Aku sudah di tepi danau, tapi suamiku dan pasukannya masih mengejar ku. aku salah apa sebagai seorang istri yang mencintai suaminya. bahkan aku rela mempertaruhkan nyawa ku untuk suamiku naik tahtanya. tapi ia membalasnya dengan keji. Jika aku lahir kembali aku ingin menjadi seorang yang sederhana dan jauh dari pengkhianatan dunia.
Suamiku dan pasukannya sudah dekat. aku sudah pasrah tidak bisa bergerak lagi. Darah, Keringat, dan Air mata sudah mengalir deras di tubuhku. selanjutnya aku tinggal menunggu kematian datang padaku. Sungguh malangnya nasibku. Walaupun demikian aku juga tahu kalau sebenarnya aku takut dengan kematian. Tanganku bergetar tiada henti, begitu juga dengan tubuh dan kakiku.
Suamiku sudah menemukanku!. Aku hanya bisa menutup mata menahan air mata. aku tidak mau menangis untuknya. Aku bersumpah dalam hatiku jika aku lahir kembali dan bertemu dengannya aku pastikan ia hidup dalam penderitaan yang menyakitkan.
Suamiku mendekati ku dengan jarak yang begitu dekat ia pun mencium keningku dengan sangat dingin. lalu mendekatkan bibirnya ke telingaku.
"Sudah siap mati? Istriku yang jelek". Aku tersentak kaget begitu tega ia mengucapkan hal seperti itu. Dalam hatiku sudah bertekad bulat aku akan membunuhnya duluan suatu saat nanti.
"Sudah siap! Suamiku yang Dekil". memberanikan diri untuk membalas bisikan kejinya itu dengan sangat tenang. Itu membuatnya sangat marah. Ia pun berdiri dan langsung menunjukkan pedangnya ke arahku. "Terimakasih atas kebaikanmu Jendral, tapi sekarang aku tidak butuh kamu lagi". Itulah kata-kata terakhirnya yang selalu terngiang di otakku. dan aku sulit melupakan itu.
Saat itu aku membalas perkataanya dengan nada lembut "Sama-sama Sayang". Sebelum akhirnya semua berakhir dalam satu malam. Dimana malam itu adalah malam anniversary ku yang 4 tahun dengannya. aku ingat tahun lalu. ia selalu memberikan ku hadiah yang sangat indah. tapi aku baru menyadarinya bahwa itu semua hanyalah pencitraan, untuk membujukku mendapatkan ambisinya.
Semuanya menjadi gelap ketika pedang suamiku menusuk jantungku. Aku sempat melihat darahku mengalir deras dan aku menangis mengeluarkan air mata yang sudah tidak tertahankan lagi.
Ketika kegelapan itu berakhir. ada sebuah cahaya menghampiriku. dan itu adalah tanda aku akan lahir kembali ke dunia. kata orang butuh seribu tahun untuk bereinkarnasi kembali. tapi aku malah bereinkarnasi kembali di masa yang sama. Menjadi seorang anak dari seorang petani di perbatasan kota.
Aku lahir kembali menjadi seorang bocah berumur Lima tahun. Apa yang bisa dilakukan bocah berumur Lima tahun. Sekarang aku mengerti bahwa Tuhan tidak menginginkan aku mati. ia mengabulkan ku untuk balas dendam pada suamiku yang merupakan raja pada masa ini. walaupun sekarang aku hanyalah gadis berumur lima tahun dan aku adalah seorang yang miskin. tapi aku yakin suatu saat nanti aku bisa membunuh suamiku sendiri.
Sekarang bukan waktunya aku memikirkan tentang balas dendam itu. Sekarang waktunya aku memainkan peran ku terlebih dahulu. Sudah seharusnya aku bersikap layaknya bocah berumur Lima tahun. dan suatu saat ketika aku besar nanti yang berati suamiku semakin tua aku dengan mudahnya membuatnya mati di tanganku.
Mungkin kalau mati saja tidak cukup membuatnya menderita. aku akan menyiksanya secara perlahan. dan membuatnya sangat menderita. itulah yang ingin aku lakukan.
kalau masalah strategi aku adalah orang yang pintar berstrategi, Karena aku adalah Laluna Layla seorang anak keturunan Jendral Perang. Sari semenjak nenek moyang keluarga kami hidup sebagai Jendral tak peduli itu Jendral wanita atau apa, tapi keluarga kami tidak ada tandingannya saat memimpin peperangan dan aku sendirilah yang membunuh ayahku sendiri karena memberontak untuk mendapatkan suamiku tahtanya. Benar yang dikatakan ayah aku akan menyesal dan kini aku sangat menyesal tidak mendengarkan nya.
14 tahun kemudian..
Aku adalah Laluna. aku lahir kembali tanpa nama keluarga. ayahku seorang petani biasa. Dulu saat umurku lima tahun, kami sempat mengalami krisis ekonomi. tapi semua itu sudah berlalu oleh kepintaran ku. Semua orang di desa mengakui itu.
Hari yang cerah, aku akhirnya tumbuh dewasa. artinya semakin dekat dengan tujuanku untuk membalaskan dendam. Rencana utamanya adalah aku sekarang pergi ke ibu kota untuk berdagang. aku akan mengumpulkan uang untuk membeli pasukan ku sendiri. Setelah itu akan menghancurkan pasukan-pasukannya secara perlahan.
Aku pun berjalan dengan percaya diri tanpa keraguan di hatiku sama sekali. karena sebenarnya aku sudah tahu betul seluk beluk ibu kota. sebagai Jendral aku memang seharusnya mengetahui seluk beluk semua wilayah kerajaan.
Saat aku sedang asik berjalan, sebuah penunggang kuda berkendara dengan sangat ceroboh datang hampir menabrak ku. Apa aku harus mengalami kematian untuk yang kedua kalinya.
Aku memejamkan mata tidak mau melihat apa yang terjadi padaku setelahnya. setelah cukup lama aku memejamkan mata. Tidak terjadi apa-apa. Aku pun membukakan mataku sedikit mengintip, apa yang sudah terjadi. Ternyata ada seseorang yang menghadang dan menenangkan kuda itu.
"Nona manis apa kamu tidak apa-apa?" tanya seorang pria muda yang tampan. Semua orang di ibukota menonton kejadian tersebut. Aku merasa tidak asing dengan wajahnya. Aku mencoba mengingat kembali wajah-wajah orang di kehidupanku yang dulu.
"Iya, saya tidak apa-apa. berkat tuan. Terimakasih, Tuan." Aku meluncurkan aktingku yang pura-pura ramah didepan semua orang. Terdengar seseorang gadis di sana berteriak kagum pada pria yang menyelamatkan ku.
"Kyaa, hey lihat itu, itu putra mahkota dan pangeran ke 9" Teriak gadis yang begitu mengagumi putra mahkotanya. semua orang menjadi gaduh, memuji putra mahkota itu. Aku ingat di kehidupan ku sebelumnya aku memiliki seorang anak yang aku tinggalkan saat ia berumur tujuh tahun. Kalau ia adalah putra mahkota, yang artinya putra pertama Raja. Ini artinya dia adalah anakku.
Hatiku sengat senang sekali bisa kembali hidup dan melihat putraku tumbuh dewasa. walau kini kita harus menjadi orang yang berbeda jarak umur tujuh tahun itu. tapi aku tetap senang bisa melihatnya sekali lagi di kehidupan ini. ingin sekali aku memeluknya dan mengatakan, aku adalah ibunya.
"Nona!? apa nona tidak apa-apa?"
"A,ah iya.., saya cuman sedikit kaget."
"Sebagai permohonan maaf untuk adikku. Bagaimana kita pergi ke suatu tempat untuk menebusnya."
"Ah, tidak perlu. Saya masih ada urusan."
"Nona, maafkan saya. hari ini saya sedang belajar berkuda dengan kakak saya. mohon nona menerima tawaran kakak saya untuk menebus kesalahanku."
"Baiklah. kalau begitu"
kami pergi ketempat pelatihan para pangeran berkuda. sebelumnya aku juga pernah kesini dan berlatih kuda untuk memimpin pasukan. waktu itu ketika umurku 14 tahun dimasa itu. Aku ceroboh sekali hingga mengalami hal yang sama dengan pangeran ini. tapi suamiku datang dan menolongku. di sanalah kami mulai saling berinteraksi dan di sanalah kisah cinta kami dimulai.
Suamiku adalah cinta pertamaku dan Aku adalah cinta pertamanya. aku tidak tahu kalau pada akhirnya itu semua cuman naskah belaka. tapi dengan aku yang sekarang aku tidak akan percaya apapun dan takut apapun.
Semua tatanan kandang kuda dan tempat pelatihannya tetap sama seperti dulu. ini semua membuatku rindu pada ayahku di kehidupanku sebelumnya.
"Nona!? Anda terlihat melamun lagi apa ada masalah?"
Anakku benar-benar mengkhawatirkan aku. "Tidak tuan, tapi saya bisa mengajarkan. adik tuan berkuda." Di sana aku merasa ingin sekali membantu anakku, dia sangat sekali kepada adiknya. dia tidak peduli kalau mereka berbeda ibu bukan. tidak sia-sia aku menanamkan nilai-nilai baik seperti ini pada anakku sendiri.
Wajahnya terlihat kaget sembari meragukan kemampuanku berkuda. Anakku tidak tahu kalau aku ini Jendral wanita yang paling hebat di seluruh daratan kerajaan. "Nona, bisa berkuda!?"
Tanpa ragu aku langsung berjalan menuju per kandangan kuda dan memilih kuda yang tepat untuk aku tunggangi. tidak disangka-sangka aku masih melihat kuda kesayanganku yang dirawat dengan baik. tapa sadar aku langsung berlari kearahnya. Terdengar suara sepatu mengikuti ku dari belakang.
"Bukankah ini kuda yang bagus? Ini adalah kuda kesayangan ibuku. Aku sendiri yang merawatnya. tapi tampaknya kuda ini sudah cukup tua untuk ditunggangi. lebih baik, nona. mencari kuda yang lain." Suaranya tampak sedih. apakah dia merindukan ku. Aku tidak cukup sabar ingin memberitahunya, kalau aku ini ibunya yang lahir kembali.
"Ah, ini tuan saya tidak akan memilihnya tapi kuda ini sangat familiar bagi saya." aku hanya berkata seadanya, agar aku tidak terlalu dicurigai oleh anakku sendiri. pokoknya aku tidak boleh menyerah demi mewujudkan balas dendam ku pada suami tak tahu malu itu.
"Bagitu ya.., tapi yang pernah menungganginya hanyalah ibuku saja." wajahnya tampak murung. ingin sekali aku memeluknya. tapi aku harus menahannya demi tujuanku.
Seingat ku aku pernah menghadiahkannya sebuah kuda yang ia pelihara dari kecil seharusnya aku mengetahui dimana kuda itu. Aku pun terpaku pada kuda yang terlihat gagah dan mempesona bagiku itu. bukan hanya itu yang membuatku terpesona, tapi penanda yang aku berikan padanya masih melekat di lehernya. Kalung yang sengaja aku buat untuk memanjakan putraku sendiri.
Aku langsung menunjuk kuda itu "Aku memilih kuda yang ini." tapi lagi-lagi anakku murung melihatku. kelihatan sekali ia sangat merindukanku. aku tidak tega melihat anakku sendiri seperti ini.
"Pilihan yang bagus, nona. Ini adalah kuda kesayangan kakakku. aku akan membantu mu mempersiapkan kudanya." sepertinya anakku benar-benar merasa kehilanganku. yang bisa kulakukan adalah membuatnya mengingat kembali kenangan ku bersamanya di kehidupan masa laluku.
Aku pun dengan mudah menguasai kuda itu. dan aku mulai menjelaskan kembali ajaran tentang berkuda kepada anakku dan adik tirinya itu. Aku membicarakan kalimat inti dari pengajaran berkuda itu. Tampak anakku terbelalak kaget melihat aku mengucapkan hal yang sama dengan yang aku ucapkan sewaktu aku mengajarkannya dahulu.
Tidak disangka-sangka anakku malah memelukku erat. Ini sangat tiba-tiba, aku belum siap dipeluk oleh seorang pria meskipun ia adalah anakku sendiri. Tapi aku melihat matanya yang berair. Aku pun perlahan melepaskan pelukannya. aku tidak mau semua rencana ku gagal sampai disini.
"Maaf, tuan. sebaiknya tuan tenangkan diri tuan."
"Ah, Maaf atas kelancangan ku. saya akan mengantar nona pulang."
"Terimakasih tuan."
...***...
Anakku pun mengantarku kembali ke ibukota. Akhirnya aku berpisah dengannya. Walau hal ini sangat tidak aku inginkan, tapi aku tidak boleh goyah. aku adalah orang yang memegang prinsip ku.
Tak lama aku bisa menghembuskan nafas lega, seorang pria menarik kantung koin emas ku. Dia hampir berhasil mencopet ku. untungnya aku diam-diam mempelajari ilmu beladiri di desa, tanpa di ketahui oleh siapapun. pada dasarnya walau aku sudah berpengalaman tapi tubuh ini belum berpengalaman jadi aku harus melatihnya untuk mencapai tujuanku.
Tapi kekuatan pria itu semakin kuat. aku pun juga menambah kekuatanku dan melancarkan serangan ku. pria pencopet itu pun terjatuh. dan memohon minta ampun. aku terlalu marah hingga hilang kesabaran ku, aku ingin cepat mengakhirinya, tapi seseorang datang dan menghentikan ku. tampak orang-orang yang menonton kami tiba-tiba bubar.
Aku pun segera melirik orang yang berhasil menghentikan ku, dan tidak disangka ia adalah Pangeran ke empat. Anak dari kedua musuhku sendiri yaitu Si suami dekil dan si kakak jalan. itu kebetulan sekali, aku ingin membunuh anak ini juga. aku pun hendak memukulnya juga dengan tanganku yang satunya lagi tapi dengan lincah ia menghindari ku dan malah memegang kedua tanganku dengan sangat erat.
"Si,siapa kamu!? lepaskan aku bocah!" aku tidak sadar, aku memilih kata-kata yang salah untuk berhadapan didepan umum seperti ini. seharusnya aku lebih hati-hati. tapi ia malah menggenggam tanganku dengan sangat keras.
"Kamu tidak dengar, dia sudah memohon padamu. masih mau dilanjutkan?" Ia pun melepaskan tanganku. dan pergi meninggalkanku. sambil berkata untuk mengakhiri perjumpaannya.
"Hey gadis liar, emangnya umurmu berapa? beraninya kamu memanggilku bocah." Aku tersadar aku memang tidak tahu umur setelah aku memasuki ibukota. padahal aku sudah berusaha keras untuk menjadi gadis seumuran ku yang sekarang. jika semua terbongkar maka rencana ku akan sia-sia.
"Aku tidak peduli. aku juga tidak takut pada siapapun termasuk kamu!" Aku memberanikan diri untuk bersikap tegas kepadanya. aku tahu orang-orang di ibukota selalu menipu orang-orang desa, terutama orang desa yang baru pertama kali ke ibukota.
Terdengar samar, ia seperti mengatakan sebuah kata "menarik" tapi tidak tahu pasti. aku hanya mendengar dengan suara tersamar-samar. aku berusaha menenangkan diriku, supaya aku bisa fokus kepada tujuanku.
Aku hendak pulang, tapi tiba-tiba pengawal anak itu menghadang ku. mereka menahan ku, aku mencoba untuk berontak dan meminta tolong kepada orang-orang disekitar. namun tampaknya orang-orang enggan dan merasa takut. tidak tahu apa yang mereka lakukan tapi aku tiba-tiba kehilangan kesadaran ku.
>>Sudut pandang Raja<<
Setelah aku membunuh istriku sendiri, aku langsung memeluknya. aku tahu aku tak pantas menjadi suaminya. walaupun sudah di bereskan semuanya tapi politik kerajaan masih berlanjut hingga mendesak ku untuk membunuhnya. aku tidak punya cara lain selain mengikuti alurnya.
Aku tidak tahan menahan tangis melihatnya begini. aku semakin bersalah tidak berterus terang padanya saat itu. ini hanya menjadi mimpi buruk ku setiap malam. aku selalu memimpikan ya di setiap malam hingga aku jatuh sakit-sakitan.
Sebelumnya dia sudah pernah terluka olehku yang menikahi wanita-wanita yang Ayahku berikan. Walaupun aku tidak begitu tertarik, tetapi Ibu dan ayahku selaku penguasa pada saat itu merasa terhina atas penolakan ku. aku pun dijebak dan akhirnya salah satu wanita hadiah dari Ayahku hamil. itu adalah anak keduaku. aku tahu istriku sangat terpukul oleh politik kerajaan itu.
Kini aku hanya raja yang lemah, tanpa ada Jendral kuat berada di sampingku. Bertahun-tahun aku menyesalinya, tapi itu membuat keadaanku semakin memburuk. Hingga tiba saatnya penobatan anakku dan istriku menjadi seorang putra mahkota. Sedikit aku bisa melupakannya dan mulai fokus mendidik anak-anakku untuk memimpin kerajaan lebih baik lagi. dan aku pun menerapkan beberapa sistem kerajaan sesuai apa yang dicita-citakan oleh istriku.
>> Sudut pandang tokoh utama<<
Setelah aku sadar, aku berada di tempat yang asing. tempat yang benar benar aku benci, yaitu kediaman pangeran. sesaat sesudah aku bangun aku menyadari tempat ini tidak terlalu asing bagiku. karena kediaman ini adalah kediaman aku dengan suamiku. ini hanya membuatku mengingat kejadian bodoh aku dengannya. sungguh aku sangat muak ada disini.
Aku tahu tidak mudah keluar dari sini, aku harus memutar otakku melancarkan strategi yang tepat. karena ini dulunya adalah kediamanku, maka aku hafal betul bagaimana tempat ini. walaupun sudah puluhan tahun tapi tempat ini tidak banyak berubah. Walau kelihatannya saja seperti yang berubah, tetap saja denahnya akan sama seperti dulu.
Aku melangkah dengan hati-hati menuju jendela. aku pun mendengar suara langkah kaki menuju kemari, aku bimbang antara langsung bergegas atau kembali ke ranjang. sebelumnya aku tidak pernah merasa bimbang seperti ini. Aku adalah jendral yang kuat akan keyakinan ku sendiri.
aku langsung melompat dengan tubuhku yang lentur tanpa menimbulkan suara. seperti yang aku duga. di kamar ini sebelah jendela ini adalah sebuah taman yang kurang penerangan, dulu taman ini adalah taman yang terbengkalai dan hendak aku jadikan sebuah taman bunga. tetapi aku tidak sempat melakukannya. aku yang dulu terlanjur binasa.
aku mengendap ke arah belakang. tapi aku mengurungkan niat itu aku memilih pergi kearah samping. kalau aku pergi kebelakang mereka akan mudah menebak ku dan kembali menangkap ku. aku sungguh tidak tahu apa masalahku denganya yang jelas aku membenci pria muda itu. lahir dari penghianat pasti anaknya juga sama. buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
aku melihat mereka membuka kamar itu, mereka semua panik. terdengar pria muda itu berteriak untuk memberikan perintah mencari ku. tidak sengaja aku melihat ada seorang penjaga yang tengah tertidur di belakang.
Aku teringat dengan racun, dan racikan herbal yang aku buat di kantung ku. aku pun mengeluarkan racikan herbal yang bisa membuat orang tidur dalam jangka waktu yang lama. perlahan aku membukakan mulut pria tersebut untuk meminum cairan yang aku buat. setelah itu aku merebut bajunya dan berdandan layaknya seperti penjaga yang lainnya. aku menyimpan pria itu di bawah kolong sebuah gerobak yang sudah tak terpakai dan aku pun berpura-pura seperti pria tadi, tidur dengan lelap di sembari bersandar Kedinding bangunan.
aku mulai mendengar suara langkah kaki dari suaranya aku bisa menebak ada sekitar lima orang pengawal menuju kemari. dan tebakanku benar lima orang itu mendekatiku. mereka dengan sigap melihat-lihat sekitar dan mencoba membangunkan ku untuk bertanya.
"Hey kamu pemalas, apa kamu melihat seorang wanita kampungan lewat sekitar sini?" mereka bertanya dengan nada merendahkan. mereka menyebutku kampungan. memang fakta aku berasal dari kampung, tetapi tidak tahu kenapa aku merasa kesal oleh mereka. aku berusaha menenangkan diri, sudah selayaknya Jendral memiliki hati yang tenang. aku tidak boleh mudah terpancing olehnya.
di kepalaku muncul ide ide strategi selajutnya. " Kurasa aku melihatnya, tetapi tidak tahu kemana. aku merasa lelah tuan maaf." Kurasa aku sudah cukup untuk mengalihkan perhatiannya. aku akan mulai mencari jalan keluar untuk aku pergi dari sini. aku tidak boleh bertindak gegabah. mereka pun pergi mencari, aku pun mengikuti mereka. Menurut firasat ku pemuda yang menculik ku itu akan menuju kemari.
Tidak lama kami sudah menempuh 50 meter dari sana, ternyata dugaan ku benar. Pria itu mencari ku kesana. yang aku takutkan. ia menemukan seorang penjaga yang aku sembunyikan di bawah gerobak itu . kalau itu terjadi sekiranya 5 menit kemudian mereka akan menyusul kami dan memeriksa kami. sebelum itu terjadi aku menyuruh mereka memecah tim menjadi dua lagi, sehingga tiga orang menuju kebelakang dan tiga orang lagi menuju danau. sepertinya jika aku ikut tim yang ke danau aku akan aman, karena sebelum arah ke danau banyak persimpangan penjaga yang sedang mengawasi di gudang bahan dan persediaan makanan.
kami langsung bergegas berpencar memecah tim. untuk yang ketiga kalinya aku benar. namun mereka menyusul kami setelah tujuh menit kemudian, artinya mereka telat dua menit. timku sudah bercampur di daerah ramai. dekat persediaan makanan. tidak mungkin mereka menemukanku.
aku pun meninggalkan timku dan berbelok ke arah lain, aku mengikuti para pengawal pengangkut bahan persediaan tersebut. ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa keluar dari kediaman yang memuakkan ini. mereka pun mengangkut makanan kedalam kereta khusus pengangkutan itu. aku berpura-pura hendak membawa persediaan makanan keluar dengan pengawal yang lain. mereka tampak tidak curiga dengan kehadiranku yang tiba-tiba.
kubawa barang tersebut bersama dua orang pengawal yang lain, sebelum keluar dari kediaman. para pengawal penjaga siap memeriksa kami. tanpa banyak tindak kami pun lolos dan keluar dari kediaman tersebut. hatiku sedikit lega setelah keluar dari neraka itu. aku tahu aku akan berhasil, tidak ada yang bisa menandingi strategi jendral besar sepertiku. tak ada satu pun.
aku berusaha melirik kebelakang diam-diam sepertinya, pangeran memerintahkan untuk menghentikan pengiriman bahan persediaan dan menutup semua gerbang. aku tersenyum tipis, menikmati kemenangan ku di awal strategi pengalamanku.
Sudah terlalu larut, kami membawa persediaan sudah cukup jauh. Kami pun beristirahat. kini rencana terakhirku untuk kabur dari dua pengawal ini adalah berpura-pura sedang berjaga sedangkan yang lainnya beristirahat. ketika semuanya sudah tampak tertidur. aku pun diam-diam kabur kearah hutan. aku tidak takut hutan ini, aku sudah familiar dengan hutan di kawasan ku sendiri.
tidak menyangka setelah aku pergi, aku nampak dari kejauhan pangeran dan beberapa orang assassin mengejar ku sampai sejauh ini. hatiku mulai tidak tenang kembali. aku langsung lari dengan hati-hati, aku ingat jalan pintas untuk menemukan sebuah jalan kembali. aku melepaskan kostum pengawal yang aku kenakan dan cepat menggantinya dengan bajuku semula. dan kembali berlari dengan hati-hati. aku tahu seorang assassin jika mendengar suara sedikitpun akan langsung cekatan.
Setelah berlari cukup lama akhirnya aku menemukan jalan. aku melihat sebuah kereta istana yang diiringi pengawal yang cukup banyak. Aku berinisiatif untuk menghadangnya. dan pengawal pengawal itu langsung mengacungkan tombaknya ke depan wajahku, aku melihat tanda putra mahkota pada kereta itu. itu artinya anakku ada didalam, aku berusaha meminta bantuannya dengan cara. berpura-pura memohon dalam bahaya.
tapi pengawal itu tidak percaya dan malah mengusirku. karena merasa tertahan lama. Putra mahkota pun keluar dari keretanya. dan melihat aku yang sedang putus asa. putra mahkota pun memberikan perintah untuk menjauhkan tombak mereka dariku. ia pun menolongku dan memberikanku sebuah tumpangan. akhirnya aku merasa aman untuk yang kedua kalinya.
"Ada masalah apa tengah malam kamu masih berkeliaran di jalan yang sepi seperti ini?" aku tahu dia bertanya antara keheranan, curiga juga khawatir. Aku harus memutar otakku supaya aku bisa lolos dari bebagai arah.
"emm.., itu.." aku menceritakan kepadanya, kalau semenjak ia pergi meninggalkan tempat pelatihan kuda itu, seorang sudah membuntuti ku. dan menyuruh seorang pencopet untuk merampokku. aku bilang kepadanya kalau aku bisa melawannya, tapi tampaknya ia sedikit ragu karena tubuhku yang kecil ini. setelah itu aku ceritakan bahwa orang-orang tiba-tiba menjauh dan mengatakan kepada orang itu bahwa ia adalah pangeran ke empat. lalu ia menculik ku, tanpa alasan yang jelas. ketika aku bangun aku sudah berada di kediamannya. jadi aku memilih kabur.
Putra mahkota nampak berusaha mencerna kata-kata ku dengan baik. Kini yang aku bisa lakukan adalah membuatnya percaya akan pernyataan ku. aku sudah bercerita dengan sangat polos mungkin ia akan percaya denganku, dia pasti tahu aku hanyalah gadis desa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!