NovelToon NovelToon

CEO! JATUH CINTALAH PADAKU!

PROLOG - PERKENALAN TOKOH

SARAH DIANA MAHENDRA

Perkenalkan semuanya, aku biasa dipanggil SARAH oleh teman-temanku. Saat ini aku baru berusia 18 tahun.

Aku memiliki pribadi yang ceria, periang, dan juga manja. Kedua orang tuaku senang sekali memanjakan ku! semua yang aku inginkan akan selalu aku dapatkan!

Ayahku adalah seorang pebisnis terkenal di kota Jakarta ini. Siapa sih yang tidak tahu ayahku? semua pasti sudah tahu dengan ayahku!

Namanya adalah Reno Mahendra.

Menurutku ayahku adalah orang yang sangat bertanggung jawab dan juga sangat menyayangi ku.

Namun, semua itu berubah saat Ibuku meninggal dunia. Ya saat aku berusia 17 tahun, ibu ku meninggalkan aku untuk selamanya.

Aku sangat terpukul dengan kejadian itu, hingga aku mengalami depresi ringan pada masa itu.

Aku tidak memiliki saudara kandung yang bisa aku ajak untuk berbicara karena aku adalah anak tunggal.

Dan semenjak hari ibu meninggal, aku dan ayahku sudah tak saling menyapa lagi. Entah mengapa ayahku selalu saja mengacuhkanku saat aku mencoba untuk berbicara dengannya.

Aku hanya tersenyum saat ayahku melirikku dengan tatapan jijiknya.

Aku hanya tersenyum saat ayahku selalu mengabaikan keberadaan ku.

Aku hanya tersenyum saat ayahku sudah tak lagi menganggapku anaknya.

Dan kejadian yang paling parah adalah saat aku berulang tahun yang ke 18 tahun Ayahku memberikan kado yang sangat menyakitkan hatiku.

Dengan teganya ia membawa seorang wanita paruh baya seusia ibuku dengan 2 orang anak seusia ku.

Dengan bangganya ayahnya berkata padaku. "Mulai sekarang dia adalah ibumu. Dan dua orang wanita itu adalah anak tiriku, jadi anggap mereka sebagai ibu dan kakak-kakakmu!"

Dan mimpi buruk yang selalu menjadi ketakutanku selama ini menjadi kenyataan.

Aku diperlakukan sangat tidak adil, kedua saudari tiriku diperlakukan dengan sangat baik dan sangat disayang oleh ayahku. Sedangkan aku? aku harus bisa membiayai diriku sendiri.

Mobil? kedua saudari tiriku mendapatkannya satu-satu secara adil. Aku? hanya menggunakan kendaraan umum.

Perhiasan? mereka selalu mendapat model terbaru setiap bulannya. Aku? hanya menyentuh perhiasan saja tidak pernah.

Mereka berempat hidup bahagia dan dipenuhi dengan harta yang melimpah. Mereka hidup sangat makmur dirumahku dan ibuku yang seperti istana itu.

Sedangkan aku hanya tidur dikamar yang besarnya sama seperti kamar milik ART dirumahku.

Hingga suatu saat Perusahaan ayahku yang semula sangat maju kini tiba-tiba menjadi bangkrut.

Entah apa yang terjadi pada perusahaan milik ayahku itu. Aku dengar-dengar sih ada orang di perusahaan Ayah yang sudah merencanakan ini semua.

Rumahku disita.....

Mobil milik semua orang dirumah juga disita oleh bank....

"Tuhan... aku berharap ini semua hanya mimpi buruk...."

...❤️❤️❤️...

ARSEN ALEXANDER BAGASKARA

CEO muda berusia 28 tahun yang sangat sukses dan menjadikannya sebagai CEO dengan penghasilan tertinggi di Indonesia.

Ia merupakan anak dengan ayah yang berasal dari Jerman dan ibu yang berasal dari Bandung. Ia tumbuh di negara Indonesia ditemani dengan adik dari ibu kandungnya beserta istrinya. Sedangkan kedua orang tuanya menetap di Jerman untuk mengurus bisnisnya disana.

Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara, ia memiliki adik perempuan yang tinggal bersama kedua orangtuanya.

Ia sangat arogan, dan suka bergonta ganti wanita hanya dengan semalam saja. Ia sangat bosan untuk meniduri satu wanita secara berkali-kali.

Dia tidak pernah mengenal cinta dalam hidupnya. Ia benci dengan kata cinta. Karena menurutnya cinta hanya sesuatu yang sangat tidak penting dan hanya akan membuang-buang waktu.

Dia hidup dengan tentram bersama berkas-berkas dan dokumen yang berada digenggamannya setiap harinya.

Hingga suatu saat ada seorang pria paruh baya yang datang ke perusahaannya dengan air mata yang berderai.

Tentu saja ia malas meladeni ucapan dari si tua Bangka itu. Tapi tawaran dari si tua Bangka itu cukup menarik perhatiannya.

"Jika anda menikah dengan anak saya dan menyelamatkan perusahaan saya maka saya akan memberikan 50% saham yang saya punya pada anda tuan! saya mohon bantulah saya!"

Ia berjalan mendekati Arsen yang menatapnya dengan jijik. Laki-laki itu berlutut dihadapan Arsen dengan wajah yang sudah dipenuhi keringat dingin.

"Anak saya adalah anak yang sangat cantik serta dijuga pandai tuan."

Arsen sama sekali tidak tertarik dengan apa yang pria itu katakan. Ia hanya tertarik dengan saham yang ingin pria tua itu berikan.

"Aku ingin lebih dari sekedar 50% saham!"

Mata pria tua itu berbinar, ia mengangguk cepat. "Saya berikan 70% tuan, dan saya pastikan tuan tidak akan menyesal jika membantu perusahaan saya. Saya juga akan memberikan satu putri saya pada anda. Untuk memenuhi kebutuhan hasrat tuan...."

"Aku tidak minat dengan anak mu itu. Aku bahkan bis tidur dengan wanita mana pun yang aku tunjuk!" sombongnya.

Pria tua itu menganggukan kepalanya mengerti. "*Bagaimana pun anak dari jal*ng itu harus menikah dengan tuan muda sepertinya. Jika mereka menikah sudah pasti aku akan menjadi orang kaya kembali*!" batinnya seraya tersenyum licik.

"Sarah, kau harus buat pria ini jatuh cinta dengan mu! bahkan laki-laki ini harus menjadi gila denganmu!" batin pria tua itu lagi.

...❤️❤️❤️...

HAI SEMUANYA....

JANGAN LUPA VOTE + KOMEN + LIKE YA BUAT SUPPORT AUTHOR NYA ❤️❤️

BAB 1 - KELUARGA

YUK SEBELUM BACA PASTIKAN SUDAH

LIKE

COMMENT

VOTE

DAN JANGAN LUPA BERIKAN BINTANG l

LIMA.

SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.

TERIMA KASIH CINTA-CINTAKU.

...❤️❤️❤️...

...🌊 CERITAINI HANYALAH CERITA FIKTIF NOVEL! MOHON UNTUK JANGAN DIAMBIL HATI. TERIMA KASIH SEBELUMNYA, PARA PEMBACA YANG TERHORMAT 🌊...

Matahari telah terbit untuk membangunkan para umat yang masih bergelung dengan selimut tebal yang menutupi tubuh mereka.

Mungkin masih ada yang bermimpi indah ataupun terlelap karena kelelahan saat tidurnya. Namun berbeda dengan Sarah, saat matahari Ia berjalan mendekati Arsen yang menatapnya dengan jijik. Laki-laki itu berlutut dihadapan Arsen dengan wajah yang sudah dipenuhi keringat dingin.

"Anak saya adalah anak yang sangat cantik serta dijuga pandai tuan."

Arsen sama sekali tidak tertarik dengan apa yang pria itu katakan. Ia hanya tertarik dengan saham yang ingin pria tua itu berikan.

"Aku ingin lebih dari sekedar 50% saham!"

Mata pria tua itu berbinar, ia mengangguk cepat. "Saya berikan 70% tuan, dan saya pastikan tuan tidak akan menyesal jika membantu perusahaan saya. Saya juga akan memberikan satu putri saya pada anda. Untuk memenuhi kebutuhan hasrat tuan...."

"Aku tidak minat dengan anak mu itu. Aku bahkan bis tidur dengan wanita mana pun yang aku tunjuk!" sombongnya.

Pria tua itu menganggukan kepalanya mengerti. "Bagaimana pun anak dari jal*ng itu harus menikah dengan tuan muda sepertinya. Jika mereka menikah sudah pasti aku akan menjadi orang kaya kembali!" batinnya seraya tersenyum licik.

"Sarah, kau harus buat pria ini jatuh cinta dengan mu! bahkan laki-laki ini harus menjadi gila denganmu!" batin pria tua itu lagi. muncul menampakan dirinya di bumi.

Wanita itu bangun tepat pukul 3 dini hari untuk membersihkan rumah dan juga memasak untuk seluruh keluarga.

Ia akan mengepel seluruh sudut dirumahnya yang bak istana ini. Ia juga menyapu dan mengelap sudut-sudut meja yang terdapat debu. Ia melakukannya tak sendiri, ia bersama dengan 2 orang pelayan lain yang dipekerjakan oleh ayahnya.

Ia akan membersihkan rumah pada lantai satu rumahnya dan kedua orang lainnya akan membersihkan rumah di lantai 2 dan 3 rumahnya.

Setelah selesai membersihkan seluruh rumah, ia akan langsung memaksakan makanan yang ditemani oleh Silvi dan Nur, nama pelayan dirumah Sarah.

"Kita mau masak apa hari ini non?" tanya Nur pada Sarah.

Sarah mengetuk-ngetukkan jarinya pada dagu seperti orang yang sedang berfikir. "Kita masak simpel aja deh, soalnya udah mau jam 6. Masak ayam sama nasi goreng aja!"

"Silvi, kamu potong-potongin ayamnya, biar aku yang buat bumbunya. Nur, kamu yang buat nasi gorengnya!" sambungnya lagi.

"Siap, non!" ucap Nur dan Silvi kompak.

Mereka melakukan kegiatan mereka dengan sedikit candaan. Setidaknya dengan kehadiran Silvi dan Nur dapat menimbulkan senyum dibibirnya yang sudah lama hilang saat ibunya meninggal.

15 berkutat dengan bumbu dapur, akhirnya mereka bertiga sudah selesai dengan masakan mereka. "Non, mending sekarang mandi. Biar kita berdua yang naruh masakannya diatas meja." ucap Silvi pada Sarah.

Sarah tersenyum kearah mereka lalu menganggukan kepalanya. "Makasi sayang-sayangku." ucapnya setelah itu berlari kearah kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Nur dan Silvi dilantai satu.

"Kasihan banget ya non Sarah.." ucap Silvi dengan lirih.

Nur menganggukkan kepalanya sembari melirik kearah Sarah yang berlari kecil memasuki kamarnya. "Padahal udah jelas-jelas anak kandungnya tuan Reno, tapi tetap saja tidak pernah dianggap anak!"

Mereka berdua saling melirik lalu menghela nafas lelah. Tak mau ambil pusing mengenai masalah majikannya itu, mereka melanjutkan kembali aktifitas mereka yang sedang menata makanan diatas meja.

"Semuanya sudah selesai, ayo kita

mandi dulu." ajak Nur dan diangguki oleh Silvi.

...❤️❤️❤️...

Sarah kini sudah siap dengan kemeja putih dan celana kain berwarna hitamnya. Ia tersenyum menatap dirinya dicermin kamarnya.

"Tuhan, semoga saja aku segera mendapatkan pekerjaan...." gumamnya dengan senyum manisnya.

Tangannya terukur untuk mengambil bingkai foto ibunya yang berada diatas nakas. Ia mengelap foto itu dengan jempol kanannya dan mengecupnya sekilas.

Setelah meletakan kembali bingkai foto itu, I berjalan keluar dari kamarnya yang berada didekat dapur.

Pandangan pertama yang ia lihat adalah ayahnya yang sedang mengelus kepala kakak tirinya dengan sayang. Ia tersenyum miris melihat pemandangan itu.

Kakinya berjalan takut-takut untuk sampai dimeja makan itu. Dan benar saja ayah, ibu tiri dan kakak-kakak tirinya sedang melihat kearahnya dengan malas.

Dengan pelan ia mendudukkan dirinya dikursi disebelah kakak tirinya.

"Ayah, nanti kakak kuliah di Universitas yang sama kayak ayah dulu ya.." pinta Rena kakak tiri Sarah yang nomor 2.

Reno, ayah Sarah tersenyum lalu menganggukkan kepalanya cepat. "Iya dong sayang, buat kedua anak ayah yang ayah sayang harus kuliah ditempat yang bagus dong." ucapnya lembut.

"Aku juga kan yah? aku mau pindah jurusan ya. Aku bosen sama mata kuliah ekonomi!" ucap Resti kakak tiri Sarah yang pertama.

"Apapun buat kalian berdua...." jawab Reno sekali lagi.

"Iya dong, meskipun kalian berdua ini perempuan tapi pendidikan itu nomor satu. Jadi kalian berdua itu wajib banget kuliah, jangan sampai jadi lulusan SMA saja, malu-maluin orang tua! Lagian kalo cuma lulusan SMA pasti kerjanya cuma jadi Pelayan!!" ucap Ida, ibu tiri Sarah yang meliriknya dengan tajam.

Sarah mengembuskan nafas lelahnya, perbincangan keluarga yang harmonis ini membuat telinganya menjadi mendengung.

"Iya sayang, pokoknya kalian berdua ini wajib banget kuliah. Meskipun kalian ini bukan anak kandung ayah tapi ayah akan mengusahakan yang terbaik gar masa depan kalian menjadi cerah!" ucap Reno dengan sombongnya.

Sudah, sudah cukup. Sarah merasa jengah dengan hidupnya yang sangat tidak adil ini. Ia membuka piringnya yang tertutup lalu ia berdiri untuk mengambil satu entong nasi papa piringnya. Namun saat akan mengambil nasi didekat Ida, wanita itu malah menjauhkan wadah nasi goreng itu. "Kamu makan nasi sisa saja!" ucapnya dengan sarkas dan tak menatap wajah Sarah.

Sarah duduk kembali dan ia mengalihkan pandangannya pada arah lain. Jujur saja, saat ini ia benr-benar muak dengan keluarganya ini.

"Ini sudah jam 7 pagi, Ayah berangkat kerja dulu!" ucapnya lalu megecup kepala Istri dan kedua anak tirinya itu.

Dan Reno hanya melirik sekolah Sarah yang tak memperdulikan. Laki-laki itu keluar dari rumah dan diikuti istrinya dari belakang.

"Benar kata Ayah kak, kalau lulusan SMA nanti pastinya akan cuma jadi PELAYAN! dan gak akan pernah bisa sukses!" ucap Rena yang melirik sekilas pada Sarah.

Resti terkekeh mendengar adiknya yang sedang menyindir Sarah. "Iya lah dek, mending sekarang kita ke Mall aja yuk. Belanja barang-barang branded sama uang yang dikasih ayah sama kita!" ucap mereka lalu pergi dari meja makan itu.

Sarah mengepalkan tangannya erat. "Jika aku sudah menjadi kaya nanti, aku akan membuat kalian tersiksa dan iri kepadaku!" ucapnya penuh penekanan.

Setelah itu ia mengambil wash yang berisi nasi goreng yang tadi ia buat lalu langsung memakannya tanpa ditaruh ke piring. "Bodo amat dibilang rakus!!!" ucapnya dengan kesal dan melanjutkan kembali makannya.

...❤️❤️❤️...

CERITANYA SAMPAI SEGITU DULU YA...

BESOK AKAN SEGERA DI UPDATE KEMBALI EPISODE TERBARU.

JANGAN LUPA UNTUK VOTE+KOMEN+LIKE.

UNTUK MEMBERIKAN AUTHOR SEMANGAT ❤️❤️

TERIMA KASIH UNTUK YANG SUDAH VOTE+KOMEN+LIKE

BAB 2 - KERJA

YUK SEBELUM BACA PASTIKAN SUDAH

LIKE

COMMENT

VOTE

DAN JANGAN LUPA BERIKAN BINTANG l

LIMA.

SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.

TERIMA KASIH CINTA-CINTAKU.

...❤️❤️❤️...

...🌊 CERITA INI HANYALAH CERITA FIKTIF NOVEL! MOHON UNTUK JANGAN DIAMBIL HATI. TERIMA KASIH SEBELUMNYA, PARA PEMBACA YANG TERHORMAT 🌊...

Peluh keringat membanjiri pelipis Sarah, wanita itu sejak pagi hingga siang ini masih terus saja mencari pekerjaan. Mulai dari kantoran kecil hingga cafe-cafe tak ada yang membuka lowongan.

Ia saat ini telah duduk di halte untuk menunggu angkot yang akan membawanya pulang. Sebenarnya sih bisa saja Sarah memakai jasa ojek online tapi jika dipikir-pikir lagi pasti sayang banget uangnya kalau dipake hal yang tidak penting.

Ia mulanya duduk sendirian di halte ini hingga tiba-tiba ada wanita paruh baya yang duduk disebelahnya dan tersenyum padanya. "Mau kemana nak?" tanyanya basa basi.

Sarah menolehkan kepalanya dan tersenyum ramah. "Habis nyari kerja gak ada yang mau nerima buk. Ini mau pulang saja, rencananya mau dilanjut besok." jawabnya.

Sang ibu itu meneliti penampilan Sarah dari atas kebawah. "Memang lulusan mana kamu nak?"

"Saya cuma lulusan SMA saja Bu, mau lanjut kuliah tapi terhambat sama biaya." jawabnya dengan senyum yang dipaksakan.

"Rencananya kamu mau kerja dimana memang ?" tanyanya lagi.

"Terserah bu dimana saja, saya benar-benar butuh uang buat menuhin kebutuhan sehari-hari." ucapnya dengan lirih.

Sang ibu mengeluarkan selembar kertas dari dalam tas yang ia bawa. "Di perusahaan tempat ibu kerja lagi dibuka lowongan buat jadi office girl. Kalau emang kamu mau ya silahkan dicoba..." ucapnya sembari memberikan lembaran kertas itu.

Sarah menerima kertas itu lalu ia menatap sang ibu itu dengan mata berbinar. "Terima kasih bu! terima kasih banyak!!" ucapnya dengan penuh syukur.

"Nama ibu Anik, nama kamu siapa nak?" tanyanya mencairkan suasana.

"Sarah bu, nama saya Sarah." jawabnya dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

Mereka mengobrol kecil hingga ada angkot yang akan dinaiki Sarah lewat. Sarah berpamitan dengan Anik lalu ia menaiki angkot itu.

Selama perjalanan pulangnya, ia selalu tersenyum melihat kertas yang berisikan lowongan kerja itu. "Semoga saja aku diterima. Kerja apapun bakalan aku lakukan, yang penting halal!" ucapnya dengan semangat.

"Aku akan mengumpulkan uang untuk kuliah! Semangat Sarah jangan pernah menyerah dengan hidup ini!" batinnya dengan tersenyum.

Diperjalanan menuju rumahnya, ia sesekali mengobrol dengan orang yang duduk disebelahnya dengan riang.

Sarah merupakan tipe orang yang mudah bergaul, jadi ia akan cepat mudah berteman dengan lingkungan baru.

Setelah 30 menit mengendarai angkot, akhirnya angkot itu pun berhenti didepan komplek perumahannya. "Mang, kiri mang!" ucapnya dengan keras.

Sarah menyerahkan uang 5 ribu rupiah pada sang supir lalu ia segera turun dari angkot itu. Ia berjalan kaki untuk sampai dirumahnya yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang komplek itu.

Sesekali Sarah menyeka keluh yang mengalir dipelipisnya dengan tangannya. "Haduh, panas banget!!" ucapnya dengan kesal.

10 menit ia jalan kaki, akhirnya ia sampai juga di rumahnya. Ia bisa melihat ada 4 mobil didalam garasi rumahnya, itu berarti semua orang saat ini ada dirumahnya.

Dengan malas, ia memasuki rumah mewah itu. Dan benar saja, mereka berempat sedang mengobrol kecil dan bersantai di ruang keluarga.

Karena kamarnya yang terletak dekat dengan ruangan itu, mau tidak mau Sarah harus melewati ayah, ibu tiri dan saudara tirinya itu. "Bukannya bersih-bersih rumah, tapi malah keluyuran. Dasar gak tau diri!!" cicit Ida, ibu tiri Sarah.

Rena dan Resti tertawa mengejek pada Sarah. Kedua wanita licik itu saling melirik lalu Resti berdiri dan duduk disamping Reno, ayah kandung Sarah. "Ayah, nanti aku belikan handphone iPhone ya!!" mintanya dengan merengek.

Reno tersenyum lalu mengelus kepala Resti. "Iya sayang, nanti kamu dan Rena pasti ayah belikan." jawabnya.

"Kapan pa? aku sama kakak juga butuh kepastian..." ucap Reno dengan manja.

Sarah mengepalkan tangannya kuat melihat interaksi mereka. Ia berusaha sekuat mungkin menahan gejolak aneh yang menjalar di seluruh tubuhnya.

"Besok sayang, besok yaa..." janji Reno dan langsung diangguki dengan semangat oleh Resti dan Rena.

Ida tersenyum mengejek kearah Sarah, ia bisa melihat tatapan ketidaksukaan Sarah pada kedua anak kandungnya. "Makasi ya mas, kamu udah anggap kedua anak aku ini seperti anak kandung kamu sendiri." ucap Ida yang sesekali melirik Sarah.

Tak mau menunggu jawaban dari Reno, Sarah langsung saja berjalan memasuki kamarnya. Ia menutup rapat pintu kamarnya dan tubuhnya luruh begitu saja dilantai.

"Mama...hiks....hikss...Sarah kangen sama mama...hiks..." ucapnya dengan lirih dan sesekali memegang dadanya yang berdenyut sakit.

Ia menguap wajahnya kasar lalu berjalan memasuki kamar mandi di kamarnya.

...❤️❤️❤️...

Saat ini kelurga Sarah sedang makan malam dengan semua masakan yang dibuat oleh Sarah. Setelah mandi tadi, ia diteriaki oleh ibu tirinya untuk membuat makan malam.

Seperti biasa mereka berempat bercanda dengan sesekali mengucapkan makanan dalam mulutnya.

Keluarga yang harmonis sekali bukan ?

Sedangkan Sarah? ia hanya duduk untuk menunggu keempat orang itu selesai makan. Sesuai aturan ibu tirinya, ia hanya boleh makan dengan makanan sisa, jadi jika ia ingin makan. Sarah harus menunggu Ayah, ibu tiri dan saudara tirinya selesai makan.

Dan Sarah akan memakan makanan sisa yang ada diatas meja. Namun jika tidak ada makanan sisa maka Sarah akan memasak mie instan untuk dirinya.

Sarah duduk dimeja makan sembari menundukan kepalnya. Namun suara dering telfon mengalihkan fokus mereka.

Drrtttttttt.....

"Yah, telfon kamu bunyi!" ujar Ida.

Reno mengangguk sekilas lalu berlalu pergi untuk menjawab panggilan telfon, ia menjauh agar tidak ada yang mengganggunya saat sedang melakukan panggilan.

Ida dan kedua anaknya melirik Sarah yang masih saja menundukan kepalanya. "Lapar ya? tunggu sisa kita makan ya.. hahahah" ucap Ida mengejek Sarah.

"Kayak anjing sama kucing ya, makannya dapet sisa terus." ucap Resti dan langsung disambut tawa oleh adik dan ibunya.

"Gak anaknya dan ibunya sama-sama gak tahu diri!! malu-maluin." tambah Rena dan langsung dijawab tatapan tajam oleh Sarah.

Wanita itu mengepalkan tangannya kuat. "Wah ada yang marah nih..." ejek Rena dan langsung gelak tawa oleh Ida dan juga Resti.

Baru saja ingin membalas ucapan Rena, ayah Sarah datang dengan wajah yang pucat. Melihat itu, Ida langsung mengelus lembut lengan tangan suaminya. "Apa ada ?" tanya Ida.

"Tidak ada hal yang serius, ayo kita lanjut makan!" ucap Reno dengan senyum yang dipaksakan.

Dan Sarah bisa melihat wajah Reno yang seperti menyembunyikan sesuatu. Tapi apa?.....

...❤️❤️❤️ ...

CERITANYA SAMPAI SEGITU DULU YA...

BESOK AKAN SEGERA DI UPDATE KEMBALI EPISODE TERBARU.

JANGAN LUPA UNTUK VOTE+KOMEN+LIKE.

UNTUK MEMBERIKAN AUTHOR SEMANGAT ❤️❤️

TERIMA KASIH UNTUK YANG SUDAH VOTE+KOMEN+LIKE

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!