti dapat om om hot baru tau kamu" canda mbak ku
" idiihh, amit amit mbak, jangan sampek deh" ucapku sambil mengetuk ngetuk meja.
" lagian adek mas vano itu umurnya 25 tahun, masih di atas kamu. dia kuliah di Jerman ambil S2, ambil spesialis syaraf" jelas mbak Vina
" OOO kirain masih di bawah aku mbak umurnya " nyengir ku
" emang kamu mau sama dokter?" tanya mbak ku
" ya gak juga sih mbak, mana yang di kasih Allah aja jodohku. dan saat aku bertemu dengan dia, hidupku pasti akan lebih seru dan menantang" ucap ku.
" bagus dech, jadi kamu gak perlu patah hati sebelum berjuang"
" maksudnya??"
" adik mas vano itu udah punya pacar, dan pacarnya itu juga dokter" bisik mbak Vina di kata terakhirnya.
" yaahh, pupus dech harapan mami dapat calon mantu dokter" celetus mami yang ternyata menguping pembicaraan ku dan mbak Vina
" apaan sih mi, kan udah dapat besan dokter tu yang kayanya tujuh turunan gak habis habis" ucap ku.
mami hanya tertawa dan menyetujui ucapan ku. berbeda dengan mbak Vina yang mengatai diriku dan mami matre.
" dek, cepetan udah di tungguin tu dengan mas vano. gak enak kalo kelamaan" ucap mbak Vina setelah mengetuk ngetuk pintu kamar ku.
" iya mbak, ini dah siap kok" ucap ku membuka pintu kamar.
dan selamaaat.. aku saat ini benar benar jadi obat nyamuk. mbak Vina dengan babang tamvan nya, dan Leo dengan pacar nya. aku?? dengan kesendirian ku. haahh tau gitu ku terima saja tawaran beti untuk menggantikan dia nyiar malam ini.
" dek, jangan cemberut dong.. mbak kan gak tau kalo Leo janjian dengan pacarnya" bisik mbak ku yang ku tanggapi dengan senyuman.
yakin dah, besok besok gak mau ikut lagi. biar aja dech nyiar malam Minggu. yang penting gak jadi obat nyamuk. bodo' amat di bilangin jomblo, toh hidup ini aku yang jalanin.
setelah 3 bulan kedekatan mbak Vina dan vano semakin lengket kayak perangko. Tante Mega meminta mereka untuk bertunangan. dan disinilah diriku yang sedang sibuk membuat kue untuk cemilan para tamu yang datang nanti sore. karena sesuai permintaan mbak Vina yang ingin acara pertunangannya di adakan sederhana.
mata ku melotot melihat betapa banyaknya bodyguard yang sedang menjaga depan rumah ku. seakan pagar rumah ku akan hilang saja. aku tersenyum ngeri. yang datang adalah king of Moza. pemilik group Moza yaitu kakek dan neneknya kak vano. yup mulai sekarang aku harus membiasakan memanggilnya dengan sebutan 'kak', karena sebentar lagi dia akan menjadi bagian keluarga ku. gak mungkin kn aku terus memanggilnya 'babang tamvan nya mbak ku'.
" mbak, neneknya kak vano masih cantik yaa.." bisikku ke mbak Vina
" iya dek, setau mbak umur kakek dengan Oma itu terpaut 10 tahun lebih"
" oooo, pantes masih cantik ya mbak" bisik ku yang di sambut dengan cubitan dengan mami.
" husss, jangan gosipin orang. gak takut apa dengan bodyguardnya??" ucap mami yang tiba tiba muncul di belakang ku dan mbak Vina setelah mencubit pinggangku.
" atuutt mi " ujar ku.
acara pertunangan pun berjalan dengan sukses, dan kak vano meminta sebulan setelah bertunangan mereka mengadakan acara pernikahan.
" waah, kak vano gak sabaran ya mbak buat ngejelajahi mbak" goda ku yang di sambut senyuman malu dengan wajah memerah persis seperti tomat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!