NovelToon NovelToon

WANITA CEO TAMPAN

GEOFFREY

Sofa yang empuk menjadi pilihan yang tepat untuk seorang wanita muda yang sedang hamil 9 bulan. Wanita itu adalah Lita yang bersuamikan seorang pengusaha sukses bermana Luky. Dengan majalah yang ada di tangannya, Lita menghilangkan rasa jenuh saat menunggu kepulangan sang suami yang sudah pergi selama dua minggu ke luar negeri untuk perjalanan bisnis. Sesekali Lita melirik jam yang berputar di dinding kamarnya.

"Kenapa lama sekali dia? Apa penerbangannya di tunda?" Kata tanya yang terlintas di pikiran Lita.

Tak lama kemudian suara seorang pria yang di nantikan terdengar di telinga Lita. Ia bangkit dan menuruni anak tangga untuk menyambut kepulang Luky yang membawa setangkai bunga mawar merah untuknya.

"Akhirnya kau kembali, aku sangat merindukanmu!" Ucap Lita memeluk tubuh Luky dengan hangat.

"Aku juga sangat merindukanmu, sayang." Balas Luky.

Setelah memberikan setangkai mawar yang khusus ia beli saat perjalanan pulang, Luky berjongkong dan mengelus perut istrinya.

"Bagaimana keadaan bayiku? Apa dia agresif seperti biasanya?" Tanya Luky pada Lita.

"Iya, seharian ini dia selalu saja menendang perutku." Sahut Lita.

Luky mencium perut istrinya sambil mengelusnya dengan lembut. Luky dan Lita menghabiskan waktu di dalam kamarnya untuk membunuh rindu yang mereka rasakan setelah terpisah selama dua minggu.

Puas mencumbui istrinya, Luky pergi mandi dan beristirahat di dalam kamar. Sementara Lita mengisi waktunya untuk menyiapkan makan malam bersama dengan para pelayan yang bekerja membantu dirinya.

Saat Lita hendak mengambil bahan makanan di kulkas, ia merasakan sakit pada perutnya. Lita berteriak kesakitan saat mengalami kontraksi hebat pada kehamilannya itu.

Seorang pelayan memanggil Luky yang sedang terlelap di dalam kamarnya. Luky seketika bangun saat mengetahui kalau Lita akan segera melahirkan bayinya.

Luky membawa Lita kerumah sakit yang dimiliki oleh sahabatnya yakni Devan. Di salah satu ruang bersalin, Lita berjuang melahirkan buah cintanya bersama Luky. Luky merasa sangat tegang ketika melihat Lita yang berpeluh keringat dan berteriak untuk mengeluarkan bayinya secara normal.

Tak lama kemudian, tangisan bayi bergema di ruangan tersebut. Bayi laki-laki yang masih ada noda darah itu berhasil membuat sang mantan playboy menitikkan air matanya. Luky sangat terharu melihat darah dagingnya yang baru saja lahir ke dunia.

"Lihatlah, dia sangat tampan!" Ucap Luky pada Lita yang sedang menggendong bayinya.

"Iya! Dia tampan seperti dirimu." Sahut Lita.

"Terima kasih telah berjuang melahirkan bayi untukku." Ucap Luky sembari mencium kening Lita.

"Siapa nama bayi kita?" Tanya Lita.

"Aku akan memberinya nama Geoffrey." Jawab Luky.

"Geof?" Tanya Lita lagi.

"Iya, sayang! Kita akan memanggilnya Geof." Sahut Luky.

 

Setalah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit, Lita kembali kerumah dengan membawa bayi kecilnya. Lita meletakkan bayinya di atas ranjang bayi setelah ia menyusuinya.

Luky yang sedang berbahagia di kunjungi oleh sahabatnya yaitu Abrar. Abrar datang membawa istrinya yakni Balqis yang pada saat itu sudah memiliki seorang putra bernama Azlan.

Azlan mendekati ranjang bayi dan menatap Geof yang terlelap tidur disana.

"Dia sangat tampan!" Seru Balqis melihat Geof.

"Tidak! Hanya aku yang paling tampan di dunia ini." Sahut Azlan.

Perkataan Azlan mengundang gelak tawa bagi siapa saja yang mendengarnya saat itu. Azlan tersenyum saat Geof menggenggam jarinya.

"Geof, ayo kita berteman!" Ucap Azlan sambil menatap bayi mungil yang sedang terlelap itu.

 

 

Beberapa tahun kemudian, Geof tumbuh menjadi anak yang ramah dan juga menyenangkan. Ia memiliki banyak teman karena tingkah konyol yang menurun dari orang tuanya.

Sifat Geof semakin konyol ketika ia memiliki sahabat dekat yakni, Azlan, Boy dan juga Kenzo yang tak lain adalah anak-anak dari sahabat kedua orang tuanya.

Walaupun berbeda usia, namun mereka dapat menjalin hubungan persahabatan yang kokoh. Di usia mereka yang masih terbilang remaja, mereka membangun sebuah beskem yang menjadi tempat untuk sekedar berkumpul bersama.

Geof menjadi anak tunggal di keluarganya. Ia sangat di sayangi oleh kedua orang tuanya dan tidak pernah kekurangan apapun. Luky dan Lita selalu memberikan apa sayang yang Geof minta dari mereka. Hal tersebut lah yang membuat Geof memiliki sifat pemalas. Ia hanya suka bermain dengan teman-temannya dan bermalas-malasan jika berada di rumah.

Geof berusia 17 tahun. Luky dan Lita mengadakan acara ulang tahun untuknya yang di rayakan secara mewah. Geof mengundang banyak teman-temannya dan juga sahabatnya. Tak lupa ia juga mengundang seorang gadis yang membuatnya jatuh hati untuk pertama kalinya. Gadis itu bernama Alya yang tak lain adalah teman sekelas Luky di sekolah. Alya adalah gadis yang sangat populer di sekolahnya. Banyak siswa laki-laki yang ingin menjadi kekasihnya. Bahkan mereka rela bersaing dengan yang lainnya demi untuk mendapatkan perhatian dari Alya.

Geof yang berperawakan tampan dan juga kaya mampu mengalahkan banyak siswa laki-laki yang mengejar Alya. Saat di pesta ulang tahunnya yang ke 17, Geof menyatakan perasaannya pada Alya.

"Alya, aku sudah lama menyukaimu. Apa kau mau menjadi pacarku?" Tanya Geof dengan jantung berdegup kencang.

"Iya, aku mau!" Jawab Alya.

Senyuman bahagia terlihat jelas pada bibir remaja yang baru saja menyatakan perasaannya pada seorang gadis yang populer itu. Kini Geof dan Alya resmi berpacaran. Hubungan kasih di antara mereka berdua tersebar begitu cepat di sekolah mereka. Banyak hati siswa laki-laki yang patah karena Alya telah berpacaran dengan Geof.

Geof dan Alya sering terlihat mesra di sekolah. Mereka selalu menghabiskan waktu berdua saat jam istirahat. Geof yang memang sangat menyukai Alya selalu memberikan apapun yang Alya minta padanya. Apa saja, asalkan Geof melihat raut wajah Alya bahagia.

"Geof!" Panggil Alya manja padanya.

"Iya." Sahut Geof.

"Aku sangat bosan!" Kata Alya merengek.

"Lantas kau mau apa?" Tanya Geof.

"Akhir pekan nanti aku mau kita pergi nonton." Pinta Alya.

"Tapi aku tidak bisa! Akhir pekan ini aku ada janji dengan sahabatku Azlan." Kata Geof.

"Kau selalu saja mementingkan sahabat-sahabatmu itu!" Ujar Alya kesal.

Geof melihat raut wajah kesal Alya di hadapannya. Alya terus saja cemberut dan tak mau tersenyum.

"Baiklah! Akhir pekan nanti kita pergi nonton." Kata Geof.

"Benarkah?" Tanya Alya ceria.

"Iya." Sahut Geof seraya mengelus pipi gadis yang ia cintai itu.

 

Dengan terpaksa Geof membatalkan janjinya dengan Azlan hanya demi gadis yang ia cintai itu. Sahabat-sahabat Geof terkadang kesal dengan sikap Geof yang berubah dan jarang bertemu dengan mereka hanya untuk bersama dengan Alya. Rasa cinta yang dimiliki Geof secara berlebihan kepada Alya, membuatnya lupa diri. Di pikiran Geof hanya ada Alya seorang saja.

 

 

Tahun berganti tahun dan kini Geof telah menjadi seorang mahasiswa di universitas ternama di kotanya. Geof dan Alya yang masih menjalin hubungan sudah jarang bertemu karena Alya memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Sesekali mereka hanya bertemu jika libur semester atau Geof yang menyempatkan diri untuk menemui Alya di luar negeri.

Malam hari saat Geof sedang berkumpul dengan sahabat-sahabatnya, tanpa sengaja ia melihat kalender yang menggantung di dinding beskem. Ia melihat tanggal yang menjadi hari ulang tahun kekasihnya itu. Dengan perasaan yang sangat antusias, Geof berencana untuk pergi menemui kekasihnya yang sedang mengecam pendidikan di luar negeri.

Boy yang paling dekat dengan Geof, melihatnya sedang memesan tiket pesawat secara online di ponselnya.

"Mau kemana kau?" Tanya Boy.

"Nyusul Alya!" Sahut Geof.

"Bukankah baru dua bulan yang lalu kau menemuinya?" Tanya Boy lagi.

"Iya, tapi kali ini aku akan menemuinya untuk memberikan kejutan padanya." Jawab Geof.

"Dalam rangka apa?" Tanya Boy.

"Ulang tahun! Aku berniat untuk memberinya kejutan saat dia berulang tahun. Aku akan datang menemuinya tanpa memberi tahukannya." Jawab Geof.

"Asal jangan kau saja yang terkejut nanti jika tiba disana!" sahut Azlan.

"Kenapa?" tanya Geof bingung.

"Alya itu wanita yang cantik! Apa kau yakin tidak ada pria bule yang mendekatinya?" Azlan balik bertanya.

"Tidak! Aku sangat yakin kalau Alya setia padaku." Kata Geof.

"Berdoa saja semoga itu benar terjadi." Sambung Kenzo sambil cengengesan.

Geof tak ambil pusing dengan perkataan teman-temannya yang ia tau tidak pernah menyukai hubungan dirinya bersama Alya. Sahabat-sahabatnya itu menganggap Alya lebih menguasai diri Geof dan memanfaatkan dirinya. Namun Geof yang sudah di butakan oleh cinta selalu menyangkal apa yang di katakan oleh para sahabatnya itu.

 

Geof mengemasi pakaiannya untuk di masukkan kedalam sebuah koper. Lita masuk kedalam kamar putra tunggalnya itu untuk membawakan segelas susu hangat untuknya. Lita tampak bingung melihat aktifitas putranya tersebut yang sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper.

"Apa kau akan pergi?" Tanya Lita pada Geof.

"Iya, ma! Aku akan ke Amerika untuk menemui Alya." Jawab Geof.

"Bukankah kau baru saja menemuinya beberapa bulan lalu?" Tanya Lita lagi.

"Iya, tapi kali ini Alya akan berulang tahun dan aku akan memberinya kejutan." Sahut Geof.

"Tapi bagaimana dengan kuliahmu disini?" Tanya Lita.

"Ma, aku hanya sebentar disana, mungkin 3 hari setelah itu aku akan kembali." Sahut Geof.

Lita hanya menghela nafas melihat putranya yang telalu mencintai kekasihnya itu. Lita duduk di tepi ranjang melihat putranya yang masih membereskan pakaiannya.

Geof terus saja sibuk membereskan pakaiannya tanpa menghiraukan segelas susu hangat yang ada di tangan Lita.

Sampai akhirnya aktifitas Geof terhenti saat mendengar isak tangis Lita yang kesal padanya.

"Ma, mama kenapa?" Tanya Geof yang tak bisa melihat air mata wanita.

"Aku hanya tak ingin kau sakit hati jika suatu saat nanti kau di khianati olehnya." Jawab Lita.

"Ma, Alya itu wanita yang baik! Aku sangat yakin kalau dia setia denganku disana." Kata Geof sedikit kesal pada Lita.

"Tapi Geof, aku rasa kau terlalu berlebihan mencintai dirinya, nak." Kata Lita.

"Ma, dengarkan aku! Aku sangat mencintai Alya dan aku juga sangat yakin kalau Alya juga mencintaiku, jadi mama tidak perlu khawatir pada hubungan kami yang sudah kami jalani selama 4 tahun ini." Kata Geof.

"Ya sudah kalau memang kau begitu yakin dengan perasaanmu itu. Sekarang minumlah susu hangat ini! Mama sudah membuatkannya untukmu." Kata Lita sambil menyodorkan segelas susu untuk putranya.

"Ma, aku sudah dewasa! Aku tak perlu meminum susu ini lagi." Ujar Geof menolak.

"Tapi ini baik untuk kesehatanmu." Kata Lita.

"Aku tidak mau!" Sahut Geof.

"Penerbanganku dua jam lagi, jadi aku harus berangkat ke bandara sekarang! Aku pergi ya, ma." Ucap Geof berlalu setelah mencium pipi Lita.

Lita menatap kepergian putra tunggalnya itu dengan nanar. Ia merasa sangat kesal dengan sikap putranya yang selalu mementingkan kekasihnya saja.

Susu yang hangat itu menjadi dingin di atas meja. Luky melihat raut wajah Lita yang tampak sedih saat itu.

"Ada apa? Kenapa kau sedih?" Tanya Luky.

"Aku merasa telah gagal menjadi ibu yang baik untuk putra kita." Sahut Lita.

"Itu tidak benar! Jangan berkata seperti itu lagi. Geof sudah dewasa dan dia sedang jatuh cinta. Jangan terlalu khawatir padanya." Kata Luky mencoba untuk menenangkan Lita.

"Iya, baiklah." Sahut Lita.

Luky mendekat pada istrinya.

"Lita, aku sangat merindukanmu." Bisik Luky di telinga Lita.

"Setiap hari kita selalu bertemu. Pagi, siang dan malam kau selalu melihatku! Bagaimana bisa kau merindukan aku?" Ujar Lita.

"Dasar wanita tidak peka! Aku menginginkan itu." Teriak Luky kesal pada Lita.

"Itu apa maksudmu?" Tanya Lita berpura-pura tidak tahu.

"Jangan berpura-pura bodoh! Kau tahu apa yang aku inginkan sekarang." Kata Luky langsung menyeret Lita untuk masuk kedalam kamar mereka.

Lita hanya pasrah saja saat Luky menyeretnya untuk masuk kedalam kamar mereka.

 

Geof sedang menunggu penerbangannya di bandara untuk peri ke Amerika menemui Alya yang akan segera berulang tahun. Dengan sangat antusias Geof sudah menyiapkan sebuah cincin indah yang akan menjadi kado spesial di hari ulang tahun kekasihnya tersebut.

"Alya, aku harap cincin ini akan memperkuat cinta kita." Gumam Geof saat sedang menatap cincin yang berada di dalam sebuah kotak kecil di tangannya.

Setelah dua jam menunggu di bandara, akhirnya Geof pun masuk ke dalam pesawat yang akan membawanya menuju ke Amerika. Geof duduk di melihat ponselnya yang masih menyala sebelum pesawat lepas landas. Ia menatap foto Alya yang terlihat cantik sebagai wallpaper ponselnya.

"Kita akan segera bertemu, sayang." Ucap Geof dalam hatinya sembari menatap foto Alya.

Pesawat lepas dari landasan dan Geof mematikan ponselnya. Geof memutuskan untuk beristirahat di pesawat karena perjalanan ke Amerika memerlukan waktu yang sangat panjang. Geof memejamkan matanya dan berkhayal senyuman Alya terukir manis untuknya saat ia sudah tiba di sana.

Tak lama kemudian, Geof pun terlelap dalam tidurnya.

Lebih dari 22 jam lamanya Geof mengudara di dalam pesawat menuju ke Amerika. Dengan menempuh perjalanan yang cukup jauh itu, akhirnya Geof tiba di salah satu bandara Amerika. Geof melangkahkan kakinya mencari taksi untuk pergi ke rumah yang di tempati oleh Alya selama berada di Amerika.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Geof sudah tiba di depan halaman rumah Alya. Disana ia melihat ada sebuah mobil yang terbilang cukup mewah parkir di halaman rumah tersebut.

"Mobil siapa ini? Apa mungkin Alya sedang di kunjungi oleh temannya?" Tanya Geof dalam hatinya.

Geof melangkahkan kakinya menuju ke depan pintu rumah. Ia melihat pintu itu tidak terkunci dan bahkan terbuka sedikit. Geof menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas.

"Dasar gadis ceroboh! Dia pasti lupa menutup pintunya dengan benar." Gumam Geof.

TERKOYAK

Lebih dari 22 jam lamanya Geof mengudara di dalam pesawat menuju ke Amerika. Dengan menempuh perjalanan yang cukup jauh itu, akhirnya Geof tiba di salah satu bandara Amerika. Geof melangkahkan kakinya mencari taksi untuk pergi ke rumah yang di tempati oleh Alya selama berada di Amerika.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Geof sudah tiba di depan halaman rumah Alya. Disana ia melihat ada sebuah mobil yang terbilang cukup mewah parkir di halaman rumah tersebut.

"Mobil siapa ini? Apa mungkin Alya sedang di kunjungi oleh temannya?" Tanya Geof dalam hatinya.

Geof melangkahkan kakinya menuju ke depan pintu rumah. Ia melihat pintu itu tidak terkunci dan bahkan terbuka sedikit. Geof menggelengkan kepalanya sambil menghela nafas.

"Dasar gadis ceroboh! Dia pasti lupa menutup pintunya dengan benar." Gumam Geof.

Geof masuk begitu saja tanpa bersuara sedikitpun. Ia masih ingin memberikan kejutan pada Alya yang saat itu memang berada di dalam rumah. Semakin dekat Geof menuju ke ruang kamar Alya, ia semakin mendengar suara seorang wanita yang sedang bercengkrama dengan pria. Geof sangat penasaran dengan suara yang ia dengar saat itu. Ia terus melangkah maju dan akhirnya tiba di salah satu ruangan dimana Alya sedang duduk bersama dengan seorang pria bule. Saat itu Alya tampak sangat mesra dengan pria bule tersebut.

"Geof!" Ucap Alya kaget.

"Siapa dia?" Tanya Geof sambil menunjuk pria bule itu.

"Kapan kau datang? Kenapa tidak bilang dahulu padaku?" Tanya Alya ingin mengalihkan pertanyaan Geof padanya.

"Aku tanya siapa pria itu?" Bentak Geof.

"Dia....dia temanku!" Sahut Alya gugup.

"Geof, kenapa kau tidak beritahu aku dulu kalau kau ingin kesini?" Tanya Alya.

"Untuk apa aku bilang padamu? Agar kau dapat menutup dengan rapat skandal perselingkuhanmu?" Teriak Geof penuh dengan amarah.

Pria bule yang menjadi kekasih Alya saat di Amerika mendekati Geof dan juga Alya yang sedang bersitegang.

"Who are you?" Tanya James si pria bule yang menjadi kekasih Alya di Amerika.

"Get away from me!" Teriak Geof mendorong James hingga ia tersungkur jatuh ke lantai.

Alya kaget saat Geof mendorong James hingga tersungkur jatuh ke lantai.

"Geof! Apa yang kau lakukan?" Teriak Alya yang justru membela James.

"Apa kau sedang membela selingkuhanmu?" Tanya Geof yang membuat Alya tak bisa berkata-kata.

"Ini untukmu! Selamat ulang tahun." Ujar Geof seraya melemparkan sebuah cincin yang akan ia berikan kepada Alya.

Cincin itu tepat mengenai wajah Alya. Ia melihat sebuah cincin yang terukir indah terjatuh di lantai. Geof pergi begitu saja meninggalkan Alya yang terus mencoba untuk memanggilnya. Dengan perasaan yang terkoyak hancur dan berkeping Geof pergi meninggalkan Amerika menuju kembali ke Indonesia. Masih berada di dalam kamar Alya, James melihat Alya begitu panik dan bergegas pergi untuk mengejar Geof.

"Where are you going?" Tanya James pada Alya.

"None your business!" Sahut Alya.

"Who was that man?" Teriak James.

"That man is my lover!" Jawab Alya.

"Are you trying to play with me?" Teriak James lagi.

James merasa Alya telah mempermainkannya karena Alya mengatakan bahwa Geof adalah kekasihnya sementara James memiliki posisi yang sama dengan Geof di kehidupan Alya. Alya tak mau menggubris perkataan James lagi padanya. Alya pun langsung beranjak keluar rumah dan mengendarai mobilnya dengan kencang. James kembali merasakan kesal saat melihat Alya pergi untuk mengejar Geof yang sudah naik taksi menuju ke bandara.

Tiba di bandara Alya berlari kesana kesini untuk mencari keberadaan Geof, namun ia tak mendapati Geof di sudut manapun. Geof yang melihat Alya sedang mencarinya memilih untuk menghindar dan bersembunyi darinya.

"Untuk apa lagi dia mencariku jika ada pria lain yang sedang menunggunya di negara ini?" Gumam Geof dengan perasaan yang sangat tidak bisa ia kendalikan.

Begitu besar rasa cintanya terhadap wanita yang telah mengkhianati dirinya dengan pria lain bahkan pria itu telah menikmati setiap inci dari tubuh wanita itu. Rasa cinta yang Geof bangun selama 4 tahun lamanya harus terkoyak dan hancur lebur hanya dalam sehari saja. Perasaan yang hancur itu di bawa pulang oleh Geof ke negara tempat tinggalnya dengan perjalanan udara yang menempuh jarak puluhan jam lamanya.

 

*****

Tiba di Indonesia Geof seakan tidak merasakan letih sedikitpun. Ia memutuskan untuk pergi bersenang-senang dengan sahabat-sahabatnya. Geof tak menceritakan apapun kepada sahabat-sahabatnya. Ia hanya terus minum minuman yang beralkohol hingga membuatnya tak sadarkan diri. Semua sahabatnya sangat kebingungan dengan sikap Geof yang baru saja kembali dari Amerika.

"Geof! Ada apa denganmu? Kenapa kau terlalu banyak minum?" Tanya Azlan pada Geof yang sudah mabuk berat.

"Aku benci wanita!" Racau Geof.

Mereka semakin kebingungan mendengar jawaban Geof yang terdengar aneh.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" Tanya Boy.

"Carikan aku seorang wanita untuk menemaniku!" Racau Geof lagi.

"Astaga! Dia sudah sangat mabuk." Gumam Azlan.

"Bawa dia kembali ke apartemennya saja, jangan sampai tante Lita tau akan hal ini." Kata Azlan pada Boy dan juga Kenzo.

Mereka pun membawa Geof pulang ke apartemen miliknya. Saat Geof berulang tahun yang 17, Luky dan Lita memberikan hadiah sebuah apartemen mewah untuknya. Ketiga sahabatnya itu menemani Geof yang sudah tak sadarkan diri di apartemennya.

Keesokan paginya Geof terbangun dan melihat ketiga sahabatnya yang masih tertidur bergelintangan di dalam kamar apartemennya. Azlan yang memilih tidur di sofa terbangun melihat Geof yang sudah duduk sambil memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing.

"Kau sudah bangun!" Ucap Azlan pada Geof.

"Apa yang terjadi? Kenapa kita semua berada di apartemenku?" Tanya Geof.

"Semalam kau sangat mabuk! Kau terlalu banyak minum." Jawab Azlan.

Azlan duduk mendekat pada Geof.

"Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau terlalu banyak minum semalam? Apa kau bertengkar dengan Alya di Amerika?" Tanya Azlan.

"Sudahlah! Aku tak ingin membahas apapun tentang dia." Sahut Geof.

"Hei, kita ini sahabat, bukan? Apa yang berusaha kau tutupi dari kami?" Tanya Azlan memaksa Geof untuk bicara.

Geof pun akhirnya menceritakan semua yang terjadi pada dirinya dan juga Alya. Dengan perasaan yang hancur ia pun mencurahkan isi hatinya kepada Azlan. Disaat itulah Geof merubah pandangannya terhadap wanita. Ia menganggap sosok wanita hanya bisa mempermainkan hati pria saja.

"Kau tidak boleh berpikiran sempit seperti itu, Geof!" Kata Azlan.

"Tidak semua wanita berprilaku seperti apa yang kau pikirkan!" Sambung Azlan lagi.

"Aku tidak perduli! Bagiku sekarang semua wanita sama saja." Sahut Geof.

"Terserah kau!" Ujar Azlan menjadi kesal pada pemikiran Geof terhadap kaum wanita.

 

Semenjak saat itu Geof tidak pernah lagi merasakan cinta yang sesungguhnya. Sikap dan prilakunya semakin tak karuan. Ia bermalas-malasan dirumah pada siang hari dan bersenang-senang di bar pada malam harinya bersama para wanita-wanita penghibur yang rela dan siap naik ke ranjang tidurnya kapanpun ia inginkan. Kedua orang tuanya lambat laun mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Geof. Lita awalnya sangat bersedih dengan kejadian yang menimpa putra tunggalnya itu. Ia bahkan sering menyalahkan dirinya sendiri karena telah gagal menjadi seorang ibu yang baik untuk Geof.

Pukul 10 pagi Lita melihat Geof masih tidur tertelungkup di atas ranjang. Lita membuka kain gorden agar sinar matahari menyinari kamar yang bernuansa hitam dan putih itu.

"Geof, ayo bangun! Apa kau tidak pergi ke kampus?" Tanya Lita.

"Aku masih ngantuk, ma." Sahut Geof.

"Geof! Mama dengar kau sudah lama tidak masuk kuliah." Kata Lita.

"Aku sedang malas!" Sahutnya.

"Kenapa kau menjadi seperti ini? Jangan buat papamu kecewa. Kau adalah satu-satunya harapan kami." Kata Lita.

Geof berdecak kesal karena Lita mulai untuk menasehatinya seperti biasanya. Geof merasa kupingnya menjadi kebal setiap hari harus di nasehati oleh Lita secara berulang-ulang kali. Geof bangun dan pergi masuk ke dalam kamar mandi. Tanpa makan apapun Geof pergi ke kampusnya dengan mengendarai mobil sport mewah yang di belikan oleh Luky untuknya.

Setibanya di kampus Geof hanya duduk di ruang kelas dengan beberapa wanita sexy di sekelilingnya. Di kampusnya Geof menjadi populer dengan sikap genit dan juga jago membuat hati wanita meleleh dengan cepat. Julukan playboy pun tak dapat di hindari oleh Geof dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. Namun walaupun julukan itu sangat melekat padanya, semua wanita tetap bertekuk lutut padanya.

Diruang kelasnya, seorang wanita cantik menghampiri Geof yang saat itu hendak bersiap-siap untuk pergi hangout bersama dengan sahabat-sahabatnya.

"Hai, Geof!" Sapa wanita yang tak lain adalah teman sekampusnya.

"Hei, cantik!" Sahut Geof.

"Sudah lama aku tak melihatmu masuk kelas! Apa kau sakit?" Tanya wanita itu seolah bermanja-manja padanya.

"Iya, aku sakit!" Sahut Geof.

"Benarkah? Kau sakit apa?" Tanya wanita itu lagi.

"Aku sakit hati karena kau tidak mau menjadi wanitaku!" Bisik Geof sambil menaikkan garis senyumnya.

"Siapa bilang aku tidak mau menjadi wanitamu? Aku mau, sayang." Sahutnya.

"Benarkah?" Tanya Geof menatap wanita itu.

"Iya!" Sahut wanita itu.

"Buktikan padaku!" Bisik Geof.

"Kau mau bukti apa dariku?" Tanya wanita itu lagi.

"Datang ke apartemenku, dan buktikan kalau kau memang bersedia menjadi wanitaku." Kata Geof.

"Baiklah!" Seru wanita itu begitu senang akan berkencan dengan si raja playboy di kampus itu.

Geof pun berlalu keluar dari ruang kelasnya setelah membuat janji dengan teman wanitanya. Ia menuju ke parkiran dan menemui Kenzo yang telah menunggunya sedari tadi bersama Boy.

"Kau dari mana saja?" Tanya Boy pada Geof.

"Aku memiliki sedikit urusan yang tidak terlalu penting di hidupku!" Sahut Geof.

"Kau pikir kami bodoh, hah? Kau pasti memberikan harapan palsu lagi pada wanita di kampus ini kan?" Ujar Kenzo yang tahu kebiasaan Geof di kampus.

"Hehehe, hanya bersenang-senang!" Sahut Geof cengengesan.

"Dasar kau!" Ujar Boy.

"Cepatlah! Azlan telah menunggu kita di beskem." Teriak Geof pada kedua sahabatnya.

"Hei, kau lah yang membuatnya menjadi terlambat!" Teriak Boy dan Kenzo.

"Hehehe." Geof hanya cengengesan saja menanggapi kedua sahabatnya yang mati kesal karena ulahnya.

 

Mereka pun pergi menuju beskem dimana Azlan dan Syeril sudah menunggu mereka. Hari ini Keempat pria dan seorang wanita tersebut sudah berencana untuk makan siang bersama di salah satu cafe yang menjadi langganan mereka. Azlan melihat Syeril yang mondar-mandir menunggu kedatangan Geof, Boy dan juga Kenzo.

"Lama banget sih!" Gumam Syeril kesal karena lama menunggu.

"Hei, duduklah! Bola mataku pusing melihatmu mondar-mandir dari tadi." Kata Azlan pada Syeril.

Syeril pun dengan senang hati duduk di samping Azlan.

"Kak, untuk makan siang nanti kau mau makan apa?" Tanya Syeril bergelayut pada lengan Azlan.

"Hei, jangan dekat-dekat padaku! Pergi jauh-jauh sana! Hus..hus.." Kata Azlan mengusir Syeril menjauh darinya.

"Kak, aku ini menyukaimu!" Ucap Syeril pada Azlan.

"Aku tidak!" Sahut Azlan ketus.

Syeril berdecak kesal karena Azlan selalu saja tidak memperdulikan dirinya yang sejak kecil menyukai Azlan. Tak lama kemudian Geof, Boy dan juga Kenzo tiba di beskem. Azlan yang tidak dapat menahan rasa laparnya langsung mengajak sahabat-sahabatnya itu ke cafe untuk makan siang. Di cafe yang sudah menjadi langganan mereka, Geof melihat Azlan yang tampak frustasi saat sedang menyantap makananya.

"Hei, Azlan! Ada apa denganmu? Sepertinya nafsu makanmu berkurang." Tanya Geof.

"Aku akan segera memiliki adik yang ke dua belas!" Sahut Azlan.

"Apa?" Teriak sahabat-sahabatnya terkejut.

"Hei, kenapa kalian begitu terkejut?" Tanya Azlan bengong.

"Ppfftt, hahahahahahaha." Semua sahabatnya tertawa terbahak-bahak.

"Ck, menyebalkan!" Ujar Azlan berdecak kesal.

"Kau sangat beruntung, Azlan." Kata Boy.

"Terus saja menertawai aku." Kata Azlan kesal.

Bukannya berhenti tertawa, semuanya termasuk Geof semakin geli tertawa melihat Azlan yang frustasi memiliki adik perempuan yang banyak. Setelah selesai makan siang bersama sahabat-sahabatnya, Geof pergi ke apartemennya. Disana ia beristirahat sejenak di atas ranjangnya yang empuk. Lelah yang ia rasakan seharian bermain dan bersenang-senang di kampus membawanya terlelap dalam tidurnya.

MERASA BERSALAH

Geof yang terlena dengan kehidupan barunya menjadi pria playboy dan banyak di gandrungi oleh para wanita cantik menghabiskan malamnya di salah satu bar di kota tempat tinggalnya. Geof selalu pulang kerumahnya dalam keadaan yang mabuk. Luky terkadang sangat kesal dengan tingkah laku dari putra tunggalnya itu, namun Lita sering kali meredakan emosi Luky agar tidak sampai menyakiti Geof.

Keesokan harinya Geof terbangun dengan kepala yang sangat berat. Ia ingat kalau semalam dia mabuk berat hingga di antar pulang dengan supir taksi yang di pesan oleh pekerja bar. Geof turun dari ranjangnya dan pergi mandi. Selesai mandi ia turun ke bawah untuk makan siang bersama dengan kedua orang tuanya.

"Pagi ma! Pagi pa!" Sapa Geof pada kedua orang tuanya.

"Kau sudah bangun, sayang." Sahut Lita pada putranya itu.

"Iya." Balas Geof.

"Geof, kapan kau akan lulus kuliah?" Tanya Luky.

"Tahun depan." Jawab Geof singkat.

"Papa ingin kau meneruskan perusahaan keluarga kita setelah kau lulus kuliah." Kata Luky.

"Pa, aku belum siap untuk terjun langsung menjadi CEO menggantikan posisi Papa." Sahut Geof.

"Kenapa? Papa rasa kau sudah cukup mendapatkan ilmu di kampusmu tentang bisnis." Tanya Luky.

"Berikan aku waktu, Pa! Aku masih sangat muda, aku tidak ingin menghabiskan masa mudaku dengan bekerja keras seperti itu." Kata Geof beralasan.

"Jadi kau hanya ingin menghabiskan waktumu dengan hal yang tidak berguna seperti yang kau lakukan setiap harinya?" Teriak Luky kesal.

"Apapun yang Papa katakan untukku, tidak akan merubah keputusanku! Aku tidak akan melakukan apa yang Papa inginkan." Balas Geof ikut kesal pada Luky.

"Aku kenyang!" Ujar Geof bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan ruang makan.

Luky semakin kesal dengan sikap anaknya yang sangat keras kepala. Luky ingin sekali menghajar anaknya tersebut namun lagi-lagi Lita menghalanginya.

"Jangan terlalu keras padanya." Ucap Lita menahan Luky.

"Kau selalu memanjakannya!" Ujar Luky kesal pada istrinya itu.

"Sayang, jika kau keras padanya, dia juga akan semakin keras! Aku mohon jangan bertengkar lagi dengan putra kita. Dia satu-satunya harapan kita." Kata Lita memohon pada suaminya.

Luky yang tak bisa melihat air mata wanita yang sangat ia cintai selama ini hanya bisa menghela nafas dan berusaha untuk membuang segala emosi yang awalnya sangat berkecamuk di dalam hatinya.

Geof yang sudah meninggalkan ruang makan terlebih dahulu masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari rumah untuk mencari ketenangan. Ia pergi ke beskem tempat biasanya ia bersenang-senang dengan sahabat-sahabatnya.

Tiba disana ia tak menjumpai satupun sahabatnya, hanya ada dirinya sendiri. Geof duduk di sofa dan menyalakan televisi yang berukuran cukup besar. Hampir dua jam ia duduk menonton acara di televisi sambil minum minuman bersoda dan makan cemilan. Tak lama kemudian Kenzo datang bersama dengan Syeril.

"Apa kau sudah lama disini?" Tanya Kenzo pada Geof.

"Lumayan!" Sahut Geof.

"Kalian hanya berdua saja?" Tanya Geof pada Kenzo dan Syeril.

"Iya." Sahut Kenzo.

"Kalian selalu berdua! Apa jangan-jangan kalian menjalin suatu hubungan? Hehehehe." Tanya Geof pada Kenzo dan Syeril.

Kenzo dan Syeril saling tatap, namun tak lama mereka saling memalingkan wajanya.

"Mana mungkin aku menyukai pria gila seperti dia!" Ujar Syeril mengatakan Kenzo pria gila.

"Hei, kau pikir aku menyukaimu, hah?" Teriak Kenzo kesal pada Syeril.

"Tentu saja, aku ini wanita cantik!" Sahut Syeril.

"Apa? Wanita yang cantik kau bilang? Huh, mendapatkan hati kak Azlan saja kau tidak mampu malah mengaku dirimu cantik." Ujar Kenzo.

"Hei, Aku ini wanita yang cantik hanya saja kak Azlan belum menyadarinya." Balas Syeril.

Geof bergeleng kepala melihat kedua sahabatnya itu saling berteriak tak jelas.

"Sudahlah! Aku berani jamin suatu saat kalian akan saling jatuh cinta dan menikah." Kata Geof.

"Huh, tidak mungkin!" Seru keduanya.

"So sweet! Pasangan yang kompak." Ucap Geof menatap Kenzo dan Syeril yang saling memalingkan wajahnya.

Kenzo dan Syeril terus saja bertengkar dengan perkara yang kecil dan Geof selalu menjadi penengah atau bahkan dia malah menjadi orang yang menghasut keduanya agar terus bertengkar. Geof tertawa girang saat ia berhasil membuat Kenzo dan Syeril bertengkar bagaikan anjing dan kucing.

 

Malam hari Lita melihat Geof sudah rapi dengan setelan kemeja di badannya.

"Kau mau kemana?" Tanya Lita pada Geof.

"Mau pergi bersama teman-teman." Sahut Geof.

"Geof, mama mohon kau jangan membuat papamu kesal lagi." Ucap Lita pada putranya itu.

"Ma, jangan mulai lagi! Aku pergi dulu ya." Kata Geof sembari mencium pipi Lita.

Lita menghela nafas melihat kepergian putranya yang selalu menghabiskan waktunya bersenang-senang di luar.

Geof menyalakan mobil mewahnya dan bergegas pergi untuk mencari hiburan malam di bar. Disana ia sudah di tunggu oleh beberapa sahabatnya yaitu Boy dan Kenzo.

"Sepertinya malam ini agak sunyi, ya." Kata Geof melihat suasana bar yang tidak banyak wanita cantik.

"Otakmu hanya wanita saja!" Ujar Boy.

"Jangan munafik! Kau juga sering melakukan itu dengan banyak wanita, bukan?" Sahut Geof pada Boy.

"Aku melakukannya hanya dengan kekasihku, tidak seperti kau melakukan dengan wanita-wanita yang tidak jelas." Balas Boy.

"Hei, apa bedanya kau dan dia? Kau melakukannya dengan kekasihmu, tetapi kekasihmu lebih dari satu!" Ujar Kenzo menyerang Boy.

"Hehehe. Ternyata aku begitu beruntung." Sahut Boy cengengesan.

"Huh, dasar!" Ujar Geof.

"Dimana Azlan?" Tanya Geof.

"Sedang menjaga adik-adiknya." Sahut Kenzo.

Mendengar jawaban dari Kenzo membuat Geof dan juga Boy tertawa terbahak-bahak. Mereka tau kalau Azlan memang sangat frustasi karena memegang tanggung jawab yang besar untuk menjaga 11 adik-adiknya. Saat mereka sedang tertawa muncul lah seorang wanita cantik dengan pakaian minim. Wanita itu bernama Prita. Dia adalah salah satu teman kencan Geof yang paling sering Geof bawa pulang ke apartemennya untuk menghabiskan malam disana.

"Kemarilah, Sayang." Kata Geof menarik tubuh Prita untuk duduk di atas pangkuannya.

"Geof, aku sangat merindukanmu." Ucap Prita dengan suara yang menggoda.

"Apa kau ingin aku bawa ke apartemenku?" Bisik Geof.

"Tentu sayang." Jawab Prita.

Boy dan Kenzo hanya duduk santai menikmati suasana di bar itu tanpa mau mengusik kesenangan Geof yang suka bergonta-ganti pasangan. Geof yang sudah tidak sabar untuk menikmati lekuk tubuh Prita, langsung pamit kepada kedua sahabatnya itu untuk pergi ke apartemennya. Geof dan Prita jalan sambil berangkul mesra layaknya pasangan kekasih yang sedang di mabuk cinta. Saat berjalan di area parkir, tiba-tiba Geof di hampiri oleh seorang wanita yang pernah hadir di dalam hidupnya, yaitu Alya. Alya pulang ke Indonesia untuk menjenguk ayahnya yang sedang sakit dan ia sekalian berniat menemui Geof untuk membicarakan masalah yang ada di hubungan mereka beberapa tahun silam.

"Geof." Panggil Alya.

Geof menoleh dan terkejut melihat Alya berdiri di hadapannya.

"Geof, aku ingin membicarakan masalah kita yang dulu. Aku mohon dengarkan penjelasanku." Kata Alya memegang tangan Geof.

Geof menepis tangan Alya dengan kasar. Lalu Alya melirik Prita yang merangkul lengan Geof.

"Geof, siapa wanita ini?" Tanya Alya sambil menatap Prita.

Geof hanya diam saja bahkan ia tak mau menatap Alya yang berdiri tepat di hadapannya.

"Siapa dia? Apa kau mengenalnya?" Tanya Prita pada Geof sambil membalas tatapan Alya.

"Bukan siapa-siapa! Aku bahkan tidak mengenalnya." Jawab Geof seraya merangkul pinggang Prita semakin erat.

Alya melebarkan matanya saat melihat tangan Geof merangkul pinggang wanita yang lebih cantik dan sexy melebihi dirinya.

"Ayo kita pergi dari sini!" Kata Geof pada Prita.

"Baiklah, sayang!" Sahut Prita mengelus wajah Geof dengan mesra di hadapan Alya.

Geof dan Prita pergi begitu saja meninggalkan Alya yang masih mematung menatap kepergian mereka berdua. Hati Alya terasa sakit melihat perubahan Geof yang sama sekali tidak pernah terbayang olehnya.

"Apa kau tau, Geof? Setelah aku tiba disini, aku mencarimu kemana-mana agar aku bisa bertemu denganmu. Tapi aku tak menyangka melihatmu berubah seperti ini. Aku tau ini semua karena kesalahan dulu. Aku minta maaf, Geof." Ucap Alya dalam hatinya menahan kepedihan karena merasa bersalah.

Saat di Amerika, Alya sudah banyak mendengar cerita tentang perubahan Geof dari teman-temannya. Awalnya ia tidak percaya dengan berita jelek yang ia dengar mengenai perubahan Geof, namun pada akhirnya malam itu Alya melihatnya langsung bagaimana sikap Geof yang tak mengaku mengenal dirinya bahkan sengaja bermesraan dengan wanita lain di hadapannya. Setelah malam itu Alya berjanji pada dirinya untuk tidak mengganggu kehidupan Geof lagi. Alya memutuskan untuk menetap di Amerika selama-lamanya.

Tiba di apartemen miliknya, Geof menghabiskan malam dengan wanita yang tak memiliki status apapun dengannya. Ia duduk bersandar sambil menikmati sebatang rokok yang terselip di jari tanganya. Prita yang duduk di samping Geof masih bergelayut manja padanya. Prita mengingat sikap Geof yang begitu kasar terhadap Alya saat di area parkiran mobil di bar tadi.

"Sepertinya kau sangat tersakiti dengan wanita yang tadi." Kata Prita pada Geof.

"Jangan bicara tentangnya!" Ujar Geof yang benci mendengar cerita tentang Alya.

"Kenapa? Apa kau masih mencintai wanita itu?" Tanya Prita asal menebak.

"Tau apa kau tentang kehidupanku, hah?" Kata Geof menatap Prita dingin.

"Jangan kesal padaku. Aku hanya ingin kau tidak memendamnya saja." Sahut Prita mencoba untuk merayu Geof.

Geof bangkit dari ranjang tidurnya dan mengambil segepok uang dari dalam dompetnya.

"Pergi dari sini!" Ujar Geof sembari melemparkan uang tersebut pada Prita.

Prita sedikit kesal dengan perlakuan Geof padanya, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena statusnya yang tidak jelas bagi kehidupan Geof. Prita mengambil uang itu dan memakai pakaiannya lalu pergi keluar dari apartemen milik Geof. Geof duduk di tepi ranjang sambil mengusap wajahnya dengan keras.

"Brengsek!" Teriak Geof sambil melemparkan sebuah gelas ke lantai.

"Kenapa dia harus menunjukkan wajahnya lagi di hadapanku? Selama ini aku sudah berusaha untuk melupakan dia!" Gumam Geof yang kesal karena bertemu dengan Alya lagi.

Malam itu Geof memutuskan untuk menginap di apartemennya. Ia tidak mau kembali kerumah orang tuanya karena dia ingin menenangkan diri.

Beberapa hari kemudian, Lita menghabiskan waktunya untuk berbelanja di mall. Ia berjalan-jalan melihat segala sesuatu yang dapat menyenangkan hatinya. Saat ia sedang memilih pakaian yang akan dia beli, Alya menghampirinya.

"Tante, apa kabar?" Sapa Alya pada Lita.

Lita menatap kesal pada Alya. Ia tau kalau Alya lah yang menjadi penyebab perubahan Geof selama ini.

"Apa kau tidak puas dengan apa yang kau lakukan pada putraku?" Ujar Lita marah pada Alya.

"Tante, aku akui aku memang salah. Maafkan aku tante!" Ucap Alya.

"Maafmu tidak akan bisa merubah keadaan putraku yang sekarang!" Sahut Lita yang juga kecewa pada Alya.

"Apa salah putraku padamu sehingga kau mengkhianatinya? Putraku selalu menganggap dirimu yang nomor satu, tapi kau tega mengkhianati cintanya! Aku dan suamiku cukup baik padamu dan juga keluargamu. Suamiku selalu membantu ayahmu jika ia memerlukan bantuan di perusahaannya. Tapi aku tak menyangka kau mengkhianati kami seperti ini, Alya!" Ujar Lita yang mengeluarkan semua uneg-uneg nya pada Alya.

"Tante, maafkan aku." Ucap Alya.

"Jangan pernah muncul lagi di kehidupan putraku! Apa kau mengerti?" Kata Lita.

"Baiklah, tante." Sahut Alya.

Lita pergi meninggalkan Alya yang telah menyesali perbuatannya. Alya memang sudah bertekad untuk tidak pernah mengganggu kehidupan Geof lagi. Ia merasa bersalah karena telah membuat Geof terluka dan menjadi pribadi yang tidak karuan seperti sekarang.

"Setelah aku kembali ke Amerika, aku tidak akan pernah mengganggu kehidupan Geof lagi." Ucap Alya dalam hatinya.

 

 

*****

Setahun kemudian Geof yang sudah mendapatkan gelar sarjana di paksa oleh Luky untuk bergabung di perusahan. Dengan berat hati Geof pun mengikuti keinginan Luky, namun ia menolak untuk menjadi CEO menggantikan posisi Luky. Di ruangan yang perabotan serta alat yang baru Geof duduk di kursi berhadapan dengan meja yang di atasnya tampak tertulis Wakil Direktur. Geof tersenyum melihat tulisan yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wakil direktur.

"Yang benar saja! Aku baru saja lulus dan di angkat menjadi wakil direktur. Bisa hancur perusahaan ini jika aku benar-benar menjadi wakil direkturnya." Gumam Geof duduk santai diruang kerjanya.

Tak lama kemudian Luky masuk menemui putranya itu.

"Bagaimana? Apa kau suka dengan jabatan yang aku berikan?" Tanya Luky pada Geof.

"Apa papa ingin bangkrut dalam sekejap? Aku ini baru saja lulus sarjana, mana bisa aku menjadi wakil direktur." Ujar Geof.

"Maka dari itu kau harus pelajari semuanya disini." Sahut Luky.

Geof melirik wanita cantik yang baru saja melintas di depan ruangannya. Luky tau anaknya sedang melirik sekretaris cantik yang ada di kantor tersebut.

"Pa, apa disini banyak wanita cantik?" Tanya Geof pada Luky.

"Hei, aku menyuruhmu bekerja disini untuk membantuku bukan untuk mengejar wanita-wanita cantik!" Teriak Luky kesal pada anaknya.

"Hehehe, wanita cantik itu perlu." Kata Geof.

"Diam!" Bentak Luky yang membuat Geof langsung terdiam.

Geof celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.

"Kenapa?" Tanya Luky.

"Dimana sekretarisku? Tentunya aku juga memiliki sekretaris kan." Tanya Geof pada Luky.

"Sebentar aku akan panggilkan sekretarismu." Kata Luky sambil menekan tombol pada telepon yang ada di atas meja kerja Geof.

"Sekretaris Amel! Datanglah keruangan wakil direktur yang baru." Ucap Luky pada gagang telepon yang ia tempelkan di telinganya.

"Hehehe, namanya Amel! Pasti dia sangat cantik." Gumam Geof antusias.

Luky terkekeh jahat saat melihat putranya yang sangat antusias untuk bertemu dengan sekretarisnya. Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar. Luky pun menyeru untuk mempersilahkan sekretaris itu masuk. Masuklah wanita yang berparas biasa saja dengan tubuh yang sedikit melar dan hidung yang pesek.

"Bapak panggil saya?" Kata Amel pada Luky.

"Iya." Sahut Luky.

"Siapa wanita gendut ini, Pa?" Tanya Geof pada Luky.

"Dia adalah sekretaris Amel! Sekretaris yang akan membantumu melakukan pekerjaan sebagai wakil direktur." Jawba Luky dengan wajah yang sangat puas mengerjai putranya.

Geof sangat kaget saat mendengar kalau wanita gendut itu adalah sekretarisnya. Harapan hilang melayang begitu saja. Lamunan memiliki sekretaris yang cantik pun sirna.

"Senang bekerja sama dengan bapak wakil direktur." Ucap Amel memberi hormat pada Geof.

Luky tersenyum puas sedangkan Geof frustasi duduk di ruang kerjanya.

"Pergilah! Kembali keruanganmu, sana." Ujar Geof mengusir sekretarisnya itu.

Geof menatap Luky yang sedang menahan tawanya.

"Huh, menyebalkan!" Gumam Geof sewot pada Luky.

Luky keluar dari ruangan putranya itu sambil tertawa lepas, sedangkan Geof terus saja berdecak kesal karena memiliki sekretaris yang jelek dan gendut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!