Crystal Membuka kasar pintu ruangan Ayahnya, setelah satu jam yang lalu ia baru saja mendarat dari China. Karena hal inilah mengapa ia harus menyuruh asisten pribadinya untuk mengambil penerbangan pertama setelah syuting Drama terbarunya usai- meski belum rampung semua.
"Kau sudah tiba? – Ujar pria yang terlihat sibuk dengan setumpuk berkas. "Aku tidak menyangka, jika kau akan datang menemui Ayahmu secepat ini." Ujar Tuan Kim santai, tanpa memandang lawan bicaranya ia masih tetap fokus dengan pena nya.
Crystal memutar bola matanya merasa jengah dengan perilaku Ayahnya yang sungguh membuatnya kesal. Tak berkata banyak, segera ia Tarik kursi didepannya dan langsung mendudukkan tubuhnya yang kelewat Lelah.
"Tolong, Jelaskan!" Ujarnya dingin
Tuan Kim melepas kacamata yang bertengger apik diwajahnya yang tampan, ia sedikit meregangkan otot-otot tangannya. Mata hitamnya menatap putrinya yang benar-benar sudah beranjak dewasa.
"Kau tau, kau seperti Ibumu. Perangai mu, tingkah lakumu, hanya saja ia-
"Stop!" Ujarnya menyela perkataan Ayahnya. "Jangan membahas dia.... Lagi." Sambung Crystal, kali ini suaranya memelan. Ia alihkan wajahnya menatap jendela yang menyajikan pemandangan Gedung-gedung pencakar langit di kota Seoul.
Tuan Kim yang melihat gelagat putrinya yang mencoba menghindari tatapannnya pun tersenyum sendu. "Khmmm- dehemnya- seperti apa yang telah ku sampaikan padamu lewat telepon 3 jam yang lalu. Aku sudah memutuskan bahwa kau tidak bisa menolak, sebab kali ini aku tidak pernah main-main Crystal." sambungnya penuh penekanan seolah tak ingin ada bantahan sama sekali dari Putrinya.
Crystal terkekeh kecil mendengarnya, benar-benar konyol. "Itu tak akan pernah terjadi, kau tau itu 'Ayah."
"hmm, kau tidak bisa menolaknya seberapa keras kau menghindar pun pernikahan ini akan tetap terjadi."
"Yahh, aku sungguh tidak bisa" rengek nya
"ini yang terbaik untukmu, aku tidak tau sampai kapan waktuku. Kau jelas tau bagaimana kondisi kesehatanku. Dan lagi, aku harus mengembangkan perusahaan kita."
Ceuuh, rasanya Crystal ingin mengumpati pria tua dihadapannya ini. Entah apa yang tengah direncanakan mereka, tapi sungguh ia tak ingin menikah dengan cara seperti ini. Tanpa sepatah kata pun, ia segera bangkit dari duduknya berniat pergi dari ruangan yang membuatnya sesak. Hingga saat tangannya hendak meraih kenop pintu- terhenti.
"A-apa kau baik-baik saja?" tanya Ayahnya tiba-tiba menatap wajah putrinya sendu.
Tak mengerti dengan pertanyaan Ayahnya, meski begitu Crystal mencoba acuh.
"Bawahanku mengatakan, belakangan ini kau selalu pergi ke rumah sakit. Apa kau benar baik-baik saja?"
Crystal mengepalkan jemarinya-kuat. Ia membenci bahwa kenyataan Ayahnya masih tetap mengawasi dirinya. kemanapun ia pergi. Kali ini, ia tak bisa acuh. Pertanyaan Ayahnya membuat sekujur tubuhnya menegang. Bahkan tangannya yang memegang handel pintu bergetar.
"Kau menemui Dr. Lee? Bukankah ia Dokter Psikiater. Apa kau-
"Berhenti menebak dan berhenti mengikuti ku, Tuan Kim Jaehwan." Selanya dingin
Crsytal segera mendorong pintu tinggi dihadapannya dengan keras, ia benar-benar muak dengan semua ini- ia hanya ingin keluar dan pergi. mengacuhkan ajudan Ayahnya yang membungkuk memberi hormat.
...Biarlah, cukup dirinya yang tau. Ku mohon....
...Jangan biarkan orang-orang mengetahui kelemahannya, termasuk Ayahnya....
...Biarlah, ini menjadi cerita- yang akan ia simpan sendiri dalam hidupnya....
...Maafkan aku, hanya ini caraku untuk tetap hidup....
...............Perkenalan Tokoh...........
TOKOH UTAMA :
KIM CRYSTAL / CRYSTAL PRAMANA WILLIAMS
SEAN PRAMANA WILLIAMS
KAI PRAMANA WILLIAMS
TOKOH PENDUKUNG :
IM SULLI (KEKASIH SEAN)
ALEX (MANAGER CRSYTAL)
JENI (KEKASIH/TUNANGAN KAI)
KEVIN (DOKTER/SAHABAT CRYSTAL)
WENDY (DOKTER /SAHABAT CRSYTAL)
JACK LEE (SEKERTARIS SEAN)
JESSICA (ASISTEN SEAN)
CHOI INHWA (SEKERTARIS KAI)
YERI NIM (SAHABAT SULLI)
Keluarga KIM :
KIM JAEHWAN sebagai Ayah Crsytal
KIM SOJUNG sebagai Ibu Crystal
KIM CRYSTAL
Keluarga Williams :
ROBERT PRAMANA WILLIAMS ( Ayah Sean )
IRENE PRAMANA WILLIAMS ( Ibu Sean )
KAI PRAMANA WILLIAMS (Kaka Sean)
SEAN PRAMANA WILLIAMS
Resepsi pernikahan dan sederet acara lainnya telah selesai dilaksanakan, kini tinggal acara makan malam bersama pejabat negara beserta kolega bisnis Ayah nya. Dan gadis yang bernama Kim Crystal yang telah berganti marga menjadi Crsytal Pramana Williams mengikuti suaminya Sean Pramana Williams lebih memilih untuk beristirahat ketimbang harus berkumpul dengan orang-orang tua yang berpakaian formal dan penuh tatak rama.
Terkadang cara berpikir orang kaya itu menurutnya aneh; makan malam, menghambur-hambur kan uang. Apa mereka tidak sadar diluar sana banyak yang lebih membutuhkan? Pikir Crsytal.
"Crys, mau aku antar menuju kamarmu?" tawar Mark tiba-tiba mengejutkan Crsytal.
Crystal tersenyum pada pria didepannya, pria itu adalah Mark sepupunya yang tinggal di Canada. Sepupunya cukup tampan dan yang terpenting dia selalu peka dan peduli padaku.
"Tidak perlu, Mark. Lebih baik kau beristirahat saja," Tolak Crystal halus. "ya sudah, aku akan istirahat. Kau juga Mark sebaiknya kembali ke kamarmu." Sambung Crystal yang dibalas anggukan kepala sepupunya.
Setelah meminta izin pada Ayahnya dan menyuruh seorang pelayan untuk mengantarkan makanan ke ruang privasi lantai lima, Crystal bergegas menuju lift namun itu cukup kerepotan saat berjalan akibat gaunnya yang panjang dan bertumpuk-tumpuk.
Tiba-tiba Saat di koridor hotel, para wartawan langsung menghadang jalannya dengan mengajukan ribuan macam pertanyaan yang cukup mengejutkan Crystal. Dia tak menyangka para karyawan di perbolehkan masuk setelah acara ini selesai, padahal tubuhnya merasa lelah.
"Nyonya Crystal, bagaimana tanggapan Anda dengan kabar yang beredar bahwa Tuan Sean suami Anda telah memiliki seorang kekasih?" Tanya salah satu wartawan padanya.
Deg. Jantung Crsytal seketika terhenti, dia tahu bahwa pernikahan ini bukanlah buah dari cinta tapi kenapa dia harus mendengar berita seperti ini di hari pertama dia menjadi Istri dari seorang WILLIAMS?
"Tuan Sean dikabarkan telah menjalin hubungan dengan seorang gadis dari keluarga biasa!" Sambung wartawan lainnya.
Jadi... laki-laki itu sudah punya kekasih? Pantas dia enggan hanya untuk menatapku. Pikir Crystal terpaku ditempat.
"Lalu apa yang akan Anda lakukan? Oh, mari para pemirsa kita lihat tanggapan dari Nyonya Crystal Kim !"
Tubuh Crystal yang mungil hampir tenggelam dalam kerumunan wartawan, Ia benar-benar merutuk dalam hati. Ia merasa begitu frustasi. Sudah gaun yang dikenakannya sesak di bagian dada kini pasokan oksigennya semakin berkurang―semakin banyak orang memadati koridor hotel. Lalu kemana pria yang membuat heboh itu? Astaga aku bisa gila.
Namun siapa sangka Mark- sepupunya yang kebetulan mendengar suara bising di koridor langsung berlari menertibkan para wartawan yang tidak henti-henti memotret.
"Aisshh, Kubilang juga apa!" Ujar Mark dengan terus menghalau perkumpulan wartawan.
"Thanks, Mark!" dan membiarkan Crystal lari menerobos kerumunan wartawan dengan gaun yang panjang, gadis itu langsung masuk ke dalam lift.
Crsytal hanya menghembuskan nafas dan menekan tombol angka sembilan. Penat, lelah, haus dan lapar bercampur jadi satu. Gadis cantik itu menatap cincin yang berkilauan di jarinya sambil melepas tudung dan sarung tangan. Termenung, entah apa yang dipikirkannya.
TING!
Crystal tersentak mendengar denting bel―pintu lift terbuka. Ruangan bertuliskan 'private room' berpintu merah tepat di depannya. Crystal segera keluar dari lift menuju ke kamar yang telah di sediakan untuk dirinya.
Sekali lagi pikirannya membayangkan betapa empuknya ranjang hotel sekelas Marriott Executive Souel membuat Crystal makin tidak sabar untuk segera masuk ke ruangan. Tidur dengan nyaman; hal itu sudah terbayang jelas di benaknya.
Crystal meraih pegangan pintu, namun saat Ia membukanya, samar-samar gadis itu mendengar suara seseorang yang sedang tertawa.
I-ni Suara Sean. Suaminya.
Meski baru beberapa kali bertemu, Crsytal sangat menyakini bahwa ini adalah suara pria itu.
Dengan perlahan Crystal menggerakkan tubuhnya menuju kearah sumber suara tersebut dan benar saja. Di sana, terlihat Sean tengah duduk menyelonjorkan kaki jenjangnya. Crystal menyipitkan kedua matanya. Aah, ternyata dia tidak sendirian, pria itu tengah bersama seorang gadis. Ya, seorang gadis.
Lebih tepatnya suaminya sedang merangkul gadis berambut Coklat Muda yang tidak dikenalnya. Raut wajahnya pun terlihat bahagia.
Kesan dingin yang melekat pada pribadi Suaminya Sean itu musnah sudah. Tatapan sinis yang Crystal dapatkan sudah jauh berubah, menjadi hangat. Ternyata apa yang dirinya dengar soal hubungan Suaminya dari wartawan tadi benar bahwa ada wanita lain di hati Suaminya. Dan saat ini Ia sendiri tengah menyaksikan perilaku menjijikan itu.
Oh, dia berselingkuh. Terang-terangan, pula. Pikir Crsytal.
Crystal tahu, sangat tahu jika pernikahan ini hanyalah alat bisnis semata. Tampaknya, keinginan Crystal untuk tidur dengan nyaman itu tidak bisa terlaksana.
Crystal sama sekali tidak mempermasalahkan Sean berselingkuh. Sama sekali tidak. Crystal memang tidak memiliki perasaan sedikitpun pada Suaminya Sean. Saat ini yang ada di dalam pikiran Crystal hanya satu- ingin beristirahat!
Crystal mengembuskan nafas kesal.
Tapi bisakah dia bersikap sopan terhadap keluarganya terutama Ayahnya dengan tidak membawa gadis itu masuk? Hal itu bisa dilakukan di lain waktu bukan?
Crystal masuk dan melempar sepatu yang berhak tinggi itu asal, sehingga tak sengaja mengenai meja yang ada di sebelahnya yang menimbulkan bunyi debeman yang cukup keras. Kedua orang itu sepertinya menyadari ada orang lain yang masuk. Mereka terdiam sejenak. Crystal melipat tangannya di depan dada dan bersandar ke pintu kamar tersebut.
Terpaksa dia beristirahat disini, karena kamar ini memang sudah di reservasi khusus untuk mereka. Jadi, saat Crystal akan tidur di kamar lain, para pelayan akan melarangnya keras. Tidak ada pilihan lain, karena keluarga mereka akan mengetahuinya. Diluar sana juga masih banyak wartawan.
Pandangan Sean teralihkan pada gadis cantik yang tengah bersandar pada pintu kamarnya dan gadis itu tengah tersenyum menatapnya-mungkin- tapi menurutnya gadis itu tengah menyeringai di hadapannya.
Sean menghembuskan nafasnya berat. Gadis cantik yang sudah berubah status menjadi istri sahnya ini adalah seorang aktris yang bisa dikatakan diincar oleh banyak pria. Ia pun tak bisa berbohong bahwa istrinya benar-benar luar biasa mempesona, daya tariknya begitu kuat terhadap orang lain. Namun sayang, Sean benar-benar tidak menghendaki pernikahan ini.
Pernikahan yang dilaksanakan tanpa memikirkan dirinya yang sudah memiliki kekasih dan itu membuatnya kesal setengah mati pada keluarga dan gadis ini. Kenapa harus dirinya yang jelas-jelas tidak menyukai gadis itu? Pikir Sean muak dengan semua orang.
Sean mendengus sebal, memilih mengacuhkan Crystal dan melanjutkan pembicaraannya tadi yang sempat terpotong dengan kekasihnya. Berharap gadis itu mengerti bahwa ia tak diharapkan disini dan cepat pergi dari ruangan ini.
"Oh, ini selingkuhan mu? Salam kenal." Kata Crystal tanpa basa-basi lagi, disini nada suara Crystal begitu lembut namun penuh penekanan.
Senyuman gadis itu- kekasih Sean- luntur begitu saja. Raut wajahnya memang tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. Gadis bermata hitam itu meneguk ludah. Ia bertanya pada dirinya sendiri, kenapa Crystal malah mengajaknya berkenalan? Apakah ia menyindirku?
Sedangkan Sean, wajahnya benar menggambarkan kemarahan rahangnya mengeras. "Apa maksudmu?" Ujarnya dingin.
"Tentu kau mengetahui apa yang ku maksud, Suamiku." Ujarnya tersenyum. "Hah, Apa mungkin saat ini kau berpura-pura bodoh a-tau Amnesia? Oh astaga aku merasa kasian sekali pada diriku- Crystal menutup mulutnya, kedua matanya menatap remeh pada Kedua orang dihadapannya- karena memiliki suami sepertimu."
"Tutup mulut kotor mu, *****." Bentak Sean pada Crystal. Jika saja tidak ada kekasihnya, rasanya kedua tangannya sudah gatal ingin menyumpal mulut gadis itu- Crystal.
Bukannya takut dengan tatapan menusuk yang diberikan padanya, gadis itu lebih memilih mengabaikannya. Crystal malah melangkah mendekat ke arah Kekasih suaminya, kedua mata jelinya naik turun mengamati gadis dihadapannya dengan tajam dari ujung kaki hingga ujung rambut gadis itu. Sedangkan kekasih dari suaminya hanya diam dan tetap menundukkan kepalanya tanpa melihat kearahnya.
"Tubuh dan Dada mu mencolok sekali," Ujar Crystal menatap penampilan gadis itu.
Kekasih Sean mengepalkan kedua tangannya mendengar kalimat Crystal. Tapi mengingat gadis yang berada di depannya adalah istri Sean, tak urung dia menjadi takut juga. Dia berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Pikir Kekasih Sean.
Kedua mata Sean membola, astaga kenapa wanita ini bicaranya tak pernah disaring sedikitpun, ternyata image yang dunia kenal selama ini memang benar-benar tak sesuai dengan kenyataannya.
"Siapa namamu?" tanya Crystal santai sambil menyibakkan rambut panjangnya ke belakang.
"S-sulli..."
"Hmm, nama yang cukup familiar."
Crystal Kim adalah istri pacarnya.
Istri pacarnya.
Istri pacarnya.
Istri pacarnya.
Kenyataan itu terus berputar-putar di dalam benak Sulli. Menyayat-yayat hatinya tanpa ampun. Tidak pernah terlintas sekalipun dalam benaknya jika ia akan menjadi Selingkuhan suami orang, meski pada kenyataannya ialah yang dikhianati oleh kekasihnya.
Bahkan ia terlalu syok dengan kenyataan yang menimpanya kini. Terlalu mengejutkan. Bahkan, Sean sama sekali tidak memberitahunya! Ia tau pun, pagi tadi. Sean menceritakan semuanya dan menyuruh untuk datang ke hotel ini.
Hal ini membuat Sulli merasa tenaga dan semangatnya hilang menguap begitu saja- entah kemana.
Oh, bahkan wanita itu- Istri kekasihnya dengan terang-terangan menghina dirinya. Ini sangat buruk. Ingin berbicara, namun lidahnya terasa kelu untuk ia gerakkan. Ingin melawan, apa daya? Dia hanyalah gadis biasa jika dibandingkan dengan orang di depannya. Pikiran Sulli tersadar lagi setelah mendengar suara ketukan pintu diluar.
TOK! TOK! TOK!
Sedangkan Sean sempat menahan nafas-merasa cemas. Khawatir orang tuanya atau orang tua Crystal lah yang datang kemari.
Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Bayangan ayah-nya yang memegang kayu besbol memenuhi benaknya.
"Masuk!" Perintah Crystal, tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari dua sejoli didepannya.
Krieeettt...
Suara derit pintu memenuhi ruangan. Pintu terbuka oleh pelayan yang membawakan satu troli makanan, "Permisi Nyonya, ini makanannya." Ujar sang pelayan.
Crystal menolehkan wajahnya, kedua iris matanya seketika berubah 180 derajat dibandingkan sebelumnya. kini ia merasa senang saat melihat troli yang dibawa oleh pelayan tersebut. Di mana troli tersebut berisi tortilla, crepe, pasta, blueberry cream float dan beberapa botol anggur.
Disisi lain, tanpa diketahui kedua wanita itu, diam-diam Sean mengembuskan nafas lega.
"Nyonya, troli ini mau diletakkan dimana?" Ujar pelayan itu bertanya dengan sopan.
"Taruh saja disitu." Telunjuknya mengarah pada tempat kosong diantara sofa putih yang kecil dan sofa Panjang yang berada di samping Sean.
Pelayan itu mendorong dan menempatkan troli, setelah pekerjaannya terlaksana. Pelayan tersebut membungkukkan tubuhnya memberi hormat lalu pamit menutup pintu- pergi meninggalkan ruangan.
Setelah terdengar suara pintu yang tertutup, Crystal berjalan dan menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Ia langsung menuangkan anggur ke dalam selokinya. Menikmati kucuran anggur yang wangi; dari mulut botol dan mengisi penuh slokinya.
Mereka bertiga terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga akhirnya kesunyian itu pecah akibat pertanyaan yang dilontarkan oleh Sean.
"Kau keberatan aku berselingkuh di depanmu seperti ini?." tanya Sean tiba-tiba, dengan menampilkan wajah datarnya.
Crystal tersenyum mendengar pertanyaan tak masuk di akal suaminya tersebut, Ia memiringkan kepalanya lalu Ia angkat gelas yang berisi anggur didepan wajahnya. Sorotnya menatap minuman didepannya dengan tajam, membuat imejnya layak dinobatkan sebagai seorang aktris yang berbakat dalam urusan akting- tetapi memang kenyataannya dia adalah seorang artis, tentu tak diragukan lagi. "Tidak." jawabnya ringan.
Membuat dua insan tersebut terkejut dibuatnya. Kedua manik hitam Sean membulat. Sungguh, pria itu tidak menyangka reaksinya akan begini. Bukan ini yang diharapkannya. Prsepsi tentang istrinya benar-benar salah.
Sulli pun dibuatnya menganga. Ini terlalu aneh. Tidak adakah rasa sedih muncul di hati wanita itu ketika melihat suami nya bersama orang lain? pikirnya tak percaya. Apalagi gadis ini menikahi seorang Sean Pramana Williams yang notabene adalah pujaan hati kaum hawa, seorang yang sukses di bidangnya, kaya raya dan dianugerahi ketampanan luar biasa dari Ibu nya yang berasal dari Korea dan Ayahnya yang berasal dari Canada Inggris.
"Aku tidak mencintaimu." sahut Sean, sambil melonggarkan ikatan dasinya yang seakan siap mencekiknya kapan saja. Selain itu ia juga membuka dua kancing kerahnya- merasa gerah. "Aku sudah punya kekasih." Lagi, Sean seakan mencoba memancing kesabaran seorang Crystal.
Crystal menatap gelasnya yang kosong. "Aku tahu." jawabnya singkat.
"Lalu untu apa kau menerima perjodohan bodoh ini 'HAH?" Bentak Sean menatap tajam kearah Crystal.
Ia pikir Crystal akan menangis atau marah jika melihatnya berselingkuh, namun yang terjadi malah sebaliknya. Sungguh wanita ini benar-benar bodoh.
Crystal cukup terkejut dengan bentakan Sean padanya, meski begitu Ia tetap bisa mengontrol dirinya untuk tidak terlihat lemah didepan orang lain. Sungguh, sesal menyelinap di hatinya karena telah mematuhi perintah Ayahnya untuk menjadi bagian keluarga Williams.
"Tidak apa jika aku tetap berhubungan dengan kekasihku?" rupanya Sean cukup penasaran. Ini pertama kalinya seorang gadis terang-terangan menolak dirinya. Mengatakan 'tidak mencintaimu'.
"Bukan urusanku." sahut gadis berkulit pucat tersebut. Angin malam membuat kulitnya terlihat semakin tidak sehat.
"Kita ini suami-istri!" Teriak Sean geram, entah kenapa? Sean pun tak memahaminya kata itu keluar saja dari mulutnya, padahal jika diputar balik lagi mungkin dialah yang bersalah di sini karena telah membawa wanita lain.
Sulli yang mendengar itu hatinya sangat sakit, mendengar kalimat yang dilontarkan Sean- meski pada kenyatannya memang seperti itu adanya. Dia hanyalah seorang kekasih yang berfrose sebagai pelakor saat ini dan dirinya tidak punya hak apa-apa atasnya. Pandangannya mulai kabur akibat air mata yang perlahan menggenangi kedua matanya.
Tanpa sengaja pandangan Crystal tertumbuk pada cincin yang melingkar di jari manisnya. "Bagaimana kalau aku tidak menganggap mu suamiku?" Tanya Crystal menatap Sean dengan tersenyum sekali lagi meremehkan. Aku tidak mencintaimu. Aku tidak mengenalmu. Kau berselingkuh. Lalu apa masih pantas aku menganggap mu suamiku? Alam bawah sadar Crystal terus memberontak, ingin melontarkan kata-kata tajam itu di hadapan dua orang yang tengah melihatnya tak suka.
Kalimat yang Crystal ucapkan tiba-tiba membuat Sean tersentak. Suasana makin tidak nyaman untuk ketiganya, suara jam semakin berdentang menunjukkan tepat pukul sebelas malam. Wajah Sulli pias, wanita itu berharap bisa hilang dari ruangan ini secepatnya.
"Aku tidak akan membocorkan hal ini kepada orangtuamu dan orangtuaku." Ujar Crystal santai namun penuh sindiran.
Tampaknya dia menikmati anggur dalam gelasnya. Kadar alkoholnya memang sangat rendah tapi masih bisa ia nikmati, ditambah Ayahnya yang sering mengajaknya, Tidak. tepatnya memerintah dirinya untuk selalu hadir di acara pesta. Untuk itu, Crystal tidak mudah mabuk dan cukup biasa dengan anggur. (Ayah menganggapnya tidak sopan dihadapan para tamu jika tidak ikut meminum anggur). Tapi, ia tidak kuat meminum wine, sake atau pun alkohol golongan C.
Gadis berambut coklat di seberangnya sedang mati-matian menahan rasa takut dan putus asa yang menyesakkan dada. Hingga akhirnya., "Ke- kenapa?" tanya Sulli- kekasih Sean dengan suara serak menahan tangis. Rasa penasaran sekaligus bersalah bercampur aduk di hatinya. Sebegitu tidak ada rasa di hati gadis itu pada Sean- nya.
Tau apa yang gadis itu maksud, Crystal hanya menjawab sekenanya "Ini masalah tidak penting."
Alis Sean terangkat sebelah,"Tidak penting?" mengulang kata-kata Crystal yang menurutnya aneh? dan Crystal hanya menganggukkan kepalanya dengan santai. "Ya." Ujar Crystal menatap langsung mata suaminya tanpa rasa takut di hatinya.
Rencananya memiliki suatu keluarga bahagia musnah sudah. Apa dia harus menunggu lagi untuk mendapat suatu bentuk kebahagiaan yang sejak dulu ia idam-idamkan? padahal ia tak meminta hal lebih Tuhan. Batin Crystal.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!