NovelToon NovelToon

Rahasia Sang Pemburu Darah

Chap _1.

Jam menunjukkan pukul 10:00 malam, seorang gadis cantik berjalan dengan rambut panjangnya yang terurai di terpa hembusan angin yang sangat kencang. Malam yang sunyi senyap, bahkan tidak ada satu mobil pun lewat dijalan yang dilewati gadis itu.

Tapi dari kejauhan terdengar suara keributan antara tiga laki-laki berbadan besar dan gagah yang sedang menghakimi seorang pria paruh baya. Karena sangat penasaran, gadis itu mendekati mereka secara diam-diam. Si gadis cantik pun bersembunyi di balik semak-semak agar tidak ketahuan oleh para laki-laki yang menakutkan itu menurutnya.

"Harus aku akhiri kehidupanmu sekarang juga." Laki-laki itu mengarahkan pistol ke arah pria paruh baya itu, dan dengan satu kali tekan peluru mengenai kepala pria paruh baya itu.

DOR!!!

Suara tembakan itu menggelegar di setiap ujung jalan, karena memang jalanan itu sangat amat sepi. Gadis cantik itu menyaksikan tragedi yang begitu menyeramkan menurutnya, sampai dia tidak bisa melangkahkan kaki satu tapak pun tidak bisa karena sangat gemetaran.

'Sekarang aku harus gimana?' batin gadis cantik itu. Mau tidak mau, gadis itu diam-diam berjalan dengan kaki yang gemetaran, karena takut ketahuan oleh tiga laki-laki itu. Tapi naas, gadis itu ketahuan oleh mereka dan akhirnya mereka mengejar gadis itu sampai kedalam hutan.

"Kemana gadis itu? kita harus menemukan nya dan segera melenyapkan nya. Kita tidak bisa ambil resiko dengan membiarkan dia hidup," kata salah satu laki-laki berbadan besar itu. Mereka lalu berpencar mencari gadis itu.

'Selamat, aku harus cepat-cepat pulang.' Gadis itu berlari dengan napas yang sudah terengah-engah, dada nya sudah terasa sesak dan akhirnya gadis cantik itu pun jatuh pingsan.

*****

Pagi hari yang cerah, gadis cantik itu bangun dengan sangat terkejut, karena tiba-tiba dia sudah ada dirumahnya.

"Kakek! ... kakek!." teriak Gadis itu.

"Lia, kamu sudah bangun?" Kakek Lee menyapa Lia yang baru saja bangun.

Namanya Rosalia Aviesta, gadis berambut panjang yang memiliki lesung dipipinya, matanya yang coklat, bulu matanya yang lentik, dan bibirnya yang begitu indah. Dia cucu dari Lee Wang, pemilik perusahaan terbesar di jakarta.

"Kakek, siapa yang mengantarku pulang? bukan kah tadi malam ...." ucapan Lia terhenti saat Kakek Lee menjawab pertanyaannya.

"Iya, tadi malam memang kamu pingsan dan seorang laki-laki mengantarmu kesini?" jelas Kakek Lee.

Lia terdiam sejenak mengingat kejadian tadi malam yang dia saksikan. Lia masih sangat takut untuk mengutarakannya dengan kata-kata apa yang sudah dia lihat tadi malam.

"Siapa laki-laki itu?" tanya Lia sambil menatap tajam ke arah kakeknya.

"Entahlah, laki-laki itu tidak menyebutkan namanya, Dia hanya bilang kalau dia temanmu," ucap Kakek Lee.

Lia bingung, karena takut jika yang mengantarnya adalah komplotan para pembunuh tadi malam. Kemudian Lia kembali masuk kedalam kamarnya, dan bersiap-siap pergi sekolah.

'Tidak mungkin kalau mereka yang mengantarku! Kalau mereka yang menemukanku, bukan kah seharusnya aku sudah mati.' batin Lia.

Selesai berkemas Lia langsung berangkat ke sekolahnya, Lia di antar supir pribadinya yaitu pak James, dia adalah supir kakeknya yang sangat setia. Pak James sudah lama bekerja dengan kakek Lia sejak Lia kecil, tentunya pak James sangatlah menyayangi Lia seperti anaknya sendiri.

"Pagi pak," ucap Lia.

"Pagi Putrie cantik," jawab pak James.

Pak James langsung mengantar Lia ke sekolahnya. Sesampainya di sekolah, Lia langsung disambut oleh kedua sahabatnya namanya Rana dan Rani.

Rana dan Rani langsung menyambut Lia di depan gerbang sekolah, Lia turun dari mobilnya dan berlari ke arah mereka. Lia sangat bahagia bisa bertemu dengan dua sahabatnya itu, karena memang sudah lama tidak bertemu di sebabkan liburan sekolah yang sangat lama.

"Lia, kamu tau nggak hari ini katanya kita kedatangan murid baru," ucap Rana yang begitu centil.

"Ya, aku tahu tapi aku memang nggak mau tahu," ucap Lia cuek. Lia memang dikenal sebagai cewek cantik dan cuek disekolahnya, karena itu cowok-cowok di sekolahnya pada ragu mendekatinya, jelas alasan nya cuma satu, yaitu takut di tolak atau tidak di hiraukan.

"Lia ih, bisa nggak kamu baik gitu sama cowok, nggak usah cuek bebek gitu," kata Rani. Rani kadang iri dan kesal pada Lia yang selalu di dekati cowok tapi Lia menolaknya.

Teng ...

Teng ...

Teng ...

Lonceng sekolah akhirnya berbunyi, Lia, Rana dan Rani bergegas masuk kedalam kelas. Ibu Ida guru biologi masuk kedalam kelas, dan memperkenalkan murid baru.

"Silahkan masuk," kata Bu Ida.

Benar saja, semua mata menatap kagum pada sosok cowok tampan, gagah, matanya biru, dengan potongan rambut yang cool, bibir tipisnya yang begitu menggoda, masuk kedalam kelas mereka.

"Hai, perkenalkan namaku Kai Affandi, kalian bisa memanggilku Kai saja," kata Kai sambil tersenyum.

"Baiklah Kai, kamu boleh duduk sekarang disamping Lia ya," ucap Bu Ida.

Lia yang cuek tidak terlalu menanggapi siapa pun yang duduk di sebelahnya, cowok itu menatap Lia dan menyapa nya, tapi Lia tidak menghiraukan nya.

Pelajaran sudah selesai, jam istirahat Rana dan Rani mengajak Lia ke kantin, tapi Lia menolaknya. Rana dan Rani pergi ke kantin tanpa Lia.

Lia melirik Kai yang sedang tidur di bangku, Lia menatap wajah Kai yang polos, tampan dan seperti tidak ada beban sama sekali saat dia tidur. Tiba-tiba mata Kai yang biru dan indah itu terbuka melihat Lia yang menatapnya sedari tadi, Lia langsung salah tingkah dan memalingkan wajahnya.

"Kenapa? apa ada yang salah dengan wajahku sehingga kamu menatapku?" tanya Kai dengab nada heran.

"Tidak! aku tidak menatapmu." Lia langsung memalingkan wajahnya menatap ke arah jendela.

"Kamu cantik, tapi sayang, kamu tidak punya hati." Kai kemudian berlalu pergi.

Lia terdiam mendengar perkataan yang menyakitkan dari Kai. Entah kenapa, Lia merasa ada yang berbeda pada diri Kai, Lia merasa nyaman didekat Kai, meskipun mereka baru bertemu.

Pulang sekolah Lia berjalan sendirian karena Rana dan Rani sudah pulang bersama kekasih mereka. Lia berjalan tanpa melihat apa yang ada di depannya sehingga Lia hampir terjatuh karena tersandung.

"Hati-hati, karena tidak akan ada orang yang selalu lewat didekatmu," kata Kai sambil memegang tangan Lia yang hampir terjatuh.

Rambut Lia tertiup angin dan mengenai wajah Kai, Lia langsung berbalik ke arah Kai. Kai menatap Lia dengan tatapan kagum akan kecantikan yang di miliki bidadari itu.

"Terima kasih," ucap Lia sambil berlalu pergi.

Kai masih menatap rambut panjang yang tergerai itu dari arah belakang.

Chap _2.

Lia melangkah pergi meninggalkan Kai, Lia berjalan sembari menoleh ke belakang, entah apa yang ada di pikirannya sehingga dia berharap Kai pun menoleh ke arahnya.

"Non, ayo kita pulang," ucap Pak James memecah lamunan Lia.

"Baiklah." Lia pun masuk kedalam mobilnya dan masih dengan pikirannya yang di penuhi oleh cowok itu. Pertemuan itu membuat perasaan Lia menjadi tidak tentu, bayangan Kai yang selalu menghantuinya.

Di perjalanan, Lia di ikuti oleh seseorang. Lia merasa sangat takut, Lia panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Lia menoleh terus menerus kebelakang, pak James langsung melajukan mobilnya.

"Pak, kita bisa lebih cepat?" tanya Lia gemetaran. Laki-laki itu semakin mendekati mobil Lia, Lia merasa sangat takut.

"Berhenti!" Laki-laki bertopeng itu menghentikan mobil Lia dengan sengaja. Lia mau lari tapi dia takut untuk keluar mobil, Lia bingung sekarang harus apa, laki-laki itu menyerang Pak James dengan belati.

"Pak James!" teriak Lia, Lia kemudian berlari pergi dari laki-laki itu. Lia tidak sadar ada motor melaju ke arahanya, sehingga motor itu harus berhenti secara mendadak.

Ciiiittt ....!!!

Motor itu berhenti tepat di depan Lia. Saat laki-laki itu membuka helmnya, ternyata dia adalah Kai cowok yang di taksir Lia. Lia langsung memeluk Kai dan berlindung di belakang Kai. Kai hanya terdiam dan mereka tiba-tiba pergi begitu saja.

"Terima kasih, kamu sudah membantuku untuk yang kedua kalinya." Lia menatap lekat wajah Kai.

"Yah, aku sudah katakan tadi bukan? tidak akan ada orang yang selalu lewat didekatmu dengan sengaja, jadi kamu harus jaga diri baik-baik." Kai memakai kembali helm yang dilepasnya tadi.

Lia terdiam, saat Kai akan mengendarai motornya Lia menghentikan nya dan menanyakan siapa namanya. Karena Lia tidak mengenal laki-laki yang sudah dua kali menolongnya itu meskipun mereka satu kelas.

"Hai, tunggu! namaku Lia." Lia mengulurkan tangannya tanpa ragu.

"Kai Affandi, panggil saja Kai." Kai tersenyum sambil memegang tangan Lia.

Kai, kemudian mengendarai motornya dan Lia pulang kerumahnya bersama pak James. Pak James yang terkena belati tidak cukup parah hanya tangan nya saja yang tergores.

Sesampainya dirumah Lia terkejut mendapati Kai diruang tamu bersama kakeknya. Lia menghampiri Kai dan kakeknya yang sedang berbincang-bincang cukup serius.

"Kakek!"

"Ah, Lia kamu sudah pulang?"

"Kakek kenal Kai?"

"Ya, dia cucu dari teman kakek. Sementara ini dia akan tinggal disini, sekalian kakek suruh dia menjaga kamu."

Lia tersenyum, seakan tidak percaya kalau Kai akan tinggal satu atap dengan nya. Kai hanya duduk dan terdiam mendengarkan percakapan Lia dan kakeknya. Lia menatap kearah Kai dan tersenyum, Kai membalas senyuman Lia.

"Bi, antar Kai kedalam kamarnya," ucap kakek Lia.

"Baik tuan." Bi Inah pun mengantarkan Kai kekamar yang sudah disediakan.

Kai membereskan baju-bajunya kedalam lemari, dan membersihkan kamarnya. Sesaat Kai terkejut karena Lia ada didalam kamarnya.

"Lia," ucap Kai yang tidak sadar kalau Lia ada didalam kamarnya.

"Kai, apakah ada yang bisa aku bantu?" tanya Lia sambil mendekati Kai.

Tingkah Kai mulai aneh, matanya memerah, seluruh tubuhnya menjadi dingin. Kai tidak kuasa menahan dirinya, Kemudian dia memutuskan untuk pergi keluar mencari angin. Lia heran melihat tingkah laku Kai yang aneh, akhirnya Lia memutuskan untuk mengikutinya.

'Dia sangat berbeda dari manusia lainnya, aku tidak tahan. Tapi aku harus menjalankan misi ku.' batin Kai yang berlari kehalaman belakang.

'Apa yang terjadi padanya? dia sungguh aneh.' batin Lia yang sedang mengintip Kai dari sebelah rumahnya.

*****

"Kai, bukankah kalian sekolah di sekolah yang sama?" tanya kakek Lia.

"Benar kek," kata Kai, sambil melahap roti selai coklat yang sudah disiapkan di meja makan.

"Kalian berangkat bersama saja, biar Kai bisa jagain Lia," ucap kakek Lia.

"Tapi kek ...." perkataan Lia terpotong.

"Baik kek," jawab Kai.

Selesai sarapan Lia dan Kai pergi bersama. Kai menyetir mobil Lia, dan Lia duduk disamping Kai. Lia melirik kearah Lai yang sedang mengemudi mobilnya, Lia masih berpikir tentang kejadian tadi malam.

"Ada apa? kenapa melihatku seperti itu."

"Tidak, aku hanya heran saja. Tadi malam kamu kenapa menjauh dariku?" tanya Lia.

Kai diam seribu bahasa, dia tidak tau harus berkata apa pada Lia tentang pertanyaan yang membuat dia bingung.

"Kai, kenapa tidak menjawab pertanyaanku?" Lia merasa kesal karena Kai mengabaikan pertanyaannya.

"Kita sudah sampai, lebih baik kamu segera masuk kelas sebelum terlambat," ucap Kai sambil membuka sabuk pengaman nya.

Lia merasa sangat kesal dan langsung turun dari mobil, Dia berjalan sambil menggerutu pada Kai. Kai memarkirkan mobilnya terlebih dahulu sebelum masuk kelas.

Tanpa Kai sadari ada seseorang yang sedang mendekati Lia, Kai langsung berlari secepat kilat seperti angin. Lia kaget mendapati Kai sudah disampingnya, karena jarak parkiran mobil dan tempat dia berjalan sangat lah jauh.

"Sejak kapan kamu disini? kamu seperti angin saja." cetus Lia.

"Iya, aku angin yang melindungimu," ucap Kai sambil berjalan disamping Lia.

Lia dan Kai masuk kelas bersamaan jelas saja satu kelas menjadi rame karena cowok tampan itu berjalan bersama Bidadari sekolah. Semua laki-laki iri pada Kai yang baru masuk sudah bisa mendekati Lia.

Kai masih merasakan kehadiran sosok itu mengikuti Lia, tapi tidak berani mendekat karena ada Kai disampingnya. Lia tersenyum senang karena merasa Kai peduli padanya.

*****

"Kai, kamu mau makan siang bersama kami?" tanya tiga wanita sexy yang mengincar Kai.

Mereka adalah Sexy Women ketua dari geng itu adalah Silvia gadis sexy berambut pirang, dan dua teman nya yaitu Nayla dan Chika. Mereka memang terkenal agak brutal sebagai wanita, mereka tidak pernah takut dengan penolakan.

"Tidak, terima kasih," ucap Kai sambil menulis.

"Ayolah, kami sudah berbaik hati mengajakmu anak baru." Silvia menggoda Kai dengan duduk dipangkuannya, Kai yang merasa risih langsung berdiri dan pergi.

Silvia menarik tangan Kai, dan mencium bibjr Kai didepan semua murid dikelasnya. Kai terkejut, tapi sedikit darah yang menetes dibibir Silvia sangat menarik perhatiannya, Kai jadi meneruskan perlakuan Silvia itu.

Lia yang melihat mereka berciuman dengan penuh hasrat yang tinggi, merasa tidak senang dan langsung berlari keluar. Kai tersadar saat Silvia hampir jatuh pingsan, lalu Kai menghentikan ciuman itu.

"Kai, hasratmu terlalu tinggi sehingga membuat bibirku terluka. Tapi, aku menyukainya," ucap Silvia sambil melepaskan tangan Kai.

Kai tidak menyadari kalau Lia marah padanya, yang dipikiran Kai hanyalah bagaimana caranya melatih diri agar tidak terlalu terobsesi pada darah manusia. Sudah lama Kai ingin menghentikan keinginannya itu, tapi tetap saja dia masih ingin merasakan kenikmatan darah manusia. Dan darah Lia yang begitu membuat Kai tergoda ingin merasakannya.

Chap_3.

'Aku harus bagaimana sekarang? keinginan ini semakin bertambah.' batin Kai sambil berjalan ke halaman sekolah. Lia melihat Kai yang melamun, akhirnya menghampirinya. Dengan perlahan-lahan langkah kakinya mulai mendekati Kai yang duduk di halaman sekolah.

"Kai," Suara halus Lia membuat Kai terkejut.

"Lia! kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Kai.

"Aku, tidak sengaja melihatmu disini. Sebenarnya aku kesal sama kamu, kenapa ciuman ditempat umum?" ucap Lia.

Kai bingung, tidak tahu bagaimana cara menceritakan yang sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya. Kai memilih untuk diam tidak menjawab pertanyaan Lia, tapi Lia tetap memaksanya untuk menjawab.

Akhirnya terjadi perdebataan diantara mereka berdua, Lia tidak mau mengalah, dia tetap ingin Kai memberitau alasan dia melalukan ciuman itu didepan umum. Tapi Kai tetap teguh dengan pendiriannya, Kai tidak mau menjawab pertanyaan Lia.

Karena Lia memaksa Kai tidak sengaja mendorong Lia, dan Lia pun jatuh. Lia terluka, tangannya tergores aspal dan mengeluarkan darah. Kai hampir tidak biasa mengontrol dirinya.

"Lia, kamu kenapa?" tanya Arnes.

*Arnescha Arwadana, cowok yang tampan dan menjadi incaran semua gadis disekolahnya. Mata birunya yang indah, senyumnya yang menawan, dan sangat perhatian.

Arnes membantu Lia berdiri, Kai lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Dengan kesal Kai berlari kearah hutan terlarang didekat sekolahnya itu.

"Kai, tunggu! kamu mau kemana?" teriak Lia yang melihat Kai mengarah ke hutan larangan tersebut.

Lia mau mengejar Kai, tapi Arnes menahannya agar tidak menyusul Kai. Arnes memang sudah lama menyukai Lia, tapi Lia tidak pernah mau peduli pada perasaan Arnes.

******

Sudah jam pulang sekolah, tapi Kai tak kunjung kembali. Lia sangat khawatir karena dihutan itu tempat tinggal para vampire yang jahat. Lia takut terjadi apa-apa pada Kai.

Saat Lia menunggu Kai didekat gerbang sekolahnya, tiba-tiba sekelompok orang menangkapnya. Lia tidak bisa berteriak karena mulutnya di bungkam oleh para penculik itu.

'Kai, aku mohon datanglah. Tolong aku!' batin Lia. Lia sangat takut saat naik kemobil penculik itu.

Ditempat Kai berada, Kai merasakan sesuatu terjadi pada Lia, Kai secepat Kilat menahan mobil itu yang jelas membuat Lia sangat terkejut. Bisakah seorang manusia menahan mobil yang sedang berjalan.

Para penculik itu turun dan mengeroyok Kai. Tapi mereka dikalahkan satu persatu oleh Kai, kemudian Kai membuka pintu mobil itu dan mengeluarkan Lia yang sedang bingung dari tadi melihat Kai yang aneh.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Kai.

"Yah, aku baik-baik saja." jawab Lia.

"Good, ayo kita pulang sekarang." ucap Kai.

" No ... kamu harus jelaskan apa semua ini? kamu datang dari tempat yang sangat jauh dengan cepat kilat, dan menahan mobil yang sedang berjalan, kamu juga melenyapkan mereka dengan satu kali gerak ! apa semua ini? aku tidak mengerti." ucap Lia. Lia bertanya dengan rasa penasaran yang dimilikinya, Lia tidak tahu ini benar apa salah, yang Lia tahu dia ingin sebuah jawaban.

"Aku akan menjelaskannya, tapi sekarang bukan saatnya." ucap Kai.

"Tapi aku maunya sekarang !" bentak Lia.

Kai berjalan menuju parkiran mobil tanpa menghiraukan pertanyaan Lia. Tapi Lia tidak menyerah, dia tetap ingin tahu kebenaran yang dia sakasikan barusan. Lia memaksa Kai menjawab pertanyaannya dengan berbagai cara.

"Kai, jelaskan lah." ucap Lia.

Kai mulai kesal dan akhirnya dia membentak Lia, dan menceritakan semua kebenaran tentang dirinya yang membuat Lia sangat terkejut.

"Oke fine, aku ceritakan ! tapi sekarang masuklah kedalam mobil terlebih dahulu, karena disini sangat berbahaya." bentak Kai.

"Oke." Lia masuk kedalam mobil dan Kai menyetir sambil bercerita.

Kai bercerita tentang dirinya adalah vampire, ayah dan ibunya juga vampire, makanya Kai terlahir sebagai vampire keturunan darah murni. Dia bisa melakukan apa pun dengan sangat cepat, karena dia memiliki kekuatan fisik yang sangat luar biasa dibandingkan vampire-vampire yang lain.

Lia terdiam saat mendengar Kai mengakui bahwa dirinya adalah Vampire. Lia seakan percaya dan tidak pada kenyataan ini, dia mulai merasakan suka pada Kai, tapi seketika saat Kai mengakui dirinya Vampire, Lia mulai ragu.

"Tenang saja, aku belajar mengendalikan diriku, aku sudah membiasakan memakan semua makanan manusia. Cuma terkadang aku tidak bisa mengendalikan kehausanku pada darah." ucap Kai santai.

"Apa kakek tahu tentang semua ini?" tanya Lia.

"Ya, dia tahu. Karena dia sahabat Kakek angkatku." ucap Kai.

"Jadi dia bukan kakekmu yang asli?" tanya Lia .

"Yah, aku bersama dengan dia saat umurku msih 6 tahun. Dia menolongku saat aku sedang di amuk oleh warga sekitar." Kai menceritakan panjang lebar tentang pertemuannya dengan Kakek angkatnya.

Selesai bercerita, Lia turun dari mobil karena memang sudah sampai rumahnya. Kai memarkirkan mobil dan menyusul Lia masuk kedalam rumahnya. Lia hanya terdiam tanpa menyapa kakeknya yang duduk disofa.

Kakek Lia heran dan menanyakan semuanya pada Kai, Kai memberitahu kalau Lia sudah tahu semuanya tentang dirinya. Kakek Lia hanya bisa menghela napas panjang mendengar Kai sudah mengakui dirinya adalah vampire.

"Baiklah, biarkan dia tenang saja dulu Mungkin dia sangat syok, dia tidak pernah dekat dengan siapa pun kecuali denganmu. Mungkin ini yang membuatnya syok." ucap Kakek Lia.

"Baiklah kek." Kai masuk kamarnya. Kai bingung menghadapi sikap Lia yang sangat aneh setelah Kai menceritakan semua kebenaran padanya.

Lia termenung didalam kamarnya, Lia terus bertanya dalam hatinya, kenapa dia bisa suka pada seorang vampire. Kenapa bukan pada Arnes yang bukan vampire.

Dan sampai hari-hari selanjutnya Lia selalu menjauh dari Kai. Lia menghindari Kai terus menerus, dan ini menjadi pertanyaan oleh semua murid di sekolahnya.

Lia mulai dekat dengan Arnes, Kai selalu memperhatikan Lia dari jauh, karena Kai memang ditugaskan untuk menjaga Lia oleh kakek Lee.

Arnes mendekati Lia seakan ingin menciumnya, Kai langsung menghampiri mereka dan mengajak Lia bicara dengannya, tapi Lia menolaknya. Kai kesal dan pergi begitu saja meninggalkan mereka dan melupakan tugas yang diberikan oleh kakek Lee.

"Kai, tunggu." Seorang gadis cantik memanggil Kai dari kejauhan. Gadis itu berlari kearah Kai dan langsung memeluk Kai, Kai pun membalas pelukannya dengan senyuman yang lebar diwajahnya.

Tatapan tajam Lia pada Kai karena tidak terkejut dengan tiba-tiba ada perempuan yang tanpa basa-basi memeluk orang yang ia sukai. Lia tidak senangelihat mereka begitu akrab. Kai juga tapa ragu memeluk perempyan itu di hadapan Lia ya g sedang berdiri dekat Arnes.

"Apa kabar?" tanya gadis itu pada Kai.

Kai tidak menjawab dia hanya tersenyum karena dia tidak menyangka akan datang saat seperti ini disaat dia lagi kesal.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!