Srivan...sebuah desa indah yang terletak di sebuah kaki gunung. Gunung yang berdiri dengan megah nya laksana seorang raja yang berwibawa di singgasana nya.
Desa Srivan dengan segala keindahanya akan memukau setiap mata yang melihat nya.
Hutan dengan pohon pinus yang berjajar seperti barisan prajurit. Hamparan rumput nan hijau bagai permadani ciptaan Yang Maha Esa. Sungai jernih dan berkelok dengan riak air nya yang sangat menentramkan. Di padukan dengan warna warni bunga dan kicauan merdu burung di pagi hari, membuat desa Srivan seperti surga impian.
Selain pesona dari alam nya, Srivan juga menyimpan keindahan yang lainya. Yaitu budaya dan masyarakat Srivan yang menakjubkan. Sebagian besar masyarakat Srivan berprovesi sebagai petani dan peternak, namun ada juga sebagian dari mereka yang berprovesi sebagai tukang kayu, pemahat, pengrajin tanah liyat dan pedagang.
Penduduk desa Srivan sangat ramah,mereka adalah orang-orang yang terbuka dengan sesuatu yang baru. Sehingga mereka juga mudah menirima pendatang baru yang datang ke desa Srivan. Namun mereka tetap menjunjung tinggi budaya dan adat istiadat yang telah tercipta sejak zaman nenek moyang mereka.
Pemukiman penduduk Srivan tak kalah unik dan mempesona. Dan itu juga yang menjadi ciri khas dari desa Srivan. Rumah-rumah yang ada di Srivan kebanyakan terbuat dari kayu. Walau Srivan berada di kaki gunung namun itu tidak membuat Srivan menjadi primitif. Penduduk Srivan sudah menggunakan listrik dalam kehidupan sehari-hari.
Penduduk Srivan memanfaat kan bendungan dan juga kincir angin untuk memasok listrik di sana. Gotong royong adalah hal yang di utamakan di desa Srivan. Sehingga mereka tidak bergantung pada desa-desa yang lain. Walaupun mereka juga menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan desa-desa yang lain.
Penduduk desa Srivan juga mengutamakan pendidikan. Anak-anak di sana di haruskan bersekolah setiap hari nya. Namun jenjang pendidikan yang ada di srivan hanya sampai jenjang setingkat SMA. Srivan belum memiliki universitas sendiri. Jika ada yang ingin menempuh pendidikan lebih tinggi lagi maka mereka bisa melanjutkan pendidikan di universitas yang ada di kota.
Ciri khas lain dari desa Srivan adalah makanan nya yang sangat menakjubkan. Ada roti khas Srivan yang di goreng dengan minyak samin, dan di nikmati dengan kuah kari dari kacang-kacangan. Bubur yang terbuat dari beras ketan dan susu di tambah kismis dan kenari,rasanya manis sekali. Ada juga susu yang di kocok sampai kaku, rasa nya akan meleleh di lidah. Dan masih banyak lagi kuliner menakjubkan di Srivan.
Pusat perekonomian di desa Srivan adalah pasar. Pasar di Srivan sangat lah ramai dengan segala hiruk pikuk perdagangan setiap hari nya. Pedang di pasar Srivan tidak hanya dari dalam desa Srivan saja, namun juga banyak pedagang dari desa lain. Sehingga barang-barang yang jual pun menjadi lebih beragam. Pasar di Srivan hanya buka dari pagi sampai siang hari. Tak jarang banyak pelancong yang datang ke pasar Srivan hanya untuk membeli barang-barang unik yang jarang di jual di kota.
Di balik semua hiruk pikuk dan pesona keindahan Srivan, ada seorang gadis yang pesonanya tak kalah indah dari Srivan. Langkah kaki nya menjejaki hampir setiap sudut Srivan. Nyanyianya membangunkan keheningan Srivan. Dan senyum nya sehangat mentari di pagi hari....
Matahari di desa Srivan mulai menampakan sinar nya. Hangat nya mulai menyebar ke setiap sudut Srivan. Geliat kesibukan pun mulai nampak di Srivan.
Begitu pula dengan seorang gadis yang melangkah kan kaki memulai aktifitas nya. Seorang gadis yang langkah kaki nya begitu lincah dan dengan gesit menapaki rerumputan di tanah Srivan. Dengan riang nya ia menyambut pagi setiap hari.
Dialah Chaiya.... seorang gadis buta yang sangat menawan. Matanya memang tak dapat melihat indah nya dunia, tapi itu tidak membuat nya bersedih dalam menjalani kehidupan.
Dalam mata Chaiya tergambar kepolosan dan keluguanya. Senyum Chaiya bagai sinar mentari pagi yang hangat,senyum yang sangat indah adalah milik Chaiya. Wajah Chaiya sangat alami dan segar seperti bunga-bunga yang bermekaran. Pipinya yang merona kemerah-merahan, begitu sederhana namun memukau. Rambut yang hitam panjang ter urai, begitu indah di terpa hembusan angin.
Chaiya
Chaiya adalah kesayangan semua orang di Srivan. Dengan kekurangan dalam diri nya tidak membuat hidup nya menjadi kurang. Semua yang di lakukan orang dengan fisik lengkap, Chaiya pun bisa melakukanya. Semangat yang ada dalam diri Chaiya, ketulusan dan kebaikan nya semua orang begitu menyayangi nya.
Setiap pagi Chaiya selalu pergi ke sungai untuk mengambil air. Sebenar nya ibu Chaiya sudah melarang nya pergi ke sungai, namun bukan Chaiya namanya jika harus berdiam diri tanpa melakukan apa pun.
Chaiya sudah sangat hafal dengan setiap sudut dari desa Srivan, sehingga dia tidak akan kesulitan untuk menjelajah Srivan walau pun dia buta...
Jalan setapak di antara bukit-bukit nan hijau di tapaki nya dengan membawa wadah air di tangan nya.
Hutan pinus yang indah juga Chaiya lewati, karna itu adalah jalur untuk menuju sungai. Burung-burung berkicau dengan sangat merdu, seolah ingin mengajak Chaiya untuk bernyanyi.
Ya...Chaiya memang memiliki suara yang indah. Dengan di iringi kicauan burung dan gemericik air yang terdengar seperti perpaduan musik indah di telinga Chaiya. Di tepi sungai di atas batu besar yang menjadi tempat faforit Chaiya, dia mulai bernyanyi dengan indah nya. Khayalan Chaiya tertuang dalam lagu yang di nyanyikanya.
Khayalan tentang seorang pangeran baik hati, yang akan datang dengan membawakan begitu banyak cinta untuk nya. Seorang pangeran yang akan membawanya dengan menaiki kereta kencana pergi ke istana nya.
Namun khayalan Chaiya jadi buyar saat suara melengking terdengar memanggil namanya. "Chaiyaaaaaaaa!!!!!!! sampai kapan kau akan terus di pinggir sungai?"
Ya...itu adalah suara Srada, ibu nya chaiya. Dia akan mulai mencari Chaiya saat putri semata wayang nya itu tidak kunjung pulang.
Srada adalah satu satunya keluarga yang di miliki Chaiya, yah walaupun seluruh Srivan sudah seperti keluarga bagi Chaiya. Semenjak ayah Chaiya meninggal, dia hidup berdua dengan ibu nya, yaitu Srada. Srada sangat menyayangi Chaiya, dan kerap khawatir karna Chaiya tidak bisa melihat.
"Ibu...aku hanya mengambil air dan aku tidak akan tersesat.." ucap Chaiya.
"Ya Chaiya sayang, tapi kau pergi dari pagi sampai siang, apa kau tidak tau betapa khawatir nya ibu?" ucap Srada kesal.
Chaiya sudah biasa mendengar omelan ibu nya, dan dia tau ibunya begitu karena menyayanginya. Chaiya hanya tersenyum melihat kelakuan ibunya.
Srada (ibu nya chaiya)
Di rumah Srada sudah menyiap kan makanan kesukaan Chaiya, roti dengan kuah kari kacang juga susu yang di kocok sampai kaku. Bagi Chaiya masakan ibu nya adalah yang paling enak di dunia.
Hari yang indah di Srivan seperti biasa nya. Mentari mulai menampakkan sinar nya. Chaiya pun mulai menggeliatkan tubuh nya tanda ia sudah terbangun dari alam mimpi nya. Chaia tersenyum saat teringat mimpinya semalam.
"Apakah kau bermimpi indah nak...?" sapa Srada yang sudah berada di ambang pintu kamar chaiya.
"Ibu...dari mana ibu tau aku bermimpi indah?" sahut Chaiya dengan wajah merona karena tersipu. "Terlihat jelas dari senyum mu, apa yang kau mimpi kan Chaiya?" tanya Srada sambil tersenyum dan membelai pucuk kepala Chaiya.
"Ibu...dalam mimpi ku aku bertemu seseorang, seorang pria yang sangat baik padaku, dia datang dengan membawa begitu banyak cinta untuk ku. Apakah dia pangeran ku bu..?" jelas Chaiya pada ibu nya. "Ya...mungkin..." jawab Srada sambil menghela nafas melihat tigkah putri nya.
"Dan sekarang cepatlah mandi Chaiya, karna kita akan pergi ke pasar." kata srada sambil berlalu meninggal kan Chaiya. Setelah beberapa menit Chaiya sudah selesai bersiap siap. Chaiya dan Srada memulai sarapan sebelum mereka pergi ke pasar.
Selama perjalan menuju pasar, Chaiya terlihat bahagia dan tak henti henti nya bersenandung dengan tingkah nya yang tidak bisa diam. Srada tersenyum melihat tingkah putri nya itu. Dan sampailah mereka di pasar Srivan, pasar yang tidak pernah sepi dari kegiatan perekonomian.
"Chaiya tunggu lah di sini, ibu akan membeli beberapa barang dan cepat kembali." pinta Srada pada putri nya, karna suasana pasar sedang ramai Srada khawatir Chaiya tertabrak pengunjung pasar yang lain. Chaiya pun meng iya kan ucapan ibu nya, dan menunggu Srada di taman yang terletak di ujung pasar.
Chaiya masih sibuk bersenandung sambil menunggu Srada, hingga ada sesuatu yang terasa geli saat menyentuh kulit kaki Chaiya.
"Aaaaaaa... apa ini?" pekik chaiya sambil berjingkat mundur karna kaget dan sedikit takut. Hingga akhir nya terdengar lah suara "meauuu."ternyata itu adalah seekor kucing kecil.
Kucing kecil yang sangat imut dan menggemaskan, berbulu putih dengan badan yang gembul, mirip seperti bola bulu. Kucing itu terus mendekati Chaiya dan menggosokan lagi badan nya di kaki Chaiya. Chaiya mencoba meraba kucing itu dengan indra peraba nya. Chaiya merasakan bulu yang sangat lembut saat ia menyentuh nya.
Kucing kecil itu mengeluarkan suara dengkuran saat Chaiya mengelus elus tubuh nya. Seketika Chaiya pun langsung menyukai kucing kecil itu. Karna pada dasar nya Chaiya memang penyayang binatang. "Apa sebaik nya ku pelihara saja ya kucing ini? owww dia sangat menggemas kan." batin Chaiya.
Hingga akhir nya Srada datang menghampiri Chaiya, dengan menenteng tas belanjaan yang sudah terisi barang-barang yang mereka butuh kan. "Chaiya...apa yang kau lakukan nak?" tanya Srada yang penasaran dengan kegiatan putri nya. "Lihatlah bu...dia imut kan?" tanya Chaiya sambil menunjukan kucing kecil pada Srada.
"Dari mana kau dapatkan kucing itu Chaiya?" tanya Srada penasaran. "Kucing ini tadi mendatangi ku bu...mungkin dia tidak punya induk, ku pikir akan bagus jika kita membawa nya pulang dan memelihara nya." jelas Chaiya. Srada memperhatikan sekeliling untuk memastikan kalau kucing kecil itu benar benar tidak punya induk.
Dan benar saja, kucing kecil itu memang tidak punya induk, Srada pun meng iya kan permintaan putri nya dan membawa kucing kecil itu pulang untuk di pelihara. "Kucing kecil ... aku harus memanggil mu apa?" batin Chaiya. Chaiya mulai berfikir nama yang cocok untuk kucing nya. "Ya!!! nama mu adalah Balu!" ucap Chaiya dengan penuh semangat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!