Aku sudah bekerja dua tahun diperusahaan swasta ini. pasti kalian akan berpikir bahwa aku sangat mencintai pekerjaan ini, ya memang benar tapi tidak setahun belakangan ini, ingin sekali rasanya aku masuk ke ruangan HRD dan memberi surat pengunduran diri
"Liat-liat jam segini dia baru datang" tunjuk intan pada seseorang yang datang masuk ke ruangan kasubbag
"Yang penting jangan dicontoh" ucap bu ratna sambil terus mengetik di komputer
Yang tadi datang adalah kasubbag di perusahaan WMT.GRUP umurnya 23 tahun, tubuhnya tinggi dan berkulit putih serta mata yang sipit. ingin sekali rasanya aku colok matanya supaya lebih sipit hhhh. gumam intan dalam hatinya
"Intan, ini tolong di masukan ya jangan lupa langsung di kasih kode" seorang lelaki memberikan 5 buah surat masuk
"Iya tenang aja ragil aku bekerja sudah dua tahun mana mungkin aku lupa" jawab intan dengan sombongnya
"Alah....kemarin aja gak di kasih kode yang surat keluar" saut seorang perempuan yang duduk di samping meja kerjanya
"Fifi...!!!!!" teriak intan
Fifi dan ragil hanya tertawa kecil
Ini pekerjaan ku, aku kerja di bagian klasifikasi surat. mau surat masuk ataupun surat keluar, dan yang tadi memberikan surat padaku lelaki yang cukup manis dengan kulit sawo matang dan gigi gingsul nya itu adalah ragil dia temanku dari kuliah sampai akhirnya kami sama-sama melamar pekerjaan di sini dan diterima.
Sedangkan ibu-ibu yang tadi bilang, jangan dicontoh. itu adalah bu ratna, dia sudah 4 tahun diperusahaan ini. dia pegawai yang rajin, ulet dan baik sekali pada karyawan baru seperti aku, dulu.
Oh iya satu lagi, perempuan tengil dan yang sama bawelnya seperti aku ini adalah sahabat SMA ku dulu tak disangka aku bertemu lagi dengan nya setelah sekian lama namanya Fifi radisti, padahal aku berharap tidak bertemu lagi dengan mu fifi...hehe bercanda
Kami berkeja di ruang tata usaha
Ada 8 orang disini yang bekerja
Aku , fifi, ragil, bu ratna, si bawel bu azwa dan si pergi-pergi pak agus
Itu baru enam, satu lagi adalah kepala substansi dan bagian atau kasubbag yaitu Rama adwimarta dan satunya ....
"Ahh ganteng sekali pak gilang ini..." celetuk fifi sambil menggigit jari telunjuk nya
Ya, satu lagi adalah kepala SDM. satu tingkat lebih tinggi dari kasubbag yaitu pak gilang adwimarta yang sangat tampan dengan tinggi semampai, kulit putih dan hidung yang begitu mancung. dia kakak dari rama dan anak dari pak dahlan pimpinan perusahaan WMT GRUP
"Semoga saja anak pak dahlan itu jodohku, nanti aku akan kesini tiap pagi bukan untuk bekerja tapi mengantar nya dan menyandang gelar nama intan putri wimarta, ahh aminnnn" intan mengusap wajahnya sambil tersenyum bahagia
"Hust jangan-jangan nanti kamu benar-benar menyandang gelar wimarta di belakang namamu..." bisik pelan fifi pada intan
"Baguslah" jawab intan sambil terus menatap layar monitor komputer nya
"Tapi bukan karena menikah dengan pak gilang..."
Intan langsung menatap sinis ffi
"Tapi...dengan pak rama hahhaah" fifi tertawa terbahak-bahak, intan sibuk memukuli fifi dengan buku yang selalu meleset karena fifi cekatan dalam menghindar
"Atau...atau...nih ya" fifi memegangi tangan intan "atau.. karena jadi istri muda pak dahlan" fifi kembali tertawa puas
Intan melempar buku itu pada Fifi yang juga meleset "Berisik!!!!"
Intan melanjutkan pekerjaannya
Tak lama pintu terbuka terlihat pak dahlan wimarta pimpinan perusahaan datang dengan membawa satu map
"Pak" sapa intan lembut pada pak dahlan yang berjalan masuk ke ruangan kasubbag. pak dahlan hanya tersenyum sambil mengangguk kecil
"Rama!!!" teriak pak dahlan memanggil rama yang tengah main handphone
Dia meloncat dari kursinya hingga handphone nya terbuang entah kemana, dengan keadaan kaget ia menatap pak dahlan yang baru masuk
"Ahh ayah...aku kira siapa!!! bikin anakmu jantungan saja" gerutu rama yang kemudian mencari handphone nya yang terjatuh
"Emang menurut mu siapa yang datang?" tanya pak dahlan dengan wajah yang murka
"Ya bisa jadi polisi, tentara atau monster" jawab rama santai sambil memungut handphone nya yang berada disisi kaki ayahnya "Awwwwww ayah!!! tangan-ku terinjak"
Teriak rama kesakitan, "Itu peringatan karena kamu bermain handphone saat bekerja" pak dahlan keluar dengan wajah marahnya ia memang sangat disiplin dan berwibawa tidak pernah melihat siapa orang itu tapi ia melihat semuanya dari kinerja
"Aw..." Rama masih meringis kesaktian ia mengelus-elus tangannya itu
Rama membuka pintu dan mengeluarkan kepalanya "Ayah...jahat tangan ku sampai merah karena diinjak" teriak rama
Serontak para pegawai menahan tawanya tapi tidak dengan intan ia tertawa tanpa bisa menahan
"Kamu!!!! berhenti tertawa" teriak rama menunjuk intan
"Maaf pak maaf" ucap intan menutup mulutnya
Hari ini sudah pukul 16.00 waktunya pulang
Intan pergi ke parkiran ia membawa sebuah motor matic berwarna biru yang selalu ia panggil si biru
"Ragil, intan aku duluan" ucap fifi melambaikan tangannya, fifi masuk ke sebuah mobil yang berhenti dihadapan nya sebenarnya fifi bukan lah orang yang susah tapi memang ia adalah seorang pekerja keras jadinya ia lebih memilih bekerja ketimbang menikmati harta orang tua
"Intan mau bareng gak?" tanya ragil
"Gak usah aku sama si biru" selalu begitu jawabannya karena ia selalu membawa si biru kemana-mana
Intan masuk ke dalam rumah yang tak terlalu besar namun masih baru
Setelah dua tahun bekerja dia bisa membangun rumah untuk orang tuanya, ibu dan bapak nya sudah memasuki usia 45 tahun mereka bekerja hanya dengan menjaga warung di rumahnya.
Bapak intan bernama pak rahmat dan ibu-nya bernama bu sari
Dan yang sedang duduk menonton televisi adalah ambar, adiknya intan. usia nya sepuluh tahun kelas 4 sd
"Assalamualaikum" teriak intan
"Waalaikumsalam" jawab ambar
"Ibu bapak kemana?" tanya intan duduk disamping ambar
"Ke agen belanja" jawab ambar
Intan bangun dan masuk kamar ia membaringkan tubuhnya "Jika bukan karena orang tua dan adiknya ia sangat malas sekali bekerja"
Esok hari
"Huahh" ia menguap dan memeluk kembali guling yang jatuh karena tertendang saat ia tidur
"Intan...kamu kerja gak?" teriak seseorang dari balik pintu
"Intan" panggil lagi
Namun intan tetap bermimpi indah menikmati tidur pagi harinya ini
"Intan bangun" teriak seseorang bersuara berat yaitu bapak
"Hmmmm" intan menggaruk kepalanya dengan keras karena kesal dibangunkan "Apa?" intan melentangkan tangannya sambil menjambak seprai
"Ini sudah jam delapan, apa kamu tidak mau mandi?" tanya seseorang dengan suara lembut yaitu ibu
"Hah? aku saja masuk jam delapan?" dengan secepat kilat ia masuk ke kamar mandi dan mandi
Intan terlihat membuka pintu kamar sambil mata yang di sipit-sipit kan "Ibu jahat!!! katanya jam delapan ternyata jam tujuh" intan duduk di kursi dan menyantap nasi goreng
"Emang kalau ibu bilang jam tujuh kamu bakal bangun, kan pasti bilang sebentar lagi bu" jawab ibu mengambil-kan intan minum
"Iya..iya...yasudah aku tak mau berdebat pagi ini, aku berangkat" ucap intan berjalan keluar
•
•
•
Hei..hei.. ayo baca lanjutan dari novel ini dengan judul
...Menaklukkan Hati Suamiku...
...Dengan genre Romantis/komedi...
Dengan santai intan mengendarai motornya sambil tersenyum bebas padahal tak ada yang menatap nya
"Intannnn" panggil fifi yang sudah berdiri di pintu perusahaan
Setelah memarkirkan motornya intan pergi menghampiri Fifi
"Baru jam tengah delapan, sarapan yuk" ajak fifi
"Aku sudah sarapan, pergilah sendiri" suruh intan langsung berjalan ke ruang TU
"Dasar intan!!! gak ada inisiatif untuk menemani sahabat nya ini" gerutu fifi berjalan ke kantin kantor
Intan membuka pintu "Ah masih sepi" dia melihat jam dinding menunjukkan pukul 07.20 "Pantas"
Perusahaan ini mulai bekerja pada pukul 08.00
"A....Aw...hhh"
"Hah? apa itu?" intan meloncat dari kursinya sambil menatap ruangan yang terlihat kosong, dia menatap pintu kaca di ruangan itu ia tertuju pada pintu bertuliskan ruang kepala SDM "Ruang pak gilang" ucap intan semakin ketakutan
Namun, intan malah semakin penasaran karena suara nya begitu jelas dan kedengaran lirih sekali ditelinga
Dengan terus menyebut "Bismillah bismillah" BRUK. ia mendorong pintu itu dengan kakinya sambil menjerit "Aaaaaaaaaa setan jangan makan aku" intan menutup matanya dengan tangan yang siap melakukan pukulan seperti latihan beladiri
Karena merasa tak ada sesuatu yang terjadi ia membuka matanya perlahan "Pak gilang?" ia melihat pak gilang sedang berdiri menatapnya dengan memegang pisau dan sebuah semangka
"Kamu kenapa menendang pintu?" tanya pak gilang menatap intan dengan aneh
"Aduh pak, maaf saya tidak sengaja" intan keluar sambil menutup wajah nya dengan satu lengan
"Haduh ini menghancurkan refutasi ku sebagai wanita yang menginginkan pak gilang" gumam intan
"Ehh intan sini, intan kan nama mu?" tanya pak gilang
"Iya pak" jawab intan menghentikan langkahnya
Intan tersenyum dengan manis walaupun ia sangat lah malu
"Kesini sebentar" suruh pak gilang
"Apa pak gilang akan bilang cinta padaku, oh tuhan ini terlalu cepat aku sungguh sangat beruntung berdoa kemarin dan diijabah hari ini" gumam intan dalam hatinya
"Ini, tolong coba kupaskan semangka ini" pak gilang memberinya sebilah pisau kecil dan menunjuk sebuah semangka besar seperti bola
"Ah sial dikira bakal ngasih cincin terus bilang, aku mencintaimu" pikir intan dan mengambil pisau itu "Seperti nya pisau nya terlalu kecil pak"
"Apa iya?" tanya pak gilang menggaruk kepalanya
"Biar saya ambilkan pisau ke dapur" ucap intan bergegas keluar
"Jangan jangan, kamu bawa saja semangka ini ke belakang lalu kalau sudah bawa ke sini, saya banyak pekerjaan" ucap pak gilang memberikan semangka itu ke tangan intan
"Tidak apa-apa intan, kali ini semangka bisa jadi besok gelang cincin atau kalung atau jangan-jangan melon" gumam intan dalam hatinya. ia tersenyum geli dengan pikirannya sendiri
Intan keluar membawa semangka sedangkan pak gilang duduk dan mulai bekerja
pak gilang memang sangat pintar dan disiplin pokonya dia benar-benar mewarisi sikap ayahnya deh.
"Permisi" intan mendorong pintu kaca dengan bahu nya ke dapur kantor
"Eh bu intan, ada apa?" tanya seorang office boy
"Ini, minta tolong kupaskan semangka" jawab intan sambil menaruh semangka ke meja dapur
setelah semua di potong-potong dan diletakan ke piring intan meminta 8 piring yang isinya 4 potong untuk di ruang TU "sisanya taro saja disini untuk dimakan"
Intan membawa semangka itu dengan sebuah nampan
"Intan kamu alih profesi sekarang?" tanya fifi berlari dari arah belakang menghampiri intan
"Jaga mulut mu!!!" sinis intan
"Untuk siapa?" tanya fifi melihat intan membawa nampan berisi semangka
"Suamiku" jawab intan dengan senyum bangganya
"Pacar pun tak ada... sudah menjadi seorang istri" nyinyir fifi
Lalu fifi membantu membukakan pintu, terlihat semua sudah ada di kursinya masing-masing, intan menaruh satu piring kecil ke setiap meja "Wahh...intan baik sekali" puji bu ratna
"Ini dari calon suami ku bu" jawab intan dengan senyuman lebar
"Siapa? kau ini suka mengaku-ngaku orang sebagai suamimu" ucap bu azwa mencubit lengan intan
Intan tetap masih tersenyum bangga, lalu ia memanggil fifi "Fifi"
Fifi yang tengah menggigit semangka berdiri melihat intan . dengan sombongnya intan membuka pintu pak gilang dan berkata cukup keras "Pak saya sudah bisa memotongnya sesuai dengan perintah bapak" lalu pintu tertutup
"Akh intan bagaimana bisa dia begitu akrab dengan pak gilang yang cuek" teriak fifi ke arah intan yang baru saja masuk
"Dia pasti menggodanya fi" saut ragil menggoda fifi
"Awas saja kau intan!!!" fifi duduk dan kembali menggigit semangka dengan gigitan kesalnya
Intan tersenyum pada pak gilang "Kamu kenapa? seperti bicara pada orang tuli saja"
Intan langsung tersenyum kaku "Maaf pak" dia menaruh satu piring semangka "Yang lain juga saya kasih dan sisanya ditinggal di dapur pak"
"Iya tidak apa-apa lagian mana mungkin saya menghabiskan semangka sebanyak itu " ucap pak gilang sambil mengambil satu potongan semangka
"Yasudah saya permisi pak" ucap intan
"Ehh intan tunggu" dengan sigap intan membalikkan badannya "Iya pak?"
"Cobalah semangka nya terlebih dahulu, apa kah manis? saya tidak mau kalau rasanya asam atau hambar" ucap gilang menyodorkan nya pada mulut intan
"Yaampun tidak apa-apa walupun jadi bahan percobaan, jangankan untuk merasakan ia manis atau tidak untuk membuktikan suatu makanan ada racun atau tidak jika disuapi dia aku mau" pikir intan dalam hatinya sambil memeluk nampan tadi
"Intan!!! untuk apa kau malah tersenyum senyum memeluk nampan itu?" kata pak gilang menyadarkan intan "Maaf pak maaf" intan tersenyum dan membuka mulutnya lebar-lebar "Aaaaa"
"Ini pegang" ucap pak gilang dengan serontak intan tersenyum kaku ia sangat malu telah bersikap seakan akan mau di suapi
intan mengambil semangka itu "Untuk kedua kalinya aku dibuat malu" gumam intan dalam hatinya
Ia menggigit sedikit semangkat itu "Mmm rasanya benar-benar manis pak.." ucap intan menikmati semangka tadi
"Benarkan?" dengan secepat kilat pak gilang mengambil semangka ditangan intan dan memakannya "Mmm iya benar, benar-benar manis tidak rugi aku membelinya dengan harga mahal"
"Deg...deg...deg..." intan mengarah kan nampan pada dadanya "Rasanya aku mau meninggal" lirih ia dalam hatinya
"Sudah kamu boleh pergi" intan berjalan keluar dengan tatapan kosong
"Brukk...."
ia jatuh ke lantai tepat di depan pintu. sebenarnya tak terdengar oleh pak gilang
"Intan...intan...intan kamu kenapa?" tanya fifi panik beserta para pegawai yang lainnya
Intan langsung bangun dan duduk dengan senyuman puasnya "Pak gilang makan semangka bekas digigit oleh gigiku akhh apakah ini mimpi" intan memegang lengan fifi dengan senyuman lebarnya
Karena ramai suara tawa para pegawai, pak gilang pun mendengar nya ia membuka pintu. dengan cepat intan bangun karena ia tepat berdiri di depan pintu
"Ada apa ini?" tanya pak gilang bingung
Semuanya membubarkan diri dengan tertawa kecuali fifi dan intan
"Ini pak ada yang pingsan tadi karena, bapak makan semangka bekas gigitan giginya" kata fifi menjauh sambil menatap intan tajam
intan melotot ke arah fifi "fifi sialan" maki intan dalam hatinya
"Kamu yang pingsan?" tunjuk pak gilang pada intan
"Bukan pak bukan" intan lari kemeja nya
Pak gilang pun menutup pintu "Akh bodoh!!! untuk ke tiga kali-nya aku di permalukan di depan wajahnya yang sangat tampan rupawan itu" gerutu intan
Intan yang mengetik surat masuk dan keluar dalam tabel surat dinas terus asik memakan semangka yang tadi di bawa oleh pak gilang, tentunya bukan cuma asik karena semangka nya enak dan manis tapi karena intan tidak bisa menghapus ingatan nya saat pak gilang mengambil semangka ditangannya padahal ia sudah menggigitnya "Akh...mood ku hari ini bagus sekali" ucap intan menyenderkan tubuhnya di kursi
Fifi yang merasa intan dari tadi senyum-senyum sendiri tau bahwa intan pasti membayang-kan hal tadi, walaupun fifi tidak melihat kejadian langsungnya tapi ia tetap saja kalah saing dari sahabatnya itu
"Intan kamu dengar ya, nanti pak gilang bukan hanya memakan bekas gigitan ku tapi menelan air liur ku" ucap fifi pelan sembari menarik lengan intan
Intan mengerutkan keningnya "Tidak bisa dipercaya" ucap intan menarik tangannya dan kembali mengetik
Setelah Beberapa waktu berkeja tepat sekarang pukul 11.02 para pegawai mulai santai dalam bekerja yang keras karena sebentar lagi istirahat
"Brug"
Pintu terbuka kencang membuat para pegawai yang sedang menunggu waktu istrihat kaget
"Huahhhhhhhh" seseorang yang datang menguap dengan mulut yang terbuka lebar tanpa ditutup karena tangan kiri nya memegang tas dan tangan kanan nya memegang handphone
"Bisa-bisa dia menyedot seisi ruangan ini" bisik intan pada fifi
"Jangan-jangan hatimu juga kesedot" jawab fifi
"Kau ini!!!!" intan memukul paha fifi
"Selamat siang pak" sapa bu azwa pada pak rama yang baru datang
"Emang udah siang ya?" tanya rama sambil terus menguap
"Belum pak ini masih pagi, sebentar lagi baru istirahat makan siang. belum mau pulang, harusnya bapak tidak datang subuh-subuh begini" jawab intan bangun dari duduknya. membuat yang mendengarnya menutup mulut menahan tawanya
Pak rama menatap intan dengan mata yang disipit-sipitkan, padahal matanya sudah sangat sipit
"Kenapa bapak tidur sambil berjalan?" tanya intan yang masih berdiri menatap pak rama
"Kamu...." tunjuk pak rama pada intan
"Rama!!!!" seru pak gilang yang membuka pintunya memanggil rama adiknya itu. dengan secepatnya intan menjatuhkan bokong nya ke kursi
"Apa?" tanya rama menyenderkan tubuhnya di meja karyawan
"Sini, kakak mau bicara" pak gilang menggupaikan tangannya. rama pun menghampirinya, kini mereka berdua masuk ke dalam ruangan kepala SDM itu.
"Kenapa kamu jam segini baru datang?" tanya pak gilang menatap wajah rama yang kelihatan ngantuk sekali
"Aku kan baca baca untuk menjadi bos yang baik sampe akhirnya aku tidur subuh tadi" jawab rama
"Padahal aku sibuk menonton film barat tentang dinosaurus itu, akh tidak bisa kubayangkan kalau aku hidup dengan dinosaurus" gumam pak rama dalam hatinya
"Baguslah!!!" pak gilang menepuk pundak rama "Tapi lain kali bacanya jangan sampe pagi, cukup satu lembar pahami. jangan sampai kamu datang telat kalau ketahuan ayah bagaimana?"
"Iya...iya...aku ke ruangan ku ya" kata rama bangun dan berjalan ke arah ruangan kasubbag
"Kamu sudah membuat surat keluar fi?" tanya intan pada fifi yang tengah bermain handphone
"Sudah lah" jawab fifi
"Aku sudah gak sabar pengen istrihat perutku rasanya sudah berontak ingin segera makan nasi" lirih intan memegang perutnya
"Kamu itu kan emang tukang makan, wajar saja kalau perut kamu berontak" jawab fifi yang menahan tawanya
"Aku juga aneh kenapa aku doyan makan tapi tubuhku tetap pendek begini" ucap intan menggaruk kepalanya
"Yang ada kalau kamu banyak makan tubuh mu menjadi besar bukan tinggi" jawab fifi menatap intan
"Emang iya?" tanya intan kembali menatap fifi
"Seperti nya sih begitu" jawab fifi menggaruk kepalanya
"Sudah jam dua belas... istirahat.... istirahat" teriak pak agus yang membuat semua orang di ruangan beranjak pergi ke kantin
Intan berlari sekencang-kencangnya karena sudah sangat lapar...
"Ibu....mau nasi pake telor ceplok sama ikan kembung ya, sambel yang banyak" ucap intan pada penjaga kantin
"Siap neng intan" jawab penjaga kantin. intan pun duduk di kursi menunggu makanan nya dibawa, terlihat fifi dan beberapa orang baru akan sampai.
"Ini neng intan" ucap penjaga kantin menaruh makanan pesanan intan
"Bu ..saya sama kaya gini" ucap fifi yang baru datang. ia langsung duduk disamping intan "Hati-hati kamu keselek" ucap fifi memperingati
"Akh fifi aku tidak menyangka kau sangat baik rupanya" ucap intan menatap manis wajah fifi
"Aku cuma tidak mau repot-repot membantu mu!!!" jawab fifi sinis
"Benar-benar tidak bisa kubayangkan aku punya teman sejahat kamu!!!" ucap intan mengelus dadanya
"Ini neng fifi" ucap ibu penjaga menaruh pesanan fifi
Mereka menyantap makanan dengan lahapnya
Tak lama handphone fifi dan intan bergetar mungkin bukan hanya mereka berdua tapi seluruh pegawai atau stap perusahaan WMT.GRUP karena pesan datang dari grup whatsapp wmt.grup. tertanda pak dahlan wimarta pimpinan wmt.grup
"Selamat siang salam hormat kepada stap dan para pegawai. saya harap besok datang lebih awal, sekiranya jam 7 sudah ada dimeja kerja nya masing-masing. untuk bagian pegawai tata usaha diminta membuat laporan keuangan, laporan administrasi pegawai dan laporan surat masuk dan keluar dan jangan lupa kepada seluruh pegawai membuat laporan kerja yang dikumpulkan besok karena jam 3 kita akan mengadakan meeting atau rapat seluruh stap pegawai yang berhubungan tanpa terkecuali. karena lusa kita akan meeting dengan perusahaan lain..RAMA JANGAN SAMPAI TELAT!!!"
Pesan itu dibaca keras oleh intan "Hahahaha....kesian sekali pak rama ini, dia selalu saja menyusahakan ayahnya"
Rama juga yang membaca pesan itu mendadak kesal "Akh si ayah memalukan diriku saja....!!!! aku akan datang lebih awal bahkan jam enam aku harus sudah ada disini besok dan bekerja mengerjakan laporan yang tadi pagi ayah bilang" ucap rama tersenyum puas
Setelah jam istirahat berakhir para pegawai kembali ke ruangan nya masing-masing termasuk para pegawai TU
"Ragil mana surat masuk yang harus aku data?" tanya intan karena, sudah jelas ia lah yang dimaksud oleh pak dahlan membuat laporan surat masuk dan surat keluar
"Ini ... ada surat lamaran kerja, permintaan kontrak kerja" ragil memberikan satu box file penuh dengan surat
"Kok dicampur?" eluh intan membungkukkan badannya
"Biar kamu ada kerja" jawab ragil
"Bisa-bisa nya kamu bilang biar aku ada kerja, kamu pikir selama ini aku duduk disana aku hanya cangucang" intan menaikan nada bicaranya
"Yasudah sana kerja...!!!aku lagi sibuk ini" ucap ragil menunjuk monitor komputer nya
"Hemmhh" intan membuang muka sambil berjalan ke arah fifi. sedangkan ragil hanya tersenyum menahan tawanya karena berhasil membuat intan marah
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!