Sevina Armadja adalah seorang gadis berusia dua puluh tiga tahun yang baru saja menyelesaikan kuliahnya S1 nya dan kini sedang menempuh pendidikan S2nya. Dia tumbuh sebagai gadis yang cantik, ceria namun sifatnya arogan dan jutek kepada siapapun yang tidak di sukainya.
Sevina adalah putri pertama dari pasangan Sean Armadja dan Viana Armadja. Dan tentunya keluarga itu sangat lah kaya raya.
David Pramudya adalah seorang pria tampan dan sempurna. Umurnya juga dua puluh tiga tahun namun sekarang dia sudah hampir menyelesaikan pendidikan S2nya. David Berperawakan tinggi, tegap dan berkulit putih. Dia sangat cerdas bahkan di usia dua puluh satu tahun, dia sudah meraih gelar S1.
David adalah anak dari pasangan Kevin Pramudya dan Anggun. Keluarga yang juga berkerabat dengan keluarga Sevina.
Suatu hari, Sevina dan David dihadapkan oleh sebuah masalah. Pasalnya, mereka yang selama ini tidak peduli terhadap satu sama lain, harus menerima perjodohan dari orang tuanya. Keluarga mereka mengharapkan pernikahan itu agar ikatan dua keluarga itu semakin erat.
Semula Sevina dan David menolak, namun karena permintaan terkahir dari Oma Laura, maka mereka menerimanya.
Bagaimana kah kehidupan rumah tangga mereka yang tidak didasari oleh cinta?
Dan apakah David akan memilki nasib yang sama seperti Sean yang kalah dengan istrinya saat bertengkar? Mari simak kisahnya.
.
.
.
Episode satu akan di update besok y gaess.
Maaf Nggak bisa bales kolom komentar karena akun aku dibungkam selama sebulan.
Jika kalian pembaca baru, aku sarankan membaca novel berikut ini biar nggak bingung.
*1. Menikahi Tuan Muda Yang Kejam (Berkisah tentang Alya dan Rangga (Kakek dan Nenek Sevina). Cerita tentang pembalasan dendam yang berakhir dengan terkuaknya misteri-misteri besar yang mampu menggetarkan jiwamu. Eaaaaak)
*2. Menikahi Tuan Muda Yang Kejam 2 (Berkisah tentang Sean dan Viana (orang tua Sevina) yang berawal dari jebakan Viana yang ternyata ingin melindungi Sean dari bahaya yang mengancamnya. Serta terkuaknya misteri yang bermunculan di kehidupan pernikahan mereka.
Nah setelah kalian baca kedua novel itu, barulah kalian baca novel ini biar enggak bingung dengan penempatan dan nama-nama tokohnya.
Dan ini ada rekomendasi novel untuk kalian.
* Istri Pengganti Tuan Muda Kejam (Bercerita tentang Shaka Prasetya yang ditinggal mati kekasihnya akibat kecelakaan yang disebabkan oleh adik sang kekasih. Karena pernikahan sudah didepan mata, maka Shaka harus menikahi adik alm kekasihnya dan menyiksanya untuk membalaskan dendam kematian sang kekasih. Namun seiring berjalannya waktu, perlahan misteri mulai bermunculan dan terkuak satu persatu)
*Tak Pernah Berhenti Mencintaimu (Bercerita tentang Arka Wijaya yang menerima perjodohan dengan gadis misterius bernama Amelia yang ternyata menyimpan asal usul yang mengejutkan. Banyak misteri yang terungkap hingga akhirnya misteri terkahir yang terkuak pun mengubah hidup mereka)
*My Arrogant Boss (Bercerita tentang Rama Adrian yang super galak bertemu dengan Sila yang super culun dan penyabar. Banyak kisah lucu didalam cerita ini dan juga sebuah misteri yang sempat membuat hati campur aduk.
Yuk Follow instagram @yenitawati24 untuk mendapatkan informasi seputaran novel dan kalian bisa tanya-tanya langsung sama author melaui DM (Direct Message) ya. Pasti author bales.
Jangan lupa tambahkan novel ini ke favoritemu ya. Maaf jika di Novel ini Oma Laura harus pergi, hiks.
NB : Mengenai umur Sevina dan David. Saat Kevin menikah sama Anggun, saat itu Viana kemungkinan baru hamil 1 bulan. Jadi umur Sevina dan David hanya berbeda 1 atau 2 bulan aja. Lihat di episode 106.
Disebuah rumah mewah milik keluarga Armadja. Tepatnya dirumah utama keluarga itu.
"Apa? Dijodohkan?" Sevina dan David sama-sama terkejut dengan kalimat yang baru saja keluar dari mulut Sean, Papa Sevina.
Malam ini mereka makan malam bersama di rumah utama keluarga Armadja. Disana ada :
Rangga & Alya (Opa dan Oma Sevina)
Sean & Viana (Orang tua Sevina)
Alex & Mega (Opa dan Oma David)
Kevin & Anggun (Orang tua David).
Sedangkan Reyza (adik Sevina) sedang berada di rumahnya dan Nayra sedang bersama pembantunya di rumah.
Sevina dan David kira, hanya makan malam biasa namun setelah makan malam, keterkejutan pun terjadi kala Sean mengeluarkan kalimat bahwasanya Sevina dan David akan dijodohkan.
"Iya, kami sudah merencanakan ini sejak kalian masih dibangku TK," sahut Viana, Mama Sevina.
"Tapi Ma, ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi. Mana mungkin kami menikah karena paksaan," ucap Sevina berusaha membujuk keluarganya.
"Nak, kami menjodohkan kalian bukan tanpa alasan. Kami ingin keluarga kita semakin menyatu. Lagi pula, David adalah laki-laki yang sangat pintar dan baik," Puji Viana sambil tersenyum menatap David.
"Tapi tante, Sevina benar. Kami tidak saling mencintai dan banyak perjodohan yang berakhir gagal karena latar belakang paksaan. Lagipula kami masih sama-sama kuliah," ucap David menyetujui ucapan Sevina.
"Kalian mungkin bisa bilang bahwa ini paksaan. Tapi kami melakukan ini demi kebaikan kalian. Kalian bisa tunangan dulu dan menikah saat David sudah lulus," ucap Sean.
"Pa, mana mugkin aku menikah dengan dengan...es balok," ucap Sevina yang memperkecil volume suaranya saat membicarakan es balok.
David yang sedikit mendengarnya langsung mengernyitkan dahinya. "Aku mendengarnya," ucapnya.
Sevina berpura-pura tidak peduli. Entah kenapa jika bersama David hawanya jadi sedikit menakutkan. Padahal dulunya David hanyalah anak yang pernah dia tinju jika membuatnya marah.
"Sayang, Opa Alex dulunya juga seperti es balok. Tapi setelah menikah dengan Oma, dia berubah menjadi hangat dan mudah tersenyum," ucap Mega.
"Benar sayang, cinta bisa meluluhkan hati walau sekeras batu. Opa Rangga dulu sangat galak, tapi setelah menikah dengen Oma, dia menjadi orang yang juga hangat," ucap Alya.
"Harusnya kata galak jangan diucapkan," bisik Rangga.
"Memang itu kenyataannya Pa," bisik Alya juga.
"Papa juga dulunya galak. Tapi setelah menikah dia berubah karena Mama bersikap baik padanya. Kau bisa lihatkan Papamu seperti apa," ucap Viana.
"Apa yang kau maksud bersikap baik adalah memelintir tanganku atau membanting tubuhku?" bisik Sean.
"Diamlah sayang. Tenagaku masih kuat untuk memelintir seluruh tubuhmu," bisik Viana sambil tersenyum. Dan Sean kembali diam.
Sevina dan David terdiam. Rasanya tidak ada gunanya membantah perkataan para orang tua itu. Karena saat ini mereka merasa pendapat mereka benar.
"Ma, Pa. Beri kami waktu untuk berpikir terlebih dahulu karena ini sangat mengejutkan untuk kami," ucap Sevina.
Para orang tua mengangguk. Mereka pun pergi ke belakang rumah mewah itu untuk mengobrol sambil memanggang daging dan sesekali mengobrol soal pekerjaan.
Sementara Sevina dan David masih berada di ruang keluarga. Mereka terlihat saling diam-diaman sampai David membuka suara.
"Apa maksudmu es balok? Memangnya aku bukan manusia?" tanya David.
"Itu hanya istilah saja untuk orang yang dingin dan kaku sepertimu," ucap Sevina sambil menatap tidak suka pada David.
"Tapi aku tidak suka jika kau panggil begitu," protes David.
"Kalau tidak suka jangan di dengar," balas Sevina sambil melipat tangannya di dada.
Tiba-tiba David mendapat ide. "Aku tau Se, bagaimana kalau kita tunjukkan pada mereka hal yang tidak mereka suka," ucap David.
"Maksudnya?" tanya Sevina.
"Ya seperti kita bertengkar seperti ini. Mereka akan merasa menjodohkan kita adalah hal yang salah. Ayo bertengkar saat berada di depan mereka," ucap David.
"Boleh juga idemu. Aku setuju," ucap Sevina sambil menjabat tangan David tanda kesepakatan mereka.
Keesokan harinya.
Semua kembali pada aktivitasnya.
David dan Sevina kuliah di kampus yang sama hanya saja beda tingkatan.
Saat jam makan siang, Sevina dan Selly berada di kantin kampus tersebut. Selly juga kuliah disana dan sekelas dengan Sevina karena mereka mengambil jurusan yang sama.
"Apa Se? Dijodohkan? Dengan David? " tanya Selly dengan ekspresi terkejutnya.
"Huss jaga suaramu nanti kedengaran orang," bisik Sevina.
"Oh iya maaf." Mengecilkan volume suara. Jadi kalian bagaimana? Setuju?" tanya Selly.
"Ya kami menentang lah. Bahkan kami akan bersandiwara. Kami akan bertengkar setiap hari agar mereka mengurungkan niat untuk menjodohkan kami," ucap Sevina sambil tersenyum.
"Tapi mungkin ini memang demi kebaikan kalian Se. Hubungan keluarga kalian akan semakin erat," ucap Selly mengingatkan.
"Demi kebaikan mereka tapi tidak untuk kami. Lagipula kami masih kuliah Sel. Berat rasanya membina rumah tangga sambil kuliah. Bisa menganggu konsentrasi. Tapi mereka tetap akan menikahkan kami setelah David lulus kuliah." ucap Sevina.
"Lalu apa dengan kalian bertengkar terus mereka akan mengurungkan niatnya. Sedangkan rencana itu mereka susun sejak kalian masih TK seperti katamu tadi," ucap Selly.
"Kami akan mencoba. Semoga saja dengan kami bertengkar setiap hari, mereka akan berhenti berpikir untuk menjodohkan kami. Memangnya ini zaman Siti Nurbaya?" Gerutu Sevina.
"Ya sudah lah terserah pada kalian. Bahkan nasihatku pun tidak mempan padamu," ucap Selly.
"Hahaha kau tau kan siapa aku," ucap Sevina.
"Oh ya apa kau akan menggunakan kekerasan saat bertengkar dengan David?" tanya Selly.
"Jika dia setuju aku dengan senang hati meninju pria dingin yang menyebalkan itu," ucap Sevina sambil mengepalkan tangannya.
Selly hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu. Mereka pun melanjutkan makan siang mereka sambil sesekali membicarakan tugas dari dosen.
Sementara itu, David yang sedang berada di perpustakaan merasa terganggu karena telinganya berdengung.
"Kenapa Dav. Kok sepertinya kau gelisah?" tanya Edo teman sekelasnya.
"Tidak tau telingaku berdengung terus," ucap David.
"Kalau kata orang zaman dulu, itu artinya sedang ada yang menceritakan dirimu," ucap Edo.
"Apa mereka tidak punya pekerjaan sehingga menceritakan diriku?" Gerutu David.
"Sudahlah, pasti mereka hanya sekumpulan orang-orang bodoh," ucap Edo.
"Ya kau benar. Mereka pasti sangat bodoh," ucap David yang kini sedang menduga bahwa yang tengah mengghibahnya adalah Sevina. Saat Edo mengatakan orang bodoh, dia langsung teringat Sevina.
David pun kembali melanjutkan belajarnya. Baginya yang terpenting sekarang adalah belajar dan menggagalkan rencana perjodohan itu. Dia memang laki-laki normal tapi jika jodohnya adalah Sevina dia harus berpikir 1000 kali untuk menerimanya. Gadis galak dan kasar yang sama sekali bukan tipenya. Bahkan predikat cantik dan kaya yang melekat didiri Sevina pun tertutupi oleh sifatnya yang arogan.
Seminggu kemudian, kedua keluarga itu membicarakan tentang pertunangan David dan Sevina. Tentunya setelah David dan Sevina sudah menyetujui perjodohan itu. Padahal mereka hanya ingin mempertemukan dua keluarga itu dan menunjukkan pertengkaran mereka.
Setelah makan malam selesai, mereka berkumpul di ruang keluarga rumah utama keluarga Armadja. Mereka sibuk membicarakan tentang hari yang baik untuk pertunangan Sevina dan David.
Sementara itu.
Sevina dan David masih berada di luar dengan alasan mencari angin. Padahal mereka sedang merencanakan pertengkaran mereka.
"Se, bagaimana kalau kita masuk dan adu mulut sambil berjalan," ujar David.
"Tapi apa masalahnya?" tanya Sevina.
"Bagaimana kalau karena kau ketahuan punya kekasih," ucap David.
"Itu ide yang bagus, David. Dan setelah itu aku akan di usir dari rumah dan menjadi gelandangan," ucap Sevina dengan kesal.
"Lalu apa? Bagaimana kalau karena kau minta bantu mengerjakan tugas ujianmu tapi aku tidak mau lalu kau marah," usul David.
"Hmm kurasa itu cukup untuk membuat keluargaku menganggapku tidak berguna," ucap Sevina semakin kesal.
"Lalu apa? Aku tidak punya ide lagi," ucap David.
"Kau tidak akan memiliki ide lagi jika kau terus menjadikanku tumbal disini. Kenapa tidak kau saja yang selingkuh," ucap Sevina.
"Dan aku akan menerima tatapan kecewa dari Mamaku," sahut David.
"Ya sudah begini saja. Kita buat ini seperti kita sedang beda pendapat saja," ujar Sevina.
"Kau benar. Bagaimana kalau kau suka menjelajah hutan belantara dan aku sukanya berdiam diri dirumah dan fokus belajar," ucap David.
"Boleh, tapi ganti hutan belantara dengan pergi ke mall saja. Aneh sekali, memangnya aku keluarga Wild Thomberry," Gerutu Sevina.
"Ya sudah, ayo!" ajak David.
Sevina pun mengangguk. Dia berjalan beriringan dengan David menuju dalam rumahnya. Sesampainya diruang keluarga mereka mulai berdebat sambil terus berjalan.
"Memangnya aku pajangan harus dirumah saja?" Sevina.
"Aku tidak suka kau keluyuran dan melakukan hal tidak berguna." David.
Keluarga mereka mulai memperhatikan. Sevina dan David berhenti melangkah dan terus berdebat.
"Ya tapi aku pergi dengan teman-temanku. Apa kau sedang melarangku bersosialisasi? Kau tidak boleh mengekangku. Kita berbeda. Kau Introvert dan aku Extrovert dan kita sama sekali tidak cocok. Bagai air dan minyak. Tidak akan pernah bersatu." Sevina.
"Apa kau sedang menghinaku? Jika kau ingin menjadi istriku kau harus menurut. Aku tidak suka pada gadis yang suka kesana kemari." David.
"Aku juga tidak suka pada orang yang menutup diri seolah dia bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Kita ini makhluk sosial. Jika kau ingin, kau bisa mencari wanita yang sifatnya sama persisi sepertimu. Biar tubuh kalian banyak sawangnya karena tidak pernah keluar." Sevina.
"Aku dirumah tapi aku bisa menjaga kebersihan. Lihatkan, karena kau aku jadi banyak bicara hal tidak penting begini." David.
"Aduh anak-anak sudah jangan bertengkar. Kenapa kalian meributkan hal tidak penting begini." ucap Viana menengahi pertengkaran mereka.
"Ma, lihat lah David. Belum apa-apa saja dia sudah mengekangku," gerutu Sevina.
"Tante, David tidak suka jika Sevina keluyuran. David mau Sevina di rumah saja," ucap David.
"Aku akan jadi batu jika aku berada di rumah," ucap Sevina.
"Tidak masalah, aku akan mengecatnya dan memajangnya," sahut David.
"Kau menyebalkan," ucap Sevina.
"Kau lebih menyebalkan sekaligus menjengkelkan," balas David.
Dia Introvert tapi jika diajak bertengkar, dia sudah bisa mengimbangi Oma Laura jika mengomel. Batin Sevina.
"Sudah lah anak-anak," ucap Sean ikut membantu menenangkan suasana.
Namun ditengah situasi tegang itu, tiba-tiba Hp Opa Rangga berdering. Dia langsung mengangkatnya.
"Halo Dirga ada apa? Tunggu? Kau dimana? Bukannya di Amerika? Kenapa bisa meneleponku dengan nomor Indonesia?" tanya Opa Rangga.
"Itu karena aku sudah berada di Indonesia, bodoh." Opa Dirga.
"Kenapa tidak bilang biar aku jemput." Opa Rangga.
"Aku baru bisa menghubungimu hari ini. Sekarang pulanglah ke rumahmu. Aku sudah disini bersama Mami." Opa Dirga.
"Apa? Mami? Kenapa kau tidak bilang sejak tadi. Ya sudah aku akan segera pulang." Opa Rangga.
"Kenapa Pa?" tanya Oma Alya.
"Dirga sudah berada di rumah kita bersama Mami. Ayo kita kesana. Dan kalian, lanjutkan itu nanti," ucap Opa Rangga sambil menunjuk Sevina dan David.
Mereka semua mengangguk dan bergegas kesana. Sesampainya disana, mereka langsung menemui Laura (Ibu dari Rangga dan Dirga yanga artinya buyut Sevina).
"Mami!" Rangga menghambur dan memeluk Laura dan diikuti yang lainnya.
Laura hanya tersenyum sedikit.
"Mami ingin sekali kesini tapi aku tidak boleh memberitahu kalian. Makanya kabar ini mendadak," ucap Opa Dirga.
"Mami kenapa tidak bilang, kami kan bisa kesana. Mami tidak perlu capek-capek kemari. Ingat, Mami baru selesai operasi ginjal. Harusnya Mami tidak boleh lelah," ucap Opa Rangga. Laura baru saja menjalani transplantasi ginjal.
"Mami rindu pada kalian. Mami ingin berkumpul dengan kedua putra kesayangan Mami. Setelah Papi meninggal tiga tahun lalu, Mami merasa hampa. Hanya kalian pelipur hati Mami," ucap Laura.
Opa Rangga kembali memeluk Laura, "Aku sayang pada Mami," ucapnya.
"Oh ya, Mami kesini juga karena ingin menyaksikan Sevina dan David menikah," ucap Laura.
"Hah? Menikah?" Sevina dan David sama-sama terkejut.
"Iya, Oma ingin kalian segera menikah. Oma ingin sekali melihat Sevina cicit perempuan Oma satu-satunya menikah," pinta Laura.
"Tapi Mam, mereka masih kuliah. Kami sedang merencanakan pertunangan mereka," ucap Opa Rangga.
"Tidak, langsung menikah saja. Mami rasa umur Mami tidak lama lagi. Mami ingin melihatnya menjadi putri Armadja yang sesungguhnya," ucap Laura.
"Mi, jangan bicara begitu. Mami akan tetap sehat dan terus bersama kami," ucap Opa Dirga.
"Kak Dirga benar Mi. Mami jangan berpikir seperti itu," ucap Oma Alya.
"Sevina, David kemari lah Nak," ucap Laura.
Sevina dan David duduk disisi kanan dan kiri Laura. "Apa kalian mau berjanji satu hal?" tanya Laura.
"Apa itu Oma?" tanya Sevina. David terus mendengarkan.
"Berjanjilah ketika Oma sudah tiada, menikahlah dengan David," ucap Laura.
Sevina dan David sama-sama kaget. Mereka tidak berani menjawab. "Oma mohon. Berjanjilah, atau jangan pernah kalian berziarah ke makam Oma jika kalian belum menikah. Itu wasiat dari Oma untuk kalian," ucap Laura.
"Oma, jangan begitu. Sevina sayang sama Oma," ucap Sevina sambil memeluk Laura.
"David berjanji Oma," ucap David yang langsung mengejutkan semuanya.
"Benarkah kau mau berjanji Nak?" tanya Laura.
"Iya Oma," ucap David.
Sevina memelototinya. Seenaknya saja dia bilang setuju padahal setengah jam yang lalu mereka baru saja bertengkar agar perjodohan batal.
Semua yang mendengarnya sangat senang. Namun tidak bagi Sevina. Dia merasa David telah mengkhianatinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!