Tangannya terlihat menggenggam erat gaun yang tengah di pakainya. gaun yang sangat berat, berwarna putih dengan aksen zircon yang bertaburan di bagian dada dan lengan serta rok gaun yang sangat lebar itu terlihat begitu indah dan elegan. apalagi yang memakainya adalah Davika.
Ya. Davika, akan menikah hari ini. ia terlihat gugup, padahal ini bukan pernikahan pertamanya. yup, betul. Davika adalah seorang janda yang di tinggal mati oleh suaminya satu tahun lalu. meninggalkan seorang anak yang harus ia rawat, yang kini berusia sepuluh tahun, Lucas Steve Jason.
Ia terduduk di depan cermin. bukan karena melihat betapa takjub dan cantiknya dia hari ini. tapi lebih karena tidak ingin menikah lagi, apalagi yang akan menikahinya adalah sahabat mendiang suaminya.
Ia ingat dengan benar kejadian itu. saat Michael mabuk, dan mendorongnya ke sebuah kamar ketika bertemu di lorong hotel. tak ada yang terjadi antara mereka waktu itu, tapi mata paparazi lebih cepat. jadilah itu, menjadi masalah besar bagi Michael dan keluarganya.
"Maaf. Nona, tuan kami ingin bertemu dengan anda.", ucap orang yang tak dikenal. dengan jas hitam yang rapi dan rambut yang rapi pula. Davika mengerutkan keningnya karena tidak kenal dengan orang itu ataupun bos nya.
"Mari ikuti, saya!.", ajaknya. membuat Davika yang masih bingung berdiri dan mengikutinya.
Orang suruhan itu membawa Davika ke ruang VIP di sebuah restoran. dan ketika masuk, ia baru mengingat wajah seseorang. ya, orang yang mabuk dan mendorong malam lalu.
"Silahkan duduk!.", ucap Michael. mempersilahkan Davika duduk di kursi yang ada di depannya. makanan segera di sajikan, tanpa meminta Davika untuk melihat menu dan mempersilahkan ia untuk memesan.
"Kita makan siang dulu. baru bicarakan masalahnya.", ucapnya dingin.
"Maaf. tapi, saya rasa kita tidak memiliki masalah apapun.", jawab Davika.
Michael memberi isyarat yang membuat orangnya segera mendekat, memberikan sebuah Tab berlogo Apple padanya, lalu beranjak keluar dari ruangan itu. Davika, tidak mengerti dengan apa yang terjadi?. ia melihat ke sekitar, kini di ruangan itu hanya ada mereka berdua.
Michael menyodorkan Tab itu pada Davika. menunjukkan beberapa foto. entah bagaimana?, banyak sekali foto yang di dapat oleh paparazi itu.
Sebagai salah satu orang yang berkuasa di negara A, tentu Michael tidak ingin nama besar dan reputasinya tercoreng. jadi, begitu ia mengetahui ada paparazi yang mendapatkan fotonya, ia pasti akan bertindak.
"Foto ini?!, bagaimana bisa?.", tanya Davika, heran dan terkejut bercampur aduk di wajahnya.
"Ada paparazi yang berhasil mengabadikannya. orangku sudah membereskannya. hanya saja, foto itu sudah tersebar ke berbagai media sosial dan sudah di lihat oleh khalayak ramai.", jawabnya menjelaskan.
Foto antara Davika dan dirinya ketika berada di dalam kamar hotel. ada pose Michael yang mendorong Davika, ada juga yang terjatuh berdua di atas ranjang dengan Michael di atasnya, ada foto saat Davika membuka baju Michael, dan ada beberapa foto yang memperlihatkan seperti mereka pasangan kekasih sungguhan.
"Tapi, tuan. foto-foto ini tidak benar, kita tidak melakukan apapun malam itu. tuan bahkan muntah, dan setelah saya membersihkannya, tidak lama kemudian tuan tertidur.", ucap Davika mencoba menjelaskan detail kejadian malam itu.
"Aku, tau. tapi orang yang melihat ini, tidak akan mau tau.", jawabnya santai.
"Lalu. apa mau tuan?.",
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Davika terdiam, ia tidak menjawab permintaan Michael untuk berpura-pura menikah dengannya.
Ya. sejak suaminya meninggal, ia belum bisa membuka hati untuk laki-laki lain. apalagi untuk menikah?!, sama sekali tidak terlintas dipikirannya.
Ia lebih fokus mengurus dan menjadi orang tua tunggal untuk putranya, Lucas. bahkan, ia juga mengurangi aktifitasnya agar mempunyai waktu lebih banyak bersama buah hatinya.
"Hanya berpura-pura. apa salahnya?!.", ucap Michael lagi tanpa beban.
"Pernikahan itu sesuatu yang sakral, tuan. kita tidak bisa memainkannya.", jawab Davika. ia tidak habis pikir?!, bagaimana suatu ikatan pernikahan yang suci harus menjadi tameng dari sebuah berita gosip yang tidak jelas?!.
"Kalau begitu, kita bisa menikah secara agama. menikah sungguhan dan tidak usah berpura-pura.", jawabnya enteng.
"Maaf, tuan. tapi status saya adalah janda, dan saya belum memikirkan hal itu.", ucapnya.
Davika berdiri mengambil tas nya. ia hendak pergi, tapi Michael menghentikannya.
"Foto ini, masih tersebar di dalam negeri. mungkin, bisa juga sampai ke luar negeri.", ucapnya. membuat Davika menghentikan langkahnya dan berbalik menatapnya. ia benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran orang yang berada di depannya.
"Anda mengancam, saya?.", ucapnya kesal. Davika membuang muka.
"Bukankah lebih baik. kalau mertuamu tau, kamu sudah bisa melupakan anaknya dan mulai menerima pria lain?!. daripada, ini tersebar dan menjadi skandal?.", ucapnya. ia masih saja duduk dengan santai di kursinya setelah mengancam seorang wanita. Davika terdiam, wajahnya terlihat menahan amarah.
"Mungkin, akan bagus dengan judul. -Seorang desainer, menggoda seorang pria karena kesepian-.", ucapnya lagi.
"Anda pikir saya ini apa?!.", teriaknya kesal. ia melemparkan tas nya ke meja.
"Berpikirlah bijak!. dengan menikah, kita sama-sama aman. sama-sama untung.", ucapnya. mencoba memberi pemahaman tentang keuntungannya menjadi nyonya Surrel.
"Atau menolak?!. yang hanya akan membuat kita sama-sama rugi. mungkin, aku hanya akan sedikit rugi dengan reputasi, tapi kamu?!. akan dikenal banyak orang dengan sebutan yang tidak terhormat.", lanjutnya.
"Atau, pikirkan!. kedua orang tua suamimu.", ucapnya penuh penekanan.
Ya, Davika sangat menyayangi kedua orang tua suaminya karena ia sendiri sudah tidak memiliki orang tua. kedua orangtuanya meninggal dalam karamnya kapal laut yang mereka tumpangi ketika hendak berkunjung ke negara tempat Davika bekerja (Indonesia - Australia).
Davika, bukan berasal dari keluarga kaya. tapi ia seorang pekerja keras dan sangat suka mendesain. beberapa kali ia ikut dalam beberapa kompetisi desain, hingga menemukannya dengan sang suami, Arthur Steve Jason.
Arthur lah yang mengasah bakat dan kemampuannya hingga menjadi seorang desainer terkenal. berawal dari situ juga, tumbuh rasa cinta di antara mereka, hingga memutuskan menikah.
Kedua orang tua Davika, tentu sangat bahagia karena ada yang menerima dan mencintai putrinya dengan tulus. mengingat mereka orang tak berpunya. apalagi, putrinya bisa hidup jauh lebih layak daripada saat hidup bersama mereka.
Dan, beberapa hari pada saat Lucas di lahirkan. mereka bermaksud memberi kejutan dengan berkunjung ke Australia, pada putri dan cucunya tanpa memberitahu Davika. mereka berharap, itu bisa menjadi kejutan yang manis untuk putri semata wayangnya.
Karena mereka bukan berasal dari keluarga yang mampu, jadi mereka hanya membeli tiket kapal laut, untuk menghemat biaya. sayangnya, kapal itu karam di sekitar perairan samudera Pasifik. dan Davika baru mendapat pemberitahuan dari BNPP, setelah tiga hari kapal karam dan diminta untuk identifikasi mayat kedua orang tuanya.
🍓 TO BE CONTINUED 🍓
"Are you Ok, mom?.", suara dari pria kecil kesayangannya membuyarkan ingatannya saat awal bertemu dengan Michael, sampai ia menyetujui pernikahan pura-pura ini.
"Yes, baby. i'm fine.", jawabnya tersenyum. ia tidak ingin membuat Lucas sedih. ia cukup terpukul saat Dady nya pergi secara tiba-tiba dalam sebuah kecelakaan.
Ya, waktu itu. Arthur baru saja mengantar Lucas ke sekolah sebelum bekerja. sedang Davika sudah lebih dulu berangkat karena ada meeting di pagi hari.
Arthur adalah seorang "best Dady". ia yang terbaik bagi keluarganya, she is angel of Lucas. dan kejadian kecelakaan yang tepat di depan sekolah Lucas, dengan Lucas dan beberapa penjaga sekolah sebagai saksi mata, membuat Lucas trauma hingga menyebabkan ia kesulitan bicara.
Mobil Arthur baru saja hendak ingin menyebrang saat dua mobil ugal-ugalan yang sedang berkejar-kejaran menabraknya dengan cukup keras di bagian depan, tepatnya samping mobil Porsche milik Arthur.
Tabrakan pertama cukup membuat mobil itu rusak, sedang tabrakan kedua dari mobil yang mengejar mobil pertama, yang juga tidak kalah kerasnya, mampu membuat mobil Arthur terbalik dan mobil pertama ringsek.
Lucas berteriak histeris memanggil Dady nya. beberapa penjaga sekolah memanggil polisi dan ambulan untuk pertolongan pertama. sementara Lucas yang terus memberontak ingin menolong Dady nya di tahan oleh beberapa orang guru. ia tak henti-hentinya berteriak memanggil Dady nya sambil menangis.
Arthur sempat di larikan ke rumah sakit dan mendapatkan pertolongan pertama. sebelum akhirnya di nyatakan kritis dan meninggal.
Lucas menangis histeris, sementara Davika hanya terdiam memeluk putranya, pikirannya kosong.
Berbulan-bulan lamanya setelah kepergian Arthur, ia bagaikan mayat hidup. tubuhnya semakin kurus dan tak terawat. ia membisu, pandangan matanya redup dan tak berarah.
Hari-harinya habis ia gunakan untuk merenung dan berdiam diri, menganggap kepergian suaminya adalah kesalahannya, karena tidak menemaninya mengantarkan Lucas seperti biasa pada hari itu.
Hanya adik Arthur, Natasha Steve Jason dan kedua mertuanya yang tanpa lelah mendampinginya dan Lucas keluar dari trauma psikis yang di alami keduanya.
Natasha rajin mengajak Lucas dan Davika untuk terapi psikiater. hasil terapi terlihat pada Lucas, ia mulai mau berbicara lagi, tapi setiap mengingat tentang Dady nya, ia akan mengatakan itu dengan menangis.
Berbeda dengan Davika. semua jenis terapi tidak mempan baginya, Natasha dan keluarganya faham, berat untuk Davika menerima semua, terlebih kepergian kakaknya yang begitu mendadak.
Sampai saat, Natasha dan keluarganya benar-benar hampir menyerah. Lucas datang kepada momy nya, ia mengusap lembut pipi ibunya dan berucap.
"I know. It's tough, but stay with me, mom.", ucapnya. ia berusaha agar ibunya melihat matanya. ia merangkup kedua pipi ibunya dan mengarahkan pandangan ibunya untuk mau melihatnya.
"Always stay with me.",
"I can't be alone.",
"Fist my hand.",
"Please!, stay with me!.", ucap bocah kecil itu menangis.
Saat itulah, Davika mulai merespon, ia menatap putranya. air matanya menetes. jadilah, mereka menangis berpelukan. membuat Natasha dan kedua orang tuanya ikut menangis haru dan bahagia, karena setelah hampir tiga bulan, Davika akhirnya mau merespon dan melihat mereka lagi.
Perlahan Davika dan Lucas bangkit. berusaha menerima kenyataan, bahwa orang yang mereka cintai sedang menunggu mereka di surga. mereka saling menyemangati satu sama lain, berjanji tidak akan saling meninggalkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Mom.", panggilnya. yang membuat Momy nya menoleh dan mencoba merespon putranya.
"Are you very happy?.", tanyanya. membuat Davika terdiam dan ragu menjawab pertanyaan dari putranya.
"Karena, kalau Momy tidak bahagia. aku akan mengatakan padanya untuk membatalkan pernikahan ini.", lanjutnya.
Momy nya adalah satu-satunya miliknya saat ini. ia tidak ingin Momy nya sedih, ataupun susah karena menikah dengan orang lain. melihat Momy nya tidak memiliki cahaya kehidupan saat Dady nya meninggal sudah cukup baginya. ia tidak ingin itu terulang lagi.
"Kenapa?.", tanya Davika pada pria kecilnya.
"Because, i am boy. dan aku penjaga Momy.", jawabnya.
"Momy is fine.", jawabnya tersenyum.
"Fine?, not happy?.", tanya bocah kecilnya dengan lirikan menyelidik, mirip Dady nya. cara berpikir Lucas sangat kritis, dan itu ia dapatkan karena sering ngobrol, bercerita dan bertukar pikiran dengan Dady nya.
Davika tersenyum hingga mengeluarkan suara tawa kecilnya untuk memecah kecanggungan antara ia dan putranya.
"Jangan begitu!. karena kamu terlihat seperti orang tua.", ucapnya, yang malah membuat Lucas mengerutkan keningnya. gaya bicara dan cara Momy nya mengalikan pembicaraan, benar membuktikan jika Momy nya tidak ingin pernikahan ini terjadi. tapi yang menjadi pertanyaan di pikirannya adalah, jika Momy nya tidak setuju, kenapa tetap melakukan pernikahan ini.
"I will go see him.", ucap Lucas tiba-tiba.
"Why?!.",
"Karena aku tidak akan biarkan siapapun menyakiti, Momy.", jawabnya.
"No!. bukankah, Lucas sudah lama menginginkan seorang Dady?. sekarang, Momy akan mengabulkannya.",
"No!, if mom not happy. aku hanya ingin Momy bahagia.",
"Momy, very happy. Lucas, tidak perlu khawatir.", ucapnya dengan senyuman.
Pintu ruangan tempat Davika berada terbuka. seorang wanita cantik dengan postur bak model masuk, lalu seseorang yang mengikutinya menutup pintu.
Orang yang selalu setia mengikuti kemanapun majikannya pergi itu segera mengambilkan tempat duduk untuk majikannya dan mempersilahkan.
Davika yang sudah tau, itu adalah calon ibu mertuanya segera meminta Lucas untuk keluar sebentar.
"Pergilah!. lihat, apa nenek, kakek dan bibi Natasha sudah datang?!.", ucapnya pada Lucas yang di jawab dengan anggukan.
Bocah kecil itu melangkah pergi, membuka pintu dan menutupnya setelah keluar.
"Kamu, terlihat cantik hari ini.", ucap Natalie. Davika tersenyum.
"Wajar, karena Michael menyewa perias kelas atas untuk memoles wajahmu.", lanjutnya. ia mulai merendahkan Davika.
"Setahuku, aku asli cantik dari lahir, nyonya. itulah yang membuat putramu tergila-gila padaku, sekalipun sudah tau, aku seorang janda.", jawabnya. siapa suruh merendahkannya?!. maka, ia akan membalasnya.
Natalie tersenyum kecut menatap Davika. terlalu sombong, pikirnya. Davika sendiri hanya mengimbangi apa yang dilakukan mertuanya. jika mertuanya tidak selalu merendahkan ia, Lucas dan keluarga Arthur, ia mungkin masih diam, tapi Natalie begitu keterlaluan.
"Ingatlah!, untuk tidak menyanjung tinggi dirimu sendiri. Michael menikahi mu hanya untuk menyelamatkan nama baik keluarga.", ucapnya. ia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke depan Davika.
"Banyak yang akan di alami perusahaan dan keluarga kami, jika ia tidak menikahi mu. jadi, ia menikah dengan mu bukan karena cinta, tapi karena kami adalah keluarga berpengaruh dan terpandang. jika ada skandal yang terjadi itu akan berakibat buruk pada bisnis dan nama besar Surrel.", Natalie mencoba menekan Davika agar ia tidak sombong dan berada di atas angin.
Davika tersenyum dan melirik mertuanya, yang berdiri di depannya dan menatap ke luar jendela. Davika lantas berdiri.
"Jika benar kalian keluarga yang berkuasa, maka tunjukkan!. kalian bisa menghapus semua skandal itu bukan?!, itu hal yang mudah bagi keluarga Surrel. tapi kenapa putramu memaksaku untuk menikah dengannya, dan mengancam ku dengan foto murahan itu?.", Davika tersenyum sinis kepada mertuanya.
"Kamu!!!....", teriak Natalie, mendengar jawaban Davika.
🍓TO BE CONTINUED 🍓
"Apapun yang ingin kamu katakan, aku hanya ingin mengingatkan. jangan pernah bermimpi melahirkan keturunan Surrel!. aku tidak ingin memiliki cucu dari seorang janda.", ucapnya. amarah Natalie meledak-ledak.
"Nyonya. harap kontrol emosi anda, itu buruk untuk kesehatan.", ucap Joe, orang kepercayaannya mengingatkan.
"Yang Joe, bilang benar. kontrol emosi!, bukankah anda masih harus berpura-pura bahagia di depan Michael atas pernikahannya denganku?.", Davika mengingatkan calon ibu mertuanya dengan ledekan.
"Nona. tolong jangan membuat emosi nyonya meledak-ledak lagi.", ucap Joe.
"Sebaiknya, kamu bawa nyonya mu keluar, Joe. tekanan darahnya akan cepat naik bila terus disini", ucap Davika.
Joe mempersilahkan Natalie keluar. ia keluar dengan amarah yang masih bergejolak di dadanya. tapi begitu bertemu dengan banyak orang, ia dengan cepat merubah ekspresi wajahnya. membuat Joe berfikir, Natalie memiliki kepribadian ganda.
Davika menghela nafas dalam. ia harus tenang untuk saat ini, meskipun rasanya ingin menangis. dua tahun hidup tanpa seorang Arthur bukanlah hal mudah baginya. dan sekarang, saat ia mulai melangkah lagi dan menata hidupnya bersama Lucas, harus terusik dengan hadirnya Michael dan Natalie dalam hidupnya.
"Sayang?!.". suara khas yang selalu ia rindukan, suara ibu mertuanya yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri. Davika tersenyum melihat ibu dan ayah mertuanya, serta adik iparnya dan Lucas masuk menemukan.
Sarah Amanda Jason dan Hobs Steve Jason, segera menghampiri Davika. kedua mertuanya memeluknya erat. mereka bahagia, akhirnya Davika bersedia membuka hatinya untuk pria lain selain putranya.
"Hei!..., you cry?!.", ucap Natasha yang melihat kakak iparnya menangis di pelukan kedua orangtuanya. mendengar hal itu, Sarah dan Hobs segera melepaskan pelukan mereka.
"Kenapa menangis?, pengantin tidak boleh menangis. lihatlah!, eyeliner mu akan luntur dan membuat riasan di wajahmu jelek.", ucap Sarah. menenangkan Davika.
"I always think, akan menjadi menantu perempuan kalian yang paling cantik. tidak pernah berfikir akan meninggalkan kalian, but now......, ucapannya terhenti, Davika tidak sanggup melanjutkan. terlalu sesak baginya.
"What do you think?. bagi kami, kau selalu menantu yang paling cantik. pernikahan mu dengan Michael tidak akan merubah hubungan kita. tidak peduli, there is Arthur or no!, kamu adalah menantu dan anak tercantik di mata kami.", Hobs mengambil alih menjawab pemikiran Davika.
"Ya. you beautiful, very beautiful. sampai ayah melupakan ku sebagai anak perempuannya.", ucap Natasha yang di sambut tawa mereka. membuat suasana yang awalnya sedih jadi ceria.
"Baiklah, ibu. aku akan merapikan sedikit make-up kakak ku yang sedikit berantakan ini. karena sebentar lagi ia harus menuju altar.", Natasha mengedipkan matanya dengan ceria yang membuat keluarganya mengangguk bahagia.
Saat yang di tunggu tiba. Michael sudah berdiri di altar menunggu Davika yang sedang bersiap memasuki ruang pemberkatan.
Dengan Hobs yang menggandeng tangannya sebagai wali di sisi kanannya, dan Lucas yang ingin mengantarkan Momy nya ke pelaminan di sisi kirinya, membuat Davika menghela nafas dalam beberapa kali.
"Santai saja. dia tidak lebih tampan dari, Arthur.", bisik Hobs menggoda menantunya. membuat Davika menahan senyum disana.
"That's right, Kakek.", sahut Lucas. tanpa menoleh ke arah Momy dan kakeknya yang berdiri di samping mereka. membuat kakeknya tersenyum kecil melirik cucunya yang tumbuh kian besar.
"Duplikat sempurna dari Dady nya.", ia membisikkan itu ketelinga Davika, menantunya. membuat Davika tersenyum dan sedikit menghilangkan ketegangannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Begitu Davika memasuki ruangan semua pandangan mata yang hadir tertuju padanya. ia terlihat begitu cantik dan anggun.
Michael yang menatapnya dari altar pun terpesona. pada dasarnya saja Davika memang cantik tanpa riasan, apalagi sekarang di dandani sedemikian rupa untuk acara pernikahan mereka. membuatnya menjadi pusat perhatian.
Davika dengan di dampingi ayah mertua dan putranya berjalan perlahan menuju altar. dan saat sampek disana, Hobs memberikan tangan Davika pada Michael.
"Bahagiakan putriku, atau kami akan mengambilnya kembali.", bisiknya pada Michael, ketika ia dan Lucas hendak pergi untuk duduk di tempat yang sudah disediakan. dan Michael hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan.
Michael dan Davika sudah berdiri di depan pendeta. mereka siap menerima pemberkatan upacara pernikahan yang akan di langsungkan sebentar lagi.
Pendeta memulai dengan mengucapkan rasa syukur dan terimakasih. dilanjutkan dengan pengucapan janji dari kedua mempelai.
"Dihadapan Tuhan, imam, para orang tua dan para saksi maka, saya Michael Alexander Surrel, dengan niat yang suci dan ikhlas hati telah memilihmu, Davika Ellena menjadi istri saya. saya berjanji, untuk selalu setia kepadamu dalam susah maupun senang, dalam suka maupun duka diwaktu sehat ataupun sakit, dengan segala kelebihan dan kekuranganmu. saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang hidupku. saya bersedia menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak yang di percayakan Tuhan pada kita, nanti. dan saya akan mendidik mereka. demikian janji saya, di hadapan Tuhan dan Injil yang suci ini."
Selesai Michael membaca janji nikahnya, Davika pun membaca janji nikah yang sama di hadapan pendeta, orang tua dan para saksi serta keluarga yang hadir.
Setelah mereka di sah kan sebagai pasangan suami istri, Michael segera membuka tudung pengantin yang menutupi wajah Davika. ia mencium Davika untuk pertama kalinya di hadapan semua orang yang hadir.
Tepuk tangan yang riuh terdengar menggema di seluruh ruangan menyaksikan itu.
Begitu acara pemberkatan selesai, Michael memanggil Lucas untuk mendekat pada mereka dengan isyarat tangannya. Lucas pun menghampiri mereka.
Michael mengajak Lucas dan Davika untuk keluar dari gereja. orang-orang mengikuti mereka menunggu Davika melempar bunga dan menangkapnya.
Dan ketika sudah berada di luar gereja, Davika pun melemparkan bunganya ke belakang yang mana segera menjadi rebutan bagi semua yang hadir.
Mobil pengantin sudah disiapkan, seseorang membuka pintu mobil untuk Davika. dan ia segera mengajak Lucas untuk masuk, disusul kemudian dengan Michael. barulah orangnya menutup pintu dan masuk ke dalam mobil, lalu duduk di belakang kemudi.
"Mana mobil yang akan menjemput tuan Hobs sekeluarga?.", tanya Michael pada orang kepercayaannya sekaligus sopir pribadinya, Jonas.
"Sudah disiapkan, tuan. begitu kita pergi, mobil itu akan segera sampai dan membawa mereka ke hotel tempat acara nanti malam.", jawabnya.
"Good. aku mengandalkan mu, Jonas.",
"Dengan senang hati melayani anda, tuan.",
Mobil segera berjalan menuju hotel Sheraton Grand Sydney Hyde Park. hotel yang terletak di pusat kota Sydney ini cukup mewah dikelasnya.
Kalau hanya pernikahan pura-pura, bukankah lebih baik tidak usah mengadakan resepsi di tempat seperti itu?!. atau bahkan tidak usah melakukan resepsi sama sekali. itu hanya akan menarik perhatian wartawan bukan.
"Bukankah, mengadakan resepsi akan menarik perhatian wartawan?.", tanya Davika.
"Memang sudah saatnya, dunia tahu siapa istriku.", jawabnya tenang. ia menoleh pada Lucas.
"Halo, jagoan. kita akan jadi teman mulai sekarang.", ucapnya sambil mengusap rambut anak tirinya.
"Selama, kamu baik pada Momy ku.", ucapnya polos.
🍓TO BE CONTINUED 🍓
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!