NovelToon NovelToon

PUTRI KEYZIA

Kembalinya Putri

Setelah 15 tahun berlalu, akhirnya Putri dan keluarganya tiba di tanah kelahirannya. Ya selama 15 tahun ia dan keluarganya pindah ke luar negeri menemani Tuan Anton yang tidak lain ayah tiri dari Putri. Senyum Putri begitu nampak jelas di wajahnya. Begitu pula Widia, Teh Ani dan Anton yang berjalan di belakang Putri. Mereka nampak bahagia karena telah tiba di tanah kelahirannya kembali.

Mereka pun langsung masuk ke dalam mobil yang sudah di pesan Anton dan langsung pergi menuju rumah Anton yang berada di jakarta. Ya mereka memutuskan untuk tinggal di rumah Anton di jakarta. Sebenernya Putri malas untuk melanjutkan kuliah di negara kelahirannya. Karena Putri sudah memiliki kekasih di negara xx. Namun apa daya, keluarganya memutuskan untuk ikut memindahkannya bersamaan dengan pindahnya mereka. Widia khawatir akan terjadi sesuatu kepada Putri kalau Putri di tinggal sendiri di negara itu.

Awalnya Putri merasa kecewa dengan keputusan Bundanya. Namun ia tetap mematuhi perkataan Bundanya. Senakal apapun Putri, namun ia tetap lah anka penurut yang akan menuruti ucapan Bundanya. Karena sejak kecil Putri sangat ingin seperti Bundanya.

"Gimana Putri Anandita, apakah kamu masih mau ditinggal di sana seorang diri?" Tanya Widia dengan senyum menggoda.

"Tentu saja Putri mau, tapiii Putri kan gak bisa jauh dari Bundaaa." Putri memajukan sedikit bibirnya hingga membuat Teh Ani tersenyum geli.

"Uluh-uluh cucu Nenek ternyata lebih sayang Bundanya dari pada Nenek." Teh Ani turut menggoda Putri.

"Apalah daya ku, yang selalu di kelilingi cinta dan kasih dari kalian semua." Putri memeluk Widia dan Teh Ani dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Jadi Ayah gak di peluk nih,, emm sepertinya Ayah harus balik lagi ke negara xx aja dech." Anton ikut menggoda Putri dan memonyongkan bibirnya.

"Emn gimana ya Yah, bukannya Putri gak mau memeluk Ayah, hanya saja Putri takut Bunda cemburu karena Putri memeluk Ayah, karena Ayah masih terlihat muda." Putri menyenggol bahu Widia sehingga Widia menepak bahu Putri karena sydah berani menggodanya.

"Kamu tuh ya, kenapa juga harus Bunda yang kena, bilang aja kalau kamu takut si David cemburu sama Ayah kamu." Widia mencubit hidung Putri dengan gemas

"Aw,, aw sakit Bun,, jangan di tarik terus. Nanti hidung Putri gak mancung-mancung." Putri mengelus-elus hidungnya yang terlihat merah akibat cubitan Widia.

"Sudah-sudah jangan pada bercanda terus." Teh Ani akhirnya menyudahi kelakuan putri dan cucunya itu.

Mobil yang mereka tumpangi pun tiba di kediaman Anton. Walaupun rumahnya tak sebesar rumah mereka di negara xx namun jika di bandingkan rumah Widia dahulu masih cukup jauh lebih besar. Walaupun tak sebesar rumah Ferdi.

Mereka mulai turun dari mobil. Anton langsung turun dari mobil dan mengambil koper-kopernya yang ia taruh di dalam bagasi mobil. Kemudian Widia pun ikut mendorong koper itu. Putri di tunjuk untuk membayar supir tadi. Setelah selesai mereka pun masuk ke dalam rumah yang sudah lama tak di tempati. Namun masih terawat karena ada pembantu yang di sewa Anton untuk terus membersihkan rumahnya.

"Tuan udah datang.." Ucap seorang wanita paruh baya yang langsung tersenyum saat melihat Anton dan keluarga

"Iya bi, oh ya semua kamar sudah di bersihkan kan?" Tanya Anton kepada Bi Irma.

"Sudah tuan, pokoknya rebes semua." Bi Irma tersenyum lebar sehingga memperlihatkan giginya yang sudah berlubang sehingga mengundang tawa Putri dan Widia. Bi Irma pun menoleh ke arah Putru sambil terus nyegir.

"Kenapa kalian tertawa??, ketawanya geli banget lagi." Kata Anton yang bingung dengan tingkah Putri dan Widia.

"Gak Yah, Putri cuma mules." Putri pun merasakan kesakitan di perutnya akibat di cubit Widia. Widia mencubit Putri karena takut kalau-kalau Putri nya itu bicara ceplas-ceplos.

"Yasudah, kalian pergi ke kamar masing-masing ya. Emm Ma,, saya antar mama ke kamar mama ya." Ucap Anton sambil menarik koper Teh Ani.

"Makasih Ton." Ucap Teh Ani sambil tersenyum dan mengikuti langkah Anton di belakang. Sementara Widia dan Putri menarik kopernya ke kamar masing-masing. Bi Irma pun ikut membantu Widia memasuki kamarnya.

"Gak papa Bi, bibi istirahat aja dulu. Saya bisa kok sendiri." Tolak Widia saat Bi Irma mencoba membantunya mendorong koper.

"Tapi nyonya.."

"Gak papa bi. Udah istirahat aja udah malem." Akhirnya B Irma pun menuruti perkataan Widia. Ia memasuki kamar yang berada di dekat dapur.

Rumah Anton memiliki 3 kamar utama dan 1 kamar di dekat dapur. Karena Anton memang selalu tampil sederhana. Ia tidak mau mempunyai sesuatu yang berlebih. Ia lebih senang jika uang hasil kerjanya di tabung untuk masa depan anak istrinya kelak.

Putri langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia terlihat menghirup udara dengan begitu senang. Ia pun mengambil boneka yang sudah ada di atas kasurnya. Putri langsung memeluk boneka itu dengan sangat gembira. Tak berapa lama ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk.

"Hello my boy." Ucap Putri dengan sangat antusias saat menerima panggilan telepon yang tidak lain dari David kekasihnya di negara xx. Putri pun mengobrol by phone dengan sangat gembira. Sesekali ia cemberut sesekali ia tertawa bahkan sampai lompat-lompat di atas kasurnya.

"Ok see u by honey.." Ucapnya setelah lama berkutat dengan teleponnya.

miss u my boy..muach muach muach

Putri terlihat menciumi ponselnya. Kemudia ia berbaring lagi. Namun ia di kejutkan dengan bunyi ketukan di luar kamarnya.

"Putriii." Panggil Anton dari luar kamarnya. Putri pun langsung buru-buru membukakan pintu kamarnya.

"Ada apa Yah??" Tanya Putri dengan senyuman di bibirnya.

"Tidur lebih awal, besok Ayah akan antar kamu ke kampus baru kamu." Kata Anton.

"Baru juga sampe Yah, masa udah mau ke kampus aja." Rengek Putri yang tak suka karena sudah harus pergi ke kampus.

"Karena Putri ingin seperti Bundanya. Yang tidak hanya cantik juga baik hati serta pintar dalam pelajaran." Anton mencoba menyemangati Putri. Putri yang mendengar nama Bundanya pun langsung berbinar. Ia langsung mengangguk dengan cepat. Kemudian menutup pintu kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Semua demi bisa menjadi seperti Bunda. Karena Bunda adalah idola Putri setelah Allah SWT, dan Nabi Muhammad SAW.

Putri pun langsung memejamkan kedua matanya sambil tersenyu.

"Gimana Ton, kamu udah ngomong sama Putri??" Tanya Widia saat melihat Anton memasuki kamar mereka.

"Sudah, udah tidur juga dia." Ucap Anton sambil duduk di samping Widia.

"Makasih ya Ton, kamu sudah menyayangi Putri seperti anak kamu sendiri." Widia menggenggam jemari Anton dengan lembut. Anton pun tersenyum dan membelai rambut Widia dengan lembut.

"Putri sudah aku anggap anak kandung ku sendiri. Jadi sudah sewajarnya seorang Ayah menyanyangi anaknya kan. Seperti Mama Ani yang selalu menyayangi kamu dengan tulus." Anton meraih tubuh Widia dan memeluknya. Widia tersenyum bahagia mendengarkan kata yang Anton ucapkan.

Aku juga gak mau Putri merasakan seperti apa yang sudah pernah aku rasakan. Tidak mendapatkan kasih sayang dari sebuah keluarga. Untung ada Om Wahyu dan Tante Meli yang selalu menyayangi ku." Gumam Anton dalam hati

***

Seorang gadis terlihat sedang bermain di depan komputernya di dalam kamar. Ia menggunakan headphone di telinganya. Sambil menggoyang-goyangkan kepalanya. Ia terus memainkan jemarinya. Terlihat jelas wajahnya yang cantik dan bibirnya yang tipis. Hidungnya sedikit mancung dari kepunyaan Putri. Nampak cantik sempurna. Bahkan jika dilihat sepintas wajahnya hampir sama dengan Putri. Ya, dia adalah Keyzia Anandita putri dari Ferdi dan Amel.

Keyzia begitu asyik memainkan komputernya. Sampai-sampai ia tak mendengar ketukan dari luar kamarnya.

"Kekey..!!" Teriak Amel yang masih terlihat muda, hanya dandanannya saja yang sedikit berbeda. Karena merasa tak ada jawaban dari Keyzia. Amel pun langsung merebut paksa Headphone yang sedang di gunakan Keyzia.

"Aw..aw sakit Ma.." Teriak Keyzia sambil memegangi telinganya karena merasa kesakitan.

"Makanya kalau di panggil tuh denger." Teriak Amel dengan raut wajah yang masih sama seperti dulu saat sudah marah.

"Ya kan gak denger."

"Kamu mau ngebantah kata-kata Mama??" Tanya Amel lagi sambil melotot dan kedua tangannya di lipat kedepan.

"Mana berani, udah bilang aja mama mau apa.?" Tanya Keyzia sambil crmberut.

"Cepet kamu telepon papa kamu. Jam segini kenapa belum pulang." Amel masih dengan suara kerasnya.

"Emang papa belum pulang lagi ma." Ucap Keyzia

"Kalau sudah pulang mana mungkin Mama nyuruh kamu buat menghubungi papa kamu."

"Iya iya ok tunggu." Keyzia pun meraih ponselnya dan langsung menghubungi nomor papanya.

"Hallo pa."

"Ya hallo.. Ada apa Key?" Tanya Ferdi

"Papa belum pulang kenapa??" Tanya Keyzia

"Masih banyak kerjaan."

"Gak pulang lagi??"

"Sudah kamu tidur aja lebih dulu. papa gak tahu bisa pulang gak hari ini." Ferdi pun menutup panggilannya.

"Tidur aja kata papa, belum tahu bisa pulang apa gak, masih banyak kerjaan." Ucap Keyzia dan langsung mematikan komputernya kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sementara Amel langsung keluar dari kamar Keyzia dengan kesal.

Ya, hubungan rumah tangga Ferdi dan Amel tetap saja seperti itu. Dahulu mereka bersikap biasa di depan Keyzia setelah insiden Keyzia yang berada dibrumah sakit. Namun keadaan tetap saja seperti itu sehingga Keyzia beranjak dewasa.

Keyzia pun mulai tidak perduli dengan hubungan kedua orang tuanya yang tidak harmonis lagi. Karena jika ia memikirkan semuanya, kepalanya akan merasa sakit dan tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri. Sehingga ia memutuskan untuk masa bodoh dengan kehidupan rumah tangga orang tuanya. Baginya, asalkan orang tuanya masih bersama apapun tidak masalah.

Hari pertama ke kampus

Pagi harinya Putri sudah bersiap hendak ke kampus. Ia mengenakan t-shirt dan rok mini diatas lutut. Seperti biasa Putri selalu tampil modis dan cantik. Senyum di bibirmya.menambah kecantikan pada dirinya.

"Pagi Bun, Yah, Nenek." Ucap Putri smbil menciumi pipi semuanya kemudian duduk di samping mamanya dan mulai mengambil sebuah roti

"Pagi sayang, bagaimana tidurmu semalam?" Tanya Widia sambil tersenyum.

"Nyenyak Bun, Alhamdulillah. Makanya sekarang Putri bisa tampil cantik seperti Bunda." Putri teesenyum lebar ke arah Widia dan bermanja di bahu Widia.

"Sudah besar masih manja saja." Kata Teh Ani dengan senyuman di wajahnya.

"Gak papa kan Nek, lagi pula aku kan anak Bunda satu-satunya." Putri menciumi pipi Widia dengan begitu lama.

"Iya-iya Putri anak Bunda satu-satunya. Cepet dimakan sarapannya!! Hemm" Anton dan Teh Ani hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Putri yang masih saja seperti anak kecil yang manja.

Mereka pun sarapan dengan santai seperti biasa. Tawa dan obrolan khas mereka di pagi hari. Sementara Keyzia terlihat sedang duduk di meja sarapan seorang diri. Ia memakan roti dan susu seorang diri. Mamanya sudah pergi pagi-pagi sekali untuk bertemu teman-temannya. Sementara Papanya masih belum pulang dari semalam.

Saat Keyzia sedang asyik menyantap sarapannya. Tiba-tiba Ferdi datang dan langsung menaiki anak tangga. Dengan wajah yang gembira Keyzia bangkit dari duduknya dan langsung menghentikkan langkah Ferdi.

"Papa udah pulang?" Tanya Keyzia dengan penuh kebahagiaan.

"Hemm." Ferdi hanya berdehem dan terus melangkahkan kakinya.

"Papa gak mau sarapan bareng aku?" Tanya Keyzia penuh hati-hati.

"Papa ngantuk, dari semalem belum tidur, kamu sarapan sendiri aja ya." Ferdi pun kemudian melangkahkan kakinya kembali dan langsung memasuki kamarnya. Keyzia hanya menatap punggung ayahnya dengan perasaan kecewa.

"Seperti biasa. Kenapa juga aku terlalu berharap." Keyzia melanjutkan sarapannya dengan penuh kekesalan di wajahnya.

***

"Bunda,, Nenek,, Putri berangkat dulu ya..!" Putri masih memeluk Widia dan kemudian memeluk Neneknya.

"Iya sayang, kamu cepetan berangkat. Ingat jangan bikin ulah di kampus baru kamu!" Widia berpesan kepada Putri.

"Iya Bunda sayang, Bunda tenang aja."

"Putri cepetan!! nanti Ayah akan terlambat ke kantor." Anton berteriak dari dalam mobil. Ia sudah tidak sabaran karena Putri masih saja bermanja ke Widia.

"E.. iya Yah. Ok deh Bunda ,, Nenek assalamualaikum." Ucap Putri setelah menciumi punggung Widia dan Teh Ani. Kemudian langsung berlari dan masuk ke dalam mobil di samping Anton yang sudah duduk di balik setir.

Mereka pun pergi meninggalkan rumah dan melaju dengan kecepatan sedang. Setelah tiba di sebuah kampus yang terlihat megah. Putri pun mencium punggung tangan Anton dan turun dari dalam mobil.

"Yang baik ya Put, ingat harus selalu menjadi pribadi yang ramah dan humble dimana pun kamu berada." ucap Anton yang di angguki dengan cepat oleh Putri sambil tersenyum

"Yaudah Ayah bye." Putri melambaikan tangannya dan meninggalkan Anton yang menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bukannya salam malah bye, dasar bocah konyol." Anton pun melajukan mobilnya kembali.

Putri melihat-lihat kampusnya dan senyuman manisnya membuat kaum hawa langsung menatapnya. Sementara kaum adam di buat melongo dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Setelah bertanya kesana kemari akhirnya Putri tiba di depan kelasnya. Ia pun langsung masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi tengah. Semua mata tertuju padanya namun Putri cuek saja dengan tatapan orang-orang itu.

"Hai!" Sapa seorang wanita yang tingginya hampir sama seperti Putri yang duduk di samping Putri.

"Hai juga." Putri membalasnya dengan senyuman di wajahnya.

"Neneng." Ucap Neneng sambil menjulurkan tangannya di depan Putri. Putri pun mengerti maksud Neneng dan langsung menyalami Neneng.

"Putri." ucap Putri

"Kamu anak baru?" Tanya Neneng lagi

"Iya, aku baru pindah ke sini."

"Welcome anak baru.." Teriak seorang wanita yang masih terlihat lucu dari belakang. Putri pun menoleh ke asal suara itu dan langsung tersenyum ke arah segerombolan mahasiswa dan mahasiswi yang sedari tadi memperhatikannya.

"Hai... salam kenal semuanya. Aku Putri." Putri tersenyum ramah kepada semuanya.

"Hai Put, aku tika."

"Aku Nara."

"Herma."

" Maylea."

"Erlin."

"Remon."

"Anwar."

Begitu lah para mahasiswa itu menyebutkan namanya seperti sedang mengabsenkan dirinya. Putri pun tersenyum ke arah mereka. Kemudian pandangannya tertuju pada seorang pria yang sedari tadi diam saja tanpa suara dan ekspressi.

"Kirain aku, kamu itu Keyzia. karena postur dan wajah kamu hampir mirip dengan Keyzia." Ucap Nara

"Oh ya?? ada yang mirip dengan aku??" Tanya Putri seperti bertanya pada diri sendiri.

"Iya mirip sekali, sampai hati aku mulai merasakannya." ucap Remon mulai dengan trik gombalnya.

"Aish si Re, mulai dech nggembelnya hahahaha." Ucap herma sambil menepuk pundak Remon.

"Gembel??" Tanya Putri tak mengerti

"Gombal maksdunya." ucap Neneng dengan senyuman cantiknya.

"Oh, kalian seru dan lucu banget dech." Ucap Putri sambil manggut-manggut

"Emang nya kita badut, lucu" ucap Tika sambil cemberut hingga membuat Putri semakin tertawa

"Ish ish ish, kenapa cemberut Tika sayang, nanti cantiknya hilang." Seru Maylea

"Eh kalian lagi pada lihat apa sih?? Tanya Putri yang mulai penasaran dan mendekati mereka.

"Oh ini, kita lagi baca novel online." ucap Erlin

"Emang ada?" Tanya Putri

"Ih kamu ketinggalan jaman ya, adalah. Emang kamu belum pernah denger sama sekali tentang novel online.

"Gak tuh, seperti apa ya. Apa aku boleh melihatnya??" Tanya Putri lagi

"Sini aku perlihatkan." ucap Nara ramah

Putri pun ikut nimbrung dengan mereka dan mulai tertawa membacanya. Ini cerita tentang siapa? seru banget ya." Putri tertawa membaca isi ceritanya.

"Kalau kamu mau baca, nanti download aja di aplikasi xx." ucap Anwar

"Ok ok nanti aku coba download.

Saat mereka sedang asyik membaca novel. Tiba-tiba dosen cantik berkacamata langsung duduk di kursinya. Hingga membuat para mahasiswa menghentikkan aktifitasnya.

"Ada apa ini ramai-ramai?" Tanya Dosen cantik itu yang bernama Yunita.

"Biasa Bu, kita lagi kenalan sama anak baru." Ucap Maylea

"Sudah perkenalannya. Sekarang duduk di kursi kalian masing-masing." ucap Yunita.

"Maaf Bu saya telat." Ucap Keyzia yang baru saja sampai

"Kamu itu sudah menjadi kebiasaan telat. Yasudah buruan duduk!!" Perintah Yunita.

Keyzia pun melangkah kan kakinya dan hendak duduk di kursinya. Namun ia tertegun sesaat setelah tahu kursinya di duduki oleh Putri. Nampak mereka saling pandang sesaat. Karena kemiripan yang hampir sama seperti saudara kembar.

Putri pun tersenyum ke arah Keyzia. Namun Keyzia tak membalas senyum Putri karena kursinya sudah di duduki olehnya. Seandainya belum ada Yunita dosen cantik yang terkenal tegasnya. Pasti ia sudah berdebat dengan Putri. Keyzia pun duduk di kursi belakang Putri. Dengan kesal ia menatap punggung Putri. Sementara Putri malah bersikap biasa saja. Karena ia tak tahu kalau ia telah menduduki kursi Keyzia.

-

-

-

-

-

Jangan lupa dukungan nya .. Like, komentar dan Vote nya. Terima kasih!!

Lelaki misterius

Setelah panjang kali lebar, materi yang di jelaskan Yunita dosen cantik itu pun selesai. Ia menurunkan sedikit kacamatanya dan melirik ke arah Remon sebentar dan bertatapan dengan Remon. Kemudian ia pun mengakhiri kelasnya siang itu. Setelah Yunita keluar dari kelas, Remon dengan cepat langsung berlari keluar.

"Kenapa dia??" Tanya Putri kepada Neneng

"Biasa, dia itu kan pacarnya Bu Yunita." Ucap Neneng sambil merapikan buku-bukunya.

"Oh waw, Jadi diaa.." Ucap Putri yang terpotong karena keterkejutannya.

"Gak usah terkejut seperti itu kali Put, walaupun Bu Yunita itu Dosen kita, tapi umurnya gak beda jauh kok sama kita. Hanya otaknya saja yang melampaui kita-kita ya enggak teman-teman." Ucap Herma kepada teman-temannya dan di jawab dengan anggukan para ladies and gentlemen hahaha.

"Masa sih??" Tanya Putri lagi masih tak percaya.

"Makanya kamu jangan deket-seket sama si Re." Ucap Tika sambil menepuk bahu Putri.

"Karena Re udah di stempel sama Bu Yunita.." Tawa Nara dan teman-temannya.

Putri merasa senang karena ia mengenal teman-teman yang langsung akrab dengannya. Ia pun tersenyum bahagia. Namun senyumnya seketika hilang saat melihat Keyzia yang terus menatapnya seakan tak suka kepadanya.

"Hai.." Sapa Putri dengan senyuman di wajahnya, teman-teman baru Putri pun langsung mengedarkan pandangan ke arah Keyzia dan langsung memasang wajah tak suka saat melihat Keyzia.

Bukannya menjawab Keyzia malah pergi dari tempat duduknya dengan wajah yang cemberut.

"Di kenapa?? Kayaknya gak suka banget sama aku." Ucap Putri kepada teman-temannya.

"Aaah sudah gak usah dipikirkan dia emang sudah terbiasa seperti itu." Ucap Erlin

"Iya, apalagi kalau teman baiknya gak masuk. Dia emang selalu sendiri kalau Yenny gak masuk." Ucap Maylea

"Oh iya kenapa Yenny gak masuk ya hari ini?" Tanya Anwar tiba-tiba yang sedari tadi ikut nyempil di antara para gadis.

"Ish ish ish, kenapa kamu masih di sini sih, ikut-ikutan aja." Ucap Nara cemberut. Kemudian semua pun tertawa melihat kekonyolan Nara.

"Udah-udah, kenapa kita jadi di sini terus. Emangnya kalian semua gak mau pada pulang apa?" Tanya Neneng yang sudah siap untuk berdiri.

"Ya pulang lah, masa mau nginep." Herma langsung menggandeng lengan neneng.

"Oh ya Put kamu tinggal dimana?" Tanya Tika

"Emm di daerah mana ya aku lupa soalnya aku baru pulang semalem dari negara xx. Jadi masih kurang tahu tentang daerah di sini." Kata Putri yang berhasil membuat teman-temannya terkejut. Karena Putri ternyata pindahan dari luar negeri.

"Emm yaudah dech, aku duluan ya! takut ayah aku udah jemput byee." Putri pun pergi meninggalakan teman-temannya yang masih terdiam teroalu dengan penuturan dari Putri.

Putri melangkah keluar dari kampus. Ia menunggu Anton sambil sesekali melihat jam di tangannya. Namun tanpa di duga sebuah mobil hampir menabraknya kalau saja ia tak melihat mobil yang hendak mengarah ke arahnya.

"Ya ampun.. Gila kali ya nyetir sembarangan!" Umpat Putri karena kesal dan terkejut. Si pemilik mobil pun menghentikkan mobilnya dan langsung keluar dari mobil untuk menghampiri Putri.

"Ma maaf saya gak sengaja." Ucap lelaki itu yang ternyata Ferdi.

"Makanya kalau nyetir hati-hati pak, kalau ngantuk mending istirahat dulu, kalau sampai ada yang terluka karena ulah bapak bagaimana?" Putri terus nyerocos tanpa henti. Sementara orang yang dia omelin hanya diam terpaku menatap Putri dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Eh.. malah bengong. Pak, bapak denger gak sih apa yang saya ucapkan." Teriak Putri hingga membuyarkan lamunan Ferdi.

"Eh iya maaf, sekali lagi saya minta maaf. Oh ya apa anda terluka?" Tanya Ferdi yang terlihat cemas.

"Gak." Jawab Putri singkat sambil menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya.

"Saya Ferdi." Ucap Ferdi sambil menjulurkan tangannya ke depan.

"Emang saya ngomong panjang kali lebar buay kenalan sama bapak?? Ish." Putri meninggalkan Ferdi sambil bergidik ia mengira kalau Ferdi adalah om-om cabul yang hendak mendekatinya.

"Kenapa aku melihatnya seperti melihat Widia. Ahh kenapa aku jadi merasa dekat dengan gadis itu." Gumam Ferdi dalam hati sambil terus melihat punggung Putri yang terus menjauh dari pandangannya.

"Dasar tua-tua gila, emangnya aku bisa dengan mudah di tipu sama dia. Emang sih mukanya ganteng tapi sayangnya udah tua. Segala mau ngajakin kenalan lagi. Nanti pasti dia minta no hp bla bla bla.. Oh no no no." Putri mengoceh sendiri sambil berjalan. Kemudian ia pun merasa capek karena berjalan terus dari tadi. Ia bahkan langsung kaget saat mengetahui kalau ia sudah berjalan jauh dari kampus dan tak tahu ada dimana sekarang.

Ia pun dengan cemas langsung meraih ponselnya di dalam tasnya. Namun ia kesal saat tahu ponselnya mati karena kehabisan batre.

"Sial, kenapa malah mati sih, Bundaaaa Putri nyasar.. Semua ini gara-gara lelaki itu huahuahua." Rengek Putri sambil mengutuk kebodohannya sendiri.

Putri pun duduk di deket taman sambil melihat sekelilingnya yang terlihat sepi. Dia pun mulai ketakutan akan hal buruk yang bisa saja menghampirinya. Membayangkan semua itu membuat Putri menangis sekenceng-kencangnya. Kebetulan ada sebuah motor yang melintas dan langsung berhenti tepat di depannya.

"Hei, udah lama gila nya? nangis di jalanan." Kata lelaki itu yang masih menggunakan helm

"Kamu yang gila, ngapain nanya orang gila." Putri semakin menangis kencang.

"Eh malah kenceng lagi nangisnya." Gumam lelaki itu. Di saat ia hendak kabur tiba-tiba dari kejauhan terlihat ada sekumpulan pria yang terlihat sedang mabuk-mabukkan. Karena terlihat dari cara jalan mereka. Ia pun langsung menarik tangan Putri. Putri yang terkejut langsung melotot ke arahnya.

"Mau apa kamu?? Tolong... tolong.." Teriak Putri namun langsung di bekap oleh lelaki itu.

"Diam,, kalau gak kamu mau jadi santapan para pria yang sedang mabuk itu??" Tanya lelaki itu sambil membuat kepala Putri melihat ke arah segerombolan pria yang kini sudah semakin dekat. Putri pun melotot sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian langsung duduk di belakang lelaki itu dan memeluknya dengan erat karena ketakutan.

Mereka pun pergi meninggalkan tempat itu. Putri yang masih ketakutan terus memeluk lelaki itu dengan sangat erat.

"Rumah kamu dimana?" Tanya lelaki itu

"Di jalan bla bla bla." Ucap Putri yang masih ketakutan.

Setelah setengah jam, akhirnya Putri tiba di depan rumahnya. Lelaki itu pun menghentikkan laju motornya.

"Turun!" Perintah lelaki itu

"Katanya kamu mau anterin aku ke rumah." Kata Putri yang masih memejamkan kedua matanya karena takut.

"Makanya buka matanya. Apa mau aku anterin ke tempat tadi lagi?? Tanya Lelaki itu.

Putri pun membuka matanya dan langsung senang saat tahu sudah berada di depan rumahnya.

"Aahhh akhirnya aku bisa pulang juga." Putri kegirangan sambil menggoyangkan tubuhnya sehingga motor Lelaki itu ikut bergoyang.

"Hei cepetan turun!" Ucap lelaki itu lagi. Putri pun turun dan langsung tersenyum ke arah lelaki itu.

"Makasih ya." Kata Putri

"Kalau mau berterima kasih, kamu harus traktir aku makan."

"Apa?? oh ok." Kata Putri sambil tersenyum tipis.

"Ini kartu nama aku kalau kamu sudah bisa menentukkan kapan kamu bisa traktir aku, kamu bisa langsung hubungi aku." Lelaki itu pun langsung pergi meninggalkan Putri tanpa menunggu jawaban dari Putri. Putri pun hanya bisa menghela nafas panjang dan menatap kartu nama yang di berikan lelaki tadi.

"Firman??" Tanya Putri kepada dirinya sendiri. Ia pun kemudian masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan yang bahagia. Karena ia bisa pulang ke rumah dengan selamat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!