50 Tahun lalu Bumi mengalami sebuah peristiwa besar dimana apa yang selama ini banyak orang impi-impikan menjadi kenyataan.
Lahirnya Anak-anak yang mempunyai kekuatan supranatural atau yang sekarang disebut sebagai "Aptitude" membuat gempar satu dunia.
Pekerjaan Sebagai pahlawan sudah bukan hal yang langka lagi bahkan sekarang setiap negara mempunyai asosiasi pahlawannya Masing-Masing.
Telepati? Menghilang? Pengendalian Elemen?, Adalah hal biasa lagi jika Anak-anak melakukannya, bahkan sekitar 75% Populasi penduduk bumi sekarang mempunyai "Aptitude", Kemampuan Ini akan muncul ketika Mereka Menginjak Usia 4 Tahun.
Tapi tergantung lagi dari keinginan manusia itu sendiri untuk apa "Aptitude" Itu digunakan.
Bersamaan dengan muncullnya asosiasi pahlawan, organisasi-organisasi yang ingin menguasai dunia juga mulai bermunculan dan membuat resah para warga dunia karena cakupan wilayahnya yang luas dan sudah ada hampir di setiap benua.
Untuk Itulah Banyak negara yang mendirikan tempat-tempat pelatihan "Aptitude" Bagi Anak-anak yang baru saja mendapatkan "Aptitude"nya, Ada yang berbentuk Akademi ataupun berbentuk seperti Pelatihan Militer.
• • •
"Saya Mengucapkan selamat kepada kalian semua...ingatlah perjalanan kalian masih panjang jadi tempuhlah Perjalanan itu dengan segenap hati kalian agar kalian tidak menyesal suatu hari nanti, Saya Selaku Kepala Sekolah SMP Ini sekali lagi mengucapkan selamat atas kelulusan kalian semua".
Seorang Pria Tua berjanggut turun dari panggung tempat dia berdiri sebelumya setelah menyelesaikan kata-kata mutiaranya kepada kami semua dan langsung di sambut oleh tepuk tangan yang meriah dari para orang yang hadir disana.
Setelah itu orang-orang yang ada disana membubarkan diri mereka masing-masing menuju keluar gedung aula, Banyak yang berfoto ria ataupun melakukan hal-hal yang dilakukan orang normal ketika lulus dari sebuah Sekolah.
Kecuali Aku...
Aku hanya berjalan pelan dengan langkah malas di antara kerumunan orang yang tengah berkumpul dan berfoto selfie ria menuju ke luar sekolah.
Namaku Rey Alvian, Dan aku baru saja lulus SMP, Berbanding Terbalik dengan namaku yang terdengar keren itu, aku hanyalah seorang pemalas yang bahkan untuk berjalan saja sudah terasa Seperti ujian berat bagiku.
Aku tidak tahu apapun mengenai masa laluku, Siapa Orang tuaku, Kapan Aku lahir, dan hal-hal lain yang terkait dengan masa kecilku.
Aku berjalan kaki pulang kembali ke Kos Tempat Ku Tinggal, sebuah kos-kosan kecil dengan ukuran 5x7 Meter Dimana Kamar Dan Dapur menjadi satu tempat, Tragis Sekali Di Zaman Modern Ini dimana orang-orang sudah tinggal Di rumah dengan sistem yang bisa di bilang canggih untuk zaman sekarang aku malah tinggal di kos-kosan ini dan lagi sendirian, sebelumnya aku punya seekor kucing sebelumnya tapi dia sudah mati.
Tapi Itu bukanlah masalah bagiku selama itu tidak terlalu menggangu ketenangan hidupku aku tidak akan pernah mempermasalahkan hal itu.
Setelah berjalan Sekitar 15 Menit dari SMPku akhirnya aku sampai di Kos-kosan ku tercinta.
"Sepasang sepatu? Dan lagi wanita? Jangan bilang..." Aku membuka pintu kos ku setelah melihat sepasang sepatu High Heels yang tergeletak di depan pintu kosku dan mendapati seorang wanita yang sudah berusia 45 Tahunan Dengan Rambut Hitam Terurai Begitu saja dan Pupuk mata berwarna coklat tengah duduk di tengah-tengah ruangan sambil merokok dengan santainya, Meskipum umurnya yang sudah hampir setengah abad penampilannya masih seperti seorang wanita berumur 25 Tahun.
"Ohh... Kau sudah kembali aku sudah lama menunggu... Selamat atas kelulusanmu" Ucapnya Sambil Menghisap Rokoknya yang tinggal setengah.
"Apa yang kau lakukan disini dan lagi bagaimana kau bisa masuk ke kamarku" Ucapku Dengan nada malas sambil berjalan ke arah kasurku kemudian melempar gulungan kertas kelulusan di atasnya.
"Tidak Dibutuhkan Keahlian khusus untuk masuk ke gudang" Ucapnya Dengan santai kemudian mematikan rokoknya dengan menekannya kelantai kamar.
"Maaf Saja jika Tempat ku seperti gudang... Dan jika kau tidak suka kau bisa keluar"
"Ahahaha... Aku hanya bercanda"
"Seperti Biasa Kepribadian mu sangat buruk"
"Terima Kasih atas Pujiannya".
"Jadi Apa Yang diperlukan seorang Kepala Akademi Frazel Di Gudang Kecil ini? " ucapku Dengan santai ke arah wanita ini, dia adalah Naomi Leona Dan seperti yang kusebutkan dia adalah Kepala Akademi Frazel Yaitu sebuah akademi yang begitu terkenal Di Indonesia bahkan diseluruh dunia.
Sebenarnya dia dan aku tidak memiliki hubungan apa-apa Sebelumnya...tapi setelah kejadian itu dia selalu saja memintaku untuk membantunya.
"Tidak Ada..."
"Jangan Berbohong..." Ucapku Kemudiam merebahkan diriku ke kasur.
"Hahaha... Kau memang pengertian"
"Terserahmu saja... Jadi ada apa?"
"Kemana kau akan masuk?"
"Aku belum membuat keputusan sama sekali"
"Dasar Pemalas... Anak-anak lain saja sudah menbuat keputusan kemana mereka akan lanjut setelah lulus dari jauh-jauh hari"
"Maaf saja... Tapi aku tidak perlu memikirkan hal-hal merepotkan itu"
"Mungkin bagimu memang merepotkan tapi ini untuk masa depan mu sendiri... Setidaknya berusahalah sedikit demi masa depanmu"
"Yah... Terima kasih atas kata-kata mutiaranya dan hari ini aku sudah puas mendengar itu..."
"Haa... Sebenarnya aku kemari untuk mengajakmu masuk ke akademi Frazel" Ucapnya Kemudian mengeluarkan sebatang rokok kemudian membakarnya.
"Mengundangku? untuk apa?"
"Apalagi tujuan akademi selain belajar"
"Yahh... Tapi kau Tahu bukan aku kurang pandai Dalam nilai akademis dan juga akademi Frazel Hanya menerima masuk murid-murid dengan Aptitude Yang hebat... Bisa-bisa saat aku masuk ke sana aku habis di rundung"
"Kau pikir dengan siapa kau sedang berbicara?"
"Ah... Maaf-maaf tapi perilakumu tidak mencerminkan seorang kepala akademi"
"Bocah Sialan" dia berdiri kemudian memukul perutku saat aku masih terbaring di atas tempat tidur.
"Ughhh...."
"Rasakan itu..."
"Maaf... Tapi tetap saja aku tidak mau masuk ke akademi Frazel dan menjadi kacungmu"
"Yah... Aku ada niatan untuk itu sebenarnya"
"Sialan..."
"Pikirkan lah lagi... Ingat kemampuanmu adalah kemampuan yang seharusnya tidak ada di dunia dan aku tidak ingin kau salah dalam menggunakannya" Ucapnya lagi kini dengan wajah serius dan juga nada serius.
"Kau benar... Aku juga sebenarnya tidak ingin kemampuan ini..."
"Karena Hal itu juga aku mengundangmu untuk masuk ke akademi Frazel... Agar kau tidak menggunakan kemampuanmu sembarangan... Dan aku juga tidak ingin jika pemerintah mengetahui tentang kemampuanmu nantu bisa-bisa kau malah jadi boneka mereka"
[Absolute Death] Begitulah aku menamai Aptitude milikku, sebuah kemampuan untuk membunuh secara instant hanya dengan memikirkan mengenai apa yang ingin kubunuh, tidak hanya pada makhluk hidup bahkan pada benda matipun kekuatan ini berlaku.
Lebih ke arah kematian mutlak untuk sesuatu yang ingin ku bunuh, Aku sudah pernah mencobanya beberapa kali dan objek pertama yang ku gunakan untuk mengetes kemampuan ini adalah Kucingku sendiri.
"Baiklah Aku akan masuk ke akademi Frazel" Ucapku setelah cukup lama berpikir dan pasa akhirnya aku menjawab dengan nada penuh kepastian.
"Bagus... Aku yang akan mengurus mengenai pendaftaranmu di akademi jadi kau tidak usah khawatir dan setelah kau masuk kau akan pindah dari gudang ini dan tinggal di asrama akademi jadi ku harap kau bersiap-siap"
"Secepat itu... Bukan kah ini baru awal liburan panjangku"
"Kau pikir aku peduli dengan itu? Akademi Frazel Hanya memberikan libur selama tiga hari Dan itu sudah di hitung semenjak 15 Hari Lalu sebelum kau lulus jadi mulai besok kau akan mulai masuk akademi"
Aku terdiam....
"Jadi Bersiap-siap lah bocah Sialan" Ucapnya Kemudian Dia berlalu pergi ke luar.
"TIDAKKKK!!!"
Jangan Lupa Like & Vote Juga Yah Guys
Brukk... Brukk... Brukk
"Hoi... Bocah Sialan Bangunlah Sampai kapan kau akan tidur!" Suara Gedoran pintu yang begitu keras serta teriakan seorang perempuan membuatku terbangun.
Aku berjalan dengan wajah ngantuk dan langkah lunglai untuk membuka pintu.
"Maaf tawarkan ke orang lain saja aku tidak tertarik dengan produk yang kalian tawar-"
Bukk...
"Ugh..." Sebuah Pukulan Mendarat tepat di perutku setelah membuka pintu yang membuatku terbaring kesakitan.
"Berani juga kau terbangun terlambat pada hari pertamamu di akademi ku" Ucap Perempuan itu dengan emosi yang sedikit tertahan dan terdengar begitu kesal.
"Akhh... Setidaknya bersikap lebih lembut lah sedikit Nenek Tua..."
Bukk...
Kali ini bukan pukulan tapi sebuah tendangan yang dengan cepat melayang ke arahku.
"Nenek Tua... Berani juga kau Bocah sialan... Bersiap-siap lah dalam 5 menit kita akan berangkat ke akademi dan ingat kalau kau telat satu detik saja maka Khekkk" Dia Memperagakan seperti orang yang menyayat lehernya sendiri saat mengucapkan itu.
"Baiklah-baiklah"
"Pakai Ini" Dia Melemparkan sebuah seragam dengan warna biru hitam yang terlihat keren
Aku mengambil seragam yang dia berikan dan bangun kemudian bersiap-siap dengan cepat, setelah mengenakan seragam yang dia berikan aku berniat mengenakan hoodie hitam yang biasanya ku kenakan.
"Kau akan menggunakan itu? Bisa-bisa sebelum sampai di akademi kau sudah di berikan uang receh" Ucapnya dengan nada mengejek.
"Tchh..." Aku membatalkan niatku untuk mengenakan Hoodieku dan langsung beranjak keluar kos-kosanku.
"Kalian bakar Barang-Barang yang ada disini" Saat aku keluar Si Kepala akademi tengah menyuruh beberapa orang yang berpakaian seperti pekerja bangunan.
"Baik Nyonya..." Ucap salah seorang Dari mereka.
"Tunggu-tunggu apa yang kau lakukan? Kenapa kau mau membakar semua barangku"
"Karena kau akan tinggal di akademi dan semuanya akan ditanggung oleh pihak akademi jadi tidak masalah bukan kalau aku membuang semua sampah-sampah yang ada Disini?"
"Ekk...."
"Kenapa? Apa tidak boleh?"
"Terserahmu saja..."
"Bagus... Pergilah" Ucapnya kemudian menyuruh orang-orang tadi.
"Kita Berangkat Sekarang..." Sambungnya kemudian berjalan ke sebuah mobil yang terparkir di depan kos-kosanku lebih tepatnya bekas kos-kosan ku
"Baiklah" Aku masuk ke dalam mobil dan kami mulai menuju ke akademi Frazel.
"Kau akan masuk ke akademi dengan status sebagai murid pindahan" Ucapnya tanpa mengalihkan Fokusnya Dari meyetir sama sekali.
"Aku sudah mengerti itu... dan lagi aku akan berusaha agar tidak mencolok selama berada di akademi nanti"
"Baguslah..." Dia Memberhentikan Mobil didepan sebuah toko kue
"Ada apa.... Apa kau ingin membeli kue?"
"Turunlah..."
"Hmm?"
"Apa yang kau tunggu ayo cepat turun"
"Tapi ada apa...?"
"Sudahlah turun saja..." Ucapnya sekali lagi kemudian aku megikuti perintahnya untuk turun dari mobil.
"Aku sudah mengirimkan lokasi Akademi yang paling Cepat di tempuh dengan jalan kaki setidaknya kau akan sampai dalam setengah jam dan ketika kau sampai langsung pergilah ke ruanganku untuk mengambil kartu siswa mu, aku akan memberitahukan hal ini kepada keamanan sekolah untuk memperbolehkan mu masuk nantinya". Jelasnya dengan panjang lebar yang aku sama sekali tidak mengerti untuk apa dia memberitahuku semua hal itu.
"Tapi untuk apa-"
Zwushhh....
Mobilnya melaju dengan cepat dan meninggalkanku yang masih berdiri diam.
"Tunggu dulu... Jangan-jangan"
• • •
"Haa... Haa... Haa... Haa... Akhirnya sampai juga... Dasar nenek tua sialan atas alasan apa dia meninggalkanku dan memaksaku untuk berjalan kaki ke akademi ini" Ucapku Ketika Sampai Di gerbang masuk ke sebuah tempat yang besarnya melebihi semangat hidupku ini.
"Siapa disana" Teriakan Seorang laki-laki terdengar dan membuatku menoleh ke arahnya.
"Bel Masuk sudah berbunyi dari tadi... Jelaskan alasanmu terlambat datang."
"Tidak aku bukan terlambat... aku adalah murid pindahan yang baru pindah hari ini pak"
"Ohh... Jadi kau siswa pindahan yang dimaksud oleh Bu Naomi yah.."
"Yah.. Benar itu aku"
"Baiklah Silahkan Masuk Bu Naomi Bilang dia akan menunggu mu diruangannya"
"Terima Kasih Pak..."
Aku berjalan masuk ke akademi setelah gerbang otomatis ini dibuka.
"Besar Sekali" Ucapku Dengan kagum.
Aku kembali melanjutkan perjalanan ku masuk ke dalam salah satu gedung yang ada di akademi ini, aku hanya berjalan secara asal karena tidak tahu dimana letak ruangan nenek tua itu berada.
"Aku Tersesat..." Ucapku memberhentikan langkahku di depan sebuah tangga di gedung berlantai 4.
"Ohh... Lihat siapa yang kita dapat disini? Seorang murid yang bolos pelajaran dan berusaha melarikan diri ke Cafetaria Ternyata" Suara Lagi-lagi terdengar tapi Kali Ini adalah sebuah suara perempuan.
Aku menoleh mendapati perempuan dengan Rambut hitam dan Memiliki Warna Mata Biru Tengah Berdiri bersama dengan seorang perempuan lainnya yang memiliki warna rambut sama tapi dengan mata yang berwarna coklat dan keduanya terlihat sama-sama cantik.
Aku menoleh ke belakangku mencoba mencari murid yang dia maksud barusan tapi tidak mendapati orang lain lagi selain diriku.
"Yang Dimaksud nona Silvi adalah kau..." Ucap Perempuan yang satu lagi.
"Aku?" Aku menunjuk ke arah diriku sendiri.
"Memangnya siapa lagi yang ada disini selain murid nakal sepertimu"
"Kau salah paham.... Aku bukan membolos"
"Semua murid yang kudapat juga mengatakan hal yang sama"
"Tapi yang ku katakan memang benar... Aku adalah murid baru di akademi ini dan aku mau pergi ke Ruang kepala akademi tapi aku tersesat"
"Ikat dia Yuna"
"Baik Nona Silvi" Dari Tanah Gedung keluar Sebuah akar tanaman yang menjalar dan langsung mengikat kedua tanganku.
"Tunggu aku tidak berbohong"
"Akademi ini tidak akan menerima siswa pindahan di saat-saat sekarang kecuali disampaikan langsung oleh para Ultimate Aptitude".
"Hmppp... Hahaha" Aku tertawa keras setelah mendengat nama yang dia sebut barusan.
"Apa yang lucu?"
"Apa-apaan nama Chunibyou Seperti itu haha"
"Ohh jadi kau menertawakan nama organisasi yang menjalankan sekolah ini yah itu berarti kau menghinaku juga" Disekitarnya Beberapa cahaya berwarba biru keluar.
"Tunggu aku minta maaf.... Dan lagi aku benar-benar seorang murid pindahan aku bahkan diundang langsung oleh kepala akademi ini"
"Kau sudah menghina Ultimate Aptitude dan bahkan sekarang kau berani menjual nama ibuku untuk bisa melepaskan diri... Kematian adalah hukuman yang terlali ringan untukmu"
"Sial Kalau Begini...matilah" Aku menggunakan Kekuatan yang kumiliki untuk menghancurkan akar tanaman yang mengikatku ini, kemudian aku berlari menjauh dari mereka dengan arag sembarang.
• • •
(Author POV)
"Kenapa dia bisa lepas?"
"Aku tidak tahu nona padahal aku sudah mengikatnya dengan kuat"
"Kalau begitu kita kejar dia...."
"Baik Nona"
• • •
"Haa... Haa... Ini adalah hari pertamaku masuk di akademi ini tapi aku malah seperti seorang atlit Lari... kuharap Aku akan baik-baik saja berada disini"
"Jadi di sini ruangannya sialan padahal aku sudah melewati tempat ini tapi kenapa tidak aku sadari..." Ucapku kesal sambil memandagi pintu yang di atasnya terdapat sebuah papan kecil Bertuliskan RUANG KEPALA AKADEMI yang menandakan bahwa ruangan ini adalah ruangan dari si nenek tua itu setelah sebelumnya aku kembali ke Gerbang Penjaga dan bertanya kepada penjaga tadi dimana ruangan ini berada.
Aku membuka pintu besar itu setelah mengetuknya sedikit kemudian langsung masuk ke dalamnya, sebuah ruangan yang sangat luas dimana terdapat banyak rak- rak buku di pinggir ruangan lengkap dengan tumpukkan dokumen di dalam rak itu, sementara di tengah ruangan terdapat 4 sofa yang mengelilingi sebuah meja ukuran sedang, dan di dekat jendela besar terdapat Meja Kerja Lengkap dengan sebuah papan nama yang bertuliskan nama dari kepala akademi ini lengkap dengan kursi kerja yang dimana terdapat seorang perempuan yang tengah duduk dengan santai.
"Kenapa kau lama sekali... dasar kau benar-benar pemalas" Ucapnya menyindir ke arahku ketika aku baru masuk ke dalam ruangannya.
"Kau pikir ini salah siapa yang tiba- tiba meninggalkan ku dan menyuruh ku untuk jalan kaki menuju ke akademi ini."
"Bukankah itu permintaanmu sendiri..." Ucapnya dengan santai dan tanpa sedikit pun rasa bersalah.
"Sejak kapan aku bilang begitu?..."
"Bukankah kau bilang untuk tidak tampil mencolok selama berada di akademi saat bersama ku di mobil tadi"
"Lalu apa hubungannya dengan kau yang meninggalkanku"
"Kau ini memang benar- benar bodoh yah.... Coba kau pikir kalau kau datang ke akademi dengan menaiki mobil yang sama dengan Kepala Akademi yang cantik sepertiku ini... Bukankah hal itu akan sangat menarik perhatian para murid yang ada di akademi?"
"Apa kau perlu menambahkan kata cantik dalam kalimat mu barusan..."
"Tentu Saja...."
"Tapi Bukankah kau bisa menurunkan ku di tempat yang lebih dekat dengan akademi jika ingin begitu..."
"Aku hanya ingin kau sedikit olahraga pagi..."
"Dasar Nen-"
Krekkk.... Pintu Terbuka.
"Ibu aku ingin melaporkan..... Kauuu..." Seorang anak perempuan dengan rambut hitam dan mata biru masuk beserta satu perempuan lainnya kemudian berteriak ke arahku.
"Ada apa Silvi? Apa kau sudah kenal dengannya" Tanya Naomi.
"Ibu dia adalah siswa nakal yang berani menghina Ultimate Aptitude Dan berani menjual nama ibu sekaligus dia melarikan diri dari hukumanku" Terangnya.
"Bukankah sudah kubilang padamu kalau aku adalah siswa pindahan dan aku juga tidak tahu apa-apa mengenai apa yang kau bilang itu... kalau kau tidak percaya kau bisa tanyakan pada ibumu langsung"
"Benarkah itu ibu?"
"Benar dia adalah siswa pindahan yang baru pindah hari ini..."
"Heeeee..... Tapi kalau dia adalah siswa pindahan kenapa aku serta para anggota lainnya tidak tau...."
"Yahh ibu sengaja tidak memberitahu para Anggota Ultimate Aptitude"
"Hmmmpp" Aku berusaha menahan tawa ketika Naomi menyebutkan nama itu lagi tapi langsung dibalas dengan tatapan tajam dari anaknya dengan nama Silvi ini.
"Sudahlah ini hanya masalah kecil... dan lagi karena dia adalah murid baru dia tidak tahu apa-apa mengenai akademi ini jadi untuk sekarang dia di bebaskan dulu"
"Tapi mana bisa begitu ibu... orang ini sudah berani menghina Ultimate Aptitude dia harusnya mendapat hukuman"
"Tunggu apa kau punya dendam pribadi padaku? kenapa kau sebegitunya ingin aku dihukum...."
Dia kembali menatap tajam ke arahku dengan tatapan yang lebih intens.
"Diamlah...."
"Apa hebatnya memang Ultimate Aptitude itu sampai-sampai kau sebegitu marahnya"
"Ohhh... Kau meremehkan kami para Ultimate Aptitude yah... Kalau begitu bagaimana jika kau berduel denganku"
"Nona Silvi anda tidak perlu sampai turun tangan hanya untuk mengatasinya jadi Ijinkan saya saja yang melawannya" Ucap Perempuan dengan nama Yuna itu
"Tidak perlu Yuna yang dia remehkan bukan aku... tapi Ultimate Aptitude... Jadi mari kita lihat apakah dia cukup kuat untuk mengalahkan Anggota Ultimate Aptitude Kursi Kesepuluh"
"Heee.... Kenapa aku harus melakukan hal merepotkan seperti itu..." Ucapku.
"Sudahlah terima saja Rey kalau tidak dia akan terus menghantuimu" Naomi yang sedari tadi diam kemudian angkat bicara.
"Kenapa kau malah mendukung anakmu sendiri untuk melakukan kekerasan..."
"Jadi bagaimana apakah kau setuju..."
"Haaa... Baiklah- Baiklah aku setuju daripada aku terus di hantui olehmu..."
"Yoshh... Sudah diputuskan kalian akan melakukan duel di Arena Latihan dalam 1 Jam aku akan memberitahukan pada para murid mengenai hal ini jadi kalian berdua segeralah bersiap-siap" Ucapnya terdengar bergitu semangat.
"Haaaa..... Aku mengambil keputusan yang salah"
~ ~ ~
55 Menit Kemudian...
"Kudengar ada yang berani berduel dengan Queen of elegance"
"Dia pasti sudah gila berani berduel dengan kursi kesepuluh Ultimate Aptitude"
"Tapi dari yang kudengar dia adalah anak baru...."
"Kalau begitu dia pasti sangat tidak beruntung..."
"Heyyy Lihat itu dia yang berani menantang Silvi'
"Semoga Kau tenang"
Itulah ocehan yang ku dengar dari mulut- mulut murid akademi dalam perjalanan ku menuju ke Arena tanding, dari yang ku dengar mungkin Silvi ini adalah orang yang begitu kuat,Tapi apa-apaan julukannya itu.
"Ohh... jadi kau yah anak baru itu..." Seseorang terdengar tengah berusaha mengajak ku berbicara dari arah belakang.
"Siapa?" Tanyaku ketika berbalik dan mendapati seorang anak laki-laki berambut merah tengah tersenyum ke arahku.
"Perkenalkan namaku Tian...." Ucapnya kemudian mengulurkan tangannya mengajak berjabatan.
"Aku Rey.."
"Senang berkenalan dengan mu Rey.... Seperti nya kau sangat tidak bersemangat yah... ada apa? apa kau takut"
"Takut pada siapa?"
"Tentu saja pada Lawanmu nanti... yah kurasa itu hal yang wajar"
"Apa dia memang sehebat itu"
"Yah... dia adalah Murid terbaik di akademi ini, kemampuannya di sebut dengan World Create sebuah kemampuan menciptakan segala hal yang dia imajinasikan tak terbatas pada apapun, dan lagi dia sudah masuk ke dalam Sepuluh orang terkuat di indonesia pada usianya yang masih muda selain itu dia juga pintar dan cantik membuatnya menjadi idola di akademi ini"
"Terima kasih atas informasi yang kau berikan dan dari hal itu aku menyimpukan kalau kau adalah salah satu penggemarnya"
"Tentu saja bahkan tidak hanya aku Hampir semua murid yang ada di akademi ini juga ikut mengidolakannya bahkan dia punya Fanclub sendiri dan aku adalah bagian dari Fanclub itu"
"Apa tidak apa-apa kalau kau memberitahukan hal itu pada orang yang akan menjadi lawan idolamu"
"Aku hanya meyampaikan hal itu untuk memberitahukan kehebatan Ratu kami kepada Rakyat Rendahan seperti mu hahaha... sekarang kau akan menyesal setelah berani menantang Ratu kami... Kalau begitu sampai jumpa Pecundang" Ucapnya Kemudian berlalu pergi.
"Orang itu pasti sudah tidak waras.... haaa sekarang aku merindukan kehidupanku yang damai" Ucapku melanjutkan langkahku menuju ke arena tanding.
Saat sampai di arena ini seluruh tempat duduk yang mengelilingi arena telah di penuhi oleh para murid-murid akademi mulai dari laki-laki maupun perempuan.
Sedangkan Di tengah arena sudah ada Silvi yang sedang berdiri dengan santai sambil memandang ke arah ku yang muncul dari pintu di hadapannya.
"Kenapa kau lama sekali... apa kah kau ketakutkan?" Ucapnya dengan nada Sombong.
"Aku tidak lama tapi kau lah yang terlalu cepat datang"
"Terserahmu saja..."
Tak lama setelah itu seorang Laki-laki ikut masuk ke arena.
"Ekhemm.... Aku yang akan menjadi wasit kalian kali ini... Peraturannya Setiap peserta hanya boleh menggunakan Kemampuan menyerang yang tidak berbahaya pada lawan siapa yang pertama kali menyerah ataupun jatuh akan di nyatakan kalah mengerti?"
"Mengerti"
"Mengerti"
"Kalau begitu... Mulai"
"Sebaiknya kau menyerah saja selagi masih bisa" Ucapnya sombong.
"Haaa... Baiklah Aku Menyerah"
Note : Support Author Dengan Cara Like & Vote
Saran & Kritik Sertakan Di kolom Komen
Okayy...See u next chapter
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!