NovelToon NovelToon

CINTA YANG DIPAKSAKAN

Part 1

Setelah mengucapkan 'saya bersedia' mereka berdua telah resmi menjadi sepasang suami istri yang sah dimata hukum dan dimata Tuhan yang maha kuasa.

Pasangan baru itu tersenyum kepada para tamu undangan yang memberinya ucapan selamat. Xielo sebagai pihak pengantin wanita tersenyum tulus pada para tamu berbeda dengan Jae Weon yang terlihat dipaksakan namun tidak terlalu kentara.

Xielo menatap sang suami pedih karena sang suami menikahinya karena terpaksa sama halnya dengan dirinya yang juga terpaksa namun ia sudah ikhlas dan tulus menerima pernikahan ini.

Mereka berdua menikah atas dasar bukan sama sama cinta melainkan karena kedua orang tua mereka menjodohkan mereka berdua.

Flashback on

Xielo atau nama lengkapnya Wang Xielo adalah seorang pemuda kalem baik hati. Ia memiliki paras yang ayu dan menawan hati siapapun yang melihatnya. Xielo merupakan anak tunggal dari keluarga Wang yang merupakan seorang pengusaha kaya raya asal negeri tirai bambu.

Sekarang ini Xielo sedang bersiap siap karena kata ibunya mereka akan kedatangan tamu untuk makan malam bersama. Jadi ibunya menyuruhnya untuk bersiap serapih mungkin, tapi Xielo bergaya seperti yang biasanya saja tidak mau berlebihan. Lagipula ini hanya makan malam saja, begitulah pikirnya.

Tamu telah datang pukul 7 dan Xielo disuruh untuk segera menuju ruang makan karena sang tamu sudah menunggu.

" Xiel ayo beri salam pada tuan dan nyonya Rei !" Perintah ibunya dengan lembut.

Xielo membungkukkan badannya tak lupa ia tampilkan senyum manisnya.

"Selamat malam tuan, nyonya." Sapanya sopan.

"Malam juga Xielo, kamu manis sekali Xielo." Puji nyonya Rei.

"Terima kasih nyonya." Xielo duduk disebelah ibunya, tepat dihadapannya ada seorang pemuda sepertinya seumuran dengannya sedang asik bermain ponsel. Wajah pemuda itu sangat tampan tapi sayang ekspresi wajahnya datar dan dingin.

Mereka semua mulai menyantap makan malam yang di siapkan oleh ibunya Xielo sendiri.

"Oke kita langsung saja tujuan makan malam kita pada malam ini." Tuan Wang atau ayah Xielo membuka pembicaraan setelah sesi makan malam. Semua terlihat serius sekali sedangkan Xielo bingung dengan para orang tua.

"Mari kita tentukan hari dan tanggal pernikahannya dulu, setelah itu kita tentukan tempat dan lainnya" ucap tuan Wang yang tentu saja membuat Xielo bingung.

"Tunggu dulu!" Semua menengok ke arah pemuda di depan Xielo memberikan waktu untuk berbicara.

"Acara pernikahan? Siapa yang akan menikah?" Tanya pemuda itu, Xielo mengangguk karena sedari tadi ia juga bertanya tanya tentang itu.

"Tentu saja kalian berdua." Jawab tuan Rei santai.

"APA?..." Kata Xielo dan pemuda itu bergantian.

" Pa, tapi kan kami berdua itu sama-sama -"

"Kami tak mempermasalahkan itu sayang, mama cuma ingin ada yang menjagamu karena Papa dan mama tidak mungkin menjagamu selamanya kan." Kata nyonya Wang membuat Xielo tak bisa berkata kata.

"Tapi.." Saat akan mengatakan alasannya lagi Xielo sudah ditatap ayah dan ibunya dengan tatapan memohonnya. Xielo tidak bisa berbuat apa apa jika kedua orang tuanya sudah menatapnya seperti itu.

Hal yang sama juga dilakukan oleh keluarga Rei pada Xielo. Sedangkan pemuda itu hanya diam dengan kilatan mata penuh amarah.

"Aku keluar dulu, ingin cari udara segar." Pemuda itu pergi ke taman tepat disamping ruang makan.

"Xielo ikutilah nak Jae Weon keluar hemm.." Xielo ikut keluar seperti kata ibunya.

Xielo melihat pemuda yang bernama Jae Weon sedang duduk di bangku yang biasanya di pakai dirinya dan ibunya bersantai.

"Hai?" Sapa Xielo kemudian ikut duduk disebelah Jae Weon sambil menundukkan kepalanya.

"Apa kau menyetujui perjodohan ini? Kita tidak saling mencintai, aku tak bisa menerima ini." Kata Jae Weon tak terima.

"Aku juga" Kata Xielo lirih.

"Kau tahu? Aku benci perjodohan ini"

Xielo menatap Jae Weon dengan seksama, kemudian Jae Weon melanjutkan kata katanya.

"Aku tidak bisa menerima perjodohan ini, karena aku sudah mempunyai seorang kekasih yang sangat kucintai. Dalam waktu dekat ini aku akan melamarnya tapi, semua hancur ketika para orang tua itu dengan seenaknya mengatakan perjodohan konyol ini."

Xielo menunduk diam sambil mendengarkan unek unek Jae Weon yang entah kenapa dalam hatinya sedikit sakit.

"A..aku akan mengatakan pada orang tuaku untuk menggagalkan perjodohan ini. Kau tenang saja, kau pasti akan bisa menikahi kekasihmu itu."

"itu harus" kata Jae Weon penuh penekanan.

Saat mereka berdua akan kembali untuk mengatakan tujuan mereka. Mereka sudah terlebih dahulu dipanggil orang tua mereka.

Nyonya Rei menunggu di depan pintu seraya berkata. "Jae Weon, ayo kita pulang nak! Kami sudah memutuskan pernikahan kalian, ini juga sudah malam!"

Jae Weon menatap Xielo dingin, lalu menghampiri Xielo dan mendekatkan wajahnya tepat di samping telinga Xielo membisikkan sesuatu membuat Xielo merinding dibuatnya.

"Ingat! kau harus mengatakannya pada kedua orang tuamu! Jika kau tidak mengatakannya maka kau adalah orang yang akan aku benci seumur hidupku! Ingat itu" Xielo menganggukkan kepalanya begitu mendengar ancaman dari Jae Weon.

"Kalian sudah mulai dekat rupanya? Baguslah kalau begitu." Xielo tersenyum canggung karena kenyataan nya tidak seperti itu.

Jae Weon berjalan menghampiri ibunya diikuti Xielo dibelakangnya.

"Kami pamit dulu, terima kasih atas makan malamnya. " ucap tuan Rei

"Xielo kami pulang dulu ya sayang sampai jumpa besok lagi ya" Sambung nyonya Rei.

Xielo hanya tersenyum semanis mungkin, ia tidak ingin memberikan kesan yang buruk pada tamu ayahnya.

Setelah keluarga Rei pulang Xielo memberanikan diri untuk berbicara kepada kedua orang tuanya.

" Pa, Ma, Xielo mau berbicara soal perjodohan ini." Kata Xielo takut takut.

"Ada apa sayang? Bicaralah!" perintah ayahnya.

Xielo bingung mau memulainya dari mana sedangkan ia sedikit takut untuk mengatakannya.

"Xielo tidak mau dijodohkan Pa! Sedangkan kami tidak saling mengenal apalagi mencintai Pa." Jujur Xielo.

" Sayang dengarkan mama! Setelah menikah kalian bisa mengenal satu sama lain dan cinta bisa tumbuh dengan sendirinya nanti." nasehat nyonya Wang pada Xielo.

Xielo menggelengkan kepalanya, menatap kedua orang tuanya secara bergantian.

"tapi ma, Xielo tetap tidak mau ini ma, pa!"

"Xielo, sayang! apa selama ini kami meminta sesuatu darimu? " Xielo menggelengkan kepalanya

" Kami hanya ingin ini saja darimu, tolong turuti permintaan kami kali ini saja ya! Papa mohon!" Tuan Wang menggenggam kedua tangan Xielo sambil memohon.

Xielo tidak tahan jika kedua orang tuanya memohon seperti ini. Memang selama ini kedua orang tuanya tidak menuntut apapun darinya, ia juga tidak ingin membangkang kepada orang tuanya. Ia ingin menjadi anak yang baik dan membanggakan mereka.

Xielo hanya bisa pasrah kali ini, ia tak bisa berbuat apa apa kali ini.

' Jae Weon maafkan aku, aku gagal membujuk orang tuaku' batin Xielo sedih.

Dilain tempat Jae Weon juga sedang membujuk kedua orang tuanya agar menggagalkan perjodohan ini.

" Otou-san, Okaa-san, aku tidak mau menikah dengannya! Aku tidak mencintainya! Yang ku cintai hanyalah You Ji seorang! " Kata Jae Weon dengan nada tinggi.

"Kau masih saja mencintai nenek lampir itu? Kau sudah dibutakan oleh cinta si nenek lampir licik itu rupanya? Ingat! kami tidak akan membatalkan perjodohan ini sampai kapanpun!" kata nyonya Rei yang tak habis pikir dengan putra nya yang masih gila cinta dengan orang yang hanya memanfaatkan kekayaan anaknya itu.

"Aku tidak mau! Aku tidak mau menikah dengannya! Kenapa kalian tega menjodohkanku seperti ini hah? Aku ini masih menyukai wanita otou-san! Bukan lelaki ja**ng seperti dia!"

plak...

"Jaga ucapanmu Rei Jae Weon! Jika bukan karena keluarga Wang kau tidak akan hidup sampai sekarang! Otou-san melakukan perjodohan ini sebagai balas budi Otou-san kepada keluarga Wang dan menjauhkanmu dari wanita iblis yang mengaku sebagai kekasihmu itu!"

Jae Weon masih memegang pipinya bekas tamparan keras dari ayahnya itu. Masih dengan perasaan kesal dan marahnya Jae Weon pergi dari rumah ke tempat sahabat baiknya.

Sedangkan nyonya Rei menenangkan tuan Rei yang tadi hampir tersulut emosi karena sang putra semata wayangnya.

"Sudahlah biarkan saja dia pergi! aku akan memblokir dan mencabut semua fasilitas miliknya! "

Nyonya dan tuan Rei memilih untuk beristirahat dari pada memikirkan putra mereka itu.

...#...

...#...

...#...

...Happy reading...

Part 2

Sehari sebelum hari pernikahan, Jae Weon dan Xielo bertemu. Xielo dengan rasa bersalahnya sedangkan Jae Weon dengan rasa bencinya.

"Maafkan aku, aku gagal dalam membujuk kedua orang tuaku untuk menggagalkan perjodohan ini." Xielo terus menunduk tak berani menatap Jae Weon.

Sedangkan Jae Weon terus menatap Xielo penuh kebencian.

"Lalu apa sekarang? Aku harus bilang apa pada kekasihku? Aku tidak ingin berpisah dengannya! Asal kau tau ya, gara gara dirimu semua fasilitas miliku di cabut oleh ayahku! Karena sebelum bertemu dengan keluarga mu hidupku baik baik saja, setelah bertemu keluargamu semua hancur berantakan! " Kata Jae Weon tepat di depan wajah Xielo.

Jae Weon terlihat sangat marah padanya, tapi Xielo tak bisa berbuat apa apa. Xielo terkadang menyesal kenapa ia tumbuh dengan hati yang lemah, tak bisa tegas, bahkan ia tak pernah marah atau tidak bisa marah mungkin. Hatinya terlalu rapuh, bahkan saat ini saja matanya mulai berkaca-kaca karena perkataan Jae Weon.

"Apa kamu bisa bertanggung jawab atas senua ini? katakan!!" Bentak Jae Weon dengan menarik baju yang dikenakan oleh Xielo karena sudah emosi sedari tadi. Xielo melepaskan tangan Jae Weon dari bajunya sambil tersenyum.

" Biarkan pernikahan ini berlangsung! Aku akan berjanji padamu, kau masih bisa berhubungan dengan kekasihmu itu. Aku berjanji tidak akan mengatakan ini pada kedua orang tua kita. Jadi kau tak perlu takut akan berpisah dengan kekasihmu." Usul Xielo.

Xielo mengatakan itu dengan senyum tulusnya, walau sebenarnya ia tau akibatnya nanti.

Jae Weon tertegun dengan perkataan Xielo, sungguh baik sekali dia. Dimana mana seorang istri tidak mau suaminya berselingkuh, sedangkan Xielo malah menyuruhnya untuk berselingkuh.

"Baiklah, setelah pernikahan ini kau urusi saja dirimu sendiri jangan pernah urusi aku dan ikut campur urusanku! mengerti??!" Xielo tersenyum tulus lalu mengangguk-angguk kepalanya.

...****************...

Flashback off

Jae Weon dan Xielo pulang kerumah baru mereka yang baru dibelikan orang tua Xielo sebagai hadiah pernikahan mereka. Mereka pulang setelah acara pesta pernikahan selesai dan para tamu sudah pada pulang kerumah mereka masing masing.

Xielo menarik koper miliknya menuju kamar utama, Ia ingin mengistirahatkan tubuh lelahnya itu. Setelah merapikan pakaiannya di lemari pakaian, Xielo langsung membersihkan diri di kamar mandi dan pergi tidur.

Saat ia tidur ia melihat Jae Weon baru selesai mandi dan berpakaian kasual biasa. Ia pura pura tidur saat Jae Weon melirik kearahnya. Setelahnya Jae Weon pergi keluar dan terdengar deru mobil dan menjauh meninggalkan rumah.

Xielo menatap sedih kepergian sang suami dari jendela kamar, di malam pertama mereka sang suami malah pergi yang sepertinya menemui sang kekasih.

Xielo langsung cepat cepat tidur dan berharap hari ini akan segera berakhir dan berganti dengan hari yang baru.

Paginya saat terbangun ia mendapati sang suami yang sedang mandi di kamar mandi.

Xielo buru buru ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Ia membuat roti bakar, telur mata sapi, sosis goreng dan segelas susu untuk dirinya dan segelas kopi untuk suaminya.

Xielo akan memanggil Jae Weon namun Jae Weon sudah menuruni tangga dengan setelan jas kantor miliknya, tanpa melirik kearah Xielo yang menunggu dibawah tangga ia terus berjalan.

"Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu! Sebelum pergi sebaiknya kau makan dulu!" kata Xielo lembut.

Jae Weon terus saja berjalan seolah olah Xielo tidak ada disana. Xielo menahan tangan Jae Weon agar berhenti berjalan.

"sudah kubilang jangan ikut campur urusanku! urus saja dirimu sendiri!" Jae Weon menghempaskan tangan Xielo di lengannya dengan kasar, lalu pergi meninggalkan Xielo yang sebentar lagi sudah akan menangis.

Xielo berjalan kearah ruang makan dan memakan sarapan buatannya itu dengan perasaan sedih. Selesai sarapan dan membereskannya ia bergegas mandi setelah itu mulai membersihkan rumah.

...****************...

Sepulang dari kantor Jae Weon bertemu dengan sang kekasih di sebuah restoran dekat kantor miliknya.

"Hai sayang, menunggu lama?" tanya Jae Weon sambil menghampiri sang kekasih yang bernama Han You Ji.

"Tidak, aku baru saja sampai kok" kata You Ji.

Mereka berdua lalu memesan makan malam untuk mereka berdua. Mereka makan dengan romantisnya yang bisa membuat siapa saja iri dengan mereka.

You Ji tidak tahu akan pernikahan antara Jae Weon dan Xielo. Selain You Ji baru pulang dari Jerman tadi malam dan juga pernikahan Jae Weon dan Xielo diadakan secara tertutup hanya dihadiri oleh beberapa keluarga dan tamu penting saja

Selesai makan malam mereka pulang ke apartemen milik You Ji. Jae Weon berniat akan menginap di apartemen You Ji, ia ingin menghabiskan waktu bersama kekasihnya. Tidak tahu jika dirumah Xielo menunggunya pulang.

Xielo melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 11 malam, kemudian pandangannya beralih pada masakan buatannya di meja yang sudah mendingin itu dengan miris. Menaruh makanannya di lemari ia memilih untuk pergi tidur di kamar.

Hal itu terus berlangsung selama tiga bulan setelah pernikahan mereka.

Hari ini ia menyewa pembantu untuk membantunya memasak agar suaminya mau makan. Xielo tidak tahu suaminya itu di kantor makan atau tidak, jadi ia menyewa pembantu untuk membuat sarapan dan makan malam.

Dan hal ini berhasil, saat Xielo baru selesai mencuci baju ia melihat suaminya mau sarapan dirumah walau bukan masakannya.

Ia juga menyuruh pembantunya yang bernama Kim Yang Min atau Xielo memanggilnya bibi Yang untuk menyiapkan baju kerja sang suami. Karena sebelumnya Xielo telah menyiapkannya sendiri tapi tidak pernah dipakai oleh Jae Weon. Tapi ketika bibi Yang yang menyiapkannya Jae Weon baru mau memakainya.

Setelah Jae Weon berangkat ke kantor barulah bibi Yang boleh pulang dan sisanya Xielo yang membereskan.

...****************...

Xielo hari ini kembali bekerja setelah 3 bulan cutinya. Xielo punya butik dan cafe yang begitu terkenal di Seoul, walau ia cuti 3 bulan ia tak masalah karena ia punya pegawai kepercayaan di masing masing butik dan cafe.

Di butik, ia yang merancang langsung baju baju yang dipesan pelanggan. bahkan ada beberapa perusahaan yang menawarkan bekerja sama dengan butiknya itu. Bahkan ada yang menawarkan diadakannya fashion show untuk pakaian rancangannya, namun yang satu ini ia selalu menolaknya.

"Selamat datang Xielo-nim " Pegawai pegawainya menyambut kedatangannya. Bahkan ada yang senang sekali ketika melihat dirinya datang, yaitu Minah salah satu pegawai yang begitu menyukainya, bahkan ia terang terangan mengungkapkan perasaannya pada Xielo.

"Xielo-nim, aku sangat merindukanmu.... maukah anda nanti berkencan denganku?" kata Minah

"Maafkan aku Minah aku tidak bisa, berkencan lah dengan pria lainnya jangan aku. Kau sudah kuanggap seperti adikku sendiri." Xielo mengusak kepala Minah sambil tersenyum lembut. Sedangkan Minah memanyunkan bibirnya setelah itu ikut tersenyum.

"Tak apalah, yang penting Xielo-nim tidak membenciku. kikikiki...."

Sungguh lucu tingkah Minah yang selalu membuatnya tersenyum dan sesekali tertawa. Padahal usia Minah sudah 19 tahun tapi tingkahnya seperti anak usia 10 tahun.

Xielo berjalan menuju ruang pribadinya duduk sambil melepas penat beberapa bulan ini. Xielo mulai mencintai suaminya sejak pernikahan mereka, ia tahu jika dirinya sudah merusak hubungan seseorang dan mencintai kekasih orang lain, tapi disini ia lebih berhak karena ia adalah istri sahnya sekarang.

Jika sudah memikirkan suaminya maka rasa bersalah selalu datang menghampirinya setiap saat. Ia telah merusak kebahagiaan orang lain, karena perjodohan ini.

Ingin ia bersandar pada seseorang dan melimpahkan semua beban dipundaknya, berbagi cerita, kasih sayang dan lainnya. Ia tidak mau menceritakan tentang kehidupan rumah tangganya pada orang tuanya, ia tak mau orang tuanya kecewa. Di satu sisi mertuanya begitu baik dan sangat peduli pada dirinya.

Hah... Sungguh berat nasib Xielo.

...#...

...#...

...#...

...Like and vote jusaeyo......

Part 3

Hari Minggu waktunya hari bersantai dan melupakan pekerjaan untuk sementara waktu. Jae Weon belum bangun dari tidurnya, Xielo membiarkannya karena Xielo berpikir pasti suaminya itu lelah karena terus bekerja.

Xielo sedang bersih bersih rumah setelah memasak, hari ini pembantunya cuti karena anaknya sakit jadi Xielo yang memasak pagi pagi sekali. setelah itu ia mencuci baju dan sebagainya.

Ting Tong....

Mendengar ada suara bel, Xielo segera berjalan cepat membukakan pintu.

"Okaa-san?" Kata Xielo lalu mempersilahkan ibu mertuanya masuk kedalam dan membuatkannya minuman.

" Xiel, dimana suamimu?" Tanya nyonya Rei.

" Dia belum bangun kaa-san, semalam ia pulang larut pasti ia kecapean karena terus bekerja jadi Xiel membiarkannya tidur lama." Jelas Xielo membuat ibu mertuanya tersenyum karena pengertian Xielo terhadap sang suami.

"Kau sedang apa nak? kenapa bajumu basah?" Tanya Nyonya Rei menatap heran dengan penampilan sang menantu.

"Oh ini? aku sedang mencuci tadi." Jelas Xielo sambil tertawa.

Merasa tak enak nyonya Rei bertanya "Apa kaa-san mengganggu?"

"Tidak kaa-san." Xielo duduk disebelah sang ibu mertua mengobrol tentang kabar dan lainnya.

"Bagaimana hubungan rumah tangga kalian? Apa ada kendala? Apa Jae Weon kasar padamu? katakan pada kaa-san!" Tanya sang mertua bertubi tubi.

Xielo bingung ingin menjawab apa, lantas ia mengatakan dengan sedikit berbohong dan berkata "Rumah tangga kami baik baik saja kaa-san. Jae Weon memperlakukanku dengan sangat baik, kaa-san tak perlu khawatir"

Xielo terpaksa mengatakan seperti itu, ya tidak mungkin kan jika ia mengatakan rumah tangganya tidak baik baik saja. Bagaimana jadinya nanti jika para orang tua tau hal ini?

Xielo bersyukur jika pembantunya tidak hadir hari ini, jadi ia tak perlu menjelaskannya pada ibu mertuanya.

"Syukurlah jika begitu, kaa-san khawatir jika Jae Weon tidak memperlakukanmu dengan baik. Aku harus bilang apa nanti pada orang tuamu." kata ibu mertuanya.

Xielo tersenyum berusaha meyakinkan Ibu mertuanya bahwa ia baik baik saja selama ini.

"Kaa-san tak bisa lama lama disini, kaa-san ada urusan penting setelah ini. Jaga baik baik dirimu ya! Jika ada apa apa bilang pada kaa-san ya!" Ibu mertuanya berpamitan pada menantunya.

"Iya kaa-san" Xielo mengantar mertuanya sampai pintu depan. Setelah ibu mertuanya pergi Xielo kembali duduk diruang tamu sambil menghela nafas.

Ternyata dari tadi Jae Weon menguping dari lantai 2, dan ia terkejut ketika Xielo menutup semua keburukannya selama ini. Melihat Xielo berdiri Jae Weon segera bersembunyi kembali.

Xielo kembali melanjutkan acara mencuci baju yang tadi tertunda. Sedangkan Jae Weon turun menuju dapur karena ia haus.

Jae Weon melihat makanan tertata rapih diatas meja makan dengan aroma yang menggoda sekali. Namun ego dalam diri Jae Weon mengalahkannya.

Jae Weon kembali kekamarnya untuk mandi dan pergi berkencan dengan kekasihnya.

Melihat suaminya akan pergi Xielo hanya bisa menghela nafas lelah saja. Ia lebih memilih membersihkan diri lalu merekap catatan dari butik dan kafenya.

Bosan dirumah saja, Xielo memutuskan untuk pergi jalan jalan sebentar untuk menghilangkan rasa bosan dan lelahnya.

Xielo berjalan jalan di taman sekitar rumahnya, banyak orang yang bersantai bersama keluarga atau orang terkasih mereka. Entah kenapa Xielo jadi sedih melihatnya apa karena ia selalu sendirian?

Orang tuanya saat ini ada di China dan ia berada di Korea bersama sang suami dan mertuanya. Ia tak punya teman baik disini hanya pegawai pegawainya saja yang ia kenal.

Xielo duduk di salah satu bangku tak jauh darinya ada keluarga bahagia bersama si buah hati mereka bermain bola dengan riang gembira.

Tak jauh dari sana ia melihat ada seorang anak kecil berusia kira kira 4 tahunan menangis sendirian tak ada orang dewasa yang menemaninya. Xielo menghampiri anak itu untuk menenangkannya.

"Hai anak manis! Kenapa kamu menangis?"

Anak itu terlihat takut saat Xielo bertanya padanya.

"Jangan takut padaku! Aku orang baik, apa kau kehilangan orang tuamu?" Anak itu mengangguk.

"Biar kubantu kau mencari orang tuamu, tapi jangan menangis lagi! Arraseo!" Kata Xielo, anak itu langsung diam walau masih sesenggukan.

Mereka mencari tempat duduk yang tadi diduduki oleh Xielo. Anak itu sudah mulai tenang, hidungnya memerah akibat menangis tadi. Sungguh imut nan gemas sekali menurut Xielo.

"Adik kecil, siapa namamu?" Tanya Xielo sembari membersihkan pakaian anak itu yang kotor karena debu.

"Namaku Zelo, umulku balu 4 tahun." Kata anak itu yang masih cedal.

"Kau sungguh imut sekali" Xielo mencubit pipi gembul zelo gemas.

"Dimana orang tuamu zelo?"

"Zelo tidak tau Noona, tadi Zelo sedang bermain pasil tapi saat Zelo udah selesai mama Zelo udah gak ada...hiks.." Anak itu menangis lagi, Xielo memeluknya. sungguh malang anak itu, ditinggal pergi oleh ibunya sendiri.

"Tenang ya sayang, kita tunggu mamamu disini ya! Aku akan menemanimu" Ucapnya sambil menenangkan.

Anak itu menatap Xielo dan berkata "Benalkah?" Dengan aksen cedalnya.

Xielo mengangguk lalu mengusap air mata Zelo yang sudah mulai tenang. Sembari menunggu ibunya Zelo datang Xielo membelikan Zelo beberapa makanan dan cemilan.

Tapi sampai petang datang, ibu zelo tak datang sama sekali. Dan Zelo kembali menangis karena tak mendapati ibunya datang. Xielo akhirnya membawa Zelo pulang kerumahnya.

...*...

"Zelo mandi dulu ya setelah itu makan!" Kata Xielo, Zelo menurut saja. Xielo memandikan Zelo, tapi begitu selesai mandi Xielo bingung karena ia tak punya baju anak anak di rumah.

Mendapat ide ia ambil kaos polos miliknya dan memodifikasinya agar bisa dipakai oleh Zelo.

"Nah, sudah pakai baju tak perlu pakai celana yang penting pakai celana dalam." Gumam Xielo senang.

Xielo menggendong Zelo menuju ruang makan, ia lihat jam dinding dan suaminya belum juga pulang. Ia masak oseng daging dan soup rumput laut untuk makan malam.

" Nah Zelo makan yang banyak ya!" Kata Xielo sambil menyuapi Zelo.

Zelo sangat suka masakan Xielo. Katanya masakannya seperti makanan yang ada di restoran tempat ibunya bekerja dulu tapi sekarang sudah tidak bekerja di sana lagi katanya.

Xielo merasakan hatinya tenang sejak bertemu Zelo hari ini. Tapi ia juga merasa kasihan pada Zelo yang tega ditinggalkan oleh ibunya sendiri. Kata Zelo ia tinggal bersama ibunya saja, ia tak tau dimana ayahnya.

Selesai makan Zelo tidur dikamar Xielo, sedangkan Xielo melanjutkan merekap pemasukan dan pengeluaran kafe dan butiknya.

Tepat pukul 10 malam Xielo mendengar ada mobil terparkir di garasi rumahnya. Sepertinya suaminya pulang, segera Xielo membukakan pintu depan dan menyambut suaminya.

Saat membuka pintu xielo mendapati sang suami bau alkohol yang begitu menyengat hidung. Suaminya berjalan sempoyongan karena mabuk berat.

Xielo membantu sang suami berjalan namun hal tak terduga ia dapat dari sang suami yang tiba tiba mendorongnya ke sofa ruang tamu dan menindihnya.

"Jae.! Ada apa denganmu? Lepaskan ak...mmmm..." Perkataan Xielo terpotong oleh bungkaman bibir Jae Weon.

Dan malam itu Xielo disetubuhi oleh suaminya untuk pertama kalinya setelah menikah 3 bulan ini.

...#...

...#...

...#...

...Owari.......

...Hargai karya orang lain dengan cara Like dan tinggalkan jejak lainnya....

...Annyeong...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!