NovelToon NovelToon

Bukan Janda

Hamil

Plakkkk

Seorang pria menampar seorang gadis yang berusia sekitar 18 tahun. Pria tersebut adalah ayah dari gadis itu.Ia menampar putrinya sendiri karena mendengar berita yang sangat mengejutkan.

Syafira terdiam.Wajahnya memanas karena tamparan ayahnya.Air mata yang ia tahan sejak tadi akhirnya mengalir. Yah gadis yang ditampar adalah Syafira.

Syafira melakukan kesalahan fatal sehingga ayahnya benar benar marah.Ayah nya tak pernah semarah ini kepadanya.

*Flasback*

"Bagaimana dok keadaan saya? Apakah saya sakit biasa atau bagaimana" Syafira berkonsultasi ke dokter. Karena ia merasa ada yang aneh di tubuhnya.Ia selalu merasa mual dan muntah muntah namun yang keluar hanyalah cairan bening.

Dokter itu menatap Syafira.Lalu memberikan hasil test nya. Dengan cepat Syafira langsung membukanya. Di dalamnya berisi foto foto janin yang masih sangat kecil sekali.

"Apa ini dok?" Syafira bertanya kepada dokternya karena ia tak mengerti.

"Gejala yang kamu alami itu adalah gejala kehamilan.Dan sekarang kamu sedang hamil 3 minggu." Ucap dokter tersebut.

Syafira menggeleng lemah.Dirinya tak mungkin hamil.Syafira memang pernah melakukannya sekali dengan adit, teman kuliahnya. Itu pun karena ia dijebak.

Syafira beranjak dari tempat konsultasinya.Lalu berpamitan kepada dokter yang menanganinya."Kalau begitu saya permisi dulu dok"

Dokter nya hanya mengangguk.

Syafira berjalan dari lorong rumah sakit dengan kepala menunduk.Ia tidak tau harus mengatakan apa kepada kedua orang

 tuanya.Terutama pada ayahnya.Tapi bagaimana pun juga Syafira harus mengatakannya kepada ayahnya.

Syafira pulang ke rumah dalam keadaan murung.Ia disambut oleh ayahnya.Syafira langsung memeluk ayahnya dengan sangat erat.Ia tak bisa berkata kata di hadapan ayahnya.

"Anak ayah kenapa menangis? Ayo coba cerita sama ayah" Ucap Tio, ayah dari syafira.

Syafira masih ragu ragu untuk mengatakannya.Ia takut terhadap reaksi ayahnya nanti.Syafira terdiam untuk beberapa saat.Lalu menatap wajah ayahnya.

"Ayah, syafira hamil" Akhirnya kata itu terucap juga.

"Syafira, jangan bercanda seperti ini. Itu tidak lucu" ucap Tio.

Syafira memberikan hasil test nya kepada Tio.

Tio membukanya.Dan betapa terkejutnya ia setelah melihat isinya.

Tio sangat marah.Tanpa pikir panjang ia langsung menampar wajah syafira.

*Flasback off*

"Siapa yang menghamili kamu? Katakan pada ayah" Ucap Tio.Walau pun ia melihat Syafira menangis tapi ia tak memeluknya seperti biasa yang ia lakukan tiap kali Syafira menangis.

Tio benar benar kecewa pada putrinya.Syafira memang suka membuat masalah namun Tio selalu memaklumi dan memaafkannya.Kali ini tidak.

Mendengar suara keributan.Seorang wanita paruh baya keluar dari dapur.Wanita itu adalah Wina.Istri dari Tio ayahnya Syafira.

"Ada apa ini, kenapa ribut ribut. Syafira kamu kenapa menangis?" Tanya Wina dengan lembut.Wina yakin kali ini Syafira membuat kesalahan lagi.

"Syafira hamil" Ucap Tio.

Duarrrr

Bagai ditusuk pisau.Hatinya sangat terkejut mendengar hal itu.Putri yang sangat ia sayangi sedang hamil.Dadanya terasa sesak.Ia memegangi dadanya lalu pingsan.

"Wina, Ibu" Teriak Tio dan Syafira bersamaan.

Dengan sigap Tio langsung mengangkat tubuh istrinya dan membawa ke kamarnya.Ia membaringkan tubuh istrinya.Lalu menelfon seorang dokter kepercayaannya.

Syafira sangat khawatir akan kondisi ibunya.Ia terus mondar mandir di depan kamar ayah dan ibunya.

"Ini semua salahku" Syafira menyalahkan dirinya sendiri.

Tak lama kemudian.Dokter yang ditelfon Tio datang sambil membawa sebuah peralatan.Dokter memeriksa keadaan Wina.

"Bagaimana kondisinya Dok?" Tanya Tio.

"Istri anda tidak apa apa, ia hanya syok saja.mungkin karena mendengar berita yang sangat mengejutkan baginya" ucap dokter

Dokter membereskan peralatannya dan memberikan resep obat kepada tio.Lalu dokter itu pun segera pamit pulang.

Tio keluar dari kamarnya.Ia membiarkan istrinya untuk istirahat.Tio menemukan Syafira yang sedang mondar mandir tak karuan.

Ayah, gimana keadaan ibu?" Tanya syafira dengan wajah panik.

Tio tak menjawab pertanyaan dari syafira.Ia langsung pergi.meninggalkan syafira sendirian.

syafira masuk ke dalam kamar ibunya.Ia menatap wajah sang ibu.ibu yang telah mengandungnya selama 9 bulan.Kini tergeletak tak berdaya.

Syafira menggenggam tangan ibunya.Dan menciumnya berkali kali.

"Maafkan Syafira bu?. Syafira telah mengecewakan ibu" Air mata yang sempat terhenti akhirnya turun kembali.Syafira kembali menangis.

Tio menatap Syafira dari pintu kamarnya.Ia merasa tak tega pada putrinya.Tio mendekat lalu memeluk putrinya dengan kasih sayang.Sekecewa apapun Syafira tetaplah putrinya. Sebenarnya ini bukan sepenuhnya salah Syafira. Tapi ini juga salahnya karena tidak bisa mendidik anak dengan baik.

"Ayah, apa ayah sudah tidak marah padaku?" Tanya Syafira sambil sesenggukan karena menangis.

Tio menggeleng. "Ayah tidak pernah marah, Ayah hanya kecewa. Maafkan ayah syafira, Ayah sudah gagal mendidikmu" Ucap Tio.

"Tidak ayah,ini salah Syafira juga.Seandainya waktu itu.."

Belum sempat meneruskan perkataannya.Tiba tiba tangan wina bergerak.Ia sudah mulai sadar.

Wina menatap sekelilingnya.Lalu pandangannya berhenti pada Syafira.Wina berusaha bangun dan tubuhnya menyandar di kasur.

Mata wina berkaca kaca melihat putrinya.Putri kecilnya sekarang sedang mengandung janin.Wina memang ingin mempunyai cucu tapi tidak dengan cara seperti ini.Tapi yah mau bagaimana lagi semuanya sudah terjadi.

Wina menatap Syafira dengan tatapan lembut.Wina tidak bisa marah pada putrinya.Wina sangat menyayangi Syafira.

Tangan Wina menyentuh kedua pipi Syafira dan menghapus air matanya.

"Syafira, bilang pada ayah dan ibu. Siapa yang menghamilimu?" Tanya Wina.

Deg

Haruskah Syafira memberi tahunya?.

Rasanya Syafira tak ingin menjawab pertanyaan itu.Tapi bagaimana pun dia harus mengatakannya.

"Syafira dihamili Adit bu, dia teman kuliah Syafira" Jawab Syafira pelan pelan.

"Adit?? Yang pernah datang kesini bukan" Tanya Tio

Syafira mengangguk sebagai jawaban.

"Katakan pada ayah, dimana alamat rumah Adit. Ayah akan berbicara dengannya." Ucap Tio.

Syafira memberi tahu semuanya.Bukan hanya tentang alamatnya.Tapi juga mengenai keluarga Adit.

"Sekarang katakan pada ibu bagaimana kau bisa hamil? Kamu melakukannya karena suka sama suka atau karena dipaksa" Akhirnya pertanyaan inti keluar juga dari Wina.

Apakah Syafira boleh berbohong?

Syafira menatap wajah sang Ayah dan ibu secara bergantian.Ia sudah membuat mereka kecewa.Syafira tak mau menambah beban mereka dengan membohonginya. tapi ia harus terpaksa berbohong

"Kita melakukannya secara sadar dan suka sama suka ibu. Adit juga mengatakan kalau dia akan bertanggung jawab" Ucap Syafira.

padahal kenyataannya tidak, Syafira dijebak oleh adit. Syafira juga tak mungkin mengatakan kalau dia dijebak.

Tio sebenarnya ingin marah.Tapi ia menahannya.Tio tak mau Syafira merasa tertekan. bagaimana pun anak yang ada di dalam kandungan Syafira adalah cucunya.Ia tak mau menyakiti syafira dan calon cucunya.

Wina dan Tio saling bertatapan.Mereka seolah mengatakau kalai mereka harus menjaga Syafira serta janinnya.

Tio membawa Syafira ke dalam pelukannya.dan melepaskannya.

"Sekarang kamu istirahat ya. Ayah yakin kamu pasti capek"

Syafiira mengangguk.Ia keluar dari kamar ayah dan ibunya.

Tio dan wina bertatapan.

"Besok aku akan pergi ke rumah adit,aku akan meminta pertanggung jawabannya pada Syafira" Ucap Tio kepada wina.

"Aku setuju mas, Syafira tidak boleh melewati ini dengan sendirian"

keduanya menghela nafas.Putri kecil mereka akan menjadi seorang ibu.

Tanggung jawab

Keesokan harinya.Syafira terbangun dari tidurnya.Semalam ia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan janin yang ada di dalam kandungannya..

Syafira tidak menyangka bahwa ia akan menjadi seorang ibu di usia muda.Kalau saja Syafira tidak melakukan itu, pasti sekarang ini tidak akan terjadi.

Syafira menghela nafas dan turun dari ranjangnya.Syafira pergi ke dapur dan mengambil sebuah gelas lalu diisi dengan air.

Syafira merasa sangat kehausan. Ia meminum air dengan sekali tegukan.

Wina baru turun dari kamarnya.Ia melihat putrinya sedang berada di dapur.Tentu saja wina heran karena biasanya Syafira tidak bangun pagi seperti ini.

"Tumben kamu bangun pagi?" Tanya wina pada Syafira.

Syafira menoleh ke arah ibunya. "Syafira tidak bisa tidur bu,semalam syafira terus memikirkan bagaimana nasib anak yang ada di dalam kandunganku"

Syafira melihat ke arah perutnya dan mengelusnya.Anak itu tidak bersalah,Syafira tidak akan menggugurkannya.Ia akan merawatnya dengan sepenuh hati.

Wina mendekat ke arah syafira.Ia juga mengelus perut putrinya."Kamu harus menjaga anakmu,bagaimana pun dia adalah cucu ibu.Ibu akan membantumu merawat dan menjaganya"

Syafira tersenyum tipis.Ia beruntung memiliki seorang ibu yang penyayang seperti Wina.Syafira memeluk ibunya dengan erat.

"Terima kasih dan maafkan Syafira bu,terima kasih karena ibu sangat menyayangi aku dan maaf karena Syafira membuat ibu kecewa" Ucap Syafira.

Wina membalas pelukan Syafira.Sebagai seorang ibu wina sangat menyayangi putrinya tersebut.

"Kalian berpelukan tanpa mengajak ayah?"

Wina dan Syafira dikejutkan oleh sebuah suara.Suara itu adalah suara Tio.

"Ayah..." Syafira langsung menghambur ke pelukan ayahnya.

"Maafkan Syafira karena telah membuat  ayah kecewa"  ucap syafira dengan mata yang berkaca kaca.

"Sudahlah yang berlalu biarlah berlalu..sekarang kita harus memikirkan hal lain" Ucap tio sambil mengelus rambut Syafira.

Syafira mendongakkan kepalanya dan menatap ayahnya dengan heran. "Hal lain apa yang ayah maksud?" Tanya nya.

"Hari ini ayah dan ibumu akan pergi ke rumah Adit, pria yang menghamilimu itu.Ayah akan meminta pertanggungjawabannya.Kamu juga harus ikut nanti" Ucap Tio.

Syafira mengangguk. "Baiklah,Sekarang ibu akan memasak dulu. Ayah dan Syafira duduk lah di meja makan."

"Syafira boleh membantu ibu?" Tanya Syafira.

"Jangan, lebih baik kamu duduk saja.biar ibu yang masak sendirian.Lagian kamu tidak boleh kecapean karena ada bayi di dalam kandunganmu." Wina tidak ingin Syafira kecapean.

"Baiklah bu" Syafira menurutinya.Karena ibu nya memang benar.Ia tidak boleh kecapean.

Beberapa menit kemudian.Wina sudah sudah selesai.Ia menghidangkannya di atas meja.

"Makanan datang" Ucap Wina.

"Wah seperti nya enak nih" Lanjut Tio

Syafira hanya tersenyum.Kemudian Syafira mengambil piring dan mengisi nya dengan nasi dan lauk pauk.Syafira tidak mengambil sayur karena syafira tidak menyukai sayur.Namun Wina tetap mengambilkan sayur untuk Syafira.

"Ibu, Syafira kan tidak suka sayur? Kenapa ibu memberi Syafira sayur" Tanya Syafira dengan bibirnya yang mengerucut.

Ayah nya hanya terkekeh geli melihat raut wajah Syafira.

 "Sekarang kamu tidak hanya makan untuk dirimu sendiri sayang, tapi juga untuk bayi yang ada di dalam kandunganmu.Bayi itu butuh vitamin seperti sayur ini.Makanya kamu harus makan sayur" Jawab Wina sambil menaruh sayur di piring Syafira.

"Iya wina, ibumu benar. Sayur itu juga sangat bagus untuk kesehatanmu dan bayimu" Timpal Tio.

"Baiklah, Syafira mengerti." Ucap Syafira.

Kemudian mereka makan tanpa berbicara sepatah kata pun.Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.

Setelah selesai makan, wina membereskan semuanya dan mencuci piring.

"Syafira, sekarang kamu mandi lah dan bersiap siap.Sebentar lagi kita akan berangkat" Ucap Ayahnya.

"Siap ayah"

Syafira lalu pergi ke kamarnya.Di dalam kamar Syafira termenung sendirian.Syafira tidak tau reaksi apa yang akan diberikan adit nanti.Syafira masih belum memberi tahu tentang kehamilannya pada Adit.Syafira menghembuskan nafasnya pelan.Apapun yang terjadi Syafira harus kuat menghadapinya.

Dalam 20 menit Syafira sudah selesai bersiap siap.Ia memperhatikan penampilannya di cermin.Lalu setelah itu Syafira keluar dari kamarnya.

Kedua orang tua nya sudah menunggu dari tadi.Saat Syafira datang Wina dan Tio langsung berdiri.

"Ayo kita berangkat" Ucap Tio. Dan diangguki oleh kedua wanita itu.

Selama perjalanan, tidak ada pembicaraan sama sekali.Semuanya sibuk dengan pikirannya masing masing. Terutama Syafira, dia sangat memikirkan reaksi adit nanti.Apakah adit akan bertanggung jawab atau malah sebaliknya.Syafira melihat ke luar jendela mobil.Dan saat itu mata Syafira bertatapan dengan seorang pria.Mata pria itu sangat indah sehingga membuat Syafira tidak mau melepaskan tatapannya.

Pria yang ditatap oleh Syafira Adalah Keenan Aldebaran Bright.Dia adalah seorang pembalap motor yang sangat handal.Umurnya menginjak 25 Tahun.

Merasa perempuan yang menatapnya itu terpesona.Keenan mengedipkan sebelah matanya.Lalu motornya melaju dengan cepat meninggalkan Syafira dengan tatapannya.

"Siapa laki laki itu?" Batin Syafira.

Saking asyik nya melamun Syafira tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di rumah Adit.Wina dan Tio turun dari mobil dan disusul oleh Syafira.

"Kamu yakin ini rumah Adit?" Tanya Tio kepada Syafira.

"Iya yah, Adit pernah mengajak syafira kesini" Jawab Syafira.

Lalu tanpa menunggu lagi, mereka mengetuk pintunya.Tak ada jawaban, Tio mengetuk pintu untuk kesekian kalinya.Pintu pun terbuka.

Menampilkan seorang lelaki dengan wajah yang masih kusut,sepertinya dia baru bangun dari tidurnya.Pria itu adalah Adit.

Setelah membukakan pintunya, mata Adit terbuka lebar melihat siapa yang datang. Syafira dan kedua orang tuanya.

"Silahkan masuk om, tante" Ucap Adit.

Lalu pandangan Adit jatuh kepada Syafira.Namun Syafira menatap ke arah lain.

Setelah dipersilahkan duduk, mereka bertiga pun duduk.

"Bibi, tolong siapkan minuman untuk tamu kita" Teriak Adit kepada pembantunya.

"Siap den" Jawab Bibi.

Tio menatap adit dengan tatapan yang tajam.Membuat Adit merasa tegang. "Ada apa ini?" Batinnya.

"Kedatangan kami kesini untuk meminta pertanggung jawabanmu kepada putri saya" Ucap Tio dengan nada tegas.

"Pertanggung jawaban apa om?" Tanya Adit.Ia sendiri merasa kebingungan.

"Aku hamil anak kamu dit" Ucap Syafira.

Adit tertawa dengan keras.Membuat Tio geram terhadapnya.Namun Tio masih tetap diam ia menunggu keterangan dari Adit.

"Kamu pikir aku bodoh? Kita hanya melakukannya sekali. Itu pasti bukan anak aku melainkan anak pria lain" Tuduh Adit.

Kemarahan Tio memuncak.Tio tidak bisa membiarkan Adit begitu saja.Tanpa pikir panjang Tio langsung berdiri dan menghajar Adit berkali kali.Sampai adit terbatuk batuk.

Beruntung Wina segera memisahkannya kalau tidak entah apa yang akan terjadi pada Adit.

"Kamu harus tanggung pada anak saya, Nikahi dia" Ucap Tio.

Adit berdiri tertatih tatih.Lalu menatap Tio dengan tak kalah tajamnya. "Saya tidak akan menikahi Syafira, karena saya sendiri tidak yakin itu adalah anak saya. Lagian saya juga akan segera menikah dengan perempuan lain"

Adit menyerahkan sebuah undangan pada Tio.

Tio meremas undangan itu.Tio akan kembali menghajar Adit namun dicegah oleh Istrinya.

Wina menatap Adit. "Suatu saat kamu pasti akan menyesalinya nak"

Lalu Wina mengajak suami dan putrinya pulang.Wina sudah tak tahan dengan Adit.Karena sedari tadi Adit terus merendahkan putrinya.

Sebenarnya Adit tahu kalau anak yang dikandung Syafira adalah anaknya.Namun ia tidak mau bertanggung jawab.Adit memilih menikahi pacarnya, daripada Syafira.

"Lho den, tamunya mana?" Tanya bibi.

"Sudah pulang bi" Jawab Adit.Lalu pergi ke kamarnya dan melanjutkan tidurnya yang senpat terganggu karena kedatangan keluarga Syafira.

Dalam perjalanan pulang, Tio kelihatan sangat marah.Tio menyesal membawa Syafira ke hadapan Adit kalau akhirnya Syafira dihina seperti ini.Tapi Tio berusaha tenang.Ia berusaha memendam amarahnya di depan Syafira.

"Ayah.." Lirih syafira.

"Iya sayang?" Jawab Tio.

"Maafkan Syafira..Ini semua salah Syafira"

Syafira menundukkan kepalanya.Membuat Tio dan Wina saling bertatapan.

"Tidak sayang kita disini sama sama lah" Jawab Wina.

Setelah sampai di rumah, Syafira langsung berlari ke dalam kamarnya.Ia mengunci diri.

Syafira menangis dalam diam.Sampai akhirnya dia tertidur.

Bertemu dia

"Keenan" teriak seorang wanita dari ruang tamu. Wanita itu adalah Mela ibunya keenan. Mela berteriak untuk membangunkan putranya yang tak bangun-bangun.

Karena tak mendapat jawaban,Mela pergi ke kamar Keenan. Dan menemukan keenan sedang asyik memeluk gulingnya. Mela membangunkan keenan dengan cara menggoyangkan badannya. Namun keenan tetap tidak bangun.

"Nih anak tidur apa mati sih" ucap Mela kepada dirinya sendiri.

Karena tak kunjung bangun. Mela mencari cara untuk membangunkan Keenan. Mela berpikir sejenak. Akhirnya Mela menemukan ide untuk membangunkan Keenan.

"Keenan cepat bangun di bawah ada gadis cantik yang sedang menunggumu" teriak Mela.

Mendengar teriakan Mela, Keenan langsug terbangun.Ia berlari ke bawah untuk menemui gadis yang dimaksud oleh ibunya. Mela menggelengkan kepalanya melihat tingkah keenan. Lalu Mela menyusul keenan ke bawah.

Keenan melihat ke seluruh bagian rumah. Namun tak ada kehadiran seorang gadis cantik. Keenan melihat ibunya lalu menanyakannya.

"Dimana gadis itu ma? Kenapa Keenan tidak bisa menemukannya" Tanya Keenan.

Mela memutar bola matanya dengan malas. "Kalau urusan gadis cantik aja langsung bangun" gumam Mela.

"Gadis cantik itu ada di depanmu" ucap Mela sambil menahan tawa nya.

"Di depanku hanya ada mama" ucap Keenan.

Akhirnya Mela tertawa lepas. Ia tak bisa menahan tawa lebih lama lagi. Sementara Keenan kebingungan karena melihat ibunya tertawa.

"Gadis cantik yang mama maksud adalah adalah mama sendiri" ucap Mela.

"Jadi mama ngebohongin keenan" ucap Keenan.

"Lho mama gak pernah ngebohongin kamu.Memang bener kan kalau mama cantik"

Ucap Mela.

Keenan duduk di sofa dengan lemas. Tadinya ia berharap bahwa ada gadis cantik di rumahnya. Namun ternyata ia hanya dikerjai oleh ibunya sendiri.

"Papa mana mah?" tanya Keenan pada Mela.

Mela menepuk dahi nya. "Mama lupa, mama belum bangunin papa kamu." Setelah mengatakan itu Mela langsung mengacir ke kamarnya untuk membangunkan suaminya.

Ini semua gara gara Keenan. Coba kalau dia tidak susah dibangunin pasti Mela sudah membangunkan suaminya.

Keenan mengingat kejadian kemarin. Dimana seorang gadis menatap nya dari dalam mobil. Keenan masih mengingat dengan jelas wajahnya. "Aku harus bisa bertemu gadis itu lagi" batin Keenan.

Keenan merasa penasaran dengan gadis itu. Gadis itu sangat cantik tapi kemarin Keenan melihat ada sebuah ketakutan di wajahnya.

 Tiba tiba Keenan merasa bahu nya ditepuk oleh seseorang yang ternyata adalah ayahnya.

"Papa ngagetin aja sih" ucap Keenan.

"Kamu mikirin apa sih sampai melamun gitu" tanya Mahendra ayah keenan.

"Rahasia" jawab Keenan.

Mahendra hanya mendengus. Anak satu satu nya itu sangat menyebalkan baginya. Tapi mahendra sangat menyayangi keenan.

"Papa, Keenan ayo sarapan dulu" teriak Mela dari arah dapur.

"Dipanggil pawang tuh pah" ucap Keenan.

"Heh dia mama mu tahu" balas Mahendra.

Lalu keduanya pergi ke dapur sebelum Mela berteriak lagi. Mereka pergi ke arah meja makan dan duduk. Mela menyiapkan makanan di atas meja makan. Setelah selesai, Mela mengisi piring suaminya dengan nasi dan lauk pauk.

"Terima kasih sayang" ucap Mahendra sambil mencium tangan Mela. Membuat mela tersipu malu. Walau umur mereka sudah tidak muda lagi tapi mereka tetap romantis.

"Pa, ma kalau mau romantisan jangan di depan Keenan dong" sungut Keenan.

"Makanya cepetan nikah, kamu itu sudah cukup umur buat nikah" ucap Mahendra.

"Iya, mama juga udah gak sabar mau gendong cucu" lanjut Mela.

"Iya iya secepatnya Keenan akan mencari calon istri" Keenan asal menjawab. Supaya ia tidak dicecar dengan pertanyaan tentang menikah.

Mahendra dan Mela saling bertatapan. Mereka tersenyum dengan penuh arti. Lalu mereka tidak berbicara lagi dan fokus memakan sarapannya masing masing.

Setelah selesai, Mahendra pamit pergi kantor.

Dan tinggallah Mela dan Keenan.

"Mah keenan mandi dulu, habis ini Keenan mau keluar" ucap Keenan.

"Mau kemana? Jangan bilang kamu mau balapan lagi?" tanya Mela.

"Enggak ma, Keenan cuma mau jalan-jalan aja. Siapa tau ketemu jodoh di jalan"  Ucap Keenan sambil nyengir.

Keenan pergi ke dalam kamarnya dan segera mandi. Lima belas menit kemudian Keenan baru selesai mandi. Keenan keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggang.

Keenan melihat ke arah cermin. Badan nya sangat bagus, perut nya Six pack. Sangat sempurna baginya. Cuma ada satu hal kekurangan dari Keenan. Keenan masih belum punya pasangan.

Setelah selesai bersiap siap. Keenan menghampiri Mela dan berpamitan. Setelah itu ia menaiki motor kesayangannya dan segera pergi.

Syafira baru selesai mandi. Syafira mengajak ayah dan ibu nya untuk berkumpul di ruang keluarga. Karena Syafira ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting.

Setelah semua nya berkumpul. Syafira memulai pembicaraan dengan kedua orang tua nya.

"Ayah, ibu, Syafira akan membahas tentang rencana masa depan Syafira" ucap Syafira.

"Katakan saja nak" ucap Tio.

Syafira mengambil nafas yang dalam sebelum mengatakannya.

"Syafira memutuskan untuk berhenti kuliah, syafira akan fokus dengan anak Syafira"

Tio dan Wina saling bertatapan. Kemudian Wina angkat bicara.

"Apa kamu yakin Syafira?" Ucap Wina. Wina tidak ingin memaksa kehendak putrinya.

"Syafira sangat yakin bu" ucao Syafira dengan tegas.

"Baiklah, ibu dan ayah tidak akan memaksa kehendakmu. Kalau kamu mau berhenti itu hak kamu" ucao Tio.

"Terima kasih ayah, ibu. Tapi ada satu hal lagi yang ingin Syafira katakan" ucap Syafira.

"Tidak usah ragu, ayo katakan saja." ucap Wina.

"Syafira ingin bekerja, syafira ingin membiayai hidup Syafira dan bayi ini sendirian. Syafira tidak ingin membebani kalian lagi dan lagi pula ini sudah menjadi tanggung jawab Syafira" ucap Syafira.

Tio dan Wina kaget. Tentu saja kaget karena anak semata wayang nya ingin bekerja. Tio sebenarnya tidak ingin mengizinkan. Namun karena Tio melihat sebuah harapan di mata Syafira. Akhirnya Tio mengizinkannya.

"Baiklah kamu boleh bekerja, tapi kamu jangan bekerja yang berat berat" ucap Tio

"Tidak ayah, rencana nya Syafira mau buka warung kecil kecilan" Ucap Syafira.

"Kamu serius nak?" tanya Wina.

Syafira mengangguk dengan mantap. Syafira yakin ia bisa melakukan semua ini. Dan lagi pula dengan bekerja Syafira pasti bisa melupakan semua bebannya.

Akhirnya kedua orang tua nya hanya bisa pasrah.

"Baiklah, ayah akan menyiapkan semua itu untukmu. Dan jangan menolak, anggap saja ini bantuan dari ayah untuk anakmu"

Karena saking senangnya Syafira langsung mengangguk dengan cepat. Syafira juga memeluk dan berterima kasih kepada kedua orang tuanya.

"Ayah, ibu, syafira pamit ke taman dulu. Syafira ingin menenangkan diri" ucap Syafira.

"Hati-hati" jawab kedua orang tuanya

Syafira pun segera bergegas pergi

Di sisi lain,Keenan bingung ia harus kemana. Akhirnya Keenan menghentikan perjalanannya dan berhenti di sebuah taman. Keenan menghirup udara segar.

Tib tiba pandangannya jatuh kepada seorang gadis. Keenan merasa ia pernah melihat gadis itu. Lalu tanpa ragu Keenan langsung menghampiri gadis itu.

"Nona, bolehkah aku duduk di sampingmu?" Ucap Keenan.

Gadis itu mengangguk. Ia masih belum menyadari siapa yang duduk di sampingnya.

Gadis itu adalah Syafira. Ia sedang membaca buku di taman sambil menikmati udara segar.

Syafira menutup bukunya dan menoleh ke sampingnya. Alangkah terkejutnya Syafira melihat pria yang di sampingnya. Pria itu adalah pria yang pernah ia lihat waktu itu.

Keenan juga terkejut melihat Syafira. Keenan tak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan gadis itu lagi.

"Kamu wanita yang di dalam mobil itu kan?" tanya Keenan.

Syafira mengangguk. "Jadi pria yang menggunakan motor itu adalah kamu?" Syafira balik bertanya.

Keenan mengangguk seraya tersenyum. Akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan gadis itu.

Syafira merasakan mual. Ia menutup mulutnya supaya tidak muntah. Keenan yang melihat Syafira mual-mual bertanya.

"Kamu kenapa?" tanya nya.

"Aku tidak apa-apa. Mungkin ini karena kehamilanku" ucap Syafira.

Mendengar kata hamil. Keenan tentu saja syok. Keenan mengira bahwa Syafira masih single. Namun ternyata ia salah. Keenan mengira bahwa Syafira sudah menikah

"Dimana suamimu?" tanya Keenan lagi.

"Aku belum menikah" Jawab Syafira sambil menunduk

"Kamu janda?" Lagi lagi Keenan bertanya. Namun kali ini pertanyaannya sangat aneh. Mana mungkin wanita yang belum menikah dikatakan janda.

"Enak aja, aku itu bukan janda" sewot Syafira.

Syafira menceritakan semua yang terjadi padanya pada Keenan. Entah kenapa Syafira merasa nyaman saat bercerita dengan Keenan.

"Dia tidak mau bertanggung jawab padaku" jelas Syafira pada akhirnya.

"Sabar janda, itu sebuah cobaan" ucap Keenan.

Syafira memukul lengan Keenan dengan kuat.

"Awh" ringis keenan.

"Aku bukan janda, kenapa kamu memanggilku janda" sungut Syafira.

"Entah lah, aku rasa sebutan itu sangat cocok untukmu" jawab Keenan.

"Sekali lagi kau mengatakan aku janda maka akan aku.."

"Akan apa?" Tanya Keenan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!