gadis 18 tahun yang berniat melanjutkan kuliah keluar dari desanya itu termenung di atas pusaran makam yg terukir nama indah "Firdaus Harland",satu-satunya orang yang mengasihi Casandra Alexiandra atau biasa di sapa Caca oleh orang desa,seorang wanita cantik dan anggun menghampirinya dengan raut muram berkata "syg,ayo kita berangkat nak,pesawat tidak menunggu kita" tanpa menjawab,caca melangkah memasuki pintu mobil mewah kedua orangtuanya.
Ayah dan Ibunya?,yaaahh seperti itu anggapan tetangga dan kerabat d Desa x.tapi di mata Caca,mereka sepasang orang asing yang mungkin kapan saja meninggalkan dirinya di kala bosan melanda.
"Ca,kakek menulis surat untukmu..." tuan Harry memecah keheningan di dalam mobil yang melaju meninggalkan Desa di mana putri tunggal mereka lahir dan tumbuh,sang anak hanya terdiam menatap keluar jendela mobil,istrinya menahan airmata yang menggenang di pulupuk matanya sejak siang tadi,,batinnya sungguh tersiksa melihat putri mereka kini muram,sejak 3 bln berlalu Ayah dari suaminya meninggal,Caca masih saja terlihat kesal dan tidak menghiraukan kedua orang tuanya.
"ca,maafkan mami"
akhirnya tangis sang ibunda pecah juga saat mobil menepi di bandara,mereka sudah akan pergi lagi demi tugas.dan kali ini Caca di paksa ikut bersama,,tetapi Caca belum ingin pergi.
"mi,Caca tidak marah kok,ini semua keinginan Caca kan, Caca......ingin melaksanakan pesan kakek,percayalah....Caca baik2 saja,sekalipun di kota ini jauh dari Desa,,tapi setidaknya di rumah papi dan mami masih ada kenangan Kakek di sana"
"baiklak nak,kabari kami ya,mami sudah siapkan 2 orang PRT di rumah,love you"
Caca memandang pesawat yang menghilang dari pandangan,airmatanya menetes deras seketika itu juga dan nyaris tersungkur di tanah jika tidak di topang olah lengan Bu Mel,salah satu orang kepercayaan orangtuanya.
"bi Mel,,tolong antar sy ke tempat biasa ya"
Tentu saja tanpa banyak bertanya,wanita itu segera mengantar nyonya mudanya ke tujuan,Caca berdiri menatap rumah kayu bertingkat 2,sebuah rumah sederhana namun indah menurut Caca.terletak jauh dari keramaian kota,jauh di dalam hutan Pinus tua dan berlumut,pintu halaman belakang rumah tua itu mengarah langsung ke pasir pesisir pantai,,Caca berdiri di sana menatap indahnya lautan,
sepucuk surat dan kamera berada dalam genggaman Caca,surat dan selembar foto
Caca kecil dalam gendongan seorang remaja laki laki,hasil potretan kakek Harland saat usia Caca baru 8 tahun.
dengan isi keterangan dan alamat,
Caca......
*cucuku tercinta,jika kamu membaca surat ini,serahkan kunci dan kotak biru ini ke alamat dalam album foto itu.kakek mencintaimu nak,tetaplah jadi terang dan ceria untuk masa depanmu
.
kakek Harland*
Caca menatap foto itu lagi dan berusaha mengingat2 siapa sosok yang mengendongnya,pangasuhnyakah?,ia mengangkat bahu bingung,lebih bingung lagi saat tiba di depan alamat sesuai amanah,,rumah yang begitu mewah dan elegan.cukup dua kali menekan bel,Caca di kagetkan oleh sosok menakjubkan di balik pintu,pria bermata tajam,dan persis pahatan dewa Romawi,
"Erica sudah 3 bln lalu pergi,apakah kau tidak dapat hubungi dia dulu?!"
Erica??,,hubungi dia dulu?,,alis Caca mengerut hampir berdempetan karna bingung,sepertinya ada kesalahan pahaman di depan pintu ini.
"maaf tuan,saya bukan siapa2nya Erica,saya ingin memberikan titipan kakek Harland"
Raut wajah pria itu tiba2 membeku dan luar biasa terpancar hawa dinginnya nyaris membuat jantung Caca copot.
Sekilas senyuman menghiasi wajah pria bermata indah itu,ia berdiri menghadap jendela kaca kamar tidurnya yang mengarah ke arah jalanan kota,setelah beberapa menit terdiam,tiba-tiba saja senyumnya berganti raut tak terbaca oleh asistennya yang dari awal telah mematung di ambang pintu.
"Bocahku itu sudah tiba di rumahnya?" pertanyaan sang tuan tidak segera di jawab oleh Damar,hingga terdengar Geraman kesal dan tatapan membunuh darinya.
"Kau cocok jadi menekin saja mulai detik ini ya Damar!",apaan sih bosku ini,semaunya dia saja memutuskan aku mau menjadi apa!,batin Damar.tentu saja jawaban bibirnya berbeda daripada suara batinnya "Maaf tuan muda,maksud anda......Bocah siapa?"
"Ohhhhh Damaar.....anak perempuan yang mencariku tadilah,oooh astaga..!!!",
"Dia sudah gadis tuan,dan sekarang sudah tiba di rumahnya,info ini akurat saya terima dari team yang sy suruh ikutin Nona"
"Dia masih bocah"
Damar tidak menjawab,ia memilih mundur dari hadapan tuanya dengan teramat dongkol,tapi hanya bisa mengerutu dalam hati,biar gimanapun pemuda berusia 30 tahun itu adalah orang yang teramat disegani,dan hanya dirinyalah yang sedikit bisa berbicara cukup banyak,terkadang Damar bisa marah ataupun ngomel pada tuan mudanya itu,hanya saja hari ini aura dari sosok itu sangat sulit di tebak.
"Damar......!!!!,,aku belum selesai bicara,kemari kauuuu!!!!!"
Teriakan itu menghentikan langkah kaki si Damar,dengan pura-pura tabah,ia kembali masuk ke kamar tuannya yang begitu luas dan mewah.
"Maaf Tuan Leon,saya harus buru-buru pergi"
"Siapa bosmu,aku atau......"
"saya belum matikan kompor tuan,tadi tuan sendiri yang merebus air di dapur"
"sudah di matikan,guna apa ada bi Dian di sini"
"Bi Dian bukankah sudah anda pecat?"
"ooouhh,kenapa kau tidak bilang dari awal???!!!!,,cepat matikan kompornya!!!!!,,sebelum rumahku jadi abu"
Damar berlari kearah dapur di susul tuannya yang lebih gesit berlari,sungguh ceroboh tapi galak,dan hanya Damar yang paham akan hal itu,sosok pria berwajah lebih manis namun agak ramping tiba-tiba ikut beranjak dari tepi kolam,
"apa yang terjadi Damar?,kenapa Leon dan kamu lomba marathon di dalam rumah?,dan aku tidak kalian ajak?!!!"
Sungguh naas kan nasib Damar?,dia hanya bisa memukul jidatnya yang datar lalu beranjak ke halaman depan menemui rekan kerjanya.
Leon melangkah santai ke arah kamar,setelah matikan Kompor karena ulahnya dan menyeduh teh hijau yang dia bawa serta saat naik tangga lantai 3 tanpa peduli akan pertanyaan sahabatnya,yaaaaa.....Leonel Concetta nama pria berkulit unik itu,dia mewarisi tubuh profesional ayahnya yang berasal dari Itali,kecuali senyum dan warna matanya yang indah warisan dari ibunya yang berdarah Asia.
"lomba lari mati'in kompor ternyata"
"David,aku butuh bantuanmu"
"bayar dulu"
"bayarannya kau bebas hidup Beratus tahun tinggal di rumahku"
"sekarang juga aku akan berkemas pulang ke Roma"
"silakan,selagi nyawamu ada sembilan"
"ha ha ha ha,baiklaah aku tau kali ini kau serius,katakan kau ingin bantuan apa?,jangan mengancamku!,dan rileks"
"ini tidak lucu"
"baiklah,ayo kita bicara"David menepuk bahu sahabatnya agar tenang dan hal itu lumayan berhasil.
David seorang pria berwajah cantik,model terkenal dan terlahir dari keluarga bangsawan seperti Leon,namun dirinya tidak seribet Leon yang telah 3 tahun membuang marga Napoleon dan embel embel nama Ayahnya Aurelianus Napoleon yang kini sangat berpengaruh dalam sejarah Romawi.David mendengar penuturan Leon dengan serius,tentang alur pertemuan tadi pagi dengan seorang gadis yang mengubah sikap Leon saat ini.terbayang percakapan macam apa yang David lewatkan beberapa jam lalu.
Awalnya,Leon sedang bosan menata karya karyanya di dalam ruang kerjanya yang terletak di lantai dasar,bel pintu dua kali mengantarkan Leon ke pintu depan sampai harus meninggalkan rebusan airnya di dapur.
Seorang gadis belia bermata sayu berdiri dengan tidak sabar di sana,dan mereka sempat berdebat karna salah paham,hingga di akhiri oleh pengakuan polos gadis itu mengubah mood Leon sampai detik ini.
"inti dari semuanya adalah,gadis itu tidak mengingatmu?,seharusnya kamu katakan saja bahwa...."
"dia memanggilku 'PAMAN',ohhh bulsyiittt.....!,dan,tanpa berdosa dia meminta hal luar biasa padaku"
"mungkin ini adalah jalan Tuhan untukmu,dan kau tidak perlu repot-repot lagi meminta bantuan dariku dan Damar agar merahasiakan keberadaanmu pada Daddy Napoleon"
"nama itu terakhir Hari ini kau menyebutnya David......,tolong bantu aku dengan sungguh2 kali ini"
"baik,tapi....."
"apalgi syaratnya"
"resikonya kau harus tanggung sendiri di kemudian hari,jika saja......"
"Stop......!!!,,kau temanku David,jangan me ndoakan hal buruk,,atau kamu akan alami kesialan"
David terkekeh,dirinya merasakan ketulusan dari niat Leon memulai hidupnya yang entah itu drama atau realita.ia di suruh bungkam tentang hidup Leon sejak hari ini pada siapapun terutama pada gadis yang di foto genggaman Leon.
"Dia bocahku yang dulu"
"kau boleh berimajinasi liar predator"
"jaga ucapanmu David"
Apapun itu,sebutan itu layak untuk diri leoan yang ingin awali hari harinya jadi atasan sekaligus lesson privat Caca.
Dari Author *HALLO,JIKA ADA KESALAHAN DALAM PEMAKAIAN KALIMAT,SILAKAN KOMENTAR DAN BERI SAYA MASUKAN🤭,MAAF SAYA PEMULA,TERIMA KASIH JIKA SUDAH MAMPIR MEMBACA🙏🏼🙏🏼🙏🏼.
Casandra Alexiandra
Pagi pagi Caca menatap serius wajah datar dan kokoh milik Leon,pria itu sudah datang dengan busana santainya berdiri seperti Jelmaan Kaisar agung yang merindukan putrinya,,kehaluan Caca semakin lengkap karna pria itu menanggapi permintaannya kemarin saat ke Studionya,,masih terngiang jelas per cakapan anak manusia ini.
"apa kau bilang?,kakek Harland sudah tiada???,,dan......isi film ini adalah bukti berharga yang membuat hidupku berubah seperti ini,bisakah kau memberitahuku sekarang,bagaimana aku membalas kebaikan beliau?"
Leon menelan ludah menatap wajah polos Caca yang sibuk memutar bola matanya menelisik sekeliling studio mini Leon,entah mengapa sosok Caca kini membuat jantung berdebar tidak teratur,,dan tanpa Caca sadari,jauh di dalam hati Leon,ia bersedih teramat dalam mengenang Kakek Harland,18 tahun silam sudah merubah sudut pandang dan hidup Leon dalam menjalani takdir.
"jika Paman tidak keberatan.....beri aku pekerjaan di sini,kakekku belum selesai mengajariku tentang fotografi"
"apakah kau tidak suka uang?,,jika kau ingin uang,akan kuberikan biar kau gunakan untuk belajar tenfang editing atau apalah tujuan hidupmu di luar,aku sedang tidak membuka lowongan di studio ini....."
"ehhhmmmnnn paman......aku ingin mencari uang dengan caraku sendiri....tidak ingin menerimanya dengan cuma-cuma,aku ke sini bukan untuk mendapatkan hal itu kok,aku akan pulang sekarang....."
Leon semakin bingung melihat reaksi Caca yang mengerucutkan bibirnya mundur perlahan dari pintu,,paman????,,sebegini tuakah Leon di mata Caca?,,dari awal gadis itu mengakui dirinya cucu kakek Harland,pikiran Leon langsung melambung tinggi dan tegang,ingatannya pada sosok bocah kecil yang selalu merengek manja dan mengikutinya kemanapun Leon berada,hingga kadang membuat Leon kesal akan kebandelan bocah menggemaskan 18 tahun lalu.kini anak itu di depan matanya dengan sosok yang tidak berbeda menurut Leon,dia tetap polos dan ceroboh.fatalnya adalah,Caca melupakan Leon,hingga Leon memutuskan melakukan caranya sendiri untuk memberikan pelajaran penting pada Caca karna telah melupaka dirinya.
"dari semua teman kakek Harland,hanya aku yang kau tidak ingat?"
"benar,teman kakek lebih tua lagi dari paman,,maaf.... apakah paman ini dulu pe ngasuhku??? sampai-sampai kakek meninggalkan rol film sebanyak ini untukmu,,akupun tidak boleh melihat isinya sebelum paman membukanya,,ataukah paman ini orang kepercayaan kakek?"
Pertanyaan Caca meyakinkan bahwa ia serius tidak mengingat Leon,tanpa sadar Caca menoreh luka bagi harga diri seorang Leon si penakluk wanita di abad ini,seorang bocah yang dulu merengek manja padanya kini membuat hati kecilnya geram tidak terima,dalam hati hanya bisa mengumpat ""dasar bocah tengal,aku akan membuat hari harimu sangat luar biasa berat karna sudah melupakan aku", Caca yang tidak menyadari niat Leon malah sibuk memandang sebuah karya fotografi Leon tepat di samping pintu kelur dari studio.
"paman,terimalah aku sebagai anak magang,aku akan buktikan bahwa aku sungguh2 ingin jadi fotografer!"
"kalau aku keberatan kau mau apa?,dan ingat aku bukan pamanmu!"
"berarti kau berbohong ingin membalas Budi untuk kakekku!!!,,dasar pecundang!!!,,asal kau tau saja teman-teman kakekku masih banyak yang lebih sukses darimu,tapi kakekku malah memilihmu,entah kau siapa baginya,aku pergi!!!,aku baru sadar sekarang,karna paman sudah kaya raya,jadi seakan bisa menutup mata pada ketulusan kakekku""
dengan ketus Caca berlalu tanpa peduli pandangan mata karyawan Leon sudah merinding memberikan peringatan pada gadis itu bahwa belum pernah ada satu manusiapun yang akan lolos dari sosok leon,,dalam hidup Damar,baru saat ini ia melihat tuannya tidak bergeming di bentak kasar dan di tinggal berlalu oleh orang lain tanpa ada satu tindakan ekstrim dari sosok dingin itu,,setelah bayangan gadis itu hilang baru ia bersuara parau karna menahan gejolak emosinya."Damar,suruh team terbaikmu ikuti bocah tengal itu,dalam 15 menit temui aku di kamar beserta identitas bocah brengsek itu saat ini"
"baik tuan"
Percakapan itu telah di jawab Leon dengan kedatangannya di rumah Caca sepagi ini,tapi lagi-lagi hanya di tatap penuh selidik menurut sudut pandang Leon yang berdiri santai di depan foto kakek Harland.
"buatkan aku kopi hitam dengan kadar gula rendah,jika sesuai,kw akan lolos tes jadi karyawan magang" bola mata Caca membulat bercahaya indah,berbinar penuh tekad,ia meloncat girang berlari ke dapur tanpa harus mempersilakan tamu terhormatnya duduk,Leon mengumpat pelan dalam sepinya ruang tamu "aku akan mengigitmu pelan2 bocahku" sambil duduk dengan tenang,Leon membuka galeri Smartphone milik Caca yang tidak sengaja ia letakkan serampangan di atas meja,"bocah ini masih saja memiliki aroma vanila ya mendebarkan" batin leon,dalam jarak 3 meter aroma khas tubuh Caca memang tercium,jadi tanpa menunggu ketahuan dan di tuduh penguntit,Leon telah meletakkan kembali hp Caca yang sudah kembali dari dapur bersama segelas kopi dan sepiring kripik.
"silakan paman,ujiannya sy terima!" senyuman itu membuat Leon menahan geraman tertahan dalam hati,sungguh menggemaskan teriaknya,benar kata David,mungkin ia bisa saja jadi predator anak.sial umpatan itu terngian ngiang dalam otak cabul Leon.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!