17 tahun yang lalu.
Malam yang sunyi nan gelap, salju pertama mulai turun menghujani Kerajaan Tin. Nyala obor menjadi penerang disetiap sudut tempat.
Dinginnya udara membuat seluruh makhluk menyembunyikan diri mencari kehangatan. Demikian juga Dengan para penduduk yang tinggal. Mereka menyalakan Api disetiap Rumah yang di tempati. Terlihat jelas dari cerobong asap yang mengepul keluar dari atap.
Namun suasana itu berbeda jauh dari salah satu sudut istana bagian belakang. Seseorang telah melempar sesuatu dengan sengaja ke dalam tumpukan jerami yang ditimbun untuk pakan para kuda.
Awalnya hanya api kecil saja yang muncul. karena sifat jerami yang mudah terbakar. Akhirnya merambatlah api tersebut sampai ke paviliun Sakura.
Di sisi lain Ruangan terdalaman istana. Kaisar Hyun Shik terlihat cemas. Ia tidak menduga Selir Satu-satunya yang telah ia istemewakan menyimpan banyak kebohongan.
Dan saat ini ia telah mengetahui segalanya. Semua kebusukan Selir ok Jung. Keracunan calon putra mahkota-anaknya Dengan permaisuri utama. bukan karna ketidak sengaja an semata melainkan sudah direncanakan.
Panglima besar Han Shin telah memata matai seluruh penghuni istana atas Perintah Kaisar Hyun Shik secara diam-diam. Beberapa hari ini istana terlihat mencekam dan Panglima segera menemukan kejanggalan nya.
Malam ini akan menjadi malam paling panjang bagi seluruh penghuni istana. Karena dari kabar yang panglima Han dapat. Selir ok Jung dan para pemberontak sedang menyusun rencara untuk menyerang istana secara diam-diam.
Dan dengan kabar yang begitu tiba-tiba tersebut Kaisar Hyun Shik menitahkan Panglima Han untuk mengamankan calon putra mahkota dan permaisuri utama ketempat yang lebih aman. Tanpa tau menau paviliun Sakura telah hampir hangus terlalap api karna jarak antara kediaman Kaisar yang terlalu jauh.
Salah satu prajurit melaporkan dengan segera kepada Kaisar Hyunshik. Dan dengan kecepatannya, kaisar Hyunshik mendatangi paviliun Sakura. Kayu telah menjadi abu.
Hati Kaisar Hyunshik telah hancur, amarah membara tanpa pengobatnya. Ia telah pergi dalam kobaran api didepan matanya. Belum pulih calon putra mahkota dari keracunan nya. Dan kini ia telah melihat pujaan nya, kebahagiaannya, cintanya terbujur kaku hangus didepan mata.
" Persiapkan seluruh prajurit yang tunduk dibawah titahku malam ini. seluruh nya! Kita akan memusnahkan para iblis itu."
" Baik yang mulia."
Panglima Han menunduk patuh segera melaksanakan tugasnya.
...************...
Tujuan akhir Panglima Han sebelum membasmi para pemberontak malam ini. Ia mendatangi kediamannya terlebih dahulu. Merasa cemas dengan istrinya yang tengah hamil anak keduanya.
Firasatnya mengatakan akan ada pertumpahan besar malam ini dan ia tidak ingin keluarganya terluka.
"Istriku pergilah kedesa Nam. kau akan aman disana" Perintah panglima Han shin kepada istrinya. Tangannya menggenggam erat sang istri.
"Lalu bagaimana denganmu ?" tanya sang istri dengan linangan air mata. Ia sudah mengetahui akan apa yang akan terjadi malam ini karna Panglima Han shin telah menceritakan nya secara keseluruhan.
"Aku akan baik-baik saja istriku, ini sudah tugasku melindungi istana. aku berjanji akan segera menjemputmu jika situasi sudah membaik."ucap panglima mendekap tubuh istrinya meskipun sedikit mengganjal. karena adanya nyawa yang ia tunggu akan segera lahir dalam waktu dekat.
"Ryeon kemarilah!" panggil panglima kepada Ryeon anak pertama nya. Ia memegang pundak anaknya.
"Ryeon, bisakah kau berjanji pada ayah?" Tanya panglima tegas.
"Apa itu ayah?" Tanya Ryeon kecil dengan wajah datar tanpa menampakkan kesedihannya. Sejak kecil ia sudah dilatih menjadi sosok pria yang kuat dan tangguh sebelum waktunya.
Ayahnya mengajarkan bahwa pria tidak boleh menangis jika ingin menjadi kuat dan tangguh disituasi sesulit apapun itu.
"tolong jaga ibumu dan adikmu selagi ayah berperang" pinta panglima menatap Ryeon.
"Aku janji ayah" jawab Ryeon tegas. Ia memiliki sikap kedewasaan sebelum waktunya. akibat dari sang ayah yang sudah mendidiknya sekeras mungkin.
Ia bisa dikatakan sudah menguasai ilmu bela diri sejak kecil akibat tempaan sang ayah yang seorang panglima. Sehingga membuat ryeon yang masih berumur 8 Tahun saat ini menjadi suka belajar taktik berperang.
"Bagus, ayah bangga padamu Ryeon" ucap ayahnya sambil memeluk Ryeon dan sang istri.
Mereka bertiga saling berpelukan beberapa saat saling menguatkan satu sama lain. Sampai Han kang - paman Ryeon sekaligus adik dari panglima Han yang berusia 20 tahun hadir mendekati mereka bertiga.
" kalian harus pergi. Han kang akan menjaga kalian" ucap panglima sambil melepas pelukannya.
"Ayah harus berjanji akan memenangkan pertempuran" pinta Ryeon menatap panglima Han shin.
"Ayah janji, pergilah! Han kang, aku percayakan padamu. Jaga istriku dan Ryeon baik-baik" pinta panglima pada adiknya yang sedang menunduk.
Han kang mengangguk pelan mengangkat wajahnya. menatap panglima Han entah yang terakhir kalinya atau tidak .
"Aku berjanji akan melindungi kakak ipar dan keponakanku dengan segenap hidupku. kakak bisa pegang janjiku" Tegas suara Han kang membuat kesedihannya tidak terlihat.
Sebenarnya ingin sekali rasanya ia ikut serta dalam perang tersebut. namun kakaknya melarangnya, karena usianya belum genap 21 tahun.
Tanpa membuang-buang waktu lagi. Segera sebelum pemberontak menyerang istana istri panglima Han beserta Ryeon dan Han kang pergi meninggalkan istana secara diam-diam dimalam salju yang turun dengan penuh lebatnya.
...****************...
Istana telah gempar dengan terbakarnya paviliun Sakura yang ditempati oleh permaisuri utama serta berkumpulnya seluruh Pasukan besar istana tanpa tau apa yang sedang terjadi.
Kediaman Calon putra mahkota pun tampak di jaga dengan ketat oleh pasukan khusus yang ditugaskan Kaisar Hyun Shik untuk mengamankan putranya .
" Paman ada apa? kau ingin membawaku kemana ? dimana ibunda?" tanya Calon putra mahkota yang masih terlihat lemas. Ia masih belum terlalu sembuh .
Panglima Han menggendong Pangeran Ryu dengan hati-hati. "pangeran , kita harus pergi. istana sedang tidak Aman saat ini."
"apa maksud paman?" rasa curiga mulai tumbuh dalam pikiran Pangeran Ryu.
"Lalu dimana ibunda dan ayahanda? apa mereka telah aman? " Pangeran Ryu sangat cemas dalam gendongan panglima Han karna tidak mendapati ayah dan ibunya tidak pergi bersama dengan dirinya.
"Paman jawab aku" pinta Pangeran Ryu.
"Paman ! " teriak Pangeran Ryu melihat kebakaran besar dari arah belakang daerah istana . tepatnya paviliun Sakura tempat ibunya tinggal .
"paman turunkan aku," pangeran Ryu memberontak dari gendongan Panglima Han .air matanya telah berlinang menatap Bangunan yang telah terlalap hangus oleh api.
"ibunda ! ibunda ! kumohon jangan tinggalkan aku. ibunda!" Sungguh teriakan yang menyayat hati bagi siapapun yang mendengar.
"Pangeran , Jadilah kuat seperti apa yang diinginkan oleh Kaisar. Bertahanlah ! Hamba akan melindungi pangeran sampai mati" janji Panglima Han sebelum melesat menambah kecepatan nya berlari.
ia melihat dari kejauhan Bendera pemberontak telah berkibar dipuncak istana . menandakan Kaisar telah kalah. Pangeran Ryu dalam gendongan nya pun juga menyaksikan. Kerajaan nya telah Hancur, ibu dan ayahnya telah pergi . dan kini hanya tinggal dirinya seorang diri, sebatang kara tanpa keluarga.
Hutan yang rimbun, serta Auman hewan buas yang memekakkan telinga tidak menyurutkan niat Kaisar Ryu untuk berburu Ke dalam Hutan terlarang.
Ia menarik tali kekang kuda hitamnya.
Tuk ... Tak....
derap langkah kaki kuda memelan lalu berhenti.
Nampak dikejauhan seekor rusa tengah merumput dengan santainya. Tanpa ada rasa was-was tubuhnya telah di intai sejak tadi.
Sang penunggang kuda dengan pelannya merentangkan busur panahnya siap membidik buruan. Tidak perlu menunggu waktu begitu lama.
Seeettt.........
anak panah menancap tepat dileher rusa yang sedang merumput tersebut.
Kaisar ryu memicing Heran. Pasalnya, anak panah nya belum ia luncurkan. Lalu, 'anak panah siapa itu?' Tanya nya dalam batin.
Seseorang melompat dengan santainya dari dahan di balik pohon di depannya. Kaisar ryu terkejut namun tak memperlihatkan keterkejutannya kepada teman berburu disampingnya.
"Yang mulia, Dia mengambil buruan anda, "Ucap Teman berburunya pelan yang tidak lain adalah Panglima Hiro. Ia hendak menarik tali kekang kudanya menuju ke arah orang tersebut.
Namun, Sebelum hiro mendekat. Kaisar Ryu mencegahnya agar ia tetap diam. Ia menyuruh Panglima Hiro untuk mengamati apa yang ingin orang tersebut lakukan dengan hewan buruan yang lebih besar dari tubuh orang itu sendiri.
Merasakan akan kehadiran orang lain. orang tersebut memutar tubuhnya dan langsung bertatap muka dengan Panglima Hiro dan Pemimpinnya yang tidak lain adalah Kaisar Ryu.
Ia menatap Kaisar ryu yang bertopeng dan berpakaian serba hitam. memiliki Rahang yang tegas .dan juga mata tajam menusuk seperti serigala.
Ia beralih ke arah Panglima hiro yang tidak memakai topeng. Sama - sama memiliki rahang yang tegas, bermata bening, hidung mancung dan bibir yang tipis. Cukup untuk kriteria pria tampan baginya.
Sedangkan Kaisar ryu dan Panglima hiro. Mereka sedikit tercengang melihat wajah pemuda tersebut yang sangat cantik dan tidak layak menjadi Seorang pria.
Mata sebiru samudra, alis yang sempurna, hidung mancung, bibir merah seperti Delima dan juga kulit putih yang mulus. Tubuh mungil yang tidak sama seperti pria kebanyakan pada umumnya.
Hiro segera sadar dari lamunannya "Wahai pemuda kemarilah!" Panggil panglima hiro kepada pemuda tersebut.
Yang dipanggil malah merentangkan busurnya siap membidik. membuat Kaisar ryu dan Panglima hiro memelototkan mata mereka bersamaan tidak percaya.
'lancang sekali pemuda ini' batin panglima hiro
Tanpa pergerakan sedikitpun mereka terdiam melihat anak panah yang telah meluncur sangat cepat kearah mereka tanpa bisa mereka hindari.
Seeeetttt......
Satu anak panah melewati celah diantara Panglima hiro dan Kaisar ryu.
"Akkkkhhhhhh......" seseorang berteriak kesakitan dibelakang mereka berdua.
Beberapa Anak panah segera meluncur cepat dari tangan pemuda tersebut. sesekali ia berjalan terus mendekat kearah panglima hiro dan Kaisar ryu yang mematung melihat tindakannya. Sampai ia berada di depan panglima hiro dan juga Kaisar ryu.
Seetttttt......
Satu anak panah berhasil menggores ikat kepala pemuda tersebut. menyebabkan rambutnya tergerai sempurna sampai sepinggang.
Melihat hal itu Panglima hiro dan kaisar ryu bagai tersambar petir disiang Hari. Mereka terkejut bukan main. Karena orang yang mereka kira sejak tadi seorang Lelaki, adalah wanita yang sangat cantik.
Bahkan kecantikannya, mereka-Kaisar ryu dan panglima hiro bisa menjamin seumur hidup mereka baru saat ini melihatnya. Meskipun diistana begitu banyak wanita cantik tetapi ini, mereka berdua dapat pastikan dia adalah ratunya.
Seeetttt.......
'Akkkkhhhhh'
teriakan ke sakitan kembali memenuhi tempat itu.
wanita itu kemudian menurunkan busurnya lalu berbalik lari secepat mungkin dari hadapan kaisar ryu dan hiro. Meninggal kan rusa buruannya yang sayang sekali ditinggalkan.
"Ah sial" rutuk wanita tersebut sebelum menghilang.
Sangat cepat, Kaisar Ryu tersenyum masam melihat dimana gadis itu menghilang. Dan ini untuk pertama kalinya Kaisar Ryu menyunggingkan senyumnya walau hanya sebentar.
"Apa hamba tidak salah melihat? di-dia sungguh hebat". Panglima hiro membuyarkan lamunan kaisar Ryu.
"Apa?" Tanya kaisar Ryu datar seperti tidak terjadi sesuatu.
"Oh tidak ada yang mulia, sepertinya para musuh mengetahui kita sedang berburu. Sebaiknya kita lekas pulang keistana". Saran panglima hiro.
"cari tau dari mana asal mereka dan gadis itu" perintah kaisar Ryu.
"Baik yang mulia".
Dia mahir sekali memanah ishh. Kaisar Ryu meringis melihat mayat-mayat para musuh yang terpanah. Bahkan semuanya mengenai titik vital tubuh mereka.
"Hebat sekali wanita itu" gumam panglima hiro memuji gadis tersebut tanpa sadar.
...***********...
Dari kejauhan seseorang tengah memanggul beberapa ikan besar dipundaknya.
"Wah calon suamiku sangat hebat menangkap ikan" celetuk seorang gadis memuji seorang pemuda yang tengah lewat didepannya.
"Ryeon, tunggu!" Gadis itu menghentikan sang pemuda. Sedangkan si pemuda merasa jengah dengan perlakuan sang gadis yang slalu mengganggunya.
"Hm " gumam ryeon malas.
"Ini untukmu" gadis tersebut memberikan sekeranjang buah untuk ryeon.
"Buah apel yang aku tanam telah tumbuh untuk pertama kalinya. Jadi aku menyisihkan sebagian untukmu".dengan senyum manisnya sang gadis memberikan apel tersebut tanpa tau ryeon telah risih.
Tatapan semua orang telah berpusat kearah mereka sejak tadi. Siapa yang ingin melewatkan pembicaraan ryeon-pemuda desa yang terlewat tampan bahkan merujuk cantik jika ia seorang wanita. Tengah berbincang dengan Nana-sang calon kecantikan desa di masa depan. Meskipun usianya terbilang masih muda . Tetapi, fitur wajah Nana yang terbilang sempurna telah menonjolkannya sejak dini.
Sungguh pasangan yang serasi.
Begitulah warga yang melihat. Tetapi ada juga yang merasa iri karna tidak dapat mendapatkan ryeon ataupun Nana.
Kebanyakan dari kaum wanita yang mendecih kasar membenci Nana. Bergosip ria meng agung-agungkan anaknya yang lebih baik bersanding dengan ryeon yang tampan.
"oh ryeon kau sangat tampan, lebih cocok untuk anakku yang cantik . Bukan dia". seorang wanita dengan hanbok mewahnya menghampiri ryeon dan memegang tangannya.
Ryeon yang terkejut langsung melepaskan tangannya risih.
"Wahai nyonya tua Lin . Ryeon tidak menyukai anakmu. Dia lebih menyukai ku. Benarkan?" Tanya Nana sambil menarik lengan ryeon bergelayut.
"Hm" Lebih baik ryeon memilih nana, karna Nana lebih mudah dipengaruhi.
"Kau?" tunjuk nyonya Lin marah.
"Ya nyonya Lin, aku tau aku cantik. Anakmu tidak akan pernah bisa menandingi ku". Nana jengah dengan tingkah nyonya lin- wanita biasa yang menikah dengan seorang saudagar kaya itu sangat sombong. selalu menjodohkan anaknya yang masih bau kencur dengan pujaan hatinya, ryeon.
"berani sekali kau dengan ku. gadis bar bar"
"siapa yang kau katakan bar bar nyonya?" tanya Nana dengan santai sambil meniup niup ujung kukunya yang ia pelihara sedikit panjang.
melihat hal itu nyonya Lin sedikit menciut. Siapa yang ingin berurusan dengan cucu tetua desa ini. Lebih baik mengalah jika tidak ingin diusir dari desa ini oleh Kakek Nana.
"awas saja kau, lain waktu akan kubalas" Nyonya Lin berlalu dengan raut kesal, berbeda dengan Nana yang terlihat bahagia.
"dasar nenek tua" Nana kesal.
"ini untukmu" Ryeon memberikan sebagian ikan yang ia tangkap dari sungai kepada nana.
"Untukku?" Nana langsung merubah raut kesalnya . ia tidak menyangka untuk pertama kalinya ryeon memberikan sesuatu kepada Nana meskipun itu hanyalah seekor ikan hasil pancingan.
"Hm" ryeon mengangguk berterimakasih untuk buah apelnya . ia segera berlalu dari hadapan Nana . karna hari mulai petang.
setidaknya pemberian nya untuk Nana bisa menjadi rasa terima kasih ryeon untuk nana. karena selama ini Nana telah menjadi pelindung ryeon dari kejaran para gadis yang menggoda ryeon. dan tanpa Nana sadari bahwa rasa cintanya tak akan pernah terbalaskan dari sosok ryeon.
Disebuah rumah kecil yang agak sedikit jauh dari pemukiman penduduk. Tepatnya di kaki bukit kecil, lurus dengan jalan utama desa.
Plang bertuliskan 'rumah pengobatan' sudah menjadi tidak asing lagi bagi para penduduk disekitar. Rumah yang sangat sederhana dengan ramuan obat yang ditanam disekitar rumah dengan sengaja oleh pemiliknya.
Didalamnya terdapat meja bundar setinggi pusar berukir bunga yang rumit. beserta dinding yang beraksen kayu-kayu kecil dengan tirai jendela yang dilukis corak bunga sakura. Menambah kesan ketenangan dalam rumah tersebut.
Dan untuk kali ini berbeda . Ruang tersebut tidak dapat menenangkan kedua pria yang terlihat begitu cemas satu sama lain.
Raut serius yang ditampakkan oleh keduanya seperti tak mendapat hasil dalam pemikiran masing masing.
"Bagaimana kabar tetua desa saat ini?" Tanya seorang wanita yang baru saja keluar dari dalam. Sambil membawa beberapa minuman untuk memecahkan ketegangan diantara kedua pria tersebut.
"Baik, sangat baik nyonya Hana" seru tetua desa kepada Hana-wanita yang masih nampak cantik meskipun usianya telah memasuki angka Kepala tiga .Ia menyuguhkan tetua desa teh hijau agar pembicaraan lebih tenang.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi tetua desa?" Tanya hana secara langsung kepada tetua desa. Ia sangat paham akan masalah tetua desa yang selalu dihadapi .
Pasalnya tetua desa akan selalu meminta saran akan masalah desa yang tidak bisa ia pecahkan kepada ia dan Han-adik iparnya.
Seperti bagaimana caranya ia meminta pajak desa dari warga yang tidak berkecukupan tanpa melukai hati mereka, membagi saluran irigasi secara adil kepada warga, memberi hukuman bagi warganya yang berbuat jahat dan lain-lain. Tetua pasti akan datang padanya.
"Tetua desa datang kesini untuk memberitahu bahwa kerajaan telah mengeluarkan dekritnya. Mereka menyuruh seluruh desa dibawah wilayah Kerajaan untuk mengirim segera seorang gadis berusia 17 tahun ke istana". Terang han yang terdiam sejak tadi.
"Lalu apa masalahnya Han? Bukankah desa selama ini selalu menyanggupinya dan tepat waktu?" Tanya hana bingung. Pasalnya desa nil selalu tidak pernah absen untuk mengirim seorang gadis setiap 3 tahun sekali untuk dijadikan seorang pelayan di kerajaan.
"Nyonya Hana benar. desa nil selalu menyanggupinya. Namun berbeda dengan tahun ini" tetua desa mengerutkan dahinya . Menambah lipatan wajah tuanya semakin dalam.
"Ada apa dengan tahun ini?"bingung hana.
"Kakak ipar , gadis didesa nil untuk tahun ini tidak ada yang memenuhi syarat. Umur mereka tidak ada yang berusia 17 tahun . Jika kita mengirim mereka yang tidak memenuhi syarat. Aku takut suatu saat kita dihukum karena melanggar persyaratan". Terang han membuat hana ikut gelisah.
Aturan kerajaan Tin beberapa tahun belakang ini berubah. semenjak pengangkatan Kaisar mereka yang baru. Membuat dekrit bahwa setiap 3 tahun sekali. dari berbagai desa dibawah wilayah kekuasaan kerajaan Tin harus mengirim seorang gadis kekerajaan untuk mengabdi dikerajaan sebagai pelayan. jika aturan dilanggar maka mereka setidaknya harus membayar umpeti kekerajaan sebagai gantinya sebesar 10.000 koin mas. Jika tidak, maka desa tersebut sama saja tidak akan mendapatkan perlindungan dan keamanan kerajaan dari musuh atau pun hal lainnya.
...'***************...
Tanpa mereka sadari seseorang telah mendengar pembicaraan mereka dari balik ruangan tersebut. Ia sangat mengerti akan keadaan tetua desa saat ini.
Desa nil tidak akan sanggup membayar umpetinya karena itu tidak memungkinkan. Mengingat bahwa warga didesa nil tergolong orang yang serba kekurangan. Dan begitu pun dari golongan tengah seperti pedagang, ataupun saudagar kaya bisa dihitung dengan jari . 'Apa ini saatnya aku membantu meringankan beban desa ini?' Batinnya.
"Ryeon apakah kau disana ? Masuklah!" Seru Han - paman Ryeon sekaligus adik ipar hana - ibu Ryeon. Ia sangat peka dengan kehadiran seseorang.
Ryeon terlihat gugup karena sudah tertangkap basah menguping pembicaraan orang lain. Akhirnya ia memasuki ruangan tersebut Memberi hormat pada tetua desa, ibu dan pamannya.
Tetua desa membalasnya dengan senyuman.
"senang Bisa bertemu dengan Tetua desa" dengan canggungnya Ryeon menyapa.
"Kau Begitu baik dan tampan Ryeon. Cucuku tidak salah memilih mu" Balas sang tetua Desa tanpa tau mimik Paman Han dan nyonya Han telah menegang ditempatnya.
" Baiklah, tetua desa ini pamit pulang. Aku harap nyonya hana dan tabib han bisa membantuku segera menyelesaikan masalah ini". Tetua desa bangkit dari duduknya dan langsung membungkukkan badan-tanda salam hormat undur diri. Begitu juga dengan hana, han dan Ryeon ia segera membungkuk membalas hormat tetua desa.
Tidak berselang lama dari kepergian desa.
Hana tersenyum mendekati ryeon anaknya, Harapan satu satunya untuk ia terus hidup.
"Apa yang kau bawa? Dan mengapa bajumu kotor sekali ryeon? Ibu sudah mengatakan nya berulang kali agar Jangan keluar terlalu jauh dari desa".
Niat Hana ingin memperingati ryeon dengan benar tetapi ryeon menanggapi nya dengan perkataan lain diluar perkiraan nya.
"Ibu izinkan aku menggantikan gadis desa untuk dekrit kerajaan" tukas ryeon menatap ibunya dengan raut bersalah.
Uhuk
Paman Han tersedak mendengar penuturan ryeon sedangkan nyonya Hana langsung menatap ryeon meminta penjelasan.
" Ap-apa maksudmu ryeon?" Nyonya Hana cemas menunggu perkataan ryeon selanjutnya. Ia ingin perkataan Ryeon hanya halusi semata.
"Ibu izinkan aku menjadi utusan Desa Nil"
Ryeon telah memantapkan niatnya . Hanya ini satu satunya cara untuk menyelamatkan Desa dari tagihan umpeti yang nilainya selangit. Dan agar Desa Nil tetap aman terlindung dibawah Wilayah Kerajaan kekaisaranTin.
"Ryeon" lirih nyonya Hana menyebut nama anaknya. Tanpa tau air matanya telah mengalir ntah sejak kapan. Luka itu kembali lagi ketika orang tercinta nya mengucapkan ingin meninggalkan nya Kembali.
Ryeon merasa bersalah Tanpa tau apa sebab ibunya menangis tiba tiba.
"ibu maafkan ryeon" lirih ryeon meminta maaf.
tetapi ibunya semakin bertambah sedih. Nyonya Hana segera berlalu menuju kamarnya karna Jawaban ryeon yang tetap sama.
melihat kepergian ibunya, ryeon terlihat bersalah . ia ingin sekali mengejar ibunya. namun paman Han menghentikan tindakannya.
" Ibumu butuh waktu, kemarilah. mari duduk dan kita bicarakan secara baik-baik" perintah paman Han kearah ryeon.
untuk beberapa saat ruangan itu berada dalam keheningan. sampai sang paman menanyakan sesuatu bukan dalam perkiraan Ryeon.
" Kau baru saja bertarung dengan siapa ryeon?" Ucap Paman Han tegas . melihat ryeon dengan mata menelisik mencari kebenaran.
" em. Ak- aku hanya membantu seorang pemburu menangkap Hewan Buruannya paman. itu - hewan buruan nya sangat liar sehingga aku sedikit bertarung dengan hewan itu, ya seperti itu" Ryeon tertawa Canggung.
" Lalu, Darah manusia yang sedang apa hingga memuncratkan darahnya ke bajumu?"
Mata ryeon langsung terbelalak dengan lebar.
pamannya sangat Pandai untuk meneliti sesuatu sekecil apapun. walaupun itu hanya setitik darah yang telah bercampur dengan warna bajunya yang sama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!