Salam manis dari saya buat yang sudi datang kepoin cerita saya. Jangan lupa beri bintang lima dulu di pojok kanan paling atas, saya tau kamu orang baik, pasti kasih bintang lima kan?? Makasih ....
Nah terus ada tulisan vote di bawahnya. Berbagi itu indah ya ... Berapapun yang anda beri saya doakan, semoga Tuhan yang balas dengan melipat gandakan kebaikan anda.
Dibaca ya .... Setelah baca, jangan lupa tekan gambar yang kayak gini 👍, sekalian tolong dimerahin gambar love di sampingnya biar gak ketinggalan ceritanya.
Silahkan komen apa aja sepuasnya. Bebas, gak ada batas, karena komentar anda seperti tendangan semangat buat saya.
Selamat Membaca ....
GGS bukan Ganteng Ganteng Serigala loh ya ... Tapi Gang Gesrek Story, ini judulnya. Yang artinya cerita yang terjadi di dalam sebuah rumah kost yang dinamakan Gang Gesrek. Lah, artinya panjang banget ...
Griya Golden Suites, yang disingkat GGS tapi lebih dikenal dengan Gang GeSrek. Sebuah rumah kost elite di pinggiran kota Surabaya. Rumah kost berlantai tiga ini mirip seperti apartment, bisa dibilang mewah lah untuk ukuran sebuah rumah kost.
Penghuninya juga dari kalangan atas. Yang mampu buat bayar uang kost sebesar 3jeti perbulan. ( Wih, penghasilanku sebagai bakul dawet sebulan ora Ono semunu.) Jiwa kere mu meronta ya Mbak?? Tapi maaf, inilah realitanya.
Hanya ada tujuh kamar, satu kamar di lantai bawah, lantai dua dan tiga, masing-masing tiga kamar. Empat sudah berpenghuni, yang tiga masih kosong. Monggo barangkali ada yang minat, japri bakul dawet yang merangkap jadi tukang bersih-bersih di GGS.
Mari perkenalan dulu dengan penghuni GGS.
•Metha Karmila, wanita estewe ( setengah tuwek ) berusia 40tahun penghuni kamar paling bawah. Biasa di panggil Bu Tedjo. Istri kedua Bapak Tedjo Budiman, Direktur Utama Perusahaan Petikemas Surabaya ini tetap terlihat cantik dan seksi meskipun sudah berumur. Dia seperti toko emas berjalan, bandar arisan dan juga lintah darat jadi pekerjaan sambilannya.
•Elsa Dheswita, biasa di panggil Kak Dhe. Entah berapa umurnya, tapi penampilannya masih seperti abegeh. Istri simpanan pejabat negara ini adalah seorang penyanyi sawer dari panggung ke panggung. Penampilannya yang kalem dan bawaan yang santai jadi jurus andalannya.
•Atika Mayangsari, Jeng Atik. Instruktur senam juga ketua MLM yang menjual produk kecantikan. Janda kembang, jablay, dan semlohay ini penghuni lantai dua yang mengancam ketenangan penghuni yang lain. Takut suami mereka tersihir dengan body bak biola tak berdawai. Eman e cah!!! Gak iso di petik.
•Rosita Dewi, Dek Sita panggilannya di GGS. Mahasiswi semester empat di universitas bergengsi ini, juga bekerja keras untuk bertahan hidup di kota besar. Part time di pub malam sampai menjadi wanita panggilan dia jalani demi sebungkus ayam geprek dan susu sapi murni tiap pagi.
Pengenalan tokoh karakter ya kak ... Semoga suka dengan karya kedua saya. Maafin kalau mungkin ada yang kurang, kurang garam, gula ato mungkin kurang Bin cabenya.
Selamat membaca, happy reading ....
Oh ya, LOMBA BIKIN COVER YANG PAS BUAT GGS ya ...
caranya FOLLOW AKUN AKU, kirim covernya ke CHAT PRIBADI aku ya....
PEMENANGNYA, PULSA 20K
Cuma itu doang??? Nggak kok kak, masih ada bonus doa dari aku, semoga niat baikmu Allah yang balas.
Gimana bisa tau siapa pemenangnya?
Covernya langsung aku post kak ...
MAKASIH SEBELUMNYA YA KAK ...
Pertama-tama kalian harus buang jauh jauh angan kalian untuk mendapatkan cerita romantis ala ala film Korea ataupun India.
Dan ucapkan selamat tinggal untuk cerita CEO dan sejenisnya karena kalian pasti tak akan menemukannya di novel ini.
Novel ini khusus menceritakan sebuah realita kehidupan di jaman modern dan sulit seperti sekarang ini.
Tak ada cerita one night stand dan sebagainya, karena kami penulis bukan penulis kisah romantis ala ala.
Kali ini tokoh pertama yang akan dibahas adalah seorang wanita bernama lengkap Elsa Dheswita Saputri. Anak pasangan dari keluarga sederhana di kampungnya.
Pak Edi dan Bu Yatmi nama orang tuanya.
Dhe Panggilan akrabnya, ia tinggal di rumah kost kostan elit di kota Pahlawan yang panas ini. Menjadi penyanyi ala kadarnya adalah pekerjaan sampingannya. Selain pekerjaan utamanya yaitu pemandu lagu di club' club' malam.
Gaya hidup yang hedon membuatnya harus keluar masuk berbagai Club' malam di kotanya.
Salah satunya adalah club' bernama Penthouse’s International Business Club. Club' dengan nuansa masa kini tersebut berada di kawasan Ngagel Surabaya.
Pagi ini seperti ia beraktivitas seperti biasa, setelah pulang dari club' malam ia tidur sejenak lalu mulai melakuan aktivitas seperti mencuci pakaian layaknya Wanita pada umumnya. Ia tinggal di Rumah gedong yang ia sewa perbulan seharga 3 jeti rupiah hasil keringatnya.
Ketika ia sedang menjemur pakaian, tiba tiba Bu Tedjo menyapanya dari lantai bawah.
Metha Wanita estewe itu biasa dipanggil dengan sapaan Bu Tedjo karena beliau istri kedua Pak Tedjo pengusaha peti kemas terkenal di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Bu Tedjo terkenal dengan emas segambrengnya. Bukan perkara mudah, ia mendapatkan emas emas tersebut dari hasil jerih payahnya menjadi lintah darat dengan bunga pinjaman mencekik leher nasabahnya.
Kemudian ia naik mendekati Dheswita, Ia mendekati Dheswita seraya memamerkan beberapa koleksi emasnya. Bak seorang model kelas atas, ia memamerkan beberapa koleksi perhiasan yang tampak seperti toko emas seluruh Kota.
"Piye Dhe, kerjoanmu ? wes penak tha ?" ( Bagaimana Dhe kerajaanmu ? udah enak kah ?) Tanya Bu Tedjo seraya menyibakkan rambutnya.
"Mbok aku Iki diajari to Bu ne carane dadi wong sogeh iku kepiye ? mosok Urip Kate ngene terus !" ( Ajarin aku dong Bu Tedjo caranya jadi orang kaya itu gimana ? masa hidup kok gini aja ).
"Urip iku pilihan Dhe, milih Endi dadi wong bahagia opo menderita, koyo aku meski dadi istri kedua aku Ra nyapo nyapo asal dompet Ono isine Ben Dino !" ( Hidup itu pilihan Dhe, pilih mana bahagia atau menderita, kaya aku meski jadi istri kedua gak masalah asal dompet tiap hari ada isinya).
"Iyo bener sih Bu, mosok aku Kate nyanyi terus saben Dino lungo teko kape kape ?" ( Bener juga Bu, masa saya tiap hari nyanyi keluar masuk kafe ?).
"Ojo kalah Karo Atika, lagi sewulan Nang kene wes oleh gebrakan ngalor ngidul, Kon iku gak kalah ayu loh Soko dek ne !" ( Ojo kalah Karo Atika, baru sebulan disini sudah bisa dapet pepetan sana sini, kamu itu gak kalah cantik loh dari dia).
"Tak rewangi kerjo Ben bengi Yo ngene wae, kudu golek sampingan Bu," ( Susah susah kerja tiap malam ya gini aja, harus cari sampingan).
"Eh, arek sing manggon lantai atas itu sopo jeneng e ? Sita kan Yo ? aku Lo eruh Ben Dino gendakkane Gonta ganti koyo ganti cawet !" (Eh, anak yang tinggal di lantai atas itu siapa ? Sita kan ya ? aku liat dia tiap hari Gonta ganti pacar tiap hari kaya ganti celana dalam ).
"Kudu belajar Nang dek ne berarti ?" ( harus belajar ke dia berarti ).
☘️☘️
Setelah pembicaraan serius dengan Bu Mheta istri kedua dari pengusaha peti kemas Pak Tedjo, Dheswita jadi memutar otak untuk mencari tambahan kucuran dana. Alih alih ingin menikah dengan pria yang ia cintai, kebutuhan hidupnya membuatnya harus mengubur dalam dalam angan angannya.
Sebelum berangkat bekerja ia menempatkan diri untuk berbaring sejenak di atas kasur kos-kosan nya.
Kamar berukuran 3x4 m tersebut hanya diisi oleh beberapa barang barang keperluan dirinya.
Sambil berbaring, Dheswita mengingat kejadian lucu beberapa malam yang lalu. Ketika tengah malam, selesai ia perform Hani sang sahabat karip yang merangkap menjadi Seorang PL, Pemandu Lagu menghampiri dirinya yang sedang menikmati segelas Vodca buatan Rusia.
"Dhe, Kon Ono kond*m gak ?" Tanya Hani dengan nada terengah-engah.
"Ora lah, Kon iku edan tha ?" Bentak Dheswita pada Hani sahabatnya.
"Ya udah kalau begitu aku mau minta Maya," Jawab Hani berlalu meninggalkan Dheswita yang sedang duduk di depan bartender sendirinya.
🌼🌼
Tiba tiba muncul ide di otak Dheswita, ia akan memanfaatkan kesempatan menyanyinya untuk berjualan Kond*m dadakan.
Emang dasar jiwa Sales-nya menggebu-gebu dari Orok, mau jual apa aja akan Dheswita kerjakan.
Setelah mendapatkan ide cemerlang untuk menjadi penjual alat pengaman dadakan, Kini wanita yang berusia hampir 30tahun tersebut mulai bersiap siap untuk berangkat bekerja.
Malam itu sehabis menyantap makannya, di warung tenda penyetan. Hanya itu makanan kaki lima yang sanggup ia beli di waktu krisis seperti pandemi saat ini.
Setelah ia mengeluarkan 2 lembar uang no ban-an , Dheswita berjalan menuju sebuah supermarket di lantai dasar tempat ia bekerja.
Dheswita masuk ke Supermarket yang terletak di lantai dasar tempat ia bekerja tersebut memang lengkap, selain kita bisa belanja kita juga bisa menonton film terbaru serta biasa bermain di area taman bermain indoor.
Dheswita menyomot beberapa Snack serta minuman bersoda untuk menemani dirinya melepas kantuk.
Setelah itu ia berjalan kearah meja kasir untuk membayar barang belanjaannya.
"Mbak, tambah Durex sama fiesta nya dong all varian ?" Pintanya pada sang kasir.
"Masing masing berapa mbak ?" Tanya sang kasir yang bertuliskan nama Adinda di sakunya.
"Masing masing selusin mbak !" Sahut Dheswita.
Kasir tersebut terbengong dengan jawaban Dheswita, Pasalnya baru kali ini dia menemui pembeli Seperi Dheswita yang membeli banyak alat kontrasepsi berbahan karet tersebut. Karena Supermarket tempat ia bekerja bukan menyediakan retail.
Tak ada rasa isin atau malu dari semburat wajah Dheswita, karena naluri berdagangnya yang besar apapun akan dilakukannya demi mendapatkan Jien lebih.
Selesai kasir menginput barang belanjaannya, Dheswita kemudian menyodorkan beberapa lembar uang cepek an.
"Mbak yang paling enak yang mana ?" Tanya Dheswita dengan muka polos minta ditampol sang kasir.
"Waduh saya kurang tahu mbak e !!" Sahut sang kasir masih dengan wajah geramnya.
"Besok kalau habis, saya akan kasih tertimoni dan rating bintang 5 ya ??" Ujar Dheswita kemudian pergi membawa barang belanjaanya.
🌼🌼🌼
Hola pembaca 😘😘
Selamat datang di karya *gak sengaja kolabs kami.
Saya dan mbak Sitta Azzaky yakni author dari novel Alvina sedang mengerjakan projek tak terduga karena suatu hal yang berhubungan dengan NT atau MT.
*Mbak sit, maafkan Saya dan MT ya karyamu kenapa bisa lolos di akun saya dan gagal lolos diakun sampean 😭😭
Mangatoon dan Noveltoon aku tak pernah menduakan kalian oke ? Sungguh mati aku cinta kalian 😘😘
🌹🌹
Terimakasih sebesar-besarnya atas dukungan kalian untuk karya kami ini.
"Asyeeeem .... Asyyyuuuu ..." teriak Sita. Baju yang dia pakai basah dan kotor terkena cipratan kubangan air yang menggenang sisa hujan semalam.
Dengan emosi dia menarik gas mengejar mobil Honda HR-V berwarna putih yang menyebabkan semua itu.
'Tiin Tiin Tiin'
Sita membunyikan klakson Yamaha N-Max nya dengan penuh amarah.
"Mandeg cuok!!! ( Berhenti Oey )" pekiknya dengan tangan kiri menuding ke arah pengemudi mobil, sementara tangan kanan berusaha mengimbangi laju motor sambil menarik gas.
Mobil itu menepi lalu berhenti. Sita pun juga berhenti dan memarkirkan motornya di depan mobil keluaran tebaru dari Honda.
"Turun!!!" seperti preman Sita berjalan mendekat.
Seorang cowok berpenampilan rapi dengan setelan jas berwarna abu-abu keluar. Sita terkesiap dengan wajah bule dan tubuh kekar pengemudi tersebut. Tubuh yang biasa disentuh, dijamah, dan dilibas oleh perawakan Indonesia,( kalau gak kurus kerempeng ya gembrot) mulai mendambakan tindihan dan hentakan dari tubuh atletis berwajah bule. Heemm ....
Akang gendang, kalo saya bilang maju, maju y ....
Maju ... Maju ...
Maju mundur, maju mundur kerasin dikit dong ....
"Ada apa ya??" si bule nampak terheran-heran melihat cewek cantik di depannya berdiri sambil menyapukan lidah ke bibir atasnya.
"Hei, kamu kenapa?" tepukan tangan bule di bahunya, membuat Sita tersentak.
"Kamu lihatnya aku kenapa?? Nih gara-gara kamu!! Gimana aku mau berangkat kuliah kalo tampilanku seperti ini?" Sita sambil menunjukkan kondisinya dengan baju yang basah dan kotor karena lumpur.
"Trus aku kudu piye??" seru bule itu yang bikin Sita menggabungkan alisnya.
Leh, bule kok ngomong jowo?? batin Sita. Sorry Mas, pengen ada peningkatan, sekali-kali di bayar pakai dolar. Rupiah cepet luntur. Subuh warnanya merah, di ajak masuk ke pasar udah ganti biru, keluar dari pasar, udah ijo aja. Nyampe rumah wes gak ada wujudnya. Hadeeeeh, kapan nabung buat beli Pajero??? Lek duet e cepet ilang.
"Yo wes lah, ra sah di pikir." Sita puter balik ke arah motornya.
Tancap gas balik ke GGS.
****
"Loooh, nyapo toh kowe nduk??" seru Bu Tedjo kaget dengan penampilan Sita yang persis gelandangan. Sedangkan yang lain menutup mulut mereka menahan tawa.
"Ono mobil lewat di genangan air, nyiprat nak aku" jawab Sita dengan memonyongkan bibirnya. Dan langsung nyelonong naik ke lantai atas kamarnya.
Setelah membersihkan diri, dia keluar kamar duduk di balkon GGS sambil memainkan game di hpnya. Terdengar keributan dari bawah. Sepertinya ada orang bertengkar. Siapa ya??
Menuruti rasa penasarannya, Sita turun ke bawah. Berpapasan dengan Dhe, Sita heran tumben nih perempuan irit wajah gak kepo.
"Ono op??" tanya Sita menghentikannya langkah wanita yang bernama akrab di sapa Dhe.
"Biasa, Jeng Atik di tuduh jadi pelakor."
"Pelakor lagi?? Bojone sopo mane?? ( Suami siapa lagi? )"
"Kayaknya Bu Udin" jawab Dhe lalu naik ke kamarnya.
"Sopo?? Pak Udin?? Ya ampun ... Jeng Atik ra picek lah, mosok iyo kolu karo wong pawakan koyok genderuwo, bendino ngalor ngidol mung gawe kolor, warnane ijo pisan. Untunge kulite ireng gilap lek e ijo persis butho ijo. Senadyan pensiunan jendral. ( Jeng Atik gak buta, masak iya mau sama manusia berperawakan persis genderuwo, tiap hari kesana kemari cuma pake kolor, warnanya hijau pula. Untung saja kulitnya hitam mengkilap kalau saja hijau mirip banget Buto ijo. Meskipun pensiunan jendral )" seloroh Sita panjang lebar. Lambe turah sebutan Bu Tedjo, kalau perawan statusnya aja yang satu ini, Cangkem Lamis.
"Katene di gendak, di sawang ae kudu mutah. (Jangankan di pacarin, di lihat aja wes bikin mual )" seru Dhe yang membuat tawa mereka berdua tergelak.
🌼🌼🌼
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!