NovelToon NovelToon

TURUN RANJANG

Prolog

Rezeki, jodoh dan maut sudah ada yang menentukan.

Inilah kisah cinta dua nak manusia yang terpisahkan karena takdir. Bersatu untuk berpisah. Cinta yang begitu indah dalam balutan halal itu pun harus terputus karena takdir.

Cinta pertama pun pergi untuk selamanya dan terganti cinta yang baru.... Akankah cinta itu masih sama indah nya seperti cinta pertama.

Ikuti rumitnya kehidupan mereka yang harus mengubur cinta nya dengan terpaksa dan menggantikan dengan cinta yang baru.

****

KHAIRUNNISA.

Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan semuanya tetapi semua itu tak seindah kenyataan... By Khairunnisa.

Gadis yang sering di panggil Nisa"

Gadis Soleha yang berparas cantik, ramah kepada semua orang, dia harus kehilangan kedua orang tuanya.

Nisa memiliki kekasih Andreas Rafasya. Meskipun semua memanggilnya dengan sebutan Fasya tetapi Nisa lebih suka memanggilnya dengan sebutan Andre.

****

ABIAN MAULANA

Cintaku bukan karena amanah bukan karena paksaan atau karena kasihan, cintaku padamu karena Allah..... By Abian Maulana.

Sering di panggil bian.

Abian Maulana adalah sosok yang ramah, soleh, sabar dan memiliki paras yang tampan. Adik dari Andreas Rafasya.

*****

ANDREAS RAFASYA

Cintaku yang indah, cintaku yang tulus, cintaku yang halal harus berakhir sampai di sini. Karena pada akhirnya takdir yang menentukan, aku hanya sebatas Penjaga mu... Maafkan aku yang belum bisa menjagamu sampai akhir, aku hanya bisa menjagamu sampai di sini.....

Kan ku Carikan yang terbaik buat menjagamu dan membahagiakan mu sampai akhir....

KAU ADALAH ANUGERAH YANG TERINDAH,

KAU ADALAH CINTAKU HARI INI ESOK SAMPAI AKHIR NAFASKU.... By Andreas Rafasya.

Atau sering di panggil Nisa dengan sebutan Andre. Sedangkan keluarga dan teman nya memanggilnya dengan Fasya.

Andrean Rafasya adalah sosok tampan yang humoris, soleh ,sabar dan sangat mencintai Nisa.

Ikuti kisah cinta mereka yang penuh bawang di awal ya, jangan lupa bawa tisu.

Maaf kalau banyak typo di tiap bab.

Jangan lupa setelah membaca tekan like maupun komen untuk memberikan semangat buat para penulis.

Selamat membaca ceritaku....

apakah ini mimpi

2 tahun berlalu akhirnya Nisa menikah dengan Andreas Rafasya tetapi Nisa lebih suka memanggilnya dengan sebutan Andre

Hari ini adalah hari yang tak pernah ku bayangkan dalam hidupku, hari di mana meluluh lantahkan hidupku, aku tak tahu apa yang harus ku lakukan.

Air mata ini seakan meluncur tanpa henti.

"Takdir apa yang engkau berikan kepada hambamu ini." Nisa menangis tergugu pandangan mulai kabur, berharap ketika terbangun dari tidur semua ini hanya mimpi.

*****

Pagi ini aku berangkat memeriksakan kandunganku ke sebuah klinik dekat rumahku, aku pergi bersama dengan Bik Mirna karena suamiku sedang ada urusan pekerjaan di luar kota.

Hari ini bahagia karena anak dalam kandunganku yang sebentar lagi akan hadir ke dunia.

Sampailah aku di tempat praktek dokter Aliyah, Dokter langganan ku tiap kali memeriksa kandungan bersama suamiku.

Aku duduk di bangku kursi panjang di temani Bik Mirna menunggu antrian di ruang tunggu, aku mengengam nomor antrian dengan perasaan bahagia, sedangkan Bik Mirna setia duduk di sampingku.

Bik Mirna wanita paruh baya yang sudah setahun ini menemani ku menjalani rutinitas setiap hari, sejak aku di nyatakan hamil 'Mas Andre menyewa jasa asisten Rumah Tangga dengan alasan tidak mau aku kecapekan, ya wajar saja Mas Andre begitu khawatir karena ini adalah anak yang sudah kami nantikan di usia pernikahan kita yang sudah memasuki 2 tahun ini.

Aku dan Mas Andre sangat senang dengan kehadiran nya, apalagi setelah Mas Andre tau jenis kelamin nya laki-laki saking senangnya tiap hari sebelum berangkat kerja, Mas Andre selalu menyempatkan mengelus perutku dan membisikan doa serta harapan buat anak kami.

Tetapi sebelum berangkat keluar kota mas andre membisikkan kata-kata yang membuatku menangis

" Dek sehat terus dan jaga bunda jangan sampai membuat bunda menangis, Ayah sayang Raka dan Bunda"

Saking bahagianya Mas Andre juga sudah menyiapkan nama bayi kita nanti "RAKA".

Aku meneteskan air mata ku, sungguh kebahagian yang luar biasa untuk keluarga kecilku yang sebentar lagi akan lengkap.

Mas Andre mengecup keningku cukup lama, memegang wajahku dan mengucapkan kata-kata yang membuatku berat melepaskan dia pergi

"Sayang jaga diri baik-baik aku selalu mencintaimu sampai kapanpun dan jaga anak kita jangan pernah menangis apapun yang terjadi tetaplah tersenyum, I Love You My Wife," ungkap suamiku mengecup seluruh wajahku.

Aku bahagia karena menikah dengan Mas Andre orang yang terbaik menurutku.

Lamunanku buyar ketika seorang perawat memanggil namaku.

" Nomor 29 Nyonya Andreas Rafasya," Aku berdiri sedangkan Bik Mirna menuntunku, setelah itu perawat tersebut mengantarku masuk keruangan Dokter Aliyah.

" Silahkan duduk Bu Nisa, bagaimana kabarnya hari ini?" tanya Dokter Aliyah dengan tersenyum.

"Alhamdulillah baik."

"Silahkan duduk kita periksa dulu kondisinya."Perawat itu menuntunku ke tempat tidur.

Dokter Aliyah menyuruhku berbaring, dia memeriksa tensiku dan menyuruhku membuka pakaian di bagian perutku.

Dokter mengoleskan gel dan menyuruhku melihat bayi di layar USG melihat itu senyumku terbit kala melihat buah hatiku, dadaku bergemuruh air mata mengalir sungguh ini kebahagiaan nyata.

" Mas Andre andai kau di sampingku pasti dia akan menangis bahagia melihat buah cinta kami," batin Nisa.

"Bu kondisi bayinya baik semua sudah lengkap tinggal menunggu waktu persalinan, usia kandungan Ibu sudah 8 bulan lebih, tolong jangan banyak pikiran biasanya mendekati hari kelahiran banyak Ibu Muda yang takut jaga pola makan biasakan banyak gerak supaya persalinannya lancar," jelas panjang lebar Dokter Aliyah memberiku saran.

"lho tumben Bu nisa datang tidak di temani suami?" tanyanya heran.

" Suami saya sedang pergi keluar kota dok karena ada urusan pekerjaan," jawabku dengan tersenyum ramah.

"Ini vitamin nya Bu dan tolong 2 Minggu lagi Bu Nisa kesini lagi."

Dokter Aliyah mengisi buku kehamilanku serta menulis resep vitamin. Aku mengambil buku dan resep obat tersebut sambil mengangguk kan kepala. Bik Mirna menuntunku keluar, setelah berpamitan kepada dokter Aliyah.

Aku menunggu duduk di bangku sambil mengirim chat kepada suamiku sedangkan bik mirna menebus resep di apotik klinik tersebut

Aku menulis pesan dan mengirim foto USG

"Sayang lihatlah anak kita, apa Mas Andre sudah sampai?" tanyaku karena sudah 5 jam lebih suamiku belum menghubungi ku.

Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri kenapa Mas Andre belum menghubungiku tetapi ku tepis semua pikiran buruk

"Ah mungkin Mas Andre lagi sibuk belum bisa membalas chatku."

Bik Mirna berjalan menuju tempatku duduk

"Ayo Bu kita pulang," ajaknya.

Bik Mirna menuntunku keluar mungkin karena perutku sudah besar jadi Bik Mirna khawatir kepadaku, aku bersyukur Bik Mirna adalah orang yang baik dan aku menganggap nya seperti keluargaku.

Maklum kedua orang tuaku sudah tiada sejak 1 tahun yang lalu karena kecelakaan.

Aku dan Bik Mirna menunggu taksi pesanan kami.

5 menit berlalu akhirnya taksi online tersebut datang, diperjalanan aku hanya diam memikirkan Mas Andre.

"Kenapa Bu sepertinya ada yang Bu Nisa pikirkan," tanya khawatir melihat Nisa melamun.

"Kenapa Bik tumben Mas Andre belum memberi aku kabar?" keluh Nisa di liputi perasaan khawatir.

"Mungkin Bapak sibuk belum sempat membalas pesan Ibu" dugaannya meyakinkanku.

"Bu tidak boleh banyak pikiran, ingat kandungan ibu," bujuknya lagi.

"Iya."

Nisa menyandarkan punggungnya di dalam taksi untuk mengurangi rasa pegal di punggung.

15 menit berlalu

Taksi online yang ku tumpangi berhenti di depan pagar rumah, aku membayar ongkos taksi.

Aku turun dari taksi dengan perasaan heran.

"Kenapa rumahku ramai begini?"

"Bik kenapa rumahku banyak orang, apa ada tamu?" tanya Nisa heran.

"Iya Bu ada apa." Bik Mirna juga kaget.

Aku menghampiri pak satpam dan bertanya.

"Pak Ujang ada tamu siapa kok ramai begini?" tanya Nisa.

Pak Ujang terdiam ragu untuk menjawab.

Aku terus berjalan masuk menuju rumah di tuntun Bik Marni.

Di teras rumah ku lihat Mama Mertuaku.

"Mama." Nisa kaget kenapa Mama Mertua di sini tanpa kabar dengan keadaan mata sembab seperti menangis, Nisa bertanya-tanya pada ada apa ini.

Sedangkan Mama Mertua Nisa diam saja, justru berjalan menghampiri Nisa, Mama memeluk Nisa sambil menangis.

"Huhuhu...huhu...Sabar ya sayang."

"Mama kenapa menangis?" tanya Nisa kepada mama mertua karena dia masih penasaran kenapa rumah begitu ramai kedatangan sanak saudara, tetapi Mama Mertuanya engan menjawab hanya diam saja dan menangis.

Aku berjalan menuju ruang tamu di rangkul mertuaku.

Deg

Astaghfirullah,

Aku terdiam sesaat, aku belum yakin dengan apa yang ku lihat.

Hiks...hiks..hiks

"Mas Andre."

Nisa meraung-raung menangis sambil memeluk tubuh suaminya yang terbujur kaku.

Seluruh orang yang berada di sana menangis menatapnya iba, saat kandungannya sudah besar tinggal menunggu hari sang suami pergi meninggalkannya.

"Kenapa mas Andre tega sama aku," ucap Nisa.

"Kenapa mas Andre tinggalin aku."

Hik hiks hiks.

Pandangan Nisa kabur dia ambruk di atas tubuh Andre.

"Apakah ini mimpi?"

"Kenapa kau pergi tinggalkan aku dan anak kita Mas, aku ingat kata-kata Mas Andre sebelum berangkat keluar kota pagi ini. Apakah ini pesan terakhirmu Mas?"

"Sayang jaga diri baik-baik, aku selalu mencintaimu sampai kapanpun, jaga anak kita dan jangan pernah menangis apapun yang terjadi tetaplah tersenyum, I Love You My Wife."

Semoga ini mimpi...

Bersambung......

Jangan lupa like dan komen atau gift🙏

supaya semangat buat menulis kelanjutan cerita Turun Ranjang

yuk kepoin ceritaku.....

Jangan lupa mampir ke ceritaku yang lain🙏

Kenyataan yang merubah hidupku

Nisa membuka mata yang terasa berat sambil memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing ,

Nisa memijit kepala nya sambil mengedarkan pandangan ke segala arah, memastikan dia berada dimana, ternyata Nisa baru sadar kalau Nisa berada di kamar.

"Apakah tadi hanya mimpi?" tanya Nisa dalam hati karena masih belum percaya yang Nisa lihat tadi.

Tok

Tok

"Siapa?" tanya Nisa penasaran memandang ke arah pintu.

"Mama sayang," jawab sang mama mertua.

"Masuk saja ma," kata Nisa menyuruh mama mertua nya masuk.

Ceeklek

Ternyata mama mertua yang masuk ke dalam kamar sambil membawa teh hangat.

"lho mama kok ada di sini?" tanya Nisa heran melihat Mama yang berada di rumah Nisa.

Sedangkan Mama Mertua Nisa hanya diam iba melihat kondisi menantunya, engan menjawab pertanyaan Nisa.

Melihat raut wajah mertuaku yang sembab,

aku bertanya dalam hatiku.

"Apakah tadi bukan mimpi," batin Nisa bertanya karena pikirannya kacau.

Nisa memperhatikan raut muka sang mama mertua.

"Nak Nisa di minum teh nya" Kata Mama Mertuaku.

Nisa menurut kata mama mertua meminum teh nya sampai habis dengan tatapan kosong pikirannya melayang.

" Nak yang ikhlas mungkin ini takdir yang maha kuasa, ingatlah Janin yang ada dalam kandunganmu Nisa," pinta Mama Mertua dengan derai air mata.

Lama Nisa berfikir akhirnya Nisa mengangguk mencerna kata Mama Mertua.

"Aku harus kuat demi Bayi dalam kandunganku," tekad kuat Nisa.

"Apakah itu bukan mimpi dan benarkah Mas Andre tega meninggalkan aku?" tanya Nisa pada dirinya sendiri sambil menatap sang Mertua.

"Hiks hiks maaf nak Mama tidak memberi kabar setelah mendapat telepon kalau Andre mengalami kecelakaan, Mama panik dan Mama langsung pergi ke sana mengurus semua nya agar jenasah Andre cepat bisa di bawa ke sini," jelas Mama memaparkan kejadian tersebut.

"Maaf nak Mama tidak memberi kabar kamu Mama takut Nisa syok mendengar berita ini," jelas Mama lagi.

Kulihat mama mertua menangis pilu, ternyata semua ini benar.

Deg

Deg

"Sanggupkah aku menerima kenyataan ini." Nisa masih linglung antara percaya dan tidak.

"Jadi semua semua itu bukan mimpi, semua yang ku lihat itu nyata," lirih Nisa terdiam merasa dadanya sesak, air mata juga meluncur dengan deras.

"Hiks hiks jadi semua itu benar Ma, Mas Andre tega meninggalkan kami?" tanya Nisa sambil menangis hati dan pikirannya belum bisa percaya.

"Sabar nak," bujuk Mama Mertua memelukku sambil menuntunku keluar kamar.

Mama Mertua merangkul ku dengan erat seakan takut aku jatuh, mungkin mama mertua takut terjadi apa dengan cucunya yang ada di kandungan Nisa.

Sampailah Nisa di ruang tamu tempat jenasah Andre.

Nisa terdiam duduk di samping jasad Andre.

"Sesakit inikah kehilangan orang yang kita sayangi,

kenapa semua orang yang ku sayangi tega meninggalkannya dulu kedua orang tua sekarang suami tercintanya," jerit Nisa dalam hati

Dilihatnya wajah Andre untuk terakhir kalinya dibingkainya wajah itu dalam ingatan Nisa, wajahnya pucat dengan senyum nya.

mungkin ini senyum terakhir yang bisa dia lihat.

Esok dan seterusnya senyum ini tak akan ada lagi.

Memberanikan diri Nisa belai wajahnya.

"Mas kenapa secepat ini kita harus berpisah?" lirih Nisa sesenggukan.

"Kenapa Mas Andre tega meninggalkan kami?" ucap Nisa lagi meluapkan perasaan sedih nya.

Terasa hangat saat punggungnya di usap seseorang, Nisa berbalik melihat ternyata itu Mama Mertua sedang mengangguk kan kepala.

Nisa memeluk Mama Mertuaku bergantian dengan Kerabat serta semua Sanak Saudara memeluk dan mengucapkan rasa belasungkawa.

"Nak ini mungkin yang terbaik buat Fasya," bujuk Mama Mertua menguatkan Nisa.

Ya banyak teman yang memanggil Fasya sedangkan Nisa lebih suka memanggil suaminya Mas Andre.

Tamu mulai dari Kerabat , Teman , Sahabat dan Rekan Kerja Fasya sili berganti mengucapkan belasungkawa kepada Nisa, mereka kasihan melihat kondisi Nisa yang tengah hamil besar.

"Yang sabar ya Bu Nisa," ucap teman kantor Mas Andre.

Mereka menyalamiku satu persatu, memberikan semangat agar aku sabar dan ikhlas.

Dua jam berlalu serangkaian persiapan telah selesai saat nya mengantarkan jenasah mas Andre ke tempat peristirahatan nya yang terakhir.

Rombongan berangkat menuju pemakaman.

Nisa berjalan sambil di peluk Mama Mertua sedangkan Bik Mirna menggenggam tangannya berjalan di sisi satunya lagi.

Nisa berjalan dengan lesu langkahnya terasa berat.

"Selamat tinggal mas Andre."

"Selamat jalan."

"Semoga engkau tenang di sana."

"Jangan khawatirkan Nisa dan bayi kita."

"Aku di sini di temani keluarga mas Andre."

"Aku di temani orang-orang yang sayang pada kita."

Lamunanku buyar ketika rombongan mulai berhenti.

Rombongan tiba di tempat pemakaman umum perumahan.

Nisa melihat sendiri bagaimana proses pemakaman dari awal sampai selesai, air mata nisa tak kuasa menetes.

Hik hik hik tangis Nisa pecah.

"Aku harus kuat demi anak dalam kandunganku," tekad Nisa mengelus perut besarnya.

"Nak doakan ayah di sana," pintanya ke pada bayi yang di kandungan serasa mengerti kesedihan sang bunda tendangan pelan dari bayinya seakan memberi semangat.

Semua orang yang ikut mengantarkan jenazah sudah pulang.

Nisa duduk di samping pusaran sang suami sambil menyentuh nama suaminya, di usapnya secara perlahan di pandangi papan tersebut.

"Hiks...hiks....

"Mas maaf kalau selama ini Nisa belum menjadi istri baik buat Mas Andre, Nisa juga akan menjaga anak kita dengan baik," ucap Nisa mengusap hidungnya.

"Mas tenang saja di sana banyak orang yang sayang Nisa dan anakku kita," terang Nisa lagi sambil mengusap air mata nya.

Nisa menuang air setelah itu aku menabur bunga dan menatap tempat peristirahatan terakhir suaminya Andreas Rafasya stelah itu Nisa mebacakan doa, karena hanya inilah bakti Nisa untuk terakhir kalinya buat suami nya Andreas Rafasya karena hanya doa yang bisa Nisa panjatkan.

Rasanya ada yang hilang dari hati Nisa, dia menangis meluapkan kesedihanku di temani orang-orang yang sayang padanya, tak kuasa mengahadapi kenyataan pahit ini tetapi dia harus kuat.

Setelah cukup lama aku berada di sana, mama mertua mengajak nisa pulang.

"Ayo nak kita pulang," bujuk Mama Mertua yang tidak tega melihat kondisi Nisa.

"Ayo kita pulang kasihan bayi dalam kandungan mu," pinta Mama Mertua mengingat kan.

"Ikhlaskan nak suamimu," kata Mama lagi.

"Iya Ma, Nisa kuat nisa ikhlas melepas Mas Andre," jawab Nisa mulai beranjak dari tempat itu melangkah menuju hari yang baru tanpa ada sang suami di sampingnya lagi.

Kehilangan orang yang paling kita cintai adalah hal terberat yang tidak akan pernah kita lupakan maka jaga selagi dia masih ada dan sayangi lah sepenuh hati orang yang kita cintai sebelum terlambat.

Hargai apa yang kita punya.

Bersambung....

Terimakasih karena telah mampir ke cerita receh ku. Maaf kalau ada typo atau penulisan kata, terimakasih jangan lupa like komen dan gift nya semoga berkah 🙏.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!