Aku sudah berada di rumah, berada dikamar yang luasnya hanya 3x3m persegi. Setelah penat memikirkan uang untuk biaya sppku akhirnya aku menemukan jalan keluar. Aku mengambil hp bututku kemudian membuka aplikasi whatsapp dan mengklik ikon grup dengan nama PATRIOT IDIOT,dan mulai mengetik pesan disana.
@alexdn, @ikorahmansyah, @rasyaamggara ikutan acara ini hadiah nya lumayan lho. Sekalian buat kita eksis di music indi. Mau gak?
Aku melampirkan foto dari selembaran yang ku temukan tadi. Sejujurnya aku malu mengatakan lomba ini hanya ingin memenangkan hadiahnya, namun apa daya jika aku mengatakannya semua sahabat baikku itu akan sukarela membantuku. Dan aku gak mau selalu merepotkan mereka dengan masalah uang. Aku yakin kami bisa menangkan lomba itu. Karena kami sendiri sudah banyak mengupload lagu kami di medsos, dan responnya positive. Banyak yang menyukai lagu kami. Kulihat ponselku ada yang merespon dalam grup itu. Ternyata Rasya yang menjawab.
@alexdn ,@ikorahmansyah gue setuju sama megan. Kebetulan acara ini acara music indi terkeren yang gue tau, acaranya pun jarang diadakan. Kita pernah membahasnya dulu. dan kita ingin berpartisipasi bukan?
Diantara kita berempat Rasya yang paling dewasa. Dia berumur 20 tahun sudah kuliah semester 4 jurusan bahasa Inggris. Perawakannya tinggi tegap dengan kulit putih dan mata teduhnya. Sosok yang hangat dan sahabat yang selalu disamping megan.
Oke gue setuju.
Alex menjawab singkat. Sahabat Megan paling pendiam, santai, dan paling tenang. Perawakannya tidak terlalu tinggi, matanya sipit, tatapannya selalu datar tanpa ekspresi. Tapi entah bagaimana awalnya mereka bersahabat dengan lelaki ajaib ini. Sebenarnya Alex adalah orang yang sangat care dan tulus, namun kelakuannya saja yang terbalik dengan sifatnya. Dan dia juga naif. Dia satu tahun dibawah rasya usianya . Kuliah jurusan kedokteran .
Emang bisa lo semua dalam waktu kurang seminggu menangin lomba ini. Gue gak yakin apalagi liat si Megan main drum udah kayak emak gue masak di dapur. Gak jelas kedengarannya. Wkwkwkk.
Kelakuan siapa lagi yang selera humornya garing sering godain Megan, kalau bukan Iko Rahmansyah. Diantara kami berempat dia paling konyol dan kocak, walaupun banyolan dan candaannya kadang garing. Mulutnya selalu mengeluarkan ocehan. Dia baik, perhatian, dengan selera humornya itu dia mudah sekali tersenyum .Iko seumuran megan , usianya 18tahun dan sebentar lagi akan lulus sekolah SMA. Hanya saja Iko dan Megan berbeda sekolah . Megan sekolah di sekolah negeri, sedangkan Iko di sekolah swasta termahal di kota bandung.
Iko kemampuan gue lebih dari yang lu tau, jangan remehin kemampuan gue kalau lagi main drum.
Aku sangat kesal mendengar balasan pesan dari Iko, namun aku tau dia hanya bercanda.
Udah besok kita ketemu di studio biasa jam 4 sore ok?.
Rasya membalas dan melerai percakapan aku dan Iko.
Perkenalkan namaku Megan Allaizkya Apandi. Aku anak bungsu dari 5 bersaudara. Ayahku Reza Apandi dan ibuku Hana Amalia . Sudah pasti aku sangat tomboy, hobyku basket dan bermain musik. Aku bisa bermain drum ,gitar dan piano. Tubuhku mungil di usiaku sekarang yang menginjak 18 tahun tapi tubuhku seperti anak SMP. Entah bagaimana fisikku seperti ini, dibanding semua kakakku aku paling berbeda. Menurut orang aku lebih mirip ibu yang kulitnya sawo matang. Aku tidak cantik,aku pun tidak jelek. Aku hanya supel sehingga orang orang nyaman berada di dekatku.
Begitulah hidupku, aku terlahir tidak dari keluarga miskin sekali. Ayahku seorang pensiun tentara, dia bahkan punya pabrik teh dan beberapa pabrik cemilan. Tapi sayangnya aku sangat kesusahan uang. Disebabkan karena ayahku mempunyai istri 4 , dan anaknya ada 16. Ibuku adalah istri pertamanya. Jika kalian tidak percaya, sungguh akupun tidak percaya aku dilahirkan dari ayah seperti itu. Kalaupun aku berandai, aku lebih baik tidak dilahirkan.
*YANG SUKA CERITA NOVEL INI JADIKAN FAVORITE YAH. JANGAN LUPA SEMPATKAN UNTUK LIKE, KOMEN, DAN JUGA VOTE. TERIMA KASIH*
#Di studio#
Aku, Iko dan Alex sudah menunggu giliran kami, hari ini studio sangat ramai. Sampai kami harus mengantri untuk bermain. Waktu menunjukkan pukul 16:00, dan Rasya masih belum keliatan batang hidungnya. Aku mencoba menghubunginya berulang kali, namun Rasya tidak menjawab pesan dan teleponku.
Kulihat Iko memainkan hp nya, memainkan game online santai, sedangkan Alex terus bernyanyi, walaupun dia tipekal cowok pendiam tapi jangan salah dia adalah vokalist band kami, suaranya berat dengan karakter khasnya. Alex bernyanyi sambil membawa gitar. Sedangkan iko adalah bassist, Rasya seorang melodist. Dan aku seorang drummer bisa kalian bayangkan bagaimana aku memainkan alat musik itu dengan tubuh kecilku. Aliran musik kami pop punk, power pop, dan rock alternative. Kalau kalian bingung gak ngerti musik ,genre musik kami seperti band Last Child . Tak lama Rasya datang membawa gitar kesayangannya.
"Sorry , sorry gue telat tadi mendadak ada matkul tambahan." Dia berbiacara dengan terengah-engah.
"Oke kita masuk yuk, udah giliran kita main nih." Timpalku dengan segera memasuki studio itu.
Mereka mengekor mengikutiku. Dan memulai latihan, karena deadline latihan kami cuma satu minggu ke acara festival musik itu. Tak terasa 2 jam sudah berlalu kami berlatih . Adzan maghrib sayup terdengar dari luar studio.
"Nih minum, lu kayaknya kecapean latihan 2 jam main drum. Oh ya keliatannya lu makin lihai memainkan drum, elo memainkannya gak kacau lagi. Tempo nya udah masuk sama kita. Salut sama lu bochil. " Rasya mengacak ngacak rambut ikalku, hingga menjadikannya berantakan. Aku hanya bisa ketawa mesem membalas perlakuan Rasya .
"Apa sya? Gue gak salah denger tadi dia parah banget main drumnya. Gue main bassnya sampai bingung ngikutin temponya dia. Bukannya dia yang ngikut gue, malah gue ngikut dia. Kayak dikejar kejar hantu gue." Iko tertawa terbahak mulutnya nyerocos tanpa henti seperti petasan mercon.
"Sial lu ko, gue udah kecapean tau, lu mau tau rasanya beneran dikejar hantu." Aku berlari mengejar Iko dengan membawa sapu. Rasya dan Alex terbahak-bahak melihat kelakuan kami yang seperti kucing dan tikus.
"Udah bocah kita pulang." Alex menjewer kuping Iko. Dia tesenyum melihat kelakuan Megan yang menggemaskan menurutnya.
Sial kenapa dia selucu itu sih. (batinnya)
"Bener yuk kita pulang udah maghrib lagian, tiap hari kita kumpul disini yah sampai hari H-1." Rasya berkata sambil meninggalkan studio.
Kamipun bergegas pulang.
#Di festival#
Hari ini pun tiba . Semua peserta ada 35 band. Dengan seleksi ketat dan sebelun hari H juri mengharuskan kita menyerahkan demo lagu. Dan dari 87 band yang menyerahkan demo lagu orisinil hanya 35 band yang bisa masuk festival. Dan salah satunya band PATRIOT IDIOT.
Akhirnya band kami tampil. Dengan pakaian jeans sobek dipadukan kaos tanpa lengan dan sepatu sneaker membuatku menjadi wanita yang tomboy. Ditanganku ada stick drum yang tak pernah ku tinggalkan . Kemanapun pergi selalu kubawa.Rambut panjangku dicepol. Alex menggunakan jeans sobek pula dengan kaos hitam .Rambutnya ditata sebagus mungkin membuatnya lebih mirip idol boyband korea bukan anak band. Tatapannya datar dan dingin. Rasya menggunakan jeans dipadukan sweater hodie hitam, dan Iko menggunakan pakaian jeans ketat dengan kaos oblongnya.
Chorus
Aku adalah nadi untukmu berdenyut.
Aku adalah kicau saat pagimu membuka mata.
Aku adalah embun penyejukmu.
Aku adalah risaumu saat lelap tidurmu.
Reff
Cinta dan karma itu nyata.
Perbedaanya hanya di sikapmu.
Kamu bisa merasakan karma.
Kamu bisa merasakan cinta.
Kamu bisa memilihnya.
Puisi bisa dibuat sempurna dengan tangan.
Kata cinta bisa diutarakan lantang bibirmu.
Tapi luka yang kau toreh tidak bisa kau rasakan.
Kau hanya melihat air mata dimataku
Alex menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan hingga ketika kami berhenti bermain suara tepuk riuh penonton . Kulihat dari panggung semua juri standing applause. Semoga kami bisa jadi juaranya. Jujur aku menginginkan hadiahnya. Kami turun dari stage.
"Hei, gue mau ke toilet bentar. Kalian tunggu di kursi tadi yah, ntar gue nyusul." Aku berlari menjauh dari mereka.
Brukk
Tubuhku terpental dan aku jatuh sekerasnya.
Sakit banget. Sepertinya orang yang aku tabrak adalah berbadan seperti tembok. Pasti badanku memar. Aku melihat ada uluran tangan. Aku menyambutnya dan mulai berdiri.
"Te..ri..ma kasih." Aku terbata sambil merintih menahan sakit. Aku melihat sesosok manusia mengagumkan. Entahlah dia sangat manis. Tubuhnya kekar dan tinggi , sepertinya dia atlit. Senyum lesung pipinya membuat dia lebih menawan. Aku merapikan bajuku. Dan mulai membalasnya tersenyum.
"Kamu tidak apa-apa tadi keras sekali loh kamu menubruk ku." Tampak dimukanya khawatir.
"Aku gak apa-apa. aku tinggal dulu yah." Ucapku sambil berlalu meninggalkan lelaki kekar itu. Aku sudah tidak kuat ingin ke toilet.
Setelah selesai aku pergi ke tempat dimana ada sahabatku. Semakin malam semakin larut dalam suasana. Karena bintang tamu malam ini adalah band keren terkenal di bandung, seperti Burgerkill, Rosemary, Last Child , dan banyak lagi. Sampai pada puncak acara . Kami sudah deg-degan mendengar pemenang dari festival ini. Mc sudah mengumumkan juara 3 dan 2. Juara 3 adalah SuperFast, juara 2 jatuh pada SunLabel.
"Oke karena malam semakin larut sudah saatnya kita ngumumin band mana yang menjadi juara . Kalian bisa nebak siapa. melihat tepuk tangan dan standing applause juri. Gue gak mau basa basi lagi. Pemenangnya adalah PATRIOT IDOT. congrutulation. silahkan naik ke atas panggung."
Aku hampir gak percaya band ini bisa jadi juara pertama. Tapi karena musikalitas Rasya nyiptain lagu ini, aku rasa gak usah diragukan lagi. Lirik dan aransemennya pas. Apalagi pembawaan Alex dalam menyanyikannya pastilah membuat kami jadi pemenang. Alex meluk aku dengan erat. Aku sampai kebingungan. Sementara Rasya hanya melihat sikap Alex dengan sinis.
"Sorry Megan gue gak sengaja." Dia melepaskan pelukannya. Sementara Iko Rahmansyah ngeloyor menuju panggung tanpa melihat kami.
"Buruan." Iko memanggil kami dari kejauhan.
Acara pemberian hadiah selesai, kami semua pemenang turun dari stage. Dari kejauhan kulihat ada lelaki yang mendekat ke arah kami. Ternyata si pemilik lesung pipi. Ngapain dia mendekat ke arahku. Aku gugup. Dia semakin mendekat sambil menyodorkan tangannya. Aku membalas menjabat tangannya.
"Selamat yah. Permainan drum kamu sangat hebat. Maaf nama kamu siapa?. " Senyum di bibirnya membuat siapa yang melihatnya akan terpana. Ya Tuhan cakep banget ucapku dalam hati.
"Makasih." Aku membalasnya singkat dan melepaskan tangannya.
"Boleh tau siapa nama kamu?." Dia menatapku. Kulihat 3 sahabatku. Iko mengernyitkan dahinya. Sementara Alex menatap lelaki itu dengan tatapan dingin. Matanya menatap kesal. Rasya melihatnya dengan sinis. Sementara aku kebingungan dengan sikap lelaki ini.
"Megan." Ketusku singkat
"Perkenalkan aku Raka. Boleh aku meminta nomer teleponmu sepertinya aku penggemar barumu." Dia tersenyum padaku.
Ya tuhan aku gak sanggup kalau liat dia senyum kayak gitu. Aku melihat sekeliling, mereka sahabatku menatapku dengan penuh pertanyaan. Aku bingung menjawab pertanyaan Raka. Aku hanya diam mematung. Karena belum pernah ada satu lelakipun meminta nomer hapeku. Dia memberikan hapenya padaku. Aku semakin bingung.
"Kamu tulis saja nomer kamu di hapeku, sepertinya kamu keberatan menyebutkannya."
Aku mengambilnya dan menulis nomer yang salah. Belakang nya aku rubah harusnya angka 2 kurubah menjadi angka 3. Aku terkikih dan senyum sendiri.
*JANGAN LUPA KOMEN, LIKE, DAN VOTE NOVELKU YAH. KRITIK DAN SARAN AUTHOR MENUNGGUNYA*
Setelah Raka pergi aku dihujani berbagai pertanyaan dari ke 3 sahabatku itu.
"Megan siapa dia? kenapa dia begitu lancang." Rasya menanyaiku dengan penuh amarah, tangannya mengepal kuat. Aku sempat kebingungan ada apa dengannya.
"Dia kan bilang sendiri, dia adalah fans gue. kami bertemu tadi ketika gue akan ke toilet. Ayolah gue baru punya fans pertama x loh sampai minta no hp segala." Balasku.
Aku masih ingin tertawa kalau mengingat ketika aku salah memberikan satu angka nomer hpku. Akankah dia bisa menemukanku. Aku semakin penasaran, senyumku terus terkembang mengingat kejadian tadi.
"Lu gila ya Megan, senyum-senyum sendiri, lu suka sama si Raka itu." Mulut mercon Iko mulai berbunyi lagi.
"Apaan sih mulut mercon, siapa yang senyum sendiri. Gue heran aja liat Rasya segitu sewotnya sama gue. Gue juga pengen kali punya fans. Apalagi disini gue sendiri yang jomblo sial banget kan." Ucapku sambil menahan tawa menatap Rasya yang kemudian ekspresi marahnya menjadi malu setelah ucapanku barusan.
"Apaan sih lu megan, gue gak mau aja temen gue ini di deketin cowok gak bener macam si Raka." Elaknya.
"Oh ya tadi panitia bilang hadiahnya akan di transfer 2 minggu setelah ini ke rekening pribadi gue ya. Ntar gue kabarin kalau udah masuk. BTW uangnya mau dipake buat apa nih. Gue sih gak butuh banget uang itu?" Rasya mengalihkan topik pembicaraan.
Duh bagaimana yah aku ngomong ke mereka, aku membutuhkan uang itu segera. (batinku)
"Gue sih terserah, gue juga gak perlu-perlu amat tu duit." Baru terdengar suara Alex, dia hanya menatap dingin Megan ketika ada Raka seberani itu mendekati Megan.
Apa cantiknya sih Megan ,udah item,tomboy, pendek lagi. Huh . Apa tu cowok buta.
Alex menggerutu kesal dalam hatinya.
"Gue butuh tu duit pengen beli gitar bass baru. Lu tau kan walaupun bokap nyokap gue kaya raya tapi mereka gak mendukung hoby gue yang satu ini, Megan lu gimana?" Iko menatapku. Karena aku melamun di lambaikanlah tangannya tepat di depan wajahku.
"Megan." Teriak Iko sekencangnya. Membuyarkan lamunanku. Aku menatapnya sambil tersenyum kecut.
"Lu denger gue gak sih? dari tadi tu cowok dateng lu aneh deh . Kalau di fikir-fikir kayaknya lu paling butuh duit ya? secara yang nyuruh pertama kali daftar kan elu." Iko mendengus kesal melihat sikapku.
"Jujur ya gue butuh uang itu buat bayar spp minggu depan, kalian tau sendiri keadaan ortu gue gimana." Wajahku kutekuk, bagaimana pun diantara kami berempat tak pernah ada kebohongan kami selalu jujur. Makanya kami bisa sedeket ini.
Tiba-tiba Iko memelukku. Disusul Rasya kemudian Alex. Pelukan mereka membuatku sesak. Aku menepis pelukan mereka.
"Apaan sih kalian." Ketusku.
"Sabar yah bochil, tetap jadi bochil yang kuat ya." Iko memelukku lagi.
"Oke berarti uangnya kali ini buat Iko sama Megan yah. Gimana setuju gak?." Rasya melirik kami semua minta jawaban
"Oke." Jawab Alex.
Megan kenapa sih hidup lu berat. Tapi lu tetep tegar, gue salut sama lu. (gumamnya dalam hati)
Semua sepakat dengan keputusan Rasya. Waktu menunjukan pukul 23:35. Mereka bergegas pulang setelah Iko mentraktir makan. Iko menjauh dari restoran itu dengan mobil sportnya. Alexpun pergi dengan civic-nya. Dan seperti biasa Rasyalah yang akan mengantarku pulang, karena tempat tinggal mereka searah.
Di perjalanan Rasya hanya terdiam, dia kesal atas kejadian Raka tadi. Entah apa yang ada dalam hatinya, mungkin karena aku perempuan satu-satunya diantara kami. Rasya menganggapku seperti adiknya. Rasya hanya khawatir aku akan tersakiti jika ada lelaki yang mendekati untuk mempermainkanku.
"Sya lu kenapa sih diem aja gue jadi ngantuk nih." Ucapku sambil memeluk Rasya karena itulah kebiasaanku. Aku merasa Rasya adalah kakak aku. Dia yang selalu membantu dan menjagaku setelah abang dan tetehku sudah berumah tangga dan meninggalkan Bandung.
Rasya hanya terdiam. Dia masih kesal karena aku berani memberikan no hp kepada lelaki yang baru dikenal. Rasya tidak tau kalau aku memberikan no hp salah pada Raka.
" Rasyaaaaaa." Teriakku kearah telinga Rasya.
"Apaan sih Megan. Gak usah teriak-teriak, pelan juga kedengeran gue gak budek." Jawabnya.
"Abis lu diemin gue trus." Aku memonyongkan bibirku.
Sial kenapa gue marah karena hal sepele begitu. Padahal kan gue udah punya Desti yang jelas pacar gue. apa gue cemburu ada cowok deketin megan, atau cuman ketakutan gue aja. perasaan apa si ini. (gumamnya dalam hati dengan kesal)
"Sory Megan tadi gak kedengeran, gue capek kali jadi fokus bawa motor. Lu tidur aja kalau udah sampai gue bangunin." Rasya berbohong .
Setelah 40 menit perjalanan, akhirnya sampailah kerumahku. Rasya membangunkanku. Aku membuka mataku. Udah di depan gang rumah ternyata. Rasya pamit pulang tak lupa ucapan terima kasihku karena bersedia mengantarku pulang.
Dari gang menuju rumah ,aku merasa ada yang mengikutiku. Kulihat ke belakang.
"Mamah." teriakku.
Terlihat amarah di wajah mamah. Sudah karena terlalu larut aku akan di ceramahi 1 minggu full dengan tema yang sama. Dan surat izin keluar malam hari pun akan dibekukan untuk kedepannya. Nasib. Padahal aku sudah izin akan pulang larut untuk ikut festival ini seminggu sebelum hari ini.
"Ayo pulang mamah mau ngomong."
Aku mengekor saja dibelakang mamah. Pasrah dengan apa yang akan terjadi. Perang batin pasti.
"Kamu sholat dulu, pasti kamu lupa sholat Isya, bersihkan dirimu mamah tunggu disini." Mamah duduk diruang tamu.
"Mah besok aja yah aku capek, ngantuk, besok kan minggu mamah bebas deh dari pagi sampai malam lagi kalau mau omelin aku." Gerutuku
"Malam ini pokoknya cepat wudhu." Tegas mamah.
Aku membersihkan badan dan muka, berwudhu dan sholat. Kemudian menghampiri mamah. Aku duduk di sofa sebelah mamah.
"Megan kamu itu anak perempuan. Kenapa harus pulang malam? dan lagi yang mengantarmu Rasya walaupun kalian berteman tapi pandangan orang pasti akan negative. Mamah tidak pernah melarang apapun asal tau batas wajarnya. Mamah mengizinkan karena mamah kira kamu gak akan pulang selarut ini. Dan lagi mamah gak suka kamu selalu mengabaikan setiap sholatmu itu." Mamah menghela nafas panjang.
Aku tau perasaan mamah bagaimana. Karena tetangga selalu menggosip aku gadis nakal selalu bergaul dengan laki-laki. Aku sudah muak dengan gosip-gosip itu.
"Mah megan mengikuti acara ini karena megan butuh uang buat bayar spp sekolah. Megan yakin Megan akan menang dan membawa hadiah. Terbukti Megan dan sahabat Megan berhasil mah. Megan sudah tidak ada jalan keluar untuk membayar tunggakan spp dan tunggakan lainnya di sekolah. Sementara guru TU terus saja menanyakan itu. Megan gak mau nyusahin mamah, abang dan teteh."
Tak terasa air mataku terjatuh. Begitu sulitkah Tuhan memberikan cobaan padaku. Tiba-tiba mamah memelukku erat, aku tau hatinya rapuh tapi mamah selalu sabar dan tegar selama ini. Aku tak bisa menghitung kesedihan dan pelajaran apa yang membuat mamah kuat melewati semuanya.
"Maafkan mamah Megan , mamah belum bisa membahagiakanmu." Aku menatap nanar mata mama, ada buliran air mata di sudut matanya.
"Sudahlah mah, Megan janji Megan akan memegang teguh apa yang mamah nasehatkan, kejadian ini pertama dan terkahir Megan gak akan melakukannya kalau bukan mendesak. Megan akan menjaga kehormatan keluarga. Percayalah pada Megan mah."
Pelukan eratku membuat mamah menitikkan air mata. Aku semakin merasa bersalah, telah membuat mamah sedih dan khawatir.
"Kita masuk kamar aja yuk mah Megan capek dan ngantuk. Besok lanjut ceritanya yah mah."
Kami pun meninggalkan ruang tamu. Aku masih saja kebingungan bagaimana aku membayar sppku. Waktu tenggatnya hanya sampai sabtu depan , sedangkan uang dari festival 2 minggu baru masuk rekening Rasya.
Bagaimana kalau aku part time aja di food court tempat sindi saudara ku bekerja. Sedikitnya untuk menebus kartu ujian ku agar aku bisa mengikuti ujian dengan tenang. (batinku)
Tak lama setelah memikirkan itu aku terlelap dengan nyenyak dalam tidurku.
*HAI READERS KESAYANGANKU. DUKUNG TERUS NOVEL INI DENGAN CARA VOTE YAH. JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK LIKE DAN KOMEN KALIAN*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!