NovelToon NovelToon

Ikatan Cinta Masa Kecil

Aisha Satiya Hasan

Hari itu suasana di sebuah rumah tampak ramai,bukan karena banyaknya anggota rumah itu tapi karena seorang gadis yg sedang berlarian dan meloncat-loncat kegirangan. "Hei Aisha jangan seperti itu nanti kau bisa jatuh!"kata seorang wanita yang sudah menginjak usia hampir setengah abad.

Ya Aisha itulah nama gadis yang sedang berlarian itu lebih tepatnya Aisha Satiya Hasan.

"Tidak bu,biarkan aku seperti ini apa ibu lupa kalau besok aku sudah wisuda?" Sahutnya.

"Ya ampun nak,kau akan membuat rumah berantakan nanti!" Ingat ibunya kepada Aisha.

"Oh ayolah bu! Sehari saja ibu tidak memikirkan rumah untuk hari ini saja ayo kita berbahagia untuk kelulusanku apa ibu tidak bahagia aku lulus kuliah setelah 6 tahun ini?!" kata Aisha dengan wajah memelas.

"Tentu saja ibu bahagia tapi-..." belum selesai berkata Aisha pun menyela kata-kata ibunya

"Tidak ada tapi bu! Aku janji aku akan membereskan semuanya" kata Aisha dengan wajah meyakinkan.

Akhirnya ibunya pun hanya bisa menggelengkan kepala dan tersenyum melihat tingkah laku putri keduanya itu sambil berlalu meninggalkannya di ruang keluarga.

Hampir setengah jam Aisha terus tersenyum memikirkan hari wisudanya besok,tiba-tiba ada yang bergetar dari saku celananya dia pun mencoba mengambil benda yg bergetar itu ternyata ada panggilan masuk di ponselnya.

Seketika senyumnya berubah menjadi tatapan kesal ke layar ponselnya itu. Diapun mengangkat panggilannya walaupun sedikit enggan.

"Ya" jawabnya dengan suara datar.

"Hei kau! Akhirnya kau mengangkat telponku juga". Kata suara penelepon di seberang sana dengan nada tinggi.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?" tanya Aisha pada penelepon itu.

"Hei sudah ku bilang waktu,itu jika kau ingin urusan kita selesai kita bertemu di Taman xx! Tapi rupanya kau memang licik dan tidak datang. Apa kau mau lari dari tanggung jawab? Aku hanya memberi 2 pilihan jika kau tidak menggantinya maka bertemulah denganku besok di Cafe xx kita bicarakan urusan itu!" Ancamnya.

"Hei apa kau mengancamku?" Tanya Aisha dengan nada sinis.

"Ya"Jawab penelepon itu dengan nada ketus.

"Baiklah tapi jangan besok karena aku sibuk!"Pinta Aisha

"Baiklah,hari minggu! Kau harus datang! Jika tidak aku akan meminta ganti 5xlipat dari yang kau rusak kemarin!"Ancam penelepon itu lagi.

"Apa kau-...!?"Tut-tut-tut sambungan telpon terputus. Seketika Aisha pun melempar ponselnya ke sofa didepannya sambil menahan emosi karena penelpon barusan.

Beberapa saat kemudian ibu pun datang menghampiri Aisha dengan wajah heran lalu bertanya "Nak,ada apa denganmu ibu lihat tadi kau sangat senang. Tapi kenapa sekarang malah sebaliknya dan kau terlihat seperti sedang kesal? apa ada masalah?"

Aisha ingin menceritakan segalanya tapi dia tidak tega melihat ibunya yang mungkin akan shock setelah mendengar cerita tersebut akhirnya Aisha hanya berkata"Tidak ada apa-apa bu. Aku hanya lelah. Baiklah bu aku pergi ke kamarku dulu,aku ingin istirahat agar besok tidak terlambat."

Ibunya pun hanya mengangguk dan Aisha pun berlalu pergi ke kamarnya dengan raut wajah lesu bercampur kesal dengan apa yang terjadi tadi.

Di kamar Aisha sedang mandi dan berendam di bath up yang berisi air hangat dan campuran sabun mandi cair kesukannya. Setelah selesai mandi aisha segera memakai bajunya dan mengeringkan rambutnya yang basah.

Tidak berapa lama iapun merebahkan dirinya di kasur berukuran sedangnya sambil memikirkan apa yang sebenarnya penelepon itu ingin bicarakan. Beberapa menit kemudian Aisha pun larut dalam tidurnya

Tak lama pintu kamar Aisha terbuka dan seorang laki-laki menghampirinya lalu mencoba membangunkan Aisha"Sha bangun Sha,hei Aisha bangun cepat! Ibu memanggilmu untuk makan malam,Aishaaaaaaaaa!" Laki-laki itu berteriak tepat di telinga Aisha agar Aisha bangun.

Akan tetapi aisha tidak bangun juga,laki-laki itu pun pergi ke kamar mandi dan kembali membawa segayung air lalu ia menyiramkan air itu kepada Aisha. Sontak Aisha pun terbangun dengan wajah yg basah kuyup dan terkejut.

"Ya ampun apa yg kakak lakukan?! kenapa membangunkanku seperti ini?😣 Aaaah tidak! Tempat tidurku jadi basah!" teriaknya.

Dengan wajah tidak berdosa Aryan yg tidak lain kakak sulung Aisha hanya tertawa lalu berkata "Dari tadi aku membangunkanmu dengan cara baik-baik sampai berteriak tapi kau tidak bangun juga! Salahmu sendiri susah bangun jadi terpaksa aku menyiram wajahmu dengan air! Sudahlah adikku yg pemalas cepat ganti bajumu! Ibu sudah menunggumu untuk maka malam!"

Aryan pun berlalu tapi baru beberapa langkah dia berbalik dan berkata lagi"Oh ya, jangan lupa sebentar lagi ayah akan pulang dari Dubai karena dia ingin melihatmu wisuda besok!"

Tanpa berkata-kata lagi Aryan pun keluar dari kamar Aisha dan menuju ruang makan dimana ibu dan adik-adiknya sedang menunggu. Ibu pun bertanya, "Aryan, dimana adikmu Aisha? Apa dia sudah bangun?" Aryan pun hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum geli mengingat dia yang membangunkan aisha dengan cara menyiramnya.

Sementara itu Aisha pun sedang mengganti bajunya sambil menggerutu karena kesal kepada kakak sulungnya itu yg selalu berbuat jahil padanya.

Tidak berapa lama Aisha pun turun ke ruang makan dengan wajah yg masih kesal. Ibunya pun yg melihat hal itu menatap heran dan berpikir apa yang terjadi pada putra dan putrinya itu.

Aryan yang tidak berhenti tersenyum geli pun segera memalingkan wajahnya dari pandangan ibu dan adiknya itu.

Sedangkan Aisha sendiri tidak berhenti menatap kakak sulungnya itu dengan tatapan tajam.

Makan malam berlangsung sunyi hanya ada dentingan sendok dan piring,setelah selesai makan ibu dan Aisha membereskan meja makan.

Sedangkan Aryan duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselnya tidak lupa sesekali dia tersenyum dengan layar ponselnya.

Ketika semua sibuk dengan kegiatan masing-masing bel rumah berbunyi menandakan ada orang yang datang ibu pun menoleh pada arah pintu rumah dan segera menghampiri pintu tersebut.

Saat pintu rumah terbuka ibu pun membawa masuk orang di luar tersebut yang ternyata adalah Pak Lucas Satiya Hasan yang tak lain adalah ayah dari Aryan dan Aisha. Tapi ternyata ayahnya tidak sendirian datang melainkan bersama kedua adik mereka yg sekolah di luar negeri bersama ayahnya.

Ya keluarga Aisha terdiri dari 8 anggota keluarga yaitu Pak Lucas ayahnya, Bu Alia ibunya, Aryan kakak sulungnya, Resha kakak perempuannya, Aisha sendiri, kedua adik kembarnya yaitu Rasya dan Risya selain itu mereka juga punya anak angkat yang bernama Dafa yang tak lain anak bibinya aisha yang sudah meninggal jadilah jumlah anggota keluarga mereka ada 8 orang.

.j****angan lupa bantu vote ya biar sering aku up ceritanya 😊 semoga kalian suka ya ceritanya

Slaven Adeva Rafandi

Sore itu di sebuah rumah besar yang seperti tidak berpenghuni tampak seseorang yag sedang meluapkan kekesalannya pada beberapa orang wanita dan pria berseragam yang tak lain adalah asisten rumah pria itu sendiri.

"Hei kau! Ya,kau apa sebenarnya pekerjaanmu di rumah ini? Bukankah aku telah menggajimu tapi kenapa kamar dan rumah ini masih sangat berantakan? Hah?! Dan kau mengapa selalu saja tidak pernah menyiapkan makanan kesukaanku? Mulai besok semua harus seperti yang aku inginkan! Tidak ada alasan ataupun apapun! Ingatlah jika tidak aku akan sesegera mungkin memecat kalian dan tidak ada yg akan menerima kalian bekerja! Kalian Paham?!" ancamnya pada para asisten rumahnya.

Slaven Adeva Rafandi ya itulah nama pria tersebut atau lebih dikenal dengan panggilan Deva. Dia adalah seorang pengusaha sukses yang terbilang masih sangat muda di usianya yang baru menginjak 29 tahun. Dia terkenal dengan kecerdasannya sehingga banyak orang yang mengaguminya apalagi kalangan wanita begitu banyak yang tergila-gila padanya bahkan sampai ada yg rela ingin menjual harga dirinya demi bertemu Deva. Akan tetapi Deva sendiri tidak tersentuh sedikitpun,dia adalah pria yang dingin kepada wanita tak terkecuali ibu dan saudari-saudarinya sendiri.

Setelah puas memarahi semua asisten rumahnya deva pun berlalu ke lantai atas dimana itu adalah letak ruang kerjanya diapun duduk di kursi kerjanya dengan menyenderkan kepalanya ke kursinya tersebut sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar. Tak lama Deva pun duduk tegak dan berdiri lalu berjalan ke arah jendela ruang kerjanya dan menatap keluar jendela tersebut dengan tatapan dingin.

Tak lama kemudian dia merasakan ponselnya bergetar dan berdering menandakan ada telepon,iapun segera mengangkatnya "Hallo,bagus! Baiklah. terus awasi dia dan cari tau semua tentang dia!" Singkatnya. Telepon pun terputus dan wajah yg semula datar pun tersenyum dengan senyuman yang menyiratkan sebuah kelicikan.

tak lama ponselnya bergetar kembali dengan getaran pendek yang menandakan sebuah pesan masuk

Aisha satiya hasan

25 tahun

keluarganya keluarga yg lumayan terpandang tapi tetap sederhana

nomor ponsel 087xxxxxxxxxx

Setelah menerima pesan tersebut Deva kembali tersenyum akan tetapi dengan senyuman yg berbeda yang menyiratkan bahagia. Tanpa sadar ia pun bergumam sendiri,"Akhirnya aku menemukannya juga semoga kamu bisa membantuku dengan tulus"

Tak lama pintu ruang kerjanyapun diketuk seseorang. tok tok tok. "Siapa?" tanya Deva.

Orang di balik pintu tersebut pun menjawab"tuan muda ini bi Asih. Pak Aryan menunggu anda dibawah dia bilang ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan anda! apakah anda sibuk? jika anda sibuk saya akan menyuruhnya untuk pulang dulu?"

"Tidak usah bi! Sayaa akan segera turun untuk menemuinya. Tolong bi asih siapkan minum untuk tamu itu!" Perintahnya dengan nada lembut karena bi asih adalah asisten kepercayaannya yang sudah ada bersamanya sejak ia masih kecil.

"Baiklah" Patuh bi Asih.

Deva pun segera memperbaiki penampilannya dan turun ke bawah untuk menemui tamunya tersebut. tanpa berlama-lama Deva pun menanyakan maksud kedatangan tamunya yang bernama Aryan tersebut.

"Oh pak Aryan ada kepentingan apa anda datang kemari? Mari kita berbicara di ruangan kerjaku saja!" Ajak deva pada Aryan.

"Tidak,pak,aku hanya ingin bicara sebentar saja mengenai kerja sama kita" Jawab Aryan.

"Baiklah" sahut Deva. Sebelum mereka memulai pembicaraan bi Asih pun datang membawa minum untuk Aryan dan Deva setelah bi Asih pergi pembicaraan pun dimulai. Mereka berbicara dengan raut wajah yang sangat serius namun tak berapa lama pembicaraanpun berakhir dan keduanya saling menjabat tangan. Aryan pun berlalu pulang.

Deva sendiri kembali berlalu ke lantai atas namun kali ini tujuannya adalah ke kamarnya. Sebelum ke kamarnya Deva pergi ke dapur dimana disana ada bi Asih yang sedang sibuk memotong sayuran untuk dimasak makan malam nanti. Deva pun mulai berbicara "Bi tolong makanan saya nanti di antar ke kamar saja! saya akan makan di kamar!"

"Baik tuan" patuh bi Asih.

Di kamar Deva sedang sibuk melihat layar laptop kerjanya sambil sesekali wajahnya menyiratkan raut wajah yg tidak suka. Dia pun bergumam sendiri"bagaimana bisa aku tidak fokus hanya karena seorang wanita mungil yang telah merusak jam tangan mahal kesukaanku? Bagaimana bisa aku merusak pekerjaanku hanya karena dia? Ah sudahlah lebih baik tidak usah dipikirkan"

Tak lama kemudian suara pintu diketuk dan masuklah bi Asih membawa nampan berisi makanan untuk Deva.

"Silahkan tuan muda makanannya." Kata bi Asih sambil menundukkan kepalanya dan menyajikan makanan yang dibawanya.

"Baik bi terima kasih banyak" kata deva.

Deva pun mulai makan makanan yang di bawa bi Asih dengan lahap. Setelah selesai makan Deva kembali memanggil asisten rumahnya yang lain untuk mengambil nampan bekas makanannya sambil berkata,"Hei kau bilang pada semua asisten rumah disini untuk tidak mempersilahkan siapapun masuk jika tanpa izin dariku dan ya aku ingin beristirahat jadi jangan ada satupun yang mengetuk pintu kamarku!"

Pelayan itupun hanya mengangguk lalu menundukan kepalanya sambil berlalu. Setelah pelayan itu pergi Deva mengunci pintu kamarnya dan mencoba merebahkan diri lalu perlahan-lahan mulai menutup matanya.

Akhirnya diapun tertidur lelap. beberapa lama kemudian tidurnya nampak gelisah dan mengigau seperti mengingat sesuatu yang sudah lama terlupakan. "Jangan! Jangan pergi Sha! Aku sendirian disini! Kau jangan pergi, jika kau pergi aku tidak punya teman lagi! Aku mencintaimu! Sha aku yakin kita pasti suatu saat bertemu lagi dan kita pasti akan bersama selamanya! Shaaaaaa......" Teriaknya.

Deva terbangun dengan wajah sedih dan murung lalu membuka laci mejanya dan mengambil sebuah foto anak perempuan lalu deva mengelus-elus foto itu sambil bergumam "Sha sudah 17 tahun kita berpisah tapi kenapa pada saat kita bertemu kembali kau malah tidak mengingatku? apa yang terjadi padamu? Sha aku selalu merindukanmu dan mencintaimu sampai saat ini! Aku yakin kita akan bersama! Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu!"

Tanpa Deva sadari air matanya menetes. Ia pun memasukan lagi foto itu kedalam laci mejanya.

Ya,gadis kecil di foto itulah yang telah membuat Deva menjadi dingin kepada para wanita. Bahkan bukan hanya wanita tapi diapun tidak pernah bergaul selayaknya laki-laki di luar sana.

Dia hanya terfokus pada pekerjaannya dan perusahaannya saja sampai perusahaannya menjadi sebesar dan seterkenal itu. Bagi Deva gadis kecil itulah yang hanya akan mendapatkannya dan ia rela berkorban apapun demi gadis itu sekalipun hidupnya yang harus ia korbankan.

Deva pun kembali membuka laci dan mengeluarkan secari kertas dan pulpen lalu menulis sebuah nama di kertas itu. Nama gadis kecil yang begitu dicintainya. Cinta di masa kecilnya. Aisha Satiya Hasan.

Bantu vote ya biar bisa daftarin novel kontrak nih!🤚🏻👌🏻**😊

Pertemuan Pertama (Flashback)

Hari itu seluruh mahasiswa dan mahasiswi berdebar-debar menanti pengumuman wisuda untuk mereka namun tidak untuk Aisha,dia malah santai dan mengobrol dengan teman-temannya yaitu Farah,Yessi,Rhea,dan Daris.

Keempat mahasiswa itu sedang mengobrol sambil cekikikan membahas tentang masa depan dan juga pasangan yang mereka dambakan.

"Hei Aisha,sekarang giliranku bertanya padamu!" Kata daris.

"mau bertanya apa?" Balas Aisha dengan wajah datar karena tiap kali daris bertanya selalu bertanya tentang hal yang mengerikan.

"Yeaah,seperti apa calon suami idamanmu? Kali ini kau harus menjawabnya ini adalah momen terakhir kita berkumpul seperti ini kau ingat besok sudah wisuda dan setelah itu mungkin kita sibuk dengan kegiatan mencari kerja!" Ujar Daris.

"Kau penasaran sekali ya? Baiklah aku akan menjawab pertanyaanmu itu! Tampan,tinggi,punya perusahaan,kaya dan hartanya tidak habis 7 turunan lalu juga dia masih lajang" Detail Aisha.

Daris pun hanya bisa menutup mulutnya yang hampir terbuka lebar mendengar perkataan aisha dan sontak ketiga temannyapun tertawa terbahak-bahak sampai perut mereka sakit.

Yessi pun mulai meredakan tawa nya dan berbicara sambil mengusap air matanya yang keluar karena tertawa.

"Sha...Sha...,akhirnya hari ini kau terbuka juga tentang pria idamanmu. Tidak kusangka seleramu mewah juga" Yessi kembali tertawa tapi tidak sekeras tadi.

Kali ini Farah yang mulai berbicara sambil memukul punggung Aisha sangat keras dengan tangannya,"Sha mau nyari dimana pria seperti itu?Hahaha"

Aisha pun membuka mulutnya dan menjawab,"Di alam mimpi! sudahlah aku mau pulang ibu pasti sudah menungguku di rumah." Ucapnya dengan wajah datar

"Ok" jawab keempat sahabatnya itu dengan kompak.

Tanpa berkata-kata lagi Aisha pun pergi beranjak meninggalkan keempat orang yg masih duduk di bangku mereka.

Aisha terus berjalan ke parkiran untuk mengambil mobilnya namun ditengah jalan tiba-tiba 'brukk' Aisha terjatuh karena menabrak seseorang.

"Aduh,sakit!" Ringis Aisha. "Kakiku sakit sekali" Ringisnya lagi. Ternyata yang menabraknya adalah seorang pria,akan tetapi pria itu tidak cepat-cepat menolong Aisha dia malah menatap Aisha dengan sangat marah.

Tak lama pria itupun mengulurkan tangannya kepada Aisha dan membantu aisha berdiri,setelah itu dia mulai berbicara kepada aisha

"Hei nona! Jika berjalan jangan sambil menutup matamu! Lihat apa yang sudah kau lakukan!" Bentaknya sambil menunjukan kotak berisi jam tangannya yang terlihat mewah dan mahal.

Aisha pun menatapnya tajam dan mulai membuka mulutnya "Hei apa maksudmu? Kau yang menabrakku sampai aku terjatuh dan kakiku terluka seperti ini!" Balas Aisha.

"Hei gadis bodoh jangan banyak alasan dari tadi kau berjalan sambil menunduk! Kenapa sekarang kau malah menyalahkanku?! Aku tidak mau tahu kau harus bertanggung jawab!"

Aisha pun mencoba mengingat lagi kejadian barusan. Akhirnya iapun menyadari bahwa dialah yang bersalah.

"Oh maafkan aku pak. Aku tidak sengaja. Berapa yang harus aku ganti untuk jam tanganmu yang rusak itu?"Tanya Aisha dengan wajah yang meyakinkan.

"Kau yakin kau punya uang untuk menggantinya?" Tanya pria itu dengan senyum seperti meledek aisha.

Aisha pun memandangnya dengan heran,"Tadi kau memintaku tanggung jawab tapi kenapa sekarang kau malah merendahkanku? Cepat katakan berapa yang harus aku ganti? Cepatlah! Aku tidak punya waktu melayani orang yang sombong sepertimu!" Ejek aisha.

"28 juta! Bagaimana? Apa kau punya uangnya? Jika punya maka berikan sekarang juga!" Ucap pria itu mengejek balik Aisha.

"Hah?!" sentak Aisha dengan nada terkejut sambil membelalakan matanya dan menutup mulutnya yang terbuka dengan kedua tangannya.

Pria itu pun tertawa dan mulai bicara lagi. "Baiklah aku tau kau tidak punya uang sebanyak itu kan? Maka dari itu aku punya tawaran yg lebih baik untukmu!" Kata pria itu sambil menyunggingkan seulas senyuman licik.

"Tawaran apa? Awas saja jika tawaranmu itu aneh! Cepat katakan!" Ketus Aisha.

"Baiklah nona manis" Balas pria itu sambil tersenyum. "Sebelumnya kita duduk dulu disana! Tidak mungkin kita berbicara sambil berdiri seperti ini! Bukankah kakimu sakit dan terluka?" sambungnya sambil menunjuk bangku di taman kampus Aisha.

Dengan refleks pria itu menggandeng Aisha menuju bangku itu. Sebaliknya dengan Aisha yang berusaha melepaskan tangan pria itu dengan keadaan yang sudah mulai risih karena dilihat oleh banyak orang. Akan tetapi hati Aisha berkata sebaliknya dia merasa nyaman saat tangan pria itu menggandengnya. Aisha pun mencoba menepis perasaan nyaman itu.

Mereka pun duduk di bangku yang ditujunya tanpa berbasa-basi pria itu segera memulai kembali pembicaraan,namun kali ini dengan wajah yang tenang dan ramah.

"sebelum aku mengatakannya katakan dulu siapa namamu? Dan mana ponselmu?" Tanya nya sambil menampakkan tangannya untuk meminta ponsel Aisha.

"Hmmm.. Namaku Aisha Satiya Hasan. Untuk apa kau meminta ponselku? Jangan coba-coba mengambilnya ataupun dijadikan sebagai jaminan! Tenang saja aku akan segera mengganti jam tangan mahalmu itu!" Ucap Aisha dengan nada sinis.

Mendengar nama gadis tersebut pria itu membelalakan matanya tak percaya dengan apa yang dia lihat di depannya itu. Pria itu akhirnya tenggelam dengan pikirannya dan bergumam dengan nada pelan,"Benarkah wanita di hadapanku ini adalah aisha ku yang 17 tahun yang lalu meninggalkanku? Ya Tuhan semoga ini benar!" Gumamnya dan tanpa sadar matanya sudah berkaca-kaca.

Aisha pun yang melihatnya terheran dan menggoyangkan tangannya ke atas dan ke bawah di depan pria tersebut.

akhirnya pria itu tersadar dari pikirannya dan kembali berbicara untuk menghapus pikiran aisha yang sangat konyol itu.

"Hei kau polos sekali ya baiklah jika tidak mau menyerahkan ponselmu! Tapi cepat sebutkan nomor ponselmu. cepatlah aku harus segera pergi!" Ucap pria itu.

Aisha pun menyebutkan nomor ponselnya dan pria itu pun mencatatnya. "Sudah kan?" Tanya Aisha. Pria itu pun menganggukan kepalanya dan segera menelepon nomor yang ia catat tadi karena takut aisha membohonginya. Telepon tersambung dan ponsel Aisha berdering,Aisha segera melihatnya ternyata itu adalah nomor pria itu.

"Aku akan menelponmu untuk tawaranku itu! Dan dengar ya kau harus mengangkatnya jika tidak aku minta kau menggantinya dengan uang 3xlipat! Dan simpan nomorku juga!" Ancam pria itu.

"Baiklah" Jawab Aisha dengan nada panik. "Tapi siapa namamu?" Sambung Aisha menanyakan nama pria itu.

"Panggil saja aku Adeva atau Deva" Jawab pria itu. "Dan kontak ku kau harus memberinya nama yang romantis" Sambung pria bernama Deva itu sambil tersenyum jahil.

"Hei aku tidak mau!" Bentak Aisha.

"Tenanglah aku hanya bercanda. Dasar gadis galak tidak bisa bercanda sedikitpun,jika kau terlalu serius wajahmu akan cepat tua!" Gurau Deva.

Aisha pun segera berdiri dan beranjak pergi lalu berjalan dengan pincang karena kakinya masih sakit. Kini tinggal Deva sendiri duduk di bangku taman kampusnya Aisha itu. Tak lama ia pun ikut pergi meninggalkan taman itu.

segini dulu ya upnya nanti sore di lanjut lagi😊😊 jangan lupa votenya ya biar bisa masuk novel kontrak...!!!

salam manis dari penulis!!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!