16:00 pm.
Mi'er berjalan memasuki mobilnya, ada banyak murid-murid yang keluar dari gerbang sekolah tetapi yang pulang dengan mobil bisa dihitung menggunakan jari.
"Cih, meskipun dia kaya percuma saja, tidak punya teman." Sebuah celotehan terdengar di telinga mi'er, dia menyikapi dengan santai. Bermodalkan earphone yang bersembunyi di daun telinganya, mi'er merasa tenang saat mendengar musik.
Mobil melaju, mereka sampai di mansion milik Wen Grissham, ayah dari Mi'er. Baru saja turun dari mobil mi'er sudah di sambut banyak maid di rumahnya.
*Maid adalah pembantu.
Seiring jalan orang-orang itu menunduk sopan, mi'er membuka pintunya. Disana sudah ada ibunya Aster yang sedang berbincang dengan seorang wanita berambut putih dan mata biru.
"Bagaimana segel buku itu bisa terbuka?" Tanya aster heran.
"Aku tidak tahu, tapi sebaiknya buku itu lebih baik disimpan dulu." Jawab wanita berambut putih seperti perak.
Dengan rasa penasarannya, mi'er datang menghampiri ibu dan satu temannya. Seketika mereka terdiam dan mengalihkan pembicaraan. "Ma, ada apa?" Tanya mi'er penasaran.
"Mi'er, kamu sudah pulang?" Raut wajah sumringah muncul, aster memeluk putrinya erat lalu mengecup dahinya lembut.
"Iya, aku baru saja sampai." Senyum mi'er.
"Kalau begitu aku pulang dulu, sebaiknya kita bicarakan lain kali. Dan tolong simpan buku itu baik-baik." Wanita berambut putih pergi, mi'er melihat ada tato hanzi lama di belakang lehernya namun pada saat itu matanya tidak bisa melihat dengan jelas.
"Cepat kembali ke kamar mu, malam nanti papa akan mengajak kita pergi makan." Seru aster pada putri sulungnya.
Sebagai anak yang baik mi'er menuruti perkataan ibunya, dia pergi ke kamar mandi sambil membersihkan tubuhnya. Air shower jatuh membasahi dari ujung kepala sampai kaki, mi'er teringat dengan kejadian sekolahnya. Hanya karena dia berasal dari keluarga yang kaya dia jadi di jauhi teman-temannya.
"Mungkinkah aku harus bilang pada papa berhenti menjemput ku pakai mobil? Sebaliknya aku naik bus saja." Gumam mi'er dengan segala keluhannya.
Mi'er saat ini berusia 17 tahun, berada di kelas tiga SMA dan berniat untuk melanjutkan studinya di luar negeri setelah lulus.
Setelah usai membersihkan tubuh dan memakai baju yang nyaman. Mi'er keluar dari kamarnya menuju ruang tengah, sebelum beranjak pergi dari sana dia melewati ruang kerja ayahnya.
Sek..Kerr...grusuk...skk
Suara itu mengganggu pendengaran mi'er dia merasa risih dan mengira bahwa pembantu mereka sedang membersihkan ruangan ayahnya secara asal-asalan sehingga menimbulkan suara bising. Saat hendak membuka pintu ruang kerja ayahnya tiba-tiba ibunya Aster menarik tangan mi'er dengan senyuman yang sedikit aneh.
"Sudah selesai? Ayo pergi." Ajak ibunya, setibalah mereka di depan rumah. Enam pembantu menemani mereka sampai jemputan itu datang tapi mi'er merasa bosan sembari menunggu mobil.
"Maaf nyonya, tuan Wen bilang makan malam ini di batalkan. Karena ada kendala di perusahaan." Ucap salah satu asisten yang baru saja datang.
"Apa? Bisa-bisanya Wen membatalkan janji!" Kesal aster.
"Maafkan saya nyonya." Asisten itu menunduk.
"Sekarang dimana Wen berada?" Tanya aster.
"Tuan masih berada di kantor, nyonya." Jawab asisten itu.
Tanpa menunggu waktu lama, aster menyuruh mi'er untuk tetap berada di rumah sampai dirinya pulang bersama ayahnya. Mi'er pun hanya menghela nafas pelan, dirinya kembali masuk bersama maid-maid yang di tugaskan.
Dia kembali melewati ruang kerja ayahnya, kali ini suara itu semakin bising dan membuat kesabaran Mi'er habis.
Brak! Mi'er mendobrak pintu, dia terdiam saat melihat tidak ada orang disana. Ada buku usang yang bergetar namun saat mi'er menyentuhnya buku itu diam di tempat.
Mi'er membuka buku itu yang bertuliskan sejarah cinta pangeran Wenhua dan putri Yueyin. Dia membaca buku itu sampai perasaan terlarut dan mengikuti alur cerita yang sangat menyentuh. Setelah tahu inti dari cerita tersebut, mi'er mendengar obrolan ayah dan ibunya.
"Pa!" Panggil mi'er dia hendak menanyakan tentang buku kuno, namun saat berlari ke arah pintu mi'er tak sengaja tersandung dan mengakibatkan buku itu terjatuh.
Tubuhnya terasa sakit, tangan mi'er menggapai buku yang tak jauh darinya. Tiba-tiba buku itu bergetar dan terasa hangat, mi'er melihat cahaya berwarna kuning membentuk portal cincin dan tubuhnya terisap ke dalam sana.
Lembaran buku terbolak-balik, saat mi'er sudah di hisap buku itu pun menutup dan cahayanya menghilang bertepatan dengan Wen Grissham masuk.
"Aku mendengar suara mi'er, dimana dia?" Tanya Wen Grissham pada istrinya aster.
"Dia sudah tertidur di kamarnya, dan kamu masih punya masalah pada ku." Jawab aster dengan penuh kekesalan.
Tidak mau berdebat dengan istrinya, Wen Grissham bersikap manis dan memanjakan istrinya. Sebuah penawaran keluar dari mulut Wen Grissham, tas baru, mobil baru bahkan Wen Grissham menawarkan akan membelikan sebuah taman untuk istrinya.
"Aku tidak mau." Aster tetap kokoh dan tidak tergoda pada suaminya itu.
"Baiklah kalau begitu, aku akan memberikan bayi untuk mu." Seringai Wen Grissham kemudian mulai menggendong istrinya.
"Wen Grissham jangan macam-macam!"
Sementara itu di sisi lain, mi'er baru saja bangun dari tidurnya, lebih tepatnya dia baru saja pingsan dan sadar di sebuah bebatuan sungai yang di penuhi rontokan bunga hwamei. Warna pink, pikir mi'er sangat indah.
Dia terkejut melihat pemandangan seperti di buku-buku tentang zaman dahulu. Sungai yang jernih, langit yang terlihat lembut dan bunga hwamei bermekaran di musim semi. Tak kala pula banyak kupu-kupu yang berterbangan di sekitarnya.
Dia menyentuh sebuah tanaman yang layu dengan perasaan yang sedih, tiba-tiba saja tanaman itu tumbuh dengan subur berkat dirinya.
"Ini hebat, dunia lampau itu benar-benar ada ya?" Senang mi'er.
Dia berlari-lari tanpa khawatir tidak bisa kembali ke masa depan, tiba-tiba datang kepala pelayan wanita bersama pelayan lainnya. Dia adalah bibi Zizi wanita yang selalu merawat Mi'er di masa lalu.
"Putri mi'er Permaisuri Shen dan Kaisar Yuwen memanggil anda, segera." Kata bibi Zizi.
"Kamu siapa?" Tanya mi'er.
"Putri anda melupakan saya? Saya bibi Zizi." Katanya.
Mi'er menggelengkan kepalanya pelan tanda dia tidak mengenali bibi Zizi, demikian bibi Zizi sudah bisa menyimpulkan bahwa mi'er mengalami penyakit lama dan cepat melupakan seseorang. Padahal itu terjadi karena mi'er di masa depan kembali ke tubuhnya di masa lalu.
"Sepertinya saya harus memanggil tabib fang, kamu! Tolong panggil kan tabib fang untuk mengecek keadaan putri mi'er." Perintah bibi Zizi pada pelayan yang di bawahnya.
"Baik, kepala pelayan Zizi." Kata mereka.
Dengan baik hati dan penuh perasaan bibi Zizi merangkul mi'er dia mengusap rambut mi'er tanda kasih sayang.
"Seandainya mereka masih berada disini." Gumam bibi Zizi.
"Mereka siapa?" Tanya mi'er lagi.
"Tidak ada." Jawab bibi Zizi dia tidak mau mengungkit masa lalu.
"Bibi Zizi, apakah benar legenda putri yueyin dan pangeran Wenhua itu ada?" Tanya mi'er yang membuat bibi Zizi terkejut dan merasa khawatir setengah mati.
Jika kaisar dan Permaisuri tahu kalau putri mi'er mengetahui kisah kedua orang tuanya yang harus berakhir tragis mungkin saja kedua kakinya akan di penggal.
"Putri anda tahu cerita itu dari mana? Sebaiknya anda tidak boleh salah sebut." Mohon bibi Zizi.
"Saya tahu, tolong ceritakan dengan jelas. Saya janji tidak akan mengatakan pada siapapun bibi." Mi'er kembali memohon.
Bibi Zizi terlihat ragu, tapi dia yakin bahwa sudah waktunya mi'er tahu tentang kisah kedua orang tuanya. Dengan suara yang pelan dan memastikan tidak ada orang di sekitar mereka, bibi Zizi pun memberanikan diri untuk bercerita pada putri mi'er.
"Mereka adalah—"
"Ibu!!" Teriak seorang anak laki-laki yang membawa pancingan ikan dengan senyum lucunya.
Sebelum memulai cerita lebih lanjut alangkah baiknya kita mengenal tokoh-tokoh di cerita Mi'er at the blossom Pavilion. mari simak karakter mereka yang cantik dan tampan!
Mi'er Yu (17)
Dia putri dari pangeran Wenhua dan putri Yueyin, dia menjabat sebagai putri mahkota kerajaan barat dan anak angkat Permaisuri Shen istri dari kaisar Yuwen.
Kelebihan: Pintar menulis, pandai bermain alat musik guzheng dan bisa menghidupkan tumbuhan yang mati lalu memiliki 5 elemen lainnya air, es, api dan besi serta angin.
Li Chengyun (20)
Putra pertama Jendral Li di kerajaan Timur, memiliki sifat yang penasaran terhadap seseorang dan tidak bisa bersentuhan dengan wanita karena trauma masa kecilnya.
kelebihan: Pandai beladiri, menjadi panglima perang di usia muda, mendapatkan kepercayaan kaisar Timur, bisa mengendalikan 5 elemen termasuk, besi, api, angin, tanah dan suara.
Gu Yao (17)
Putra dari kepala pelayan Zizi dan Mentri Feibao (Feibao mendapatkan jabatan di kerajaan barat)
Kelebihan : Pandai membuat orang tertawa, bisa menghibur seseorang dan memberikan saran yang bagus. menyukai semua gadis cantik, pandai membuat pedang dan hanya bisa mengendalikan elemen angin.
Fan Yu (19)
Putra mahkota di kerajaan Timur anak dari kaisar Yifan dan Permaisurinya Moonai.
Kelebihan : Memiliki keturunan dari ayahnya yakni mendapatkan elemen naga hitam. Selalu tersenyum dan bersikap ramah pada semua orang, bisa mengendalikan besi dan api.
Yi Juan (17)
Pangeran kedua dari kaisar Yifan dan selir kehormatan Jian mi. memiliki sifat dingin seperti es dan rasa egoisnya yang sedikit berlebihan.
Kelebihan : Mengendalikan air dan es, memiliki binatang spirit legenda serigala putih.
Gong Yang (30)
Mentri pertukaran barat dan timur, dia terlahir di negara barat namun demi mewujudkan perdamaian di munculkan pertukaran Mentri agar tahu kebudayaan masing-masing dan mengeratkan ikatan kerja sama.
Kelebihan : Pintar dalam kebijakan pemerintah, cerdik dan pandai menggunakan pedang, terakhir dia tampak muda di usia 30 tahun meski belum menikah.
Mei Ran (18)
Putri dari keluarga pengusaha Ran, memiliki sifat tempramen dan licik. tidak suka di banding-bandingkan.
Kelebihan : Pandai menari, memiliki mulut yang licin(pandai bicara) bisa membuat beberapa pil.
Yimin (17)
Putri pedagang biasa, tidak memiliki kekuatan apapun, dia tinggal di kerajaan Timur.
Kelebihan: memanah dan berburu, penyayang burung.
Cast akan bertambah seiringnya cerita ini update, mungkin akan ada pengenalan karakter kedua. jadi author harap pembaca sekalian menyukai karakter mereka masing-masing, terima kasih sudah setia menunggu cerita Mi'er at the blossom Pavilion 🙏
"Ibu!!" Teriak seorang anak laki-laki yang membawa pancingan ikan dengan senyum lucunya. di temani kakak laki-laki bernama Gu Yao.
Anak laki-laki itu bernama Zimo dan dia memiliki kakak bernama Gu Yao, mereka berdua adalah putra dari menteri Feibao dan kepala pelayan Zizi. Kenapa bibi Zizi hanya menjadi kepala pelayan? Dia memiliki janji pada mendiang Putri Yueyin untuk menjaga Mi'er, sehingga bibi Zizi rela tetap menjadi pelayan dan ibu kedua yang baik untuk putri mi'er.
Gu Yao membawa dua ikan di tangan, kemudian mendekati Mi'er dan ibunya. Sambil berkata, "kami baru saja usai memancing, mi'er bisakah kamu memasak ikan? Kamu kan pintar masak." Canda Gu Yao.
Mi'er yang tidak mengenal keduanya pun terheran dan membalas perkataan itu, "bagaimana bisa kamu tahu aku pandai memasak? Aku tidak mengerti." Jawab mi'er dengan ekspresi kebingungan.
Gu Yao dan Zimo tertawa, mereka meledek mi'er yang tidak bisa memasak. Tapi sepertinya Gu Yao merasa ada yang salah dengan mi'er dia pun bertanya pada ibunya.
"Bu, apa penyakit lama mi'er kambuh lagi?" Tanya Gu Yao.
"Sepertinya, maka dari itu ibu panggilkan tabib fang. Tapi sampai sekarang dia belum datang." Jawab Bibi Zizi.
Gu Yao pun menghela nafasnya, dia duduk di samping mi'er dan menyuruh ibunya untuk memastikan apa kabar itu sudah sampai ke telinga tabib fang. Dengan tatapan mengintimidasi Gu Yao menatap mi'er dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Tidak ada yang salah." Kata Gu Yao sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.
Angin berhembus kencang meniup rambut hitam mengkilap milik mi'er, seketika bunga hwamei berjatuhan di atas kepala Mi'er, dengan cepat Gu Yao menarik tangan mi'er dan adiknya hingga mereka memasuki salah satu ruang paviliun.
"Ada apa?" Tanya mi'er ketika melihat wajah cemas Gu Yao.
"Hah benar-benar kau ini, hari ini musim semi. Kau belum terbiasa mengendalikan kekuatan mu, terakhir kali saat pesta Chun jie kau menyebabkan badai hujan bunga hwamei hingga acara harus di hentikan." Jelas Gu Yao.
"Ternyata begitu, pantas saja aku bisa menghidupkan tanaman mati." Kata mi'er dia percaya dengan Gu Yao karena dia sendiri pun mengalami hal itu.
"Seperti biasa, aku akan membantu mu mengembalikan ingatan." Gu Yao bersiap menjadi orang yang akan mengingatkan Mi'er dengan kenangan lamanya.
"Terima kasih, akan sangat membantu jika kamu mau menceritakannya." Senang mi'er.
Gu Yao menyiapkan sebuah album lukisan para orang-orang yang memiliki jabatan di kerajaan barat. Dia menjelaskan bahwa dirinya adalah Gu yao putra dari menteri Feibao dan bibi Zizi. Setelah itu dia memperkenalkan Permaisuri Shen dan kaisar Yuwen sebagai kedua orang tua mi'er, dan putra mahkota kakaknya mi'er yang selalu berperang memperjuangkan negara mereka, sebab itulah mi'er jarang bertemu jadi mungkin Gu Yao tidak perlu menjelaskan secara detail.
"Nah begitu, satu lagi. Kau memiliki kekuatan mengendalikan bunga, asal tahu saja ada banyak gossip bahwa kamu reinkarnasi Dewi bunga, jadi harap berkuping tebal saja dan tak usah di masukan ke hati ucapan mereka." Jelas Gu Yao.
Mi'er mengangguk detik kemudian tabib Fang datang bersama bibi Zizi, sebelum di periksa mi'er meminum sebuah ramuan khusus dari tabib Fang dengan fungsi penetrasi darah dari racun tradisi tabib itu sendiri.
"Penyakit lamanya memang kambuh tapi saya rasa ini sudah mulai membaik dan tidak seburuk dulu." Jelas tabib fang kemudian memberikan beberapa resep obat.
Mi'er pun di suruh istirahat sejenak sebelum bertemu dengan Permaisuri Shen baik kaisar Yuwen. Di sore hari, mi'er terbangun dari tidurnya di tuntun para pelayan untuk membersihkan tubuhnya.
Kini tubuh memakai pakaian hanfu berwarna putih merah muda. Mi'er berjalan keluar dari kamarnya, melihat bunga hwamei berjatuhan lagi. Dia tinggal di paviliun bunga hwamei, tepatnya pada saat itu Permaisuri Shen dan kaisar Yuwen membangun kediaman ini dan mendiang Putri Yueyin lah yang menebarkan benih bunga hwamei dengan kekuatannya.
"Putri, mari saya antarkan anda ke kediaman Permaisuri Shen." Ajak satu pelayan muda, mereka pergi bersama-sama.
Setelah sampai terlihat disana Permaisuri Shen sedang menghidangkan teh hijau bersama kaisar Yuwen. Mi'er pun memberikan hormat pada kedua orang tuanya.
"Mi'er memberi salam." Dia menunduk sopan.
"Ibu dengar penyakit lama mu kambuh lagi?" Tanya Permaisuri Shen.
"Benar, tapi sudah kembali pulih, Niang." Jawab mi'er.
"Syukurlah, duduk lah disini mi'er ada yang ingin kami katakan." Suruh kaisar Yuwen.
Mi'er pun duduk di hadapan mereka, keempat bola mata menatapnya. Kerincing jendela berbunyi akhirnya Permaisuri Shen membuka mulutnya untuk menyampaikan sesuatu.
"Mi'er Niang mendengar kekuatan mu semakin lama susah di kendalikan." Kata Permaisuri Shen.
Mi'er hanya menunduk, itu benar tapi dirinya juga tidak tahu dari mana datangnya kekuatan ajaib yang dimilikinya. Semua orang di kerajaan barat terkecuali Gu Yao tidak memiliki kekuatan khusus. Kaisar Yuwen dan Permaisuri Shen juga tidak memiliki kekuatan aneh. Hanya dirinya dan Gu Yao, apakah sebenarnya dia bukan anak kandung dari Permaisuri dan kaisar ? Pikir mi'er.
"Kami memutuskan untuk mengirim mu ke kerajaan timur dan mencari jati dirimu. Kamu bisa kembali setelah berhasil melatih kekuatan mu sendiri, mi'er." Kata kaisar.
"Jadi, saya harus pergi?" Tanya mi'er sekali lagi.
"Kami bukan tidak menyayangi mu, ini demi kebaikan mu sendiri mi'er." Jawab Permaisuri Shen.
"Baiklah, saya mengerti Niang, diedie." Mi'er sekali lagi memberi hormat sebelum pergi. Dia masih belum terbiasa, mungkin dengan mengikuti alur kehidupan ini mi'er tahu kebenarannya.
Dirinya ingin memastikan sekali lagi, dari mana dia bisa terlempar ke dunia masa lampau. Saat ini dia berada di sungai, tidak menemukan buku yang sama. Hanya ada bebatuan, mi'er pun termenung tidak menemukan jawaban, sepertinya dia belum bisa kembali ke masa depan.
"Mi'er bagaimana? Kau menerima tawaran dari kaisar dan Permaisuri?" Tanya Gu Yao tiba-tiba datang dan duduk di samping mi'er.
"Bukan menerima, tapi aku harus pergi." Jawab mi'er sambil menatap bunga hwamei yang rimbun.
Perlahan mi'er menyosorkan tangannya ke arah bunga hwamei lalu bunga-bunga itu pun berdatangan ke arah mi'er. Karena jumlah yang terlalu banyak mi'er pun bersembunyi di balik tubuh Gu Yao, dengan kekuatan angin Gu yao menolak bunga-bunga yang datang hingga mereka terpecah menjadi kelopak berserakan di udara.
Pemandangan yang indah, mi'er membulatkan bibirnya rasa takjub melihat kejadian itu. Satu kelopak berbentuk hati jatuh di bawah mata mi'er, dengan cepat Gu yao mengambil kelopak itu dan memandangnya.
"Aneh, ini pertama kalinya aku melihat kelopak berbentuk hati." Kata Gu Yao.
"Kelopak berbentuk hati akan muncul setiap 1000 bunga hwamei yang tumbuh." Kata Mi'er.
"Kalau begitu apa kakak bisa membentuk patung dengan bunga hwamei?" Tanya Zimo membawa kucing kecilnya berwarna hitam. Dia adalah anchi.
"itu sangat sulit." jawab mi'er.
Dumb! Kucing hitam itu berubah menjadi tubuh anchi dewasa. Dia membungkuk memberikan hormat pada putri mi'er.
"Anchi memberi hormat pada putri mahkota mi'er." Dia membungkuk sopan.
Keadaan itu membuat mi'er terpaku, bagaimana bisa ada siluman yang berwujud manusia. Dia pun menelan ludahnya dengan susah payah saat menatap anchi.
"Ah ya, tidak perlu terlalu sopan." Kata mi'er dengan senyuman kecil sembari menggaruk-garuk ujung alisnya karena canggung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!