Perkenalkan Alira Anastasya kerap kali dipanggil Alira.
berasal dari keluarga yang bisa di bilang berkecukupan,
dia gadis ceria, baik dan cantik,
dan juga suka membantu orang lain.
Alira, sangat banyak di sukai oleh orang lain, karena sifat ramah, sopan dan juga lemah lembut ya.
Dia anak tunggal dari kedua orang tua ya, mereka hidup bahagia, tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama karena Ibu ya terlebih dulu meninggalkan mereka di saat umur Alira 20 tahun.
Waktu itu mereka berlibur ke puncak bersama orang tua ya, tapi di saat menuju puncak mobil yang di kendarai oleh Rendi Ayah Alira, di tabrak oleh truk yang hilang kendali.
Dan di situ lah ibu Alira meninggal dunia, sementara Alira dan Rendi Hanya pingsan dan luka ringan.
Rendi dan Alira menjalani hidup ya seperti biasa, namun tidak sehangat dan sebahagia dulu waktu Ibu Alira ada.
Mereka sibuk dengan urusan masing-masing
Alira yang sibuk dengan kuliah yah dan juga Rendi yang sibuk dengan urusan kantor ya.
yang membuat hubungan mereka semakin jauh,
Terkadang Alira sangat kesepian dan juga sangat sedih,
dia melampiaskan rasa kesepian ya, membaca di perpustakaan umum dan juga main ke taman yang sering mereka kunjungi di saat Ibu ya masih ada,
dia lebih sering termenung dan mengingat masa-masa indah di saat bersama Ibu ya.
Alira pulang tepat jam 07:00 malam.
dia melihat mobil Rendi sudah terparkir di garasi,
"Tumben Ayah sudah pulang jam segini biasanya jam 10 ke atas," batin Alira.
Semenjak meninggal ya Ibu Alira, Rendi sangat jarang pulang awal dan sangat jarang bertukar cerita dan bahkan tidak pernah karena semenjak kepergian sang ibu yang dulunya Alira dan Rendi sangat ceria sekarang mereka sangat dingin.
Alira membuka pintu rumah ya itu.
Yap betul sekali Rendi sedang menonton TV di ruang tamu.
"Kamu sudah pulang Nak?" tanya Rendi pada putrinya itu.
"Sudah Yah, tumben Ayah sudah pulang," tanya Alira pada Ayah ya itu.
"Pekerjaan Ayah di kantor tidak terlalu Banyak jadi Ayah bisa lebih cepat pulang, lagian Ayah juga rindu sama putri Ayah yang cantik nih," ucap Rendi sambil mengelus pucuk kepala Alira yang duduk di samping Rendi.
"Hmm, tumben Ayah bersiap hangat pada ku seperti ini, dan juga pulang lebih awal, aku harap Ayah akan bersikap seperti ini seterusnya," batin Alira.
"Alira ke atas dulu ya, mau mandi udah gerah banget," ucap Alira sambil mencium baju yang sedang dia pakai.
Rendi hanya tersenyum melihat Alira yang sedang berdiri di depan ya, karena dia juga pasti sangat merindukan putri ya itu.
namun karena pekerjaan yang menuntut waktu Rendi sehingga Rendi tidak bisa akrab dengan putri ya seperti biasa.
"Oh iya, Ayah sudah makan?" tanya Alira sebelum pergi.
"Belum, perut ayah sangat lapar," ucap Rendi sambil mengelus perut ya.
"Hmm yasudah Alira mandi dulu ya Ayah, baru masak," Ucap Alira sambil berjalan menuju lantai atas dan masuk ke kamar yah.
Alira memang anak orang dari keluarga yang berkecukupan namun dia tidak manja.
kalau masalah dapur dan masalah rumah dia sudah terbiasa, karena ibu yah mengajar kan Nia dari kecil, karena di rumah mereka tidak ada asisten rumah tangga.
Bukan tidak mampu membayar, tapi karena ibu Nia lebih suka mengerjakan yah sendiri karena dia ingin bertanggung jawab sebagai istri dan bisa mengurus suami sendiri.
dari ibu ya lah, Alira belajar jadi wanita tanggung jawab dan juga baik, sopan dan rajin.
Alira keluar dari kamar ya, dan langsung menuju ke dapur untuk masak dengan semangat.
sambil di bibir ya terukir senyuman yang sangat manis, karena kali ini dia akan masak untuk ya dan juga akan makan bersama Ayah ya.
Karena selama ini dia tidak pernah merasakan lagi momen hangat dari keluarganya bahkan makan bersama pun dengan Ayah yah dia tidak pernah,
pernah sih tapi jarang, dan itu pun makanan yang di pesan lewat online karena tiap kali Alira menawarkan akan di masakin, Ayah yah selalu menolak, alesan ya karena terlalu lama.
Masakan Alira pun selesai dan menghidangkan ya di atas meja makan.
Alira berniat ingin memanggil Ayah ya ke arah ruang tamu dan ternyata Ayah ya sudah datang dari balik pintu.
"Wahh.. aroma ya sangat enak, buat perut Ayah makin lapar," ucap Rendi sambil mencium aroma masakan Alira.
"Hmm.. Ayah bisa aja, ayok makan dulu Yah," ucap Alira sambil menyendok nasi ke piring Ayah ya dan juga ke piring ya.
Mereka pun makan tampa ada suara, Hanya terdengar suara sendok dan piring yang bersentuhan.
Acara makan pun selesai,
Rendi membuka pembicaraan.
"Gimana kuliah mu Nak?" tanya Rendi pada Alira.
"Alhamdulillah Yah, baik-baik aja kok Yah, kalau urusan kantor Ayah bagaimana?" tanya Alira.
"Urusan kantor Ayah tidak pernah siap selalu numpuk terus," ucap Rendi sambil tersenyum.
"Ayah ingin bicara sesuatu sama kamu Nak, apa boleh?" tanya Rendi serius sambil menatap wajah Alira.
"Bicara saja Ayah kenapa harus minta Ijin segala," ucap Alira sambil tersenyum.
"Ayah mau menikah," ucap Rendi.
seketika senyum yang terukir dari tadi di bibir Alira luntur Secara tiba-tiba.
Dalam fikiran ya secepat itu kah Ayah yah mencari dan mengganti ibu ya di dalam hidup yah.
dia tidak sangka kalau Ayah yah akan menikah lagi, bahkan fikiran Nia tidak pernah sampai kesana, namun sekarang Ayah mau menikah dengan perencanaan lain.
"Ayah mau menikah? alasannya apa Yah?" tanya Nia dalam hati keadaan hancur dan syok.
"Ayah hanya ingin mempunyai pendamping hidup dan juga sosok ibu buat kamu yang sekarang nih," ucap Rendi sambil menggenggam tangan Alira.
"Apakah selama ini Ayah tidak menganggap Alira ada, apakah secepat itu Ayah menggantikan ibu," ucap Alira sambil menahan air mataya agar tidak jatuh.
"Bukan begitu maksud Ayah Nak," kata-kata Rendi terputus karena Alira langsung meninggalkan meja makan, dan menuju kamar ya.
Dia menutup pintu kamar ya sedikit keras dan langsung melemparkan tubuhnya di kasur empuk ya, dan menumpahkan air mata yang dari tadi dia bendung.
Hati ya sangat terpukul karena niat Ayah ya.
Sementara Rendi di bawah memijit kening ya, dia menghela nafas panjang.
dia paham kenapa sifat putri ya seperti itu.
Dia menyusul Alira ke kamar ya,dia mencoba membuka pintu kamar Alira.
Namun kamar Alira di kunci dari dalam,
"Alira.. buka Nak, Ayah belum selesai bicara Nak," ucap Rendi sambil mengetuk pintu itu.
Namun tidak ada Jawaban dari dalam.
Rendi duduk di depan pintu itu, berharap Alira akan membukakan pintu kamar ya itu.
namun sudah duduk sekitar 20 menit pintu tak kunjung terbuka.
Rendi berdiri dari duduknya.
"Ayah tau, kenapa kamu tidak ingin Ayah menikah,tapi Ayah harap kamu juga mengerti keputusan Ayah nak," ucap Rendi dan melangkah meninggalkan pintu kamar Alira.
Rendi membaringkan tubuhnya di kasur dan sambil memandangi foto pernikahan dia dan Istrinya.
dan dia beranjak dari tempat tidur ya.
"Maafkan aku, Aku telah membuka hati pada wanita lain, dan aku harap kamu bisa mengerti dan kamu juga disana yang tenang yah," batin Rendi dan melepaskan foto dari dinding dan mencium ya.
Dan meletakkan foto itu ke dalam kardus dan membuat yah di bawah kasur ya.
...----------------...
Jangan lupa tinggalkan jejak yah kak
terimakasih 🙏🙃
Keesokan harinya, Alira bangun dan bersiap-siap ke kampus ya, dia keluar dari kamar ya dan melihat sekeliling rumah, tidak ada siapa-siapa disana.
Nia berjalan menuju keluar seakan cuek akan di mana keberadaan Ayah ya, karena dia belum terima niat Ayah ya.
Dia menuju garasi, dan disana garasi sudah terbuka dan mobil Rendi sudah tidak ada disana. Nia mengeluarkan mobil pribadi ya yang sewaktu dia mulai kuliah di belikan oleh orang tua ya.
Dan langsung mengendarai mobil ya, dia melihat wajah ya di cermin yang ada di mobil ya, wajah yah kelihatan sangat sembab dan mata ya sedikit bengkak, karena menangis semalaman, dia mengeluarkan nafas dengan kasar.
"Aku harus berbuat apa sekarang, aku tau Ayah tidak akan pernah mendengar kan perkataan aku, dan juga dia akan pasti memilih perempuan itu," batin Alira, sambil fokus mengendarai mobil ya. dan seketika ada mobil yang melaju kencang dari sebelah kanan di perempatan jalan.
mobil Alira tiba-tiba rem mendadak dan juga mobil Lamborghini warna hitam itu namun sedikit mengenai mobil Alira bagian depan hingga lecet sedikit.
Alira turun dari mobil dan memeriksa mobil yah.
"Aduh kok bisa gini sih, lagian nih mobil gak liat apa gue sedang melintas di sini gak bisa ikutan aturan jalan, jelas lagi lampu merah," ucap Alira.
Dan laki-laki keluar dari mobil yah.
"Hey kau, tidak bisa kah kau berhati-hati membawa mobil lihat mobil saya jadi lecet gara-gara mobil anda ," ucap laki-laki itu meninggikan suaranya.
"Ehh tunggu dulu deh pak, bukan ya bapak ya yang salah, udah jelas lampu merah di situ tapi bapak main terobos saja," ucap Alira.
"Ah sudahlah kamu harus ganti rugi saya tidak mau tau," ucap laki-laki itu.
"Hah! saya ganti rugi? gak salah nih pak? mobil saya yang lecet, dan juga bapak yang main terobos lampu merah," ucap Alira tidak terima akan permintaan laki-laki itu.
"Mana dompet kamu?" tanya laki-laki itu
"Buat apa pak," tanya Alira heran sambil mengeluarkan dompetnya dari tas ya, dan langsung di ambil oleh laki-laki itu.
"Saya akan ambil KTP anda, sebelum anda ganti rugi saya tidak ada waktu untuk berdebat dengan anda, saya terburu-buru," ucap lelaki itu sambil memberikan kartu nama ya pada Alira dan masuk ke mobil ya.
dan pergi meninggalkan Alira yang tak habis pikir sepagi ini dia mendapat masalah yang tidak masuk akan Sambil memegang kartu nama lelaki itu.
Tit.. tit..tit..
Bunyi klakson mobil yang mau yebrang karena Lampu merah sudah lampu hijau.
Alira tersadar dari lamunannya dan melihat ke arah bunyi klakson dan tersenyum sambil menunduk kepalanya dan minta maaf, memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya ke arah kampus.
Setelah sampai di kampus, seperti biasa dia mengikuti pelajaran dari dosen saat sudah mata pelajaran yang kedua, dia di panggil oleh ketua kelas.
"Alira, loh di panggil sama pak Hengki tuh," ucap ketua kelas yang bernama Rido.
"Ada apa pak Hengki manggil aku?" Tanya ya pada Rido.
"Gue gak tau tuh, mendingan loh pergi dulu deh ke kantor," ucap Rido.
Nia langsung keluar dari kelas dan menuju kantor yang tidak jauh dari kelas ya.
"Permisi pak, apa Bapak memanggil saya?" tanya Alira.
"Iyah, duduk lah dulu, saya memanggil kamu kesini karena, kita akan mengadakan perlombaan di kampus kita ini dan saya memilih kamu untuk jadi ketua panitia ya, kamu harus mendaftar dulu ke pembuat acara, dan berikan KTP kamu sebagai penanggung jawab," ucap pak Hengki.
"Kenapa harus saya pak, seperti ya saya tidak bisa pak," ucap Alira karena dia mengingat KTP ya sedang di ambil orang lain, sebenarnya Alira senang telah di pilih jadi ketua panitia, karena dia tidak akan bosan dan juga tidak akan sendiri dan juga tidak kesepian karena akan pasti dia akan sibuk mengurus perlombaan itu.
"Tapi yang lain tidak ada yang mau, harapan bapak hanya kamu Alira, bapak harap kamu bisa bantu bapak," ucap Hengki.
Alira hanya diam saja karena dia tidak mungkin menolak lagi dia hanya menuruti saja dan berfikir gimna caranya dia bisa mendapatkan KTP ya kembali.
Dia pamit keluar dan kembali ke kelas yah,
"Hmmm, kenapa sih hari ku sial sekali, urusan aku dengan ayah saja belum selesai nah sekarang KTP ku di ambil sama lelaki yang tak tau aturan itu," ucap Alira sambil mengacak-acak rambut ya dengan kasar.
Jam pelajaran pun selesai, tepat jam tiga sore, karena dia tidak ingin pulang ke rumah dulu, dia kalau pulang ke rumah pasti membuat fikiran semakin pusing.
Jadi dia memutuskan untuk ke taman tempat biasa dia duduk dan berangan dan akan mengingat ibu ya di sana.
Dia sampai di taman itu, pengunjung sangat banyak disana dan dia duduk di sebuah kursi yang terdapat satu meja di sana, dia melihat sekeliling dan dia terbayang sewaktu bersama ibu dan ayah ya.
"Ibu aku rindu ibu," batin Alira,
dia teringat akan permasalahan waktu di jalan dan juga di sekolah dia memeriksa tas ya dan mengeluarkan kartu nama itu.
di situ tertulis nama Reja Mahendra, dan juga ada nama perusahaan dan alamat rumah yah.
"Oohh, namanya Reja, orang kaya tapi minta ganti rugi sampai ngambil KTP saya, orang kaya mah gitu selalu sombong dan selalu menindas orang yang di bawah ya," batin Alira. Dan tiba-tiba ada bola yang mengenai kaki ya, dia melihat bola itu dan memegang ya.
"Siapa pemilik bola ini," ucap ya melihat ke sekeliling ya.
"Tante, itu bola Joni," ucap anak kecil yang datang dari belakang Alira.
Alira langsung melihat anak kecil itu,
"Oohh, ini bola kamu, lain kali hati-hati yah dek, kok sendiri mamah sama papah ya mana? gak baik loh main sendiri," ucap Alira sambil memberikan bola dan juga menunduk mensejajarkan diri ya dengan tinggi anak itu.
Anak kecil itu hanya diam saja, karena dia juga bingung dia dimana karena asik bermain bola,
"Dek! kok diam? Adek tadi kesini sama siapa?" tanya Alira membawa anak itu duduk di kursi,
"Tadi Joni kesini bareng sama papah, tapi Joni gak tau papah ya di mana," ucap anak kecil itu dengan wajah sedih.
"Kamu tau, jalan pulang kerumah kamu?" tanya Alira.
anak kecil itu hanya menggeleng, Alira pun bingung akan mengantarkan anak kecil itu kemana,
"Ya Allah nak, ternyata kamu di sini kalau kamu mau pergi bilang sama papah dulu, kalau kaya gini papah jadi bingung cari kemana," ucap pria yang baru datang.
"Maaf pah, tadi Joni keasikan main bola," ucap Joni pada bapak yah itu.
"Terim..." kata-kata pria itu terpotong karena melihat wajah Alira yang tidak asing.
...----------------...
Saya sangat senang dan berterima kasih pada kalian sudah mau mampir ke karya saya.
jangan lupa tinggalkan jejak juga yah kak
Terimakasih 🙏🙃
Jangan lupa tinggalkan dukungan ya
like, rate, komen, dan vote.
"Anda lagi, pasti anda mau mencuri anak saya karena KTP anda sama saya," ucap Reja dan menarik Joni menjauh dari Alira.
"Iyah kenapa, saya lagi, jangan sembarangan ya Kalau ngomong,masih baik saya jagain anak Bapak di sini, kalau gak pasti bapak sudah kebingungan," ucap Alira Tak kalah dengan suara lelaki itu.
"Huff, modus orang jaman sekarang yah begitu, ayok nak kita pulang saja," ucap Reja pada anak ya itu.
"Heh pak, balikin KTP saya," ucap Alira kepada Reja yang hendak akan pergi.
"Ok saya akan kembalikan, tapi sudah ada ganti ruginya belum, sebanyak 100 juta," ucap Reja.
"Hah, seratus juta, perasaan bapak yang salah mobil saya yang lecet kok malas saya yang ganti rugi," ucap Alira.
"Saya tidak mau tau, kamu mau KTP kamu, Tapi harus bayar ganti ruginya," ucap Reja.
dan menggendong Joni.
"Tante, Joni pulang dulu ya, besok Joni main kesini lagi kita ketemu di sini yah," ucap Joni sambil mencium punggung tangan Alira sebelum dia di gendong oleh papah ya.
Alira tersenyum karena kesopanan dan lembut, ramah anak itu.
"Oke, lain kali kalau main jangan sembarang ya," ucap Alira melambaikan tangan ya pada Joni yang telah di bawa Reja pergi jauh dari Alira.
"Huf, anak ya saja sangat baik, nah bapak yah kaya serigala aja Untung ganteng," ucap Alira melanjutkan duduk ya di kursi itu lagi.
Oh iya kenalin Reja Mahendra pengusaha sukses dan juga mempunyai perusahaan dan Cabang dimana-mana,
dia terkenal sebagai pria dingin setelah 4 tahun ini.
di karenakan istrinya yang meninggal saat melahirkan anak laki-laki yah itu.
karena kepergian istri tercinta ya itu, dia jadi pendiam, cuek, dan juga tegas.
Namun karena ketampanan dan juga kekayaan ya banyak sekali perempuan yang tergila-gila dengan ya, namun Reja hanya cuek dan tidak menanggapi semua perempuan itu.
Namun ketika dia pulang ke rumah Orangtua ya di hari wikend, orang tua ya selalu menyuruh Reja untuk mencari sosok ibu untuk Joni. Namun dia selalu menjawab, Iyah mah nanti ada saat ya, kalau sekarang Reja belum ada niat, Reja masih bisa kok ngurus Joni sendiri," begitu lah jawaban Reja kepada permintaan orang tua nya.
...----------------...
Richo membawa Joni masuk ke dalam mobilnya,
"Papah kenapa sih marahin Tante itu, dia baik sama Joni lah," ucap Joni.
"Papah gak marah nak, cuman papah lagi ada masalah sama Tante itu," ucap Reja sambil menyetir mobil ya menuju rumah pribadi miliknya yang hanya tinggal mereka berdua saja.
"Kamu langsung mandi ya nak," ucap Reja pada anak ya setelah sampai di rumah.
"Iyah Pah," jawab Joni dan berlari ke kamarnya.
Reja duduk di kursi yang berada di ruang tamu, dan membuka laptop ya, memeriksa laporan kantor ya.
Sementara Alira baru saja masuk ke mobil yah dan melajukan mobilnya ke arah rumah ya.
Setelah sampai di rumah dia langsung masuk ke kamar ya. Dia tidak memperdulikan ayah yah yang sudah pulang atau tidak.
Alira membersihkan tubuhnya di kamar mandi setelah selesai dia turun kebawah ingin mengisi perut ya yang lapar.
Dia memasak menu makanan yang di sukai ya, sedikit banyak karena dia masih ingin ayah ya mencicipi makanan ya, dia sengaja masak Banya untuk Ayah ya itu.
Setelah selesai masak dan makan sendiri, dia keruang tamu, dan menghidupkan TV.
jam sudah menunjukkan pukul 21:00 namun Rendi tak juga menunjukkan batang hidungnya.
"Huf,, mungkin ayah kemaren pulang cepat, hanya karena ingin berbicara tentang pernikahan ya saja," batin Alira dan bergegas bangkit dari duduknya dan menaiki tangga satu persatu.
Saat Alira sudah di lantai dua, pintu rumah itu terbuka, sontak Alira langsung melihat ke arah pintu.
dan ternyata Rendi lah yang datang,
"Alira, kamu belum tidur nak?" tanya Rendi yang melihat Alira di atas.
"Belum yah, ini Alira mau masuk ke kamar," ucap Alira cuek dan pergi masuk ke kamar ya.
"Hmm, mungkin dia masih marah sama ku," batin Rendi dan masuk ke kamar ya.
Setelah membersihkan diri di kamar ya, Rendi keluar dari kamar menuju dapur, dia melihat tudung nasi dan membuka ya.
"Hmmm, seperti ya ini enak," gumam Rendi dan segera melahap nasi ya.
...----------------...
"Pah..Pah..Pah.. bangun," teriak Joni membangun Reja yang ketiduran di di sofa.
Reja mulai membuka matanya.
"Kamu kok belum tidur nak, papah sangat capek, jangan ganggu papah dulu yah." ucap Reja yang berdiri berniat ingin masuk ke kamar ya.
"Tapi Joni gak bisa tidur, perut Joni sangat lapar Pah," ucap Joni memasang wajah cemberut yang membuat pipi tembam ya itu makin tebal.
Richo langsung sadar, dan melihat ke arah joni, ternyata dia belum memberi Joni makan.
"Maafkan papah ya nak, lupa kalau kamu belum makan, ayok kita makan sama-sama yok, kali ini papah akan masak buat Joni." ucap Reja sambil mencubit lembut pipi Joni.
"Emang papah bisa masak? kan biasanya papah beli," ucap Joni ngeremehin Reja.
"Hmm, anak papah ngeremehin papah nih ceritanya, ya sudah ayok liat kemampuan bapak," ucap Reja sambil mengangkat anak ya itu ke arah dapur.
Reja memulai memasak dia memasak telor dadar karena dia juga bingung ingin masak apa dan juga tidak terlalu pandai.
Setelah selesai dia menghidangkan nasi dan telor yang didadar ya di depan anak ya itu.
"Ayok di makan, rasain dulu masakan papah, pasti tak kalah enak ya sama masakan yang sering papa beli," ucap Reja.
Sementara wajah Joni sudah heran melihat masakan yang di masak oleh Reja.
karena kelihatan ya telor yang di masak sedikit gosong.
Joni mencicipi ya,
"Gimana masakan papah?" tanya Reja dengan sedikit penasaran.
"Hmm, lumayan tapi papah harus sedikit teliti deh telor ya sedikit gosong jadi ada rasa pahit-pahitnya.
seketika wajah Reja berubah dan mencicipi masakan ya,
dia langsung melihat Joni dengan wajah aneh,
"Hehehehe, maafin papah ya, papah belum pandai masak," ucap Reja.
"Gpp pah, kan ini masih bisa dimakan," ucap Joni sambil terus memasukkan nasi ke mulutnya.
Reja hanya tersenyum melihat anak ya itu, karena Joni lah semangat hidup Reja,
walau Reja selalu memanjakan Joni, tapi Joni tidak pernah meminta yang aneh-aneh atau bersifat manja, dia selalu mengerti keadaan papah ya itu.
Mereka selesai makan, dan duduk di ruang tamu sambil menonton film anak-anak yang ada di tv.
"Pah," panggil Joni singkat.
"Iyah! Joni mau apa?" tanya Reja.
"Besok kita main ke taman lagi ya Pah," ucap Joni sambil membalikkan badannya menghadap ke arah papah ya itu.
"Kita ngapain kesana nak? biasanya kita kesana kan cuman seminggu sekali," ucap Reja.
"Joni mau ketemu Tante cantik itu lagi, Joni ingin tau nama Tante itu siapa dan juga Joni bakalan ajak Tante itu main ke sini." ucap Joni memasang wajah meminta.
...----------------...
like, vote, dan komen
terimakasih 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!