NovelToon NovelToon

KEBANGKITAN KEMBALI DEWA PERANG

Pembuka

Keributan di kayangan terjadi. Dunia bawah yang tadinya aman dan tentram menjadi gempar. Banyak kerusakan tak terhitung jumlahnya. Banyak korban jiwa juga yang matibatas perbuatan mereka. ya saat ini Di dunia Dewa terjadinya pertempuran antara Dewa perang yang Bernama Zhi Guang dan Dewa sesat yang bernama Hei An.

Keduanya bertarung tidak lain tidak bukan untuk memperebutkan sebuah tahta serta gelar bahwa siapa yang paling kuat di dunia dewa saat ini.

Pertarungan mereka berlangsung sengit dalam beberapa hari ini. Ribuah bahkal lebih sudah tak terhitung lagi jumlahnya bentrokan senjata dan juga ilmu beladiri mereka yang sudah di kuasai oleh diri mereka masing-masing telah dikerahkan.

Dan tibalah waktunya tepat di bulan purnama yang cerah bulat menerangi khayangan malam ini. keduanya sudah nampak sama-sama lelah. Tenaga serta Qi milik yang mereka miliki sudah terkuras hampir habis di dalam tubuh mereka.

Keringat membanjiri seluruh tubuh mereka bahkan baju yang mereka kenakan pun sudah basah dengan keringat.

"Hie An aku tidak menyangka kau yang dulu hanyalah bawahanku yang selalu mengekor di belakangku kini telah sekuat ini. Namun kenapa kau menjadi jahat seperti ini?"

dengan nafas terengah-engah Zhi Guang ingin mengetahui niat sebenarnya Hei An.

"Kau yang sudah berumur masih tidak memahamiku juga! Tentu saja yang ku inginkan itu adalah gelarmu agar aku dapat di akui serta di takuti oleh dewa dewa lainnya.!"

Dengan sorot mata yang tajam penuh amarah serta omongan nya yang tegas dia lontarkan ke arah Zhi Guang.

"Kau tahu Zhi Guang. Di dunia kahayangan ini hanya dirimulah satu-satunya yang di segani, di hormati serta di takuti oleh dewa dewa lainnya di khayangan ini. Dan jika aku bisa mengalahkanmu bahkan membunuhmu mereka semua pasti akan takut dan hormat kepadaku!"

Zhi Guang geram.

"Hanya satu alasan itu saja kau ingin membunuhku Hei An. Kau tampaknya telah di butakan oleh nafsumu sendiri."

Zhi Guang mengacungkan tombaknya. Dia dengan segala upaya terakhirnya itu mengeluarkan Qi yang tersisa di tubunya.

Timbaknya di selimuti leh cahaya kuning ke emasan seperti warna sebuah matahari.

Hei An tersenyum. Dia mengarahkan pedangnya ke arah Zhi Guang. "kita lihat siapakah yang akan mati hari ini."

Pedang Hei An diselimuti Qi hitam pekat.

Keduanya lari teriak dengan lantang. Zhi Guang dengan jurus andalannya berniat menusuk jantung Hei An dengan ujung tombaknya. Namun niat itu terlihat Oleh Hei An.

Di detik detik tusukan tombak Hei An akan mengenai tubuhnya, Hei An menggesekkan pedangnya ke tombak Zhi Guang sehingga arah tombak pun tergeser.

Dan di waktu yang cepat itu Hei An menebas menyilang tubuh Zhi Guang dengan pedangnya. Zhi Guang terkapar. Darah segar keluar deras bagaikan air yang keluar dari keran.

keheningan terjadi beberapa saat. Dan tak lama.

"Hahaha! Hahahaha! Akhirnya! Akhrinya kau tumbang juga Zhi Guang. lihatlahpara dewa! Dewa yang kalian takuti kalah olehku yang hebat ini! Hei An !"

Hei An yang merasa puas telah mengalahkan Zhi Guang sambil memandang dengan rendah Zhi Guang Yang telah sekarat.

"Ja..n..g..an som..bong dulu kau Hei An. Ka..rena dewa tak a..kan bi..sa mati. Dan di.. Saat... Nanti.... Kita ...ber..temu lagi aku...pasti akan menghancurkanmu."

Ucap Zhi Guang yang mengancam Hei An sambil menghembuskan nafas terakhirnya kepada Hei An.

chapter 1

Seribu tahun berlalu. Waktu yang cukup lama untuk seorang manusia namun tidak bagi seorang dewa. Dunia bawah yang dulunya hancur berantakan akibat perselisihan antara kedua dewa pun kini telah pulih seperti sedia kala atau hisa di katakan lebih maju.

Zhi Guang yang dulunya seorang dewa perang telah terlahir kembali dan kini usianya telah menginjak lima tahun.

Dirinya yang telah terlahir kembali berganti nama menjadi Xun Zhi. Xun Zhi terlahir dari keluarga sederhana saja di sebuah desa di bawah kaki gunung perbatasan kerajaan Tanah. Ayahnya yaitu tabib kelas rendah warga kampung sini. Sementara ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa.

Xun Zhi sering membantu kedua orangtuanya. Ia mencari tanaman obat ke atas gunung bersama ayahnya yang bernama Xun Hong He, terkadang juga ia selalu membantu meracik obat bersama ibunya yang bernama Xun Bai Meigui.

Namun di lain hal juga Xun Zhi kadang sering ikut berburu hewan liar di dalam hutan bersama tetua desa mereka yang bernama Chu Lau serta beberapa orang dewasa juga.

Kehidupan Xun Zhi nampak tenang saat ini. Dan Xun Zhi pun menikmatinya dengan senang.

Akan tetapi orang-orang desanya tidak tahu bahwa sebenarnya Xun Zhi adalah reinkarnasi dari seorang Dewa Perang.

Xun Zhi yang dari awal lahir masih mengingat kehidu0annya dahulu itu dan dirinya terus menyembunyikan identitas dahulunya.

Di sela sela waktu yang senggang dia juga diam-diam selalu berlatih tenaga dalamnya sembunyi-sembunyi. Karena dirinya tahu betapa lemahnya dia saat ini. Dendamnya terhadap Hei An masih tersimpan rapat di dalam hatinya itu. Namun di satu sisi dia masih harus banyak berlatih karena kekuatan Qi dirinya telah banyak yang hilang.

Dia selalu berlatih di kedalaman hutan agar tak terlihat oleh orangtuanya atau warga sekitar atau siapapun itu.

Namun selama berlatih orangtua nya tak pernah curiga, sangka'an mereka Xun Zhi selalu bermain dengan teman-teman sebayanya.

Di sela-sela itu dia pasti terus melatih kekuatan tubuh serta pikirannya setiap hari tanpa henti sampai tidak terasa satu tahun pun telah berlalu. Tubuhnya sekarang sudah sedikit bertambah kuat dari sebelumnya. Perkembangan yang bisa dikatakan sangat tidak normal untuk anak sepantaran dirinya.

Dan saat itu di waktu yang sama pula, seorang anak perempuan yang bernama Wei Chan dari kampungnya yang sedang mencari buah-buahan tidak sengaja melihat Xun Zhi yang sendirian di dalam hutan sedang latihan ilmu bela diri.

Melihat Xun Zhi rasa penasaran Wei Chan terbangun, dirinya diam-diam mendekat agar bisa melihat lebih jelas dari dekat tanpa di ketahui oleh Xun Zhi. Wei Chan bersembunyi di dalam semak-semak yang rimbun dekat tempat Xun Zhi berlatih.

Wei Chan terus memperhatikan Xun Zhi yang sedang berlatih. Xun Zhi memasang kuda-kuda terlihat sangat kokoh dengan kepalan tangan ke depan. Matanya menyorot tajam ke arah sebuah pohon besar di depannya.

"Haaaaa!"

'krakkkk Buarkkk!'

Retakan besar tercipta dan pohon yang besar dipukul oleh Xun Zhi dengan sekuat tenaga itu runtuh.

Mata Wei Chan membelalak, dia membeku sesa'at melihat Xun Zhi bisa merobohkan pohon besarnya lebih dari sepuluh kaki badannya itu. Disaat itu Wei Chan berjalan mundur perlahan berniat kabur dari sana.

'krak~'

"aduhh ( di dalam hati)"

tidak sengaja Wei Chan menginjak sebuah ranting pohon.

"Siapa disana!"

Dengan terkejut dan sorot mata tajam Xun Zhi melihat ke arah semak-semak, namun Eei Chan tidak menjawab sama sekali.

Karena penasaran, Xun Zhi melangkah perlahan menuju ke arah semak-semak, tempat Wei Chan sembunyi.

"haaaa...."

Menghela nafas panjang. Karena sudah terlanjur ketahuan, akhirnya Wei Chan keluar dengan cepat dari semak-semak sambil mengangkat kedua tanganya dan tertunduk dengan muka yang ketakutan lalu berkata.

"Ini aku Wei Chan!"

Badannya gemetar, Wei chan menahan rasa takut dirinya terhadap Xum Zhi.

"Wei Chan?, Aku tidak tau?" Jawab Xun Zhi dengan tatapan yang masih penuh kecurigaan serta kewaspadaan kepada Wei Chan.

Ucapan Xun Zhi membuat Wei Chan terkejut serta sedikit tersinggung

"Hah! Kau ini masa kau lupa aku. Padahal kita sering bertemu loh."

Wei Chan memegang kedua pinggang nya, badan nya yang gemetar atas rasa takut pun hilang seksrang menjadi sebuah rasa yang sedikit kesal kepada Xun Zhi.

"?"

Xum Zhi tidak mengerti dengan ekspresi wajah kebingungan.

Wei Chan kembali menghela nafas panjang.

"Kau ini yah ini aku Wei Chan, anak tetua desa yang sering bermain denganmu dari dulu."

Xun Zhi memperhatikan wajah dan mengingat-ingat kembali Wei Chan dan hingga menyadarinya.

"Ohh aku ingat Wei Chan si cengeng itu,"

"Aku bukan si cengeng!"

Ketus Wei Chan sambil memasang wajah cemberut. Xun Zhi yang melihat dia merajuk tertawa keras.

"Hahaha...! memang benar kan kau itu dulu sangat cengeng bahkan sampai hanya karena masalah wajah yang tak sengaja kena lumpur sedikit pun kamu langsung nangis dan berlari ke rumah."

pipi Wei Chan memerah dan mengembang bagaikan buah tomat.

Xun Zhi menutup mulutnya dia menahan tawa karena ekspresi wajah kesal Wei Chan tunjukkan itu terkesan lucu untuknya.

"Xun Zhi aku tadi melihatmu menghancurkan pohon itu, kau sangat kuat. Bagaimana kau melakukannya."

Wajah antusias Wei Chan.

Xun Zhi terkejut mendengar Wei Chan lalu menatap muka Wei Chan dengan sorotan matanya yang tajam seperti hewan buas.

"Kamu tadi mengintipku."

Tatapan tajam bagaikan hewan buas dia tunjukkan ke Wei Chan. Bukan bermaksud berniat buruk kepada Wei Chan hanya saja dari ucapan Wei Chan barusan membuat Xun hi terkejut.

Wei Chan merasa takut saat ini. Wajahnya memerah seakan ingin menangis.

"Ti-tidak bu-bukan aku bermaksud ma-mau mengintipmu ta-tadi. Namun a-aku ha-hanya sedang mencari buah-buahan di-di-di dalam hutan. Secara kebetulan aku tak sengaja melihatmu sedang berlatih."

"Benarkah?!"

"Benar. Kau menakutkan Xun Zhi."

Batin Xun Zhi tersentak setelah mendengar ucapan dari Wei Chan.

"A-ahh.. Maafkan aku Wei Chan! A-ku tak bermaksud menakutimu. Aku hanya terkejut saja. Barusan."

Xun Zhi berkata pelan sekarang.

Wei Chan mengangguk, memaafkan tindakan Xun zhi barusan itu. dan rasa takunya sedikit menghilang. Xun zhi berjalan mendekat ke Wei Chan, namun Wei Chan mundur seakan dirinya ingin menjaga jarak dari Xun Zhi.

"haaa.... Nampaknya kau masih takut yah."

Wei Chan mengangguk.

"Baiklah aku akan menjaga jarak."

"ohh iya Wei Chan aku ingin kejadian ini di rahasiakan yah. Jangan sampai kamu bilang siapa-siapa yah. kalau aku bisa ilmu bela diri dan mempunyai ilmu tenaga dalam aku pasti akan di marahi oleh kedua orangtuaku."

Wei Chan mengangguk.

"Baiklah aku akan menjaga rahasia ini."

"Janji yah."

"Janji."

Wei Chan mengacungkan jari kelingking. Xun Zhi nampak kebingungan.

"apa maksudnya?"

"sudahlah mana jari kelingkingmu."

Xun Zhi menurut saja dan mengacungkan jari kelingking nya.

Wei Chan mengait jari kelingking Xun Zhi dengan jari kelingkingnya lalu mengayunkannya.

"Jika salah satu dari kita berbohong, maka salah satu dari kita harus memakan seribu jarum dan memotong jari kelingking kita~"

"Baiklah aku sudah bersumpah jika aku berbohong dan menyebarkan rahasiamu ini, aku akan meminum seribu jarum dan memotong jari kelingkingku."

Sumpah yang begitu beras diberikan oleh Wei Chan kepada Xun Zhi. Xun Xzi berpikir apakah ini tidak terlalu berlebihan untuk dia.

"Karena sekarang aku sudah bersumpah kepadamu tidak akan menyebarkan rahasia ini. Aku ingin imbalannya."

Wei Chan tersenyum senang. Di satu sisi Xun Zhi nampak penasaran akan imbalan apa yang di inginkan Wei Chan.

"Apa itu?"

"Aku ingin kamu melatihku mengenai ilmu yang kamu lakukan tadi."

Xun zhi terkejut karena Wei Chan tertarik akan ilmu seni bela diri.

"Gimana yah?"

Xun Zhi masih sedikit kebingungan untuk mengajari Wei Chan, karena takut bahwa nanti dirinya akan ketahuan oleh orangtuanya.

"Tolonglah ajari aku juga ingin kuat dan bisa seperti kamu."

Wei Chan memohon dengan jurus andalan wanita pada umumnya. Xun Zhi merasa canggung melihat ekspresi wajah memelas Wei Chan. Hingga sampai tidak bisa menolaknya.

"Oke baiklah."

Wei Chan melompat kegirangan.

"Wei Chan aku akan mengajarkanmu, namun aku pasti akan bersikap keras jadi bersiaplah."

"Baiklah tidak apa-apa aku pasti bisa bertahan."

Dan akhirnya Xun Zhi dan Wei Chan menyepakati perjanjian rahasia yang mereka buat itu dan berlatih bersama di setiap hari dan menjalani hidup seperti biasanya.

(BERSAMBUNG)

chapter 2

Setiap hari mereka selalu konsisten dengan apa yang mereka pelajari. Dan Xun Zhi pun terus melatih tubuhnya yang semakin hari semakin kuat. Tidak lupa juga dia melatih Wei Chan dengan pengetahuan yang dia punya. Hingga tak terasa waktu sudah enam tahun berlalu. Xun Zhi dan Wei Chan sudah beranjak remaja.

Xun Zhi menjadi sosok remaja yang tinggi tampan dan gagah. Wei Chan pun menjadi remaja cantik nan anggun bisa dikatakan dia tumbuh menjadi remaja kembang desa.

Seperti biasa mereka berdua ada di tengah hutan sedang berlatih bersama. Dan kegiatan mereka berdua selama ini pun lancar tidak ada orangtua atau orang-orang kampung yang curiga sama sekali akan aktivitas mereka di dalam hutan.

Di dunia ini kekuatan seni beladiri terbagi menjadi beberapa tingkatan Ranah Qi.

Saat ini Xun Zhi sekarang sudah berada di tingkat Qi Ranah Jiwa Tahap Akhir dan Wei Chan sudah mencapai Pembentukan Qi lanjut Tahap akhir.

Dan tibalah di satu hari di kampung mereka kedatangan seorang perwakilan penguji bakat dari salah satu Perguruan yaitu Perguruan Tanah Mengapung yang terkenal di Kerajaan Tanah Suci.

 Penguji yang di kirim dari sekolah bernama Yujin. Seorang pria tampan nan gagah namun terlihat kalem rambut panjang di ikat se punggung dan di samping pinggang kirinya tergantung sebuah pedang.

Perguruan Tanah Mengapung adalah Perguruan yang mencari anak-anak berbakat di pelosok seluruh kerajaan dan setelah mendapatkan murid-murid yang berbakat nantinya akan di bina dan diajari untuk menjadi pendekar sejati. Terkadang sering ada turnamen seni beladiri antar sekolah dan dunia.

Pengumuman pun di sebar oleh ketua desa dan para dewan desa. Orangtua serta para remaja yang antusias pun mulai mendaftarkan anak-anak remaja mereka.

Anak-anak yang berusia dua belas tahun yang ingin ikut pun di kumpulkan di tengah desa untuk mengikuti tes tersebut. Jika ada yang lulus dari tesnya akan di rekrut oleh pihak perguruan.

Xun Zhi dan Wei Chan yang baru saja pulang dari latihan mereka pun baru saja kembali.

"Ada apa itu?"

melihat ke arah Xun Zhi.

"Entahlah."

Jawab Xun Zhi.

"Kalau begitu coba kita Lihat."

Wei Chan menarik tanga Xun Zhi dan berlari mendekati kerumunan keramaian.

"Permisi-permisi numpang lewat."

Wei Chan menerebos keramaian di ikuti Xun Zhi yang dia tarik di belakangnya.

Sampailah di depan. Ayahnya Wei Chan yaitu kepala desa kebetulan tepat di sampingnya.

"Wei Chan ku yang manis kemana saja kau ini."

kepala desa mengusap-usap rambut Wei Chan.

"Apa'an sih ayah gak jelas sekali."

Wei Chan menepis tangan ayahnya yang di kepalanya itu dengan raut wajah malu.

"ohh iya ayah ada apa ramai-ramai begini?"

"iyah ada ramai-ramai apa ini kepala desa?"

"Ini ada seorang guru datang dari perguruan Tanah Mengapung. Mereka saat ini akan melakukan pengetesan bakat terhadap para remaja di kampung kita."

"ohh."

"Lalu apa yabg akan mereka lakukan setelah mendapatkan orang yang berbakat?"

kepala desa melihat ke arah Xun Zhi.

"Mereka yang berbakat akan rekrut langsung untuk masuk ke perguruan Tanah Mengapung dan akan diajarkan ilmu seni beladiri untuk menjadi pendekar sejati."

"Oh iya bagaimana kalau kalian berdua ikut tes nya. Ini adalah kesempatan langka."

Xun Zhi berpikir beberapa saat. Dia bimbang jika dia mengikuti tes nya dia pasti akan ketahuan bahwa dia telah belajar ilmu seni beladiri. Namun jika tidak mengkuti tes ini dia merasa akan rugi karena telah membuang kesempatan bagus ini dan bisa leluasa berlatih ilmu seni bela diri.

"Ayo kita ikuti tes ini."

Wei Chan menarik tangan Xun Zhi ke tengah halaman.

"Tungg..."

"Kami ingin mendaftar."

Xun Zhi menghela nafas. Dirinya mengiklaskan apa yang sudah terjadi.

"yah sudah terlanjur begini mau gimana lagi (dalam hati)"

"Baiklah. Kalian berdua boleh berbaris disana." ucap Yujin merujuk ke antrian yang cukup panjang.

"Baiklah tes akan kita mulai. Tes sederhana ini tidak memakan waktu lama. Kakian hanya perlu menyentuh kristal yang ku bawa ini jika berubah warna dan bersinar terang itu artinya kalian lolos dan berhak masuk ke Perguruan Tanah Mengapung. Apa kalian paham!"

Kristal yang bentuknya memanjang persegi delapan memakai tali tergantung di tangan kanan Yujin yang baru saja dia tunjukkan itu.

"Paham!"

Jawab para remaja dengan serentak.

Dimulai lah tes itu. Satu per satu para remaja mulai di tes dengan cara memegang kristal sihir yang di pegang oleh penguji Yujin. Namun tidak ada yang lolos satu pun.

Tibalah sampai pada bagian Wei Chan. Dia memegang kristalnya lalu Muncullah Warna Hijau yang terang dan biru agak redup di kristalnya dan penguji berkata.

"Wah kamu masuk kelas dua elemen dengan elemen tanaman dan air, bagus sekali kamu berbakat."

Yujin memuji Wei Chan. Wei Chan berjalan dengan sangat kegirangan ke arah ayahnya. Ayahnya pun merasa senang sekali bahwa ternyata anaknya mempunya bakat untuk menjadi seniman beladiri.

Melanjutkan kembali ujiannya, dan pada akhirnya adalah bagian Xun Zhi yang maju untuk mengetes bakatnya.

Xun Zhi memegang kristalnya tanpa ragu dan tak lama muncullah warna putih sedikit kekuningan bersinar terang sekali dan juga warna merah terang di kristal itu.

Tidak lama kristal mengalami retakan, semakin lama retakan itu semakin menjalar dan membesar lalu memecahkan kristal yang Yujin pegang menjadi berkeping-keping jatuh ke tanah.

Yujin yang menjadi penguji terkejut akan hasil yang di peroleh oleh Xun Zhi. Sementara itu di sisi lain orang-orang menyaksikan tampak kebingungan.

Yujin semasa hidupnya baru pertama kali ini ada seorang remaja yang bisa menghancurkan kristal pengukur qi yang rendah ini.

"ini harus di rahasiakan ( dalam hati Yujin."

"maaf semuanya tes nya sudah selesai kalian boleh pulang sekarang. Sementara itu untuk kakian yang mengikuti tes diam dulu sesaat disini oke."

"Baik Master!"

Yujin memerintahkan kepada semua orang yang disana untuk pulang dan menahan para remaja.

"Nama kamu siapa tadi?"

"Xun Zhi master."

"Baiklah Xun Zhi bisa ikut denganku sebentar?"

Dari kata-kata Yujin, Xun Zhi seakan mengerti akan isyaratnya.

"Baiklah Master."

Keduanya berjalan menjauhi para remaja yang berkumpul.

"Kamu tahu Xun Zhi."

"Tahu apa?"

"Kamu adalah orang berbakat. Tes yang barusan di lakukan itu menentukan elemen yang ada di tubuhmu dan kamu memiliki dua atribut elemen yaitu elemen cahaya dan api."

"terus master apakah ada yang istimewa?"

"tentu saja sangat istimewa Xun Zhi. ini adalah elemen yang sangat langka dimiliki orang sekitar seribu tahun, tidak malahan sepuluh ribu tahun sekali ada orang yang mempunyai elemen ini. Kamu pasti akan menjadi pendekar yang sangat terkenal suatu hari nanti bahkan mungkin menjadi seorang pahlawan."

"Benarkah Master! Kamu tidak berbohong kan?!"

Xun Zhi meronta kegirangan. Lalu dia menangis sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya.

Namu pada kenyataan itu Xun Zhi berpura-pura kaget akan hasilnya.

Tak lama setelah selesai tes Xun Zhi, Wei Chan dan anak-anak lainnya kembali ke rumah mereka masing-masing.

Akan tetapi karena Xun Zhi lolos tes dan Yujin pun tidak ingin kehilangan remaja berbakar ini, Yujin ikut dengan Xun Zhi kerumahnya untuk meminta izin kedua orangtua nya.

Sesampainya di depan pintu rumahnya, Xun Zhi langsung masuk. Karena rumahnya dijadikan satu dengan apotik terlihatlah orangtua Xun Zhi yang sedang menjaganya. Xun Zhi yang diikuti oleh Yujin bisa langsung bertemu orangtua Xun Zhi.

Yujin bertatap muka dengan orangtua Xun Zhi, Yujin langsung memulai pembicaraan dengan orangtuanya.

Mereka mengobrol panjang lebar sementara itu Xun Zhi hanya bisa mendengarkan dari samping kiri belakang ayahnya. Hingga akhirnya mencapai kesepakatan. Setelah itu Xun Hong He yaitu ayahnya Xun Zhi bertanya padanya.

"Xun Zhi apakah kamu ingin belajar di perguruan sana?".

Xun Zhi dengan tatapan penuh percaya diri menjawab tanpa ada rasa ragu pertanyaan ayahnya itu.

"Iya ayah aku ingin berguru disana."

Lalu ibunya menyela percakapan Xun Zhi dan ayahnya kemudian berkata kepada ayahnya.

"Tapi Hong He dia kan masih berumur dua belas tahun. Aku tidak tega mengirimnya ke perguruan untuk menjadi pendekar."

Kata Xun Meigui yaitu ibunya Xun Zhi kepada ayahnya. Lalu Xun Hong He membalas perkataan Bai Meigui.

"Tapi sayang dia kan anak lelaki mau tidak mau kita harus melepasnya supaya dia bisa hidup mandiri. Apalagi di dunia ini yang dimana ilmu beladiri di atas segalanya. Semakin kamu kuat semakin kamu di takuti serta di hormati."

"Tapi kan .."

Akan tetapi sebelum selesai Xun Meigui bicara, Xun Zhi menyela perkataan ibunya dan berkata.

"Bu aku janji aku pasti bisa bertahan disana beri aku izinmu bu."

Dan akhirnya kedua orangtuanya menyetujuinya. Setelah itu Xun Zhi bersiap-siap mengkemas pakaian ke dalam tas. Kemudia Xun Zhi berpamitan kepada orangtua nya.

"Ibu, ayah aku pamit untuk berangkat ke sekolah. Maaf kalau aku meninggalkan kalian."

Xun Meigui memberikan uang padanya dan berkata.

"Xun Zhi baik-baiklah disana. Ini uang untuk keperluanmu nanti disana, dan jangan lupa sering-sering mengirim surat yah."

Xun Zhi menerima uang pemberian orangtuanya dan bersalaman sambil mencium lengan orangtuanya.

Kemudian Xun Zhi berangkat dengan Yujin menuju tempatnya Wei Chan. Lalu Xun Zhi pun berkata.

"Mari pak Yujin kita ke ruman Wei Chan."

"Ayo Xun Zhi tunjukan jalannya."

Mereka mulai berjalan meuju Rumah Wei Chan . Beberapa menit kemudian mereka sampai di tempai Wei Chan.

Sepertinya Wei Chan sudah selesai berkemas dan berpamitan kepada ayahnya. Lalu akhirnya mereka berangkat.

(BERSAMBUNG)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!