WARNING TYPO BERTEBARAN
***
Sinar mentari mengusik tidurku yang nyaman dengan berlahan aku membuka kedua mata. Aku merenggangkan kedua tanganku sambil duduk. Aku menguap “Hoammmm.... emmm”
Pandanganku semakin jelas menampilkan ruangan besar berwarna warna pink. Ruangan yang dikelilingi berbagai barang mewah dan limited edition. Aku menunduk melihat kedua tanganku yang putih mulus. Aku terbangun diranjang king berwarna pink dengan selimut sutra. Aku mengucek kedua mataku untuk memastikan bahwa ini tidak nyata. Aku membuka kedua mataku yang menampilkan pemandangan yang sama.
“ Mimpi konyol” kataku sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhku. Aku kembali tidur berharap bangun dikamar kecilku. Kamar yang penuh kenangan dan perjuangan. Kamar penuh makna dan saksi atas berbagai rasa seperti duka, senang, sedih, marah, frustasi dan stress.
Aku merasa adanya guncangan. Mataku melirik seseorang mengoncang tubuhku yang semula pelan berlahan menjadi cepat. Orang itu berkata “ Nona Melisa... ayo bangun... Nona”
Aku membuka mataku mengamati seseorang yang wanita yang berpakaian ala maid. Wanita yang sangat cantik dengan sorot mata keibuan. Wajahnya putih bersih dengan hidung mancung dan bibir tipis serta rambut hitam yang digulung dibelakang. Orang itu membuka bibirnya “ NONA MELISA ABBRIANA CLAVIANA” teriaknya yang mengema seluruh ruangan. Kata orang kalau emak sudah memerintah cepat laksanakan sebelum amarahnya menghancurkan rumah.
Aku bergegas kekamar mandi ‘entah kenapa kakiku bisa membawaku kekamar mandi’. Aku membutuhkan waktu mandi selama 10 menit. Orang itu menungguku diluar yang sudah menyiapkan segala kebutuhanku. Aku dimake over oleh wanita yang berpakaian pelayan. Tangan wanita itu sangat cekatan dalam menata rambutku.
Aku fokus melihat pantulan cermin yang menampilkan seorang gadis cantik. Wajahnya seputih salju tanpa noda. Matanya hitam dengan sorot mata tajam. Hidung mancung dan bibir bersemerah darah. Rambut panjangnya sehitam arang. Sosok yang tidak mungkin ada didunia nyata.
Aku melirik wanita disampingku yang tidak mungkin berasal dari dunia nyata. Aku tertawa kecil “ konyol” gumanku yang tidak didengan wanita disebelahku.
Aku menertawakan diriku yang bisa masuk kedalam dunia novel yang kubaca. Aku merasa lelah setelah pulang olimpiade dan panitia pentas seni nasional. Sebelum tidur aku menyempatkan membaca novel milik temanku. Novel berjudul Olivia Harbors Myheart yang memiliki gendre romantis. Novel yang memiliki ranting pasaran dan bukan novel populer namun cukup diminati para pembaca.
Novel Olivia Harbors Myheart bercerita mengenai kisah asmara Olivia yang berlatar sekolah. Olivia sebagai tokoh utama perempuan berhasil menaklukan hati semua orang termasuk Elgartara. Inti cerita novel Olivia Harbors Myheart tetang kisah asmara Olivia dengan Elgartara yang dibumbui drama percintaan segi tiga dimana nantinya akan muncul tokoh ketiga bernama Alex. Penulis menjadikan Alex sebagai sadboy yang bertujuan untuk menambah konflik sekaligus keinginan penulis untuk menambah adegan romatis antara Elgartara dan Olivia. Selain itu. Penulis juga tidak lupa menambahkan pemeran villian yang bernama Malisa Abbriana Claviana.
Penulis memberikan sifat Melisa sama seperti tokoh villian pada umumnya seperti manja, angkuh, sombong dan egois. Melisa memiliki status sebagai tunangan Elgartara. Melisa dan Elgartara bertunangan bukan karena cinta melainkan keegoisan Melisa dan paksaan orang tua Elgartara.
Melisa akan menjadi penghalang hubungan Elgartara dan Olivia dengan berbagai cara. Melisa yang terbakar cemburu melakukan pembulian, penculikan bahkan mengirim pembunuh kepada Olivia namun hal itu digagal oleh Elgartara. Akhirnya Melisa dilaporkan ke polisi atas semua tindak kejahatan dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Keluarga Melisa memjadi gelandangan karena perusahan ayahnya bangkrut. Ayah Melisa meninggal akibat penyakit kulit. Sedangkan Olivia dan Elgartara berpacaran selama 3 tahun setelah itu mereka menikah. Pernikahannya sangat besar dan mewah menghabiskan milyaran. Setelah itu mereka bulan madu berkeliling dunia.
Aku menghelan nafas kasar sekarang tubuh yang kumasukki merupakan tokoh villian yang bernama Malisa Abbriana Claviana. Aku memejamkan mata menyusun rencana secara singkat. Ada beragam pertanyaan yang menancap dikepalaku. Aku membuka mata ‘Aku harus mengetahui kekuatan yang dimiliki Elgartara dengan cara mengikuti alur cerita’ pikirku.
Aku melirik pada sosok yang sedang menata rambutku. Aku perhatikan ia merupaka pelayan Melisa bernama bibi Surti. Ia merawat Melisa dari kecil. Menemani saat Melisa terpuruk dimana ia kehilangan ibunya. Bagi Melisa bibi Surti merupakan ibu keduanya.
“ Non sudah selesai mari kebawah sarapan sudah siap” kata bibi Surti dengan lembut. Aku mengangguk dan mengikutinya ke ruang makan. Kulirik kanan dan kiri interiornya tersusun rapi dengan bentuk mewah namun elegan.
Aku terkejut melihat makanan yang tersedia dimeja. Makanan berupa roti, telur dan susu ‘Tidak ada nasi mana bisa kenyang?’ pikirku.
“ Non mari makan” kata bibi surti. Aku duduk dikursi yang tersedia memakan dalam diam. Aku mengunyah makanan dengan melamun. Karir yang aku bangun susah payah didunia nyata lenyap seketika. Aku bertanya-tanya mengenai keluargaku. Aku menghelan nafas berulang kali “ Apa ada orang yang bisa menjelaskan bagaimana aku bisa disini” gumanku.
Aku selesai makan diantar bibi surti keluar rumah. Mataku terpana melihat halaman yang luas dengan berbagai tumbuhan yang tertata rapi. Berbagai bunga mulai bermekaran menambah keindahan rumah.
“ Non mobilnya sudah siap” kata seseorang pria yang berusia 60 an dengan rambut yang hampir putih semua. Aku
mengangguk kalau tidak salah ia sopir pribadi Melisa. Sebenarnya Melisa bisa mengendarai mobil gara-gara sikap manjanya akhirnya Melisa memiliki sopir pribadi. Sopir pribadi Melisa bernama pak Mamat.
Aku melihat sebuah mobil putih mulus tanpa lecet, berdesain keren dan pastinya harganya selangit. Aku memasukki mobil yang digunakang oleh Melisa. Mobil putih yang berlahan melaju ke sekolah. Tempat Melisa menimba ilmu sekaligus berlangsungnya adegan novel Olivia Harbors Myheart.
“ Melisa kau beruntung mendapatkan semuanya tapi takdir hidupmu menyedihkan” kataku membelai pantulanku dikaca. Aku menghelan nafas kasar dengan jantung berdetak kencang. Waktunya menjalankan peran villian untuk mengunggap semuanya. Aku pasti bisa menemukan cela untuk keluar dari novel konyol ini.
***
WASPADA TYPO BERTEBARAN
***
Melisa POV
Selama diperjalanan aku memikirkan takdirku sekarang. Aku tak habis pikir bagaimana bisa aku masuk ke dalam novel. ‘Hah... aku benar-benar tidak dapat berpikir seorang mahasiswa yang lagi tidur kemudian masuk ke dalam novel benar-benar tidak masuk akal, namun itu terjadi namanya Lisa, ya itu aku’.
Namaku Lisa Aspasa berumur 23 tahun masih kuliah disalah satu universitas Indonesia jurusan Magister alias S2 ‘otw lulus’. Kehidupanku biasa saja, tetang pasangan emm aku jomblo dari lahir. Dari keluarga biasa saja masih bisa makan, harmonis dan bahagia ‘sudah perkenalannya dilanjut nanti kalau ada waktu’.
Melisa masih berumur 17 tahun berati belum ada yang ia lakukan terhadap tokoh protagonis. Jadi, saya akan mengikuti plot yang ada dengan catatan semoodku dan menjadi Villian sejati. Untuk memuluskan rencanaku aku memerlukan ingatan Melisa dan alur novel yang aku ingat. “ Nona sudah sampai” kata pak supir sambil menatapku aneh pasalnya aku terus melamun. aku mengangguk kemudian keluar dari mobil. Menatap kearah sebuah bagunan megah. Menurut ingatan Melisa gedung megah bak istana, ada taman dengan fasilitas lengkap merupakan sekolahnya ‘Aku merasa mendadak kaya’.
Aku berjalan berlahan memasuki gedung sekolah. Aku memutuskan untuk berkeliling seluruh kelas sambil memikirkan cara untuk hidup dan mengatasipasi ngeblaknya otakku saat melihat cowok tampan. Kalau diperhatikan sekolah ini memiliki tingkatan kelas yang berbeda. Setiap kelas memiliki gedungnya sendiri beserta fasilitas lengapnya. Setiap gedung dihubungkan dengan taman. Taman-taman ini merupakan tempat favorit tokoh utama protagonis wanita. Hingga bel berbunyi Bel, semua anak-anak berlari masuk ke kelas takut terlambat. Berbeda denganku yang masih berjalan dengan santai.
Menurut ingatan Melisa kelasnya di XI A. Tok tok tok aku mengetok pintu dan membuka pintu berlahan. Seluruh penghuni kelas menatapku termasuk pak guru memintaku mendekatinya. Aku berjalan mendekat ke meja pak guru “ mengapa kamu terlambat ?” kata pak guru.
“ jauh pak” jawabku seadanya yang terkesan malas.
Pak guru memandangku dengan tatapan aneh dan tak percaya dengan apa yang ia dengar. Kemudian berkata “ Apa yang yang jauh?”
“ Perjalanan antara pintu masuk ke sini pak ” jawabku.
Beliau menghelan nafas “ karena ini pertama kalinya kamu terlambat kamu boleh duduk dan jangan
diulangi lagi”
Aku mengangguk menuju bangkuku yang terletak di depan tokoh utama protagonis pria. Mengapa aku tahu tentu saja menggunakan ingatan Melisa. Sekilas aku melihat tokoh utama laki-laki berwajah datar, tampan dan serius. Ia terlihat cuek namun bila menyakut protagonis perempuan ia akan perhatian. Pantas saja cewek-cewek lainnya bisa jatuh cinta termasuk Melisa.
Setelah aku duduk disebelah cewek cantik dengan rambut hitam dipotong pendek bernama Rini Audina Parkerti. Ia merupakan sahabat satu-satunya Melisa dan serta teman sebangku sejak kelas 1. Menurut di novel ia akan melakukan apapun yang diperintah Melisa “ hai mel tumben kamu telat, cerita ada apa?” tanya Rini penasaran.
“ gak ada apa-apa” jawabku singkat menyembunyikan fakta bahwa aku bukanlah Melisa.
“gak mungkin apa kau menyembunyikan sesuatu dariku jahatnya kau” dia cemberut ‘tepat sekali... aku bukan sahabatmu’ itu rahasinya dan aku tidak bisa memberitahumu. Sehingga aku memilih diam.
“ Apa Elgartara membuatmu sedih lagi” tanyanya dengan nada khawatir.
Aku menoleh kemudian mengeleng “ Aku kemarin nonton film horor dan aku tidak bisa tidur karena memikirkan hantunya” kataku mengambil jeda “ Hantu itu akan datang pada siang hari untuk merasukki targetnya. Hal pertama yang dia lakukan menyentuh pundak korbannya kemudian ia akan menyekiknya hingga targetnya tidak bisa bernafas sehingga ia bisa merasuki tubuhnya.” Karangku
“AAAAAAAAAAAAAAAAAA” teriakan Rini mengagetkanku. Terlihat pak guru yang mengeluarkan aura hitam sambil menahan amarahnya berkata sambil tersenyum “ Rini Audina Pakerti mengapa kamu teriak?”
“ a.a..ada hantu pak” Rini menjawab dengan muka pucat “ Di..di...di belakang saya ia..ia..ia
menyentuh pundak saya pak?”
“ Aku tadi menyentuh pundakmu untuk mengembalikan bolpoin ” jawab Rio sambil menyerahkan bolpoin pada Rini. Rini melototi Rio “ Dasar penakut ” goda Rio
“Aku gak penakut tahu” balas Rini
“ kalau tidak mana mungkin teriak disiang bolong kayak gini” goda Rio
“ Aku tadi kaget” elak Rani
“ bohong” balas Rio
“ Rini dan Rio jangan membuat keributan dikelas bapak sekarang kalian maju kedepan dan kerjakan soalnya” perintah pak guru.
“ Yah pak kok saya, saya tidak salah, Rini yang berteriak” elak Rio dan dihadiahi tatapan
tajam dari Rini.
“ Baiklah karena Rini yang memulai Rini kamu duluan mengerjakan didepan” perintah pak guru Dengan langkah gontai Rini maju ke depan. Aku yang merasa menjadi penonton mulai buka suara “ Rio hantunya lagi menatapmu kayaknya kau jadi target selanjutnya” godaku menakuti Rio.
“ Masak sih bohong lo” balas Rio tak percaya tapi kakinya bergetar.
Aku melanjutkan aksiku “ Katanya ada siswi kelas ini yang mati lompat atap sekolah. Apa kau tahu dimana bangkunya?” kataku untuk menakuti Rio. Ia mengeleng, aku melambaikan tanganku menyuruhnya mendekat “ dibangkumu”. Ia terlihat pucat basi hahaha penakut bilang penakut sungguh aku tersenyum geli.
Sekarang waktunya istirahat seluruh siswa sudah pergi ke kantin. Menurut ingatan Melisa ia akan mengajak Elgartara pergi bersama dengan bergelayut manja dan itu hal yang akan membuat Elgartara muak kemudian dia akan pergi ke taman. Menutut novel disana ia dapat bertemu tokoh protagonis wanita. Baiklah aku berlatih bermain peran jujur aku bukan anak teater tapi siapa tahu aku bakat. Aku mendekati mejanya dan mengusir Rio lalu memeluk tangan sambil berkata “tunanganku... yuk ke kantin” dengan nada menggoda “El..gar...ta...ra... yuk... kekantin” ucapku sambil mengoyang-goyangkan tangannya. Ia menatapku tajam dan dingin
sungguh mengerikan
“Lepaskan” dengan nada berat ia menyetak tanganku hingga terlepas. Aku ingin menarik tangannya lagi tapi ia berbalik menatapku“Jangan mengikutiku” kemudian ia pergi. Aku tersenyum tipis 'ternyata aku memiliki bakat menjadi artis kalau ada ajang pencarian bakat,.Aku akan daftar siapa tahu jadi juara hehehe'.
“Bagaimana mungkin ia bisa bersikap seperti itu kepada tunagannya” kata rini dengan nada mengeram terlihat kesal. Ku menarik tangan Rini berlahan menuju kantin akanku traktir dia.
Suasana kantin dipenuhi manusia kelaparan sepertiku. Aku memilih tempat duduk dan sedangkan rani memesan pesanan kita. “ pesanan sudah datang” katanya sambil menyerahkan makanan pesananku. “Mel kamu tahu...
Aku mendongkrak wajahku ini pasti bahan gosip. Saat aku akan menjawab BRAKK BRUKK BRAKKKK BRUUKKKK
***
WARNING TYPO BERTEBARAN
***
Melisa POV
BRAKKK BRUKK BRAKK BRUKK Suara seseorang terlempar mengenai meja kemudian lantai. Ia terlihat kacau dengan memegangi dadanya ia sesekali batuk darah. Dikeroyok gengnya Elgartara yang terdiri dari Elgartara sebagai ketua, Ananda Rio alias Rio, Terry Setiawan alias Te, dan Jaylaludin alias Jay.
“ Ternyata kau tak punya malu” ucap Elgartara dengan amarah. seketika kantin yang semula ricuh menjadi senyap hanya bunyi sruputan mie ayamku.
Aura Elgartara semakin gelap “ kak senior seharusnya tidak membocorkan rencana kita” kata Rio dengan senyum yang mengerikan. Setelah Rio berkata begituJay langsung menonjok kak senior itu. Sekarang Elgartara mencengkram kak senior tersebut dia hanya diam.
Hingga teriakan seorang wanita menghentikannya. Siapa lagi kalau bukan tokoh protagonis wanita “ Elgar hentikan lihat dia ... kamu dapat membunuhnya” ucapnya dengan nada yang lembut. Elgartara menatap wanita yang menghentikannya.
“Olivia tolong jangan ikut campur” ucap Elgartara lembut kepada wanita itu. Dia mengeleng “ Aku hanya tidak mau kau terlibat masalah” ucap Olivia dengan wajah polos dan nada yang hampir menanggis.
“ Tenanglah Olivia, tidak akan ada masalah” kata Elgartara menengkannya.
Kemudian adegan mesrah berlanjut sedangkan aku menangis hiks hiks kok “makananku habis sih” Jiwa jombloku meronta-ronta “kalau mau adegan mesrah, jangan disini donk kasihan aku yang jomblo hanya bisa merana tanpa diusapan lembut seorang doi” gumanku yang tentu tidak akan didengar orang lain karena mereka masih sibuk dengan pertunjukan didepan. Tiba- tiba aku mendapatkan ide seperti bolam lampu menyala 'bagaimana kalau Elgartara mendapatkan masalah pasti seru' pikirku dengan senyum kecil menghiasi wajah jahatku.
Kemudian pak Kardi sang guru keamanan yang paling galak datang. Sebenarnya dalam novel pak Kardi tidak datang. Melisa yang melihat adegan didepan akan terbakar amarah dan mulai menyakiti tokoh protagonis cewek.
Flasback
Yah...kenapa dihentikan lagi seru juga. Sekilas aku tahu orang itu ya itu cewek pemeran utama. Kemudian aku ingat adegan ini merupakan pengantar kematian untuk Melisa. Aku harus tetap hidup harus cari solusi. Aku pergi ke kantor guru dengan berlari dengan kecepatan penuh.
Aku mendobrak pintu kantor dengan kekuatan penuh. Mata semua guru menatap kaget “ PAK CEPAT ADA PERKELAHIAN “. Mereka yang mendengar langsung menghampiriku dan membantuku untuk melerai pekelahian. “ tunggu kalian disini, biar saya dan melisa yang pergi” ujar seseorang yang itu Pak Kardi
“ Pak ayo cepat mereka ada dikantin” aku menyeret pak Kardi
“ pergilah duluan, bapak akan menyusul dengan cepat” ujar pak Kardi dengan ngos-ngosan
“ baik pak” aku berlari meningalkan pak Kardi mampir beli gorengan dan es teh.
Flasback off
Dan ini saatnya aku tampil menjadi tokoh antagonis sejati. Aku berjalan mendekat pak Kardi “ mohon maaf pak saya menyela. Menurut sundut pandang kami Elgartara dan temannya sudah membuat keributan. Suasana kantin yang semula menyenangkan berubah menjadi ketakutan” aku menunduk “Saya melihat sendiri bahwa Elgartara yang memulai pertengkaran kalau bapak tidak percaya bisa ditanyakan kepada siswa yang berada disini dan kak senior hanya diam dipukuli” ucapanku dengan sopan dan lembut. Pak kardi mengangguk dan meminta mereka ikut ke ruangannya termasuk si cewek protagonis.
Saat mata kami bertemu aku melihat tatapan tajam Elgartara. Saat ia berpaling aku tersenyum kecil. Dihukum merupakan hal yang tidak pernah Elgartara bayangkan. Elgartara seorang siswa berkuasa dengan kekayaan, ketampanan dan kekuasaan tidak akan ada yang berani menyentuhnya’ hanya Melisa sang tokoh villian yang bisa. Salah satunya dengan membuat mimpi buruk bagi Elgartara’.
***
Lima hari sejak kejadian itu. Elgantara bersama gengnya dihukum untuk menyapu halaman selama seminggu dan cewek itu tentu mendatanginya tanpa sepengetahuanku. Namun aku mengetahuinya dari seorang informan gratis ' Rini ratu gosip no debat'.
Pada saat itu Rini akan membuat rencana peringatan untuk olivia tapi ku hentikan dengan dalih dia tak akan mampu bersaing denganku. Rini tampaknya tidak suka dengan ideku tapi ia tidak berani membatah. Aku terpaksa membuat rencana menjadi tunangan yang baik bagi Elgartara selama ia dihukum dengan cara yang menyenangkan untuk diriku.
“ Sayang...sampah ini dibuang dimana ya?” Tanyaku sampil mengoyang-goyangkan sampah supaya jatuh ke area yang bersih.
“ Berhenti mengacaukan ” sambil menunjuk ke tempatku dan ia terlihat kesal sekali.
" Aku tidak mengacaukan ” ucapku dengan wajah polos 'niru ekpresi Olivia'.
“ Pergilah “ perintah Elgartara
“ Tidak mau “ aku sengaja membuang sampah yang sudah kukumpulkan dan menghampirinya memegang tanganya tak kuhiraukan ucapanya. Didalam hati aku tertawa “ Lepaskan” auranya semakin gelap
Aku bersikeras memengang tangan Elgartara “ Tidak mau “ saat ia menyetak tanganku dengan sengaja aku menggulingkan tempat sampah yang letaknya tidak jauh darinya seketika sampah yang sudah susah payah dikumpulkan berhamburan.
“ Kamu..." Sebelum ia memarahiku pak sopir pasti akan memanggilku “ Nona maaf menganggu kita harus pulang” katanya
Aku membuat espresi kesal “ Maaf tunanganku... aku harus pulang dulu” aku cemberut “ tapi jangan khuwatir besok aku akan membantumu lagi “ Lanjutku sambil berlahan meninggalkan pemuda yang sedang menatapku tajam.
Kemudian aku tersenyum kepada pak supir “ Pak sebelum pulang kita mampir dulu ke toko buku ya”. Sudah jadi kebiasaanku untuk membaca buku, novel, komik saat sedang dalam waktu luang. Lagi pula jadwalku hanya sekolah dan les saja. Di rumah juga hanya aku, bibi, pak satpan dan pak mamat sopir saja. Ayah masih di luar negeri dan ibu Melisa sudah meninggal saat Melisa umur 8 tahun. Melisa benar-benar anak yang kesepian maklum kalau ia begitu mengingginkan kasih sayang sungguh miris hidupmu.
“ Iya non” kata pak mamat patuh.
**
Sampainya rumah, aku disambut oleh sesosok pria paruh baya namun masih tetap tampan. “ Bagaimana sekolahmu?” tanyanya lembut.
“ Seperti biasa ayah” kataku sambil berjalan menghampiri beliau. Memberi salam secara singkat dan memeluknya serta membisikan “aku bahagia ayah datang aku sangat merindukan ayah”. Setelah mengatakan itu beliau memeluku lebih erat. Aku mendokrakkan kepalaku untuk melihat wajahnya. Mata ayah Melisa tampak berkaca-kaca, kasihan sekali dia.
“ Ayah...ayo makan aku sudah lapar” kataku sambil mengusap perutku.
Ayah Melisa tertawa kecil “Baiklah putriku” tangannya yang besar mengandengku ke meja makan. Setelah makan malam bersama ayah. Aku memutuskan ke kamar sedangkan ayah ada panggilan
yang entah dari siapa dan akupun tak peduli.
“Hah... tidak ada yang menarik”. Aku membolak-balikan halaman buku yang baruku beli. Aku melihat-lihat buku yang telah kubaca semuanya rata-rata buku pelajaran dan buku novel 'apa mungkin besok aku beli komik ya?' Pikirku. Rasa ngantuk tiba-tiba datang tanpa diundang. Aku membaringkan tubuhku menarik selimut memejamkan mata “Tuhan semoga besok menjadi hari yang menyenangkan” doaku.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!