NovelToon NovelToon

Arya And Azhest

1. Kehidupan yang biasa

Hai Pembaca. Namaku Arya. Radithya Arya. Masih kelas delapan SMP. Tinggi badan sekitar seratus enam puluh cm. Berat badannya sekitar empat puluh lima sampai lima puluh kilo. Rambut

pendek sedikit panjang, dan rapi sedikit berantakan. Aku punya adik satu dan dia perempuan. Namanya Radithya Kara. Rambutnya panjang. Kurus dan sedikit tinggi. Kara masih kelas enam. Tapi dia sudah sering ikut lomba Internasional dan medalinya sudah berjejer rapi di kamarnya. Dia sedikit tomboy. Dia suka main tembak-tembakan. Padahal aku saja tidak suka. Tapi memang merepotkan punya adik perempuan tomboy. Kelakuannya mungkin sedikit mirip laki-laki, tapi semua cowok di kelasnya melamun ngeliatin Kara pas ujian. lumayan juga tuh…

Aku dan Kara tinggal berdua di rumah. Orang tua kami bekerja di luar kota. Pulang ke rumah sebulan sekali. Aku dan Kara sudah terbiasa sendiri. Kami punya tugas yang harus diselesaikan masing masing. Tugasku merapikan rumah dan tugas Kara yang memasak. Sekolah kami masih satu kompleks dan tidak jauh dari rumah, jadi kami selalu naik sepeda ke sekolah.

“Kakak… Ayo berangkat!!Nanti kita terlambat lho,”kata Kara dari luar. Padahal aku baru mandi sudah disuruh berangkat.

“iya iya,bentar lagi deh,” jawabku dari dalam.

Setengah jam kemudian kami berangkat. Padahal masih jam enam tapi dia khawatir terlambat? Benar-benar murid teladan deh…

Setelah sekitar lima belas menit kami bersepeda, kami sampai ke sekolah. Sekolahnya luas. Ada beberapa bangunan. Diantaranya bangunan SD, bangunan SMP, bangunan SMA, bangunan SMK, banguan khusus untuk ekstrakulikuler, bahkan ada gedung olahraga nya juga. Benar-benar lengkap dan luas. Aku dan Kara berpisah di tempat parkir. Bangunan SMP ada di paling belakang, jadi perlu waktu untuk sampai kesana. Setelah lima menit

dari tempat parkir, aku sampai di gedung SMP. Ada empat lantai. Lantai pertama untuk guru. Lantai kedua untuk kelas Sembilan. Lantai tiga untuk kelas

delapan. Dan lantai paling atas untuk murid baru di kelas tujuh.

Sampai di gedung sudah banyak murid yang sampai. Mereka pergi jalan-jalan ke luar. Aku tidak suka dengan keramaian. Bisa dibilang aku sedikit Antisosial. Kelasku berada di ujung lantai tiga. Kelas 8-A. Hanya ada sekitar dua puluh murid disini. Isinya adalah murid standar olimpiade dan murid yang berbakat.

Aku masuk kelas. Ada beberapa anak yang lebih suka di kelas daripada pergi keluar. Kursiku di pojok paling belakang. Dekat jendela. Itu adalah tempat terbaik menurutku. Pelajaran pertama dimulai pukul setengah delapan dan guru masuk kelas pukul tujuh. Sekarang masih pukul setengah tujuh. Terlalu lama untukku menunggu selama setengah jam.

Setelah setengah tahun aku menunggu... Bukan, maksudku setengah jam aku menunggu, akhirnya dimulai juga. Wali kelas kami adalah Pak Anton Si Jenius. Semua guru di sekolah ini pasti punya julukan masing-masing yang sudah disetujui para guru dan siswa nya.

Setelah setengah jam pendahuluan kami memulai pelajaran pertama yaitu matematika bersama Pak Anton.

“Baik semuanya…Hari ini kita ujian Matematika.”

Aku tidak belajar tadi malam.Sibuk nonton anime. Aku wibu sih…Belum banyak yang ditonton tapi aku sudah mulai menyukai anime. Awalnya aku tidah tertarik dengan anime. Tapi Higa memberi tahuku dan aku mulai menontonnya.Higa adalah salah satu temanku. Tepatnya satu-satunya temanku. Matematika adalah mata pelajaran kesukaanku jadi aku sudah terbiasa dengan soal matematika. Karena nilai-nilaiku terlalu sempurna, semua guru yang ada di sekolah selalu menanyakan sesuatu saat hendak ujian.

“Baiklah,dalam ujian kali ini siapa yang akan mengalahkan nilai Arya? Jujur bapak sudah lelah melihat nilainya yang selalu sempurna,”kata pak Anton.

Anda terlalu jujur...yah itulah pertanyaan yang selalu dikatakan semua guru saat hendak ujian. Setelah habis kalimatnya beberapa siswa angkat tangan, termasuk Higa. Katanya dia sudah belajar semalaman hanya untuk mengalahkan nilaiku.

“Baguslah…Kerjakan ujiannya dengan jujur…Kumpulkan lembar jawabnya satu jam lagi!”kata Pak Anton sambil membagi lembar jawab. Setelah lembar jawab dan soalnya terbagi semua kami

membuka soal. Banyak anak yang terkejut. Jujur aku juga sedikit kaget. Pak Anton memang ingin nilaiku dikalahkan tapi dia tetap adil.Dia selalu memberikan soal standar olimpiade setidaknya dua atau tiga soal. Aku melihat kearah Higa. Dia terlihat sangat optimis. Setelah meilhatnya aku jadi tembah semangat untuk mengerjakan soal. Aku mengerjakannya dengan cepat dan juga teliti, tidak seperti orang yang menulis cerita ini…

Dalam waktu empat puluh lima menit aku selesai mengerjakan soalnya. Aku memeriksanya kembali dan sudah kupastikan kalua jawabannya benar semua. Sebenarnya ada satu soal yag aku belum bisa. Tapi aku mengerjakannnya dengan logikaku sendiri. Jadi lebih optimis mengerjakannya.

Setelah menunggu selama seperempat tahun…Bukan,maksudku seperempat jam. Aku mengumpulkan lembar jawabku kepada Pak Anton. “Baiklah bapak akan mengumumkan hasilnya besok,”kata Pak Anton sambal meninggalkan kelas. Pelajaran selanjutnya berjalan lancar. Dan

sekolah usai pukul empat sore. Aku menuju tempat parkir sendirian. Kemudian aku mengambil sepedaku. Aku segera pergi menuju gerbang sekolah. Setibanya disana, aku melihat Kara sudah menungguku.

“Dasar kak…Lama sekali…Biar kutebak, kau tidur dikelas lagi yaa!?”tanyanya.

“Enak saja. Seharusnya kamu belum lama disini. Seharusnya SD selesai pukul tiga lebih lima puluh. Untuk mangambil sepeda kamu butuh wakt sepuluh menit dan sampai ke sini kamu butuh waktu sepuluh menit juga karena terlalu asyik mengobrol dengan teman-temanmu. Dan sekarang masih pukul empat lebih lima belas. Kira-kira baru lima menit kamu disini, jadi belum bias dibilang lama.”

“iya deh kakak memang jago berhitung.bYah…lupakan. Hari ini ayah dan ibu pulang lho,”Ujar Kara. Kamipun pulang bersama. Sekitar lima belas menit kemudian kami sampai di rumah. Sampai di rumah aku berbaring sebentar. Setelah sekiranya lelahku hilang aku bergegas mandi. Aku tidak membutuhkan waktu lama untuk selesai mandi, tidak seperti Kara. Dia mandi selama SATU JAM. Sungguh lama... Bahkan aku pernah ketiduran di sofa sambil menunggunya selesai mandi. Tapi kali ini aku sungguh beruntung. Dia masih sibuk menonton drakor di depan televisi, jadi aku tidak perlu menunggu satu jam. Setelah aku selesai mandi aku kembali ke kamar dan duduk di kursi. Kemudian membuka laptop dan mencari judul anime. Aku lebih menyukai genre fantasy dan adventure daripada genre yang lain sih... Aku selalu berharap ingin meninggalkan kehidupan yang bosan ini dan pergi ke dunia yang penuh Imajinasi dan keajaiban. Aku menonton sekitar dua atau tiga episode saja. Kemudian aku berbaring lagi di kasur. Tak terasa aku ketiduran dan aku bermimpi. Bukan mimpi biasa, melainkan mimpi tentang dunia yang aku damba-dambakan. Tapi suatu masalah datang.

Mimpi terindah sekaligus Mimpi terburuk. Mimpi yang menyangkut tentang Ayah ?!

2. Kisah besar dalam Mimpi...

Setelah aku mandi aku menonton sekitar dua atau tiga episode anime. Setelah itu aku berbaring sebentar.tanpa sadar aku mulai tertidur. Tiba-tiba aku mendengar suara aneh. Suara itu memanggilku. “Arya...Arya...Bangunlah...Ibu membutuhkanmu disini...” aku langsung terbangun. Jujur aku sedikit kaget karena suaranya mirip ibu. Tapi aku tidak terlalu memikirkannya. Aku kembali berbaring dan kembali tidur.

Aku bangun lagi karena kaget. Aku terbangun di padang rumput dibawah pohon yang rindang. Tiba-tiba ada seseorang yang datang.

“Hai Arya… Lama tak jumpa ya…” dia datang sambil tersenyum. Itu ibu.

“Kenapa ibu ada di sini ? Dimana ini ?” tanyaku.Dia tersenyum. “Inilah Azhest. Tempat lahir ayahmu.”

“Hah? Tempat lahir ayah? Apa maksud ibu? Jadi ayah tidak lahir di bumi?”aku panik lebih ke penasaran.

“Lalu kenapa aku disini?”tanyaku lagi. “Sebenarnya kamu masih di tempat tidurmu. Ibu punya teknik untuk berbicara pada seseorang melalui mimpi dimanapun orang itu berada. Sekarang ibu ada di Azhest. Disini adalah tempat yang indah tapi juga mengerikan.”

“Bagaimana cara ibu kesana?”tanyaku lagi.

“Kau harus tahu. Dua minggu yang lalu ibu mengalami kecelakaan. Ibu terluka parah. Setelah itu ibu dibawa ke rumah sakit oleh ayah. Tapi peralatan di rumah sakit tidak bias banyak membantu. Saat ayah masih kepanikan bagaimana menyembuhkan ibu, dia pun datang. Seseorang yang sangat mengenal ayah. Teman masa kecil ayah. Kata orang yang merawat ibu, dia yang membawa ibu kemari. Namanya Rhias. Kau juga harus tahu ada perbedaan besar antara Bumi dan Azhest. Kau akan mengerti saat melihatnya langsung. Dunia yang

kau inginkan. Dunia penuh imajinasi. Kau akan senang berada disini,”kata Ibu.

“Jadi aku harus mencari orang bernama Rhias itu jika aku ingin bertemu dengan ibu ?”tanyaku.

Ibu mengangguk “Dulu, ayahmu adalah seorang komandan perang kerajaan. Dia melawan musuh yang berat. Setelah dua tahun berperang tanpa henti, akhirnya pasukan ayah berhasil menang. Tapi juga dengan harga yang mahal. Banyak pasukannya yang gugur. Dia amat sedih. Dia menyesal. Dalam pikirannya dia merasa kalau dirinya merasa tidak pantas untuk memimpin pasukan. Karena penyesalannya itu dia bersama empat temannya, termasuk Rhias mengaktifkan portal antar dimensi. Sebelum datang ke Bumi, mereka bertemu Sang Penjaga Dimensi. Dia berkata kalau perbedaan waktu di Azhest dan Bumi sangat besar. Satu jam di Bumi sama dengan sehari di Azhest. Tapi setahun di Azhest sama dengan lima ratus hari.Karena itulah, sebuah perjanjian dibentuk. Pertama, Ayah dan teman-temannya akan menjadi anak kecil lagi di Bumi. Sama halnya saat kejadian Reingkarnasi. Kedua, ayah dan keempat temannya akan terpisah di tempat yang berbeda-beda. Ketiga, mereka dilarang kembali ke Azhest selama empat puluh tahun menurun perhitungan di Bumi. Sebagai ganti dari ketiga janji tersebut, mereka berlima diberi kekuatan khusus yang bisa bertahan di Bumi. Ayah diberi skill legendaris : Pengendali waktu.Teman Ayah yang bernama Rhias diberi skill legendaris : Pintu dimensi. Kemudian tiga temannya juga diberi masing-masing skill legendaris. Ada teknik penyembuhan, Kecerdasan tinggi, dan ada pula penghilang jejak. Setelah itu Sang Penjaga Dimensi membuka portal menuju bumi. Ayah meminta agar mereka tidak berpisah terlalu jauh. Kemudian mereka masuk kedalam portal dimensi tersebut.

“Setelah melintasi portal, Ayah melewati lorong dimensi. Tubuh ayah berubah menjadi bayi yang sedang menangis didekat rumah kakekmu. Karena saat itu Kakek dan Nenek belum memilki Anak, Mereka mengadopsi ayah. Ayah hidup seperti anak kebanyakan dan berusaha melupakan kejadiannya di masa lampau. Kemudian saat ayah mulai remaja, ayah menceritakan kisah-kisahnya di Azhest. Awalnya kakek tidak percaya. Tapi setelah ayah menunjukan sedikit kekuatannya, Kakek dan Nenek langsung  percaya. Ayah hidup seperti kebanyakan manusia di Bumi. Dia bekerja dan menikah.Saat ayahmu menikah dengan ibu, Ayah menceritakan semuanya. Awalnya ibu tidak percaya.Tapi ibu yakin kalau ayah tidak berbohong.Setelah dua tahun menikah, Ibu melahirkanmu. Ayah melihat potensi besar dalam dirimu. Karena itulah ayah merahasiakannya darimu,”jelas ibu panjang lebar.

“Lalu  kenapa ibu tidak berubah? Padahal perbandingan waktunya sangat besar.”

“Ibu dibawa oleh Rhias melewati portal Dimensi dan dilindungi oleh ayah menggunakan skill : Pengendali waktu. Karena itulah ibu bias bertahan di Azhest. Ibu juga mendapat skill legendaris lho, namanya skill Pengendali Mimpi.”

“Jadi karena itulah ibu bisa berbicara denganku walaupun di dunia yang berbeda,”Ibu mengangguk.

“Sepertinya sudah waktunya kita berpisah…Ayahmu akan pulang sebentar lagi,”Aku mengangguk.

"Aku pasti akan membawa ibu kembali dan kita akan makan ayam bersama.'' Ibu tersenyum kemudian berbalik sambil menjentikan jarinya.

Seketika itu aku bangun. Setelah bangun aku bergegas keluar dan duduk di sofa. Aku masih memikirkan mimpiku barusan. Apakah itu memang benar? Aku melihat handphoneku dan melihat anime. LAGI. Setelah itu aku membantu Kara memasak.

“Hei Kara, apa menunya?”tanyaku sambil menarik kursi.

“Ayam gwreng,”katanya sambil mengantuk. Beberapa saat kemudian kami berjalan dari dapur ke meja makan sambil membawa makanan. Kami makan selama satu jam. Pukul delapan kami selesai makan dan beristirahat di sofa depan televisi. Kara menyalakan televisinya dan aku mengambil laptopku dan menonton anime.

Tok!tok!tok!

Tiba –tiba terdengar suara dari luar. “Itu pasti ayah,”Kara berlari menuju pintu. Aku sedikit kasihan pada Kara. Dia sangat menantikan kepulangan ibunya tapi ibunya mungkin sedang tidak ada. Saat Kara membuka pintu terlihat ayah berdiri sambil membawa beberapa barang.

"Lho..Mana Ibu? Apakah ibu tidak ikut?"tanya Kara. Ayah hanya bisa tersenyum. Dia terlihat lemas. Dia berjalan menuju sofa dan duduk disebelahku. Kara yang masih bingung atas kejadian ini hanya bisa diam.

"Ayah...Kenapa ayah tidak bilang kepada kami kalau ibu kecelakaan?"Aku langsung angkat bicara.

"E-Eh?"Kara masih bingung. Ayah masih menunduk. Tanpa sadar ia telah menangis.

"Maafkan Ayah Arya, Kara, Ayah tidak bisa menjaga ibumu dengan baik."

"Kalau begitu bisa ayah jelaskan semuanya pada kami ?"tanyaku. Ayah mengangguk. Kami mendengarkan semua penjelasan dari ayah. Sesekali kami bertanya. Ada berbagai hal menarik dan berbagai hal mengerikan.

"Azhest terdiri dari lima benua besar. Aarial, Bearial, Shilvia, Ruth,dan Aeron. Di Azhest banyak hal yang tidak bisa dijumpai di Bumi. Misalnya seperti monster. Monster itu sendiri memiliki beberapa tingkatan.

common

Rare

Epic

Legendary 

Disana yang kuatlah yang berkuasa. Jika kalian lemah makan kalian akan ditindas, dibunuh atau bahkan dijadikan budak.''

Ayah terus bercerita. Ini sungguh seperti Anime Isekai. Aku benar-benar ingin pergi. Jam setengah sepuluh malam ayah selesai bercerita. Aku berdiri, "Aku sudah memutuskan! Aku akan membawa ibu pulang!"

Ayah ikut berdiri, "Tidak!! Ayah tidak akan membiarkanmu pergi ke dunia yang berbahaya,"

Tanganku mengepal, "Jadi ayah tega membiarkan ibu berada di dunia yang berbahaya itu ?"nada bicaraku mulai naik. Ayah terdiam kemudian duduk. Setelah diam beberapa saat akhirnya ayah mulai bicara.

"Ayah mengijinkanmu pergi tapi kau harus pergi bersama anak dari teman ayah. Kamu tidak boleh pergi sendiri." Aku mengangguk.

"Ya baiklah. Jadi kapan aku berangkat ?"

"Besok lusa.Hari sabtu,itu hari yang tepat untukmu pergi. Kau akan pergi bersama anak dari teman ayah, Rhias. Namanya Higa. Mungkin kau sudah mengenalnya,"kata ayah sambil berjalan meninggalkan kami dan menuju kamarnya.

Higa ?! itu tidak mungkin. Jadi dia adalah anak dari orang yang membawa ibu ?! Aku  akan tanyakan besok.

Aku segera kembali ke kamarku dan Kara katanya ingin nonton tv dulu. Aku berbaring di kasur.

Huh... Petualangan belum dimulai...

3. Menuju Keberangkatan

Keesokan harinya di sekolah ...

Aku berjalan menuju kelasku di ujung koridor. Saat aku masuk kelas aku melihat Higa sedang duduk di kursinya ambil membaca buku. Aku menghampirinya.

"Hei, apa yang sedang kau baca?"

"Buku ensiklopedia dan sejarah,"

"Ensiklopedia apa ?"aku semakin penasaran.

"Bodoh sekali. Kita ini akan pergi ke dunia lain lho, memangnya kamu tidak butuh persiapan ?"katanya sambl tetap membaca bukunya itu.

"E-Eh, Kau benar juga. Darimana kau mendapat buku itu ?"

"Dapat dari ayahku. Dia memberikan ini padamu. Dan nanti sore kau ikut aku ke rumahku,"kata Higa sambil menyodorkan sebuah buku. Katanya nanti sore aku dan Higa akan belajar tulisan dan bahasa yang digunakan di Azhest. Katanya sih tidak terlalu sulit. Jadi karena itulah aku diantar oleh ayah naik mobil.

"Baiklah,"Aku mengambil buku itu dan duduk di kursi. Kemudian membacanya sebentar.

Setelah sekitar lima belas menit aku membaca buku itu, bel kelas berbunyi. Pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran sejarah oleh Kak Thea si Ahli. Kemudian pelajaran kedua pelajaran matematika bersama Pak Anton si Jenius. Dia masuk kelas dengan sangat gembira. Hari ini adalah pengumuman hasil nilai ujian kemarin.

"Baik,semuanya. Hari ini saya akan membagikan hasil ujian kemarin,"dia berjalan membagikan hasil ujian di selembar kertas.

"Akhirnya ada yang mengalahkan nilai Arya,"dia tersenyum lebar. Semua anak tersenyum senang. Aku biasa-biasa saja. Kemudian aku melihat nilai ulanganku. Nilainya 98. Aku kemudian meminjam kertas ujian Higa. Nilainya 100. Kemudian aku mengecek semua jawabanku dan membandingkannya dengan milik Higa. Kemudian aku maju kedepan. Terdengar bisik-bisik teman-temanku.

"Hei apa dia tidak terima dengan hasilnya ?"

"Mungkin, anak pintar memang selalu tidak terima jika nilainya dikalahkan,"

Aku mendekati Pak Anton. "Pak, aku minta penjelasan nomor lima puluh."

Setelah Pak Anton mengeceknya dan membandingkan milikku dengan milik Higa dia tertegun kemudian dia membuang nafas dan berdiri, "Maaf semuanya, Higa tidak jadi mendapat nilai 100, ada kekeliruan. Jadi, seperti biasanya Nilai Arya yang 100 dan mendapat yang tertinggi. "Dia menjadi lesu seketika. Aku kembali ke tempat dudukku dan terdengar suara temanku lagi.

"Wah, hampir saja nilai Arya dikalahkan,"

"Ya, memang tanggung bagi Higa,"

Kelas menjadi tenang setelah Pak Anton mulai menenangkan. Pelajaran tetap berlanjut. Setelah pulang sekolah aku pergi ke rumahnya Higa. Kami dijemput ayahku naik mobil. Setelah kami sampai, kami masuk ke sebuah ruangan rahasia dibalik lemari ayahnya. Kami diajari tentang bahasa dan tulisan Azhest. Ternyata cukup mudah. Setelah kami berhasil menguasainya aku dan ayah kembali ke rumah pukul sembilan malam.

Setelah sampai di rumah, aku mandi dan segera pergi ke kamar. Karena terlalu lelah aku tertidur di kasur. Kemudian aku bermimpi sedang berada diatas awan. Tiba-tiba aku melihat sesosok makhluk yang sedang terbang menuju kearahku. Setelah jarak yang tidak terlalu jauh, aku menyadari makhluk apa itu. Itu NAGA. Naga berwarna putih kebiruan, tubuhnya panjang seperti ular. Kurasa naga itu tidak memiliki sayap. Tanduknya panjang. Dia mendekat kearahku. Entah apa yang sedang kupikirkan, aku memegang dan mengelus kepalanya.

"Namaku adalah Aeron. Penjaga Benua Aeron. Senang bisa melihat anak dari seorang ksatria legendaris."

"Senang bertemu denganmu. Namaku Radithya Arya. kau bisa memanggilku Arya,"aku berbicara tanpa rasa takut.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan di Azhest?"Aeron mulai berbicara.

"Aku akan mencari ibuku,"aku bicara sambil tertunduk.

"Kalau begitu aku akan memberitahumu dimana ibumu,"kata Aeron.

"Benarkah?"aku mulai mengangkat kepalaku. Aeron mengangguk. Kemudian dia mengibaskan ekornya dan memunculkan sebuah proyeksi. "Eansvile adalah Kerajaan terbesar di Benua Aeron. Ibumu ada disana. Tapi jika kau ingin kesana, kau harus menjadi kuat.Kau harus minimal berlevel 100. Dan untuk menjadi orang berlevel setinggi itu, aku akan membantumu. Pergilah ke kota Luthia.Itu adalah kota besar untuk pemula. jaraknya tidak terlalu jauh dengan Kerajaan Eanvile. Kota Luthia ada di Kerajaan Thore. Kerajaan itu adalah Kerajaan terdekat dengan Kerajaan Eanvile. Jika kau sudah sampai disana, pergilah ke rumah di alamat yang aku kirimkan nanti,"

"Baiklah,"

Kemudian Aeron membuka mulutnya. Muncul sebuah cahaya kecil dari mulutnya. Kemudian cahaya itu berubah menjadi sebuah gelang berbentuk naga dan terpasang di tangan kananku, "Apa ini?"aku penasaran.

"Kau bisa menghubungiku dengan gelang itu. Tentu saja saat aku sedang tidak sibuk,"katanya. Kemudian dia terbang menjauh. Setelah dia sudah tidak terlihat,aku terbangun. Aku melihat tanganku da terpasang sebuah gelang berbentuk naga.

"Bukan sekedar mimpi?" aku bicara sendiri.

Hari-hari berjalan normal hingga sampai hari Sabtu. Waktunya berangkat.

Kami berkumpul di rumahku  pukul tujuh pagi. Ada ayah, Kara, Aku, Higa, dan paman Rhias. Paman Rhias membuka portalnya. Kemudian ayah melindungi kami dengan skill pengendali waktu agar kami tidak terpengaruh oleh perbedaan aliran waktu.

"Hei, Arya. Darimana kau mendapat gelang bagus itu?"Higa bertanya.

"Dari Aeron si Naga Penjaga,"jawabku santai.

"AERON ?!"ayah dan paman Rhias berkata bersamaan.

"Memangnya kenapa?"aku heran.

"Ti-Tidak apa-apa?"ayah mulai menenangkan diri.

"Baiklah ayah, aku pergi dulu. Aku akan membawa ibu pulang,"ayah mengangguk. Setelah kami berpamitan, aku dan Higa masuk portal itu.

Dan.... Petualangan yang sebenarnya baru dimulai...

...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!