Tahap Revisi
Ini kisah tentang seorang gadis bernama Althea Wiriawan yang sekarang umurnya menginjak 27 tahun. Kalian percaya jika kisah cinderella itu ternyata nyata adanya dan itu dialami oleh kehidupan Althea. Waktu Althea berumur 7 tahun ibu Althea meninggal dunia karena sakit.
Dan ini adalah ayah Althea, ganteng kan? emang sih gue nggak ada mirip miripnya sama bokap soalnya muka gue jiplakan Almarhun Ibu banget.
1 Tahun Angga Wiriawan dan Althea hidup sendiri dan setelah itu karena Angga tidak bisa mengurus perusahaan dan juga Althea sendirian jadi mau tidak mau Angga Wiriawan mencari seorang ibu untuk mengurusnya dan juga Althea.
Nesya Pratiwi dia adalah ibu tiri Althea, awalnya dia memang baik pada Althea, tapi lama kelamaan sikapnya pada Althea berubah, kenapa? Karena dia tau kalau suami baru nya yaitu Angga Wiriawan ternyata masih sangat mencintai Almarhum istrinya dan tidak bisa melupkan nya.
Dan ditambah lagi Althea sangat mirip dengan almarhum Ibunya. ya otomatis mamah Nesya semakin tidak suka pada Althea.
Dan Kenapa Cinderella dibawa-bawa? Karena kehidupannya Althea sama persis dengan kisah dongeng itu saat kehadiran ibu dan juga adik tirinya bernama Gracia Munaf.
Selama 12 tahun kehidupan Althea dirumah itu benar-benar upik abu, dia selalu di jajah dan selalu dimarahi oleh Nesya juga Gracia.
Dan Gracia??? Selalu iri dengan kehidupan Althea, apapun dan siapapun yang ada di dekat Althea Gracia selalu merebutnya, teman, sahabat bahkan pacar.
Dan kamar yang dulunya ditempati Althea sekarang jadi milik Gracia, karena Gracia ingin kamar yang lebih luas, memang kamar yang Gracia ounya peetama kali nggak seluas milik Althea tapi Althea selalu sabar menghadapi kemuan dan keegoisan Gracia juga Mamah Nesya.
Sampai saat dia lulus kuliah dia baru pindah ke Apartement miliknya yang tentu saja dibelikan oleh ayahnya. Awalnya Angga menolak dan membujuk agar Althea tinggal dirumah bersamanya, tapi dengan keteguhan hati Althea yang memang ingin pergi dari rumah yang membuatnya seperti di neraka itu, akhirnya Angga dengan berat hati mengijinkan Althea agar bisa tinggal sendiri dengan syarat tiap weekend dia harus pulang dan berkumpul dengannya dirumah.
Dan mau tidak mau Althea pun menyetujuinya. Dan hampir 3 tahun Althea hidup bebas tanpa harus dijajah lagi oleh Nesya dan juga Gracia.
**
Dan disinilah sekarang Althea, tengah duduk di ruangan Rafael dengan ekspresi kaget.
“Serius pak? Bapak nggak bercanda kan?” Ucap Aletha yang terkejut mendengar bahwa dia telah dipindahkan.
“Saya serius Al... Maafkan saya karena tidak bisa mempertahankanmu...” Ucap Rafael menunduk menyesal karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk mempertahankan posisi Althea di sisinya.
“Bapak kok tega banget sih sama saya? Kalo saya di pindahin kan saya harus mulai dari awal lagi, dan saya juga nggak ngerti cara kerja untuk jadi Sekretaris... Lulusan saya S1 Desain loh pak...” ucap Althea memohon agar tetap bekerja di bagian Desain karena memang sudah fasih bukan hanya lulusannya taoi pekerjaan nya juga sudah lancar dan hatam juga intinya dia sydah nyaman berada dibagian Desain.
“saya tau Al... Saya juga sudah bilang sama HRD dan juga Hans kalau di tim kita nggak ada yang bisa saya serahin buat jadi Sekretaris Big Boss tapi... Kamu tau kan Hans orangnya kayak gimana dan dari kemaren Big Boss udah uring-uringan nggak jelas dan kamu pasti tau kan kalau dia bad mood pasti merembet ke hal lain termasuk menghambat pekerjaan kita...” jelas Rafael melihat Althea merasa bersalah karena Althea menghela napas berat dan pasrah.
“bayangin aja Al... dalam 1 bulan ini Big Boss udah gonta-ganti Sekretaris sampai 20 orang apa nggak gedek tuh HRS sama Hans dibuatnya, dikira nyari Sekretaris yang dia mau dan sesuai kriterianya gampang apa?! Dan HRD udah angkat tangan, nyerah buat nyari Sekretaris pengganti lagi.”
“Tapi kenapa harus saya?”
“intinya di perusahaan ini, Cuma kamu doang cewek yang bebal”
Yupz gimana mau nggak bebal sehari-hari Althea bergumul dengan kebanyakan cowok karena mayoritas di divisi Desain adalah cowok. Althea juga udah betah banget sama Divisi ini karena satu pak Rafael yang jadi bos di divisi desain bukan bossy, dia sangat ngerangkul kita para bawahan dan dimana pada saat kerjaan deadlinenya mepet dia tetep bisa suport kita biar kita nggak terlalu stres, rekan-rekannya juga sejahtera no gosip no sirik-sirikan sama partner secara cowok semua kan ya...
yupzz sebelum gue tau mau dipindahin hidup gue aman pokok nya...
entahlah ya nanti sama Big Boss gue hopelles kayaknya ga bakalan lancar....
***
kisah asli gue, dulu sebelum nyoba nulis gue selalu baca dan nggak pernah ninggalin jejak komen maupun like, tapi beberapa author yang gue baca ngeluh 'jika lo baca ya hargainlah author ya paling nggak lo kasih jejak like kek komen kek, ketika lo blum bisa kasih vote juga...'
dan...
sekarang gue ngerti kegalauan author ketika karya lo dibaca tapi nggak dihargain.. sakitnya tuh disini cuy 💔
dan sekarang gue biasain ketika gue baca karya orang, gue paling ga ngehargain author yang udah capek-capek mikir, vote, like, and komen selalu hadir di setiap beres baca...
so please... tinggalin jejak lo meskipun itu cuma like.. gamsahamnida...🙇🙇🙇
Dan dia... Adalah Rafael Lazzini, umurnya 37 tahun, dia adalah atasan Althea selama hampir 3 tahun itu di Divisi Desain. Dia adalah atasan yang sangat humble dan tentunya friendly, bekerja sama dia tidak seperti pada atasan pada umumnya. Intinya Rafael tidak ingin tim nya stres dan menyebabkan kerjaannya jadi tidak maksimal, soalnya urusan kepuasan klien adalah prioritasnya.
“Kamu tau kan sifat Big Boss gimana?” lanjutnya.
Nih Big Boss nya... Ganteng kan... namanya Danniel Henney umurnya juga 37 tahun sama kayak bos Althea di Divisi Desain. Ganteng iya, playboy 100%, kaya otomatis, sekali ngedip jatoh semua dan dia adalah duda, tapi itu semua nggak berlaku sama Althea. Atasannya itu bukan tipe cowok Althea banget malah berlawanan banget.
“gajinya 2 kali lipat dari gajimu sekarang loh Al...”
“Bentar pak... Gaji saya sekarang 7,5jt, klo 2 kali lipat berarti 15 jt?” ucap Althea kaget dan mulai agak tertarik.
“Bahkan bisa lebih dari gaji saya jika kamu bisa memuaskan Big Boss” ucapnya sambil ngangkat bahu.
“Magsudnya?” Aletha melihat pak Rafael curiga.
“Memuaskan dalam arti dalam hal pekerjaan Al.. kamu jangan salah tanggap...”
“oohh.. kirain, 15 juta emang deskjobnya apa pak? Saya curiga sama 'range of responsibility' dengan gaji sebesar itu..”
“hmmm... Itu nanti biar Hans yang jelasin.” Pak Rafael melihat Althea yang terdiam berfikir lalu tersenyum kearah Althea. “ Pak. Danniel itu nggak seseram yang kalian bayangin. Cuma karena dia sering ngomel aja jadi auranya begitu, saat kamu kerja sama dia kamu harus punya tugas tetap artinya kamu harus berinisiatip dan tidak harus menunggu perintahnya. Nanti Hans yang akan jelasin dan membimbing kamu.” Terdiam sejenak. “ok Al?!”
“Ok pak!” jawabnya kaget karena pak. Rafael ngagetin Althea yang lagi ngelamun.
**
Di rumah Angga Wiriawan... Pukul 19.00 malam...
Althea sedang makan malam bersama Angga juga Nesya dan Gracia. Selama makan malam Nesya dan Gracia melihat kearah Althea dengan sinis dan curiga. Yupz mereka sangat tidak senang jika Althea pulang ke rumah mereka, jika bukan karena Angga yang meminta Althea tidak mau dan tidak mau kembali ke rumah itu. Setelah selesai makan malam Angga dan Althea duduk di ruang keluarga berbincang.
“Bagaimana dengan pekerjaanmu Al?” ucap Angga memulai percakapan setelah Althea meminum kopinya.
“Baik Pah” berfikir sejenak. “tapi aku nggak tau apa kedepannya aku bakalan sering mampir ke rumah atau nggak, soalnya mulai besok aku dipindahin jadi Sekretaris Direktur Utama.”
“Kok bisa?” ucapnya melihat Althea.
“Iya soalnya nggak ada yang mau jadi Sekretaris Direktur pah, jadi Al yang ditunjuk... Ya... Papah tau sendiri Aletha gimana, bebal sama bodo amat ama cerocosan bos.. kebanyakan orang nggak tahan sama omelannya Big Boss, makanya pada ngundurin diri” Ucap Aletha sambil melihat kearah Angga yang terdiam sambil mengangguk-ngangguk. “kenapa emangnya pah?”
“Tadinya papah mau pensiun dan nyerahin perusahaan ke kamu... Daripada kamu majuin perusahaan orang lain mendingan kamu manjuin perusahaan sendiri...”
“Hah... Aduh pah... Nggak deh, papah serahin aja sama Gracia ya.. anak papah kan bukan Cuma aku... Lagian aku nggak mau jadi gunjingan ibu sama Gracia... Al nggak apa-apa kok...”
“tapi kamu kan putri kandung papah...”
“Pah... Al udah mutusin, Al pengen hidup mandiri dan nggak tergantung sama papah lagi, Al bukanya nggak mau berterima kasih, tapi Al nggak mau berantem lagi sama mereka pah.. papah tau sendiri mereka kayak gimana sama Al...”
“Maaf ya Al... kalau selama ini...”
“Cukup pah.... Jangan ada kata maaf lagi, ini semua bukan salah papah, Al tau papah butuh pendamping yang bisa ngurus papah. Makanya Al mengalah Pah... Ini juga udah jadi keputusan Al...”
“makasih ya Al... Kamu memang putri kesayangan papah dan akan tetap sama” ucapnya tersenyum sambil memeluk Althea. Althea pun membalas pelukan sang ayah.
...
Aletha POV
Di ruang kerja lantai 12... Ruang tertinggi di gedung ini adalah ruang kerja gue. Ruang kerja gue tepat di depan ruangan Big Boss. Dan karena lantai ini hanya diperuntukan ruangan Big Boss jadi futuristik dan desain interior di ruangan ini sangat apik dan tertata Pokonya paling bonafid dan mengkilap.
Meja dan ruangan gue adalah sebuah meja receptionis besar dan lengkap dengan apple personal computer futuristik dan dekornya sendiri didominasi putih hitam.
Disamping ruanganya ada ruang meeting yang kira-kira kapasitasnya kurang lebih 50 orang. Semua yang mau masuk atau nyimpen berkas ke meja Big Boss harus di filter dulu ke meja gue.
Dia adalah Hans assisten Direktur artinya segala urusan tektek bengek luar dalemnya Big Boss pasti dia tau secara kapanpun dimana pun dia selalu nempel di belakangnya. Cool pastinya, umurnya nggak beda jauh ama gue mungkin sekitar 28-29 mungkin ya... Gue juga kurang update sih.. hihi dan disini dia lagi ngarahin gue masalah kerjaan gue kedepannya bersama si Big Boss. Dia salah satu vitamin A buat cewek-cewek yang kerja disini selain Pak. Rafael dan tentunya Big Boss ya... Mereka bertiga tuh kayak tremusketernya kantor ini...
Kemana-mana mereka selalu jadi pusat perhatian.
“Disini kamu juga nanganin kontrak project, email bisnis Boss yang emang banyak banget, schedule Boss, memastikan laporan mingguan, siap untuk meeting internal, notulen rapat pastinya, dan tektek bengek arsip dan surat masuk atas nama Boss.”
“mmh... Harusnya sih bisa Pak, meskipun kerjaan saya berlawanan dengan tugas saya dulu ya...at least tinggal penyesuaian ke Pak Boss lah” ucap gue sambil ngangguk-ngangguk kek orang pinter.
“Dan satu lagi, Pak Danniel kalo ngomong emang keras, itu pembawaannya dia. Kamu nggak boleh anggap itu sebagai teguran pribadi... Setelah dia selesai ngomel dan kita jalanin apa yang dia mau, semuanya akan biasa lagi.” Ok kasarnya anggap aja speaker butut gitu ya... Hihi
“Pak, ada kebiasaan Boss yang harus selalu diperhatikan nggak?” Hans terdiam kayak mikir dulu sebelum mau ngomong. Dan otomatis gue curiga kenapa dia mikir dulu.
“Nanti Pak Danniel yang akan menjelaskan ke kamu langsung, yang mungkin saya bisa kasih tau... Boss nggak akan perduli soal waktu kerja. Artinya kamu minimal harus bawa file kerja kamu kemana-mana walaupun sedang tidak bekerja. Minimal kamu harus bawa notebook kamu kemanapun” jelas Hans mulai serius.
Nah kan gue udah duga di bagian ini uang 15 juta punya tanggung jawab yang berat cuy..
“Dan yang paling penting, siapapun yang ngaku pacar Boss, dilarang menemui Boss. Lakukan Apapun untuk memastikan aturan itu berjalan.” Tuh kaannn bener ini dia sesuatu yang nggak beres itu, harusnya kan itu tugasnya dia sebagai Assistennya Big Bos kenapa diserahin ke gue? Gue rasa si Hans emang udah nggak kuat buat ngusirin cewek-ceweknya Boss yang banyak banget pengen masuk dan ketemu Big Boss makanya dia nyuruh gue yang kelarin urusan itu. Setelah ngasih arahan ke gue Hans buru-buru ke bawah ninggalin gue di meja kerja gue saat dia liat jam di tangannya.
dan Yupz dia tau gue harus cerna apa yang dia omongin tadi.
***
Jam 09.00 pagi...
“Pagi pak!” my new direct gue dateng bawa tas kerjanya sambil masuk ke ruangannya diikuti oleh Hans yang lagi-lagi dengan setia berada dibelakangnya. ooohhh jadi tadi dia buru-buru turun gegara ngejemput sang Big Boss toh... ck...
Nggak lama Hans keluar dari ruangan Big Bos dan manggil gue buat masuk ke ruangan Big Boss. And ok gue langsung bawa pulpen dan notes takutnya ada yang mesti di tulis pikir gue. Gue cepet-cepet ngetuk pintunya dan masuk ke ruangannya, gue heran kenapa Hans si Assisten nggak ngikut balik ke ruangan ini? Kenapa Cuma gue doang? Dia agak heran liat gue cepet tanggep, mungkin Sekretaris sebelumnya nggak pernah kayak gue kali ya... But i do my best buat jadi Sekretaris Big Boss ini nggak main-main sob.
“Kamu sekretaris baru itu?” ucap Big Boss dengan cool.
“Iya pak! Saya Althea Wiriawan siap membantu bapak dan mohon bimbingan dari bapak!” ucap gue lugas buat jadi perkenalan pertama sama Big Bos tanpa dia nanya nama gue lagi. Dia diem liat gue yang masih berdiri di depannya dan nilai penampilan gue dari atas sampe bawah. Ok, sabar Al, demi 15 juta.. pagi ini memang Big Boss super duper ganteng dengan kacamata hitam masih bertengger di hidung mancungnya. Tapi berkat karakternya dia nggak jadi ganteng lagi tapi disegani mendekati ditakuti dimata orang-orang di kantor ini. Dan dia ngeh ada sedikit yang berbeda di meja kerjanya. Yupz, gue yang ngedekor sedikit dan ngerapihin meja dia nambahin beberapa item yang cocok dimeja kerjanya dan yang pasti masih style nya dia. Mungkin ya.. tapi dia nggak komen tuh, berarti aman dan selamet tentunya tanpa harus denger ocehannya.
“Oh iya pak, email yang harus dijawab di map kuning, laporan mingguan di map merah dan laporan proyek di map biru pak.”gue langsung nyerocos tanpa diperintah.
“Hm... Duduk!” ucapnya bossy. Sesuai dengan karakternya. Dan gue langsung nyelip di kursi depannya sesuai yang dia minta, dan dia pun ngeluarin map coklat dan ngeluarin berkas dari map coklat itu.
“Handle ini ke bagian keuangan, dan minta keuangan buat siapin surat kontrak itu, hubungin klien kita dan suruh mereka ngirimin samplenya...”dan dia pun terus nyerocos ngasih tugas sama gue sambil liat email masuk dia di laptopnya.
“Baik pak..” jawab gue setelah dia beres dengan perintahnya.
“Masukin nomor hape kamu!” ucapnya sambil ngasiih hanphone punya dia, gue pun langsung ngambil hape terbarunya itu dan masih mengkilap dong, gue buru-buru masukin nomor gue. “Sudah pak!” ucap gue sambil ngasiin hapenya. Dia langsung misscal gue, gue pun langsung ngeluarin hape ecek-ecek gue dari saku celana gue dan ngasih liat ke dia.
“jam kerja kamu sebagai Sekretaris saya bukan dari jam 9-5 tapi diluar jam kerja kantor juga. Hans sudah jelaskan ke kamu?”
“sudah pak...”
“Ini schedule book saya, yang pegang Cuma Kamu dan Hans, memang semua yang handle Hans tapi sebagai Sekretaris saya kamu juga harus tau... Saya ingin Sekretaris saya terlihat rapih dan tidak terlihat seperti *****, itu sangat menurunkan kredibilitas saya. Setiap kamu ikut saya, maka kamu harus berpakaian seperti itu, saya bukan mau ngatur penampilan kamu tapi makeup kamu besok kurangi... Got it?”
“siap pak!” sial orang gue cuma pake bedak ama lipstik doang yaelaah, laguan biasanya seorang Sekretaris bukanya harus tampil menarik ya.??
"tampil menarik bolah tapi ga terlalu over understod?!" gue diem dong kek peramal aja nih si Big Boss baca pikiran gue...
"Semua perkataan saya harus dilaksanakan Tanpa pertanyaan. Tidak ada batasan tanggung jawab untukmu, dan kamu tidak bisa membantah apa yang saya suruh. Dilarang membicarakan apapun mengenai masalah pribadi saya ke sesama rekan kerja kamu. Jika saya menemukan kamu membocorkan masalah pribadi saya, maka kamu akan berurusan dengan pengacara saya.” Damn it... Ini ternyata efek gaji 15 juta perbulan tuh, tanggung jawabnya gede.. dia ngasih surat perjanjian bermaterai gue selama jadi Sekretarisnya nanti dan gue baca point point nya. Lengkap banget dari no drug allowed, sampai bait terakhir yang bikin gue dongkol. Pelanggaran berakibat pembayaran denda 10x gaji dan gue harus bayar denda 150jt sadis...
“Setuju dengan syarat saya sesuai perjanjian?” dia sodorin pena mahalnya ke gue sambil liat gue serius.
“Ii iya pak, saya setuju!” jawab gue terpaksa karena brasa disodirin pistol di kepala gue, trus dia ngomong ‘lo mau tandatangan atau gue tembak lo...’
“so.. sign in!”gue pun buru-buru tandatangan, serius ya.. gue ngerasa nyerahin kehidupan gue ditangan yang salah... Asli gue ngerasa hopeless banget.. papaaahh tolong Altheaaa...
“Fotocopy ktp kamu kasih ke saya, saya akan kirim ke ini ke pengacara pribadi saya... Selamat bekerja, dan jika dalam bekerja kamu memenuhi kriteria saya atau malah lebih... Jangan khawatir akan ada bonus menunggumu... Dan saya harap saya bisa mengandalkan kamu, saya memang sering berbicara keras tapi itu kebiasaan bekerja untuk memastikan semuanya selesai bukan ada masalah pribadi. Get it!” sumpah ini bos ngomongnya terus terang banget ya... Terlalu frontal sih menurut gue.
“understode Sir, im doing my best!”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!