NovelToon NovelToon

Istri Diatas Kertas

Pengenalan Visual

Arka Wijaya.

mempunyai sifat kelem, lembut.

Mempunyai badan yang tinggi dan cool dan kulit putih.

Dia sangat mencintai Vina.

Vina Renata.

Gadis cerewet ,manja dan Cantik.

Gadis blasteran Indonesia dan Eropa.

Afifah khoirunissa.

Gadis berhijab, mempunyai karakter penyabar, baik dan ramah.

Afifah keturunan blasteran Turkey dan Indonesia.

Ayah Afifah, Adam dia adalah keturun asal Turki dan ibu nya Aisah keturunan sunda Indonesia.

***

Sorry ya kalau author terlalu halu.

Itu sih menurut author visual yang cocok buat cerita ini.😅😅

Tetep stay toon ya guys!

Dukung Author. Jangan lupa like, comen and vote.

***

Pagi itu disebuah Rumah megah bak Istana..

terlihat sekumpulan keluarga sedang menikmati sarapan pagi nya.

Hening, itulah suasa yang terlihat.

Hanya pantulan sendok dan garpu yang terdengar.

Tapi tiba-tiba terdengar suara seseorang memecah keheningan.

"Arka..!!" ucap Papah Atta.

"Hmm," sahut Arka.

"Papah mau bicara dengan kamu penting, setelah selesai sarapan kamu keruangan kerja papa!" ucap Papah Atta, kemudian dia beranjak pergi dari meja makan tersebut.

Arka pun terheran, tak biasa nya papah nya mau berbica sarius, dia berpikir apa dia membuat keselahan, tapi dia rasa dia tidak melakukan apa pun atau dikantor ada masalah tapi tidak mungkin, asistennya pasti sudah menghubunginya bila ada masalah dikantor. Pikirnya.

Arka pun menoleh kepada seorang wanita yang sedang membereskan meja makan.

"Mah!"

"Iya Arka, ada apa?"

"Papah kok seperti nya serius sekali, memangnya papah mau bicara apa sih?" ucapnya, terlihat malas.

"Sudah, kamu temui dulu saja Papah mu!" ujarnya.

Lalu mamah Arka membawa piring kotor ke dapur.

Ya walau pun banyak pelayan dirumah tersebut mamah Arka sudah terbiasa melakukannya.

Arka pun berlalu menuju ruangan kerja papah nya.

"Tok.. tok..,Pah?" mengetuk pintu ruangan tersebut, lalu memanggil papahnya.

"Iya masuk!" ucapnya.

Arka pun membuka pintu tersebut, kemudian dia masuk dan duduk disopa di sudut ruangan tersebut.

''Ada apa sih pah?" tanyanya. "Prasaan Arka tidak melakukan kesalahan!"

Papah Atta pun beranjak dari kursi kerjanya, menghampiri anaknya tersebut lalu tersenyum.

Papah Atta duduk disopa disamping anak semata wayang nya tersebut.

Ucap Papah Atta sambil menepuk pundak sang anak. "Tidak kamu memang tidak melakukan keselahan apa pun!" ujarnya.

"Lalu?" kata Arka, "Cepat katakan Pah Arka sudah terlambat kerja ini."

"Arka kamu kan CEO nya telat sedikit tidak apa-apa tidak akan ada yang memarahi kamu kan!" ucap Papah Atta, tersenyum kekeh.

"Pah, bukannya Papah yang selalu menasehatiku supaya menghargai waktu!" ujarnya.

"Iya, iya benar!" ucap Papah Atta.

"Ada apa sih Pah? Cepat katakan, Arka tidak punya waktu banyak!" ujarnya, raut wajahnya berubah kesal.

Arka meresa sudah membuang waktu nya, pasal nya dia adalah seorang CEO baru dikantor nya menggantikan sang Ayah.

Arka ingin menjadi CEO yang on time agar para karyawan menghargai dan segan terhadapnya itulah yang dia pikirkan.

Namun Papah nya dari tadi terus mengobrol dengan alur yang tidak jelas membuat lelaki tersebut sedikit kesal.

''Kamu akan menikah sebulan lagi! Siapkan diri kamu, papah sudah menjodohkan kamu dengan gadis, dari anak almarhum sahabat papah!" ucap pak Atta, tegas.

Deer...

Bagai disambar petir Arka mendengar ucapan Papah nya tersebut, apa-apa ini.

"Tidak aku tidak akan mau menikah dengan siapa pun kecuali Vina. Aku sangat mencintai Vina, aku tidak akan menikah dengan siapa pun, apa lagi dengan gadis yang tidak kenal," lirihnya.

"Pah, apa Papah becanda? Papah kan tau Arka punya pacar dan kami berencana akan menikah. Papah tidak bisa seenaknya dong, Arka cinta sama Vina Pah. Arka gak mungkin tinggalin Vina dan menikah dengan gadis yang tidak Arka kenal sama sekali!" ucap Arka, berusaha menolak keingin papahnya tersebut.

"Dengar Arka, tinggalkan gadis manja itu dan kamu harus menikah dengan gadis pilihan Papah. Tidak ada penolakan Arka, jika kamu menolak kamu jangan pernah anggap Papah dan Mamah mu ini, orang tua mu lagi," ucap papah Atta, penuh amarah.

Arka tak bisa berkata-kata lagi, karna ia tahu semakin ia membantah papahnya, maka papahnya makin menjadi.

Arka pun berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut tampa sepatah kata pun.

Hati nya begitu panas saat ini, dia berajak keluar rumah dan segera berangkat ke kantornya.

Papah Atta nampak memijat pelipis keningnya, dia masih duduk disopa di ruang kerja nya.

"Pah!" panggil seorang wanita dari depan pintu.

Wanita tersebut terlihat tersenyum kemudian dia duduk disamping Papah Atta.

"Pah, apa kita tidak terlalu keras terhadap Arka. Sepertinya dia tidak terima dengan perjodohan ini," ucapnya, dengan raut muka yang terlihat sedih.

"Tapi mah, Papah lakukan ini demi kebaikan Arka, dan Papah juga sudah terlanjur janji kepada almarhum sahabat Papah Adam bahwa kita akan menjodohkan anak kita mah!" kata papah Arka. "Tapi Papah yakin anak nya Adam itu baik mah, dia pasti akan membuat Arka luluh, lagian kan Arka sudah mengenal gadis itu lama juga."

"Yaudah pah, semoga ini jalan yang terbaik untuk kita semua!" ujarnya.

"Iya sayang!" ucap Papah Atta, sekilas mencium kening istrinya tersebut.

***

Arka pun tiba dikantor, dia berjalan menuju lif khusus.

Para karyawan menyapa dan sedikit membukukan badannya.

Tanda hormat kepada sang CEO perusahan tersebut.

Namun sapaan mereka tidak dihiraukan oleh Arka.

Arka masih meresa hati nya panas dan kepalanya pusing, setelah mendengar ucapan Papahnya tadi pagi.

Biasa nya Arka akan tersenyum ramah bila karyawan-karyawan nya menyapa.

"Wih, Pak Bos ganteng kenapa tuh kok gak biasa nya dia kaya gitu?" ucap salah satu karyawan.

"Gatau, mungkin lagi ada masalah kali," ucap si karyawan B.

''Tapi walau pun mukanya ditekuk, pak Bos tetep cakep ya!" ucap karyawan C .

"Udah kalian jangan ngegosib woy, ini kantor kerja cepet, nanti ketahuan ngobrol kaya gini kalian mau dipecat hah?" ucap karyawan A.

kemudian mereka kembali pokus pada pekerjaan mereka masing-masing.

Arka sudah menaiki lif khusus tersebut dan Ting, lif berhenti.

Arka pun keluar dan berlalu ke ruangannya.

Dia menghempaskan tubuh nya di kursi kebesarannya tersebut, terlihat wajah nya begitu frustasi.

Kemudian tak lama seorang mengetuk pintu...

"Tok ... tok," seseorang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk!" ucap Arka.

"Pagi menjelang siang Pak Bos, tumben telat muka nya ditekuk lagi!"

Ucap Beni keponakan Arka sekali gus asisten pribadinya.

Beni dan Arka sangat dekat jadi mereka tidak terlalu formal saat bicara berdua.

"Berisik loh!" ujar Arka, melemparkan bulpoin ke arah Beni, yang tengah duduk disopa ruangan tersebut.

Tapi dengan sigap Beni menangkap bulpoin tersebut.

"Haha.., untung tangan gw ajaib bisa replek nangkep nih benda!" ucap Beni, tertawa.

"Kenapa luh pak bos, pagi-pagi udah frustasi aja, Vina ngambek lagi sama luh?" ledeknya.

"Vina! Iya Arka baru kepikiran bagaimana nanti dia menjelaskan kepada Vina tentang perjodohannya, Vina pasti marah, Vina pasti mutusin Arka, gak itu gak boleh terjadi Arka gak mau jauh dari Vina, Arka sangat mencintai Vina," lirihnya.

"Woy, kok malah ngelamun sih gw nanya juga!" ucap Beni, kemudian dia melemparkan bulpoin yang tadi Arka lempar danlempar kembali kepada Arka.

Dan bulpoin tersebut mendarat tepat dikening Arka, hingga membuatnya tersentak, Arka pun tersadar dari lamunannya.

"Aww, Beni sakit woyy!!" ucapnya, memegang keningnya yang agak memerah bekas pendaratan Bulpoin tersebut.

"Haha..haha," Beni malah tertawa melihat tingkah Arka.

"Lagian luh Bos, gw ngomong kagak luh dengerin!" ucapnya.

"Lama-lama gw pecat juga luh Ben," ucap Arka, menatap Beni kesal.

"Pecat aja, paling juga nanti luh diomelin sama Om Atta karna udah berani mecat gw, secara gw kan karyawan paling uwwwoooaw gitu disini!" ucap Beni, angkuh.

Arka memutar bola matanya, mendapati sikap beni tersebut.

Ya Beni memanglah karyawan yang berdampak besar terhadap perusahan tersebut.

Sebelum Arka menjadi CEO diperusahan tersebut.

Beni sudah terlebih dulu menjadi asisten Papah Atta.

Sikap Beni yang bertanggung jawab, jujur dan bisa diandalkan yang membuat Papah Atta percaya terhadap Beni.

"Memangnya luh ada masalah apa bos?" tanya Beni. "Cerita lah sama gw."

"Tau lah Ben, gw bingung Ben?" ujarnya.

"Bingung kenapa? Vina marah lagi," ucap Beni.

"Gak, bukan itu!"

"Lalu?" Beni mentap heran kepada Arka.

"Nanti aja deh gw lagi gak mood buat cerita!" ucap Arka.

"Dasar aneh, paling-paling dia berantem lagi sama si cewek manja itu, cih dasar bucin!" lirkrih Beni dalam hatinya.

Pasalnya jika Arka terlihat frustasi biasa nya dia sedang perang dunia kedua dengan Vina.

Sifat Vina yang manja yang selalu membuat Arka bingung bagaimana cara membujuk nya agar tidak marah.

1001 cara dia lakukan untuk membuat kekasih hatinya tersebut luluh.

Beni pun berlalu meninggalkan ruangan Arka, dia kembali ke ruangan kerjanya.

Sedangkan Arka terlihat sedang memeriksa berkas yang menumpuk didepan meja kerja nya.

Bersambung...

jangan lupa like, comen dan Votenya.

Terima kasih🤗

Mampir juga ke karya author yang lainya.

Part 1

Waktu menunjukan sudah masuk jam makan siang.

Arka masih mengeluti pekerjaan nya dengan teliti dia memeriksa berkas laporan-laporan tersebut.

Yaitu lah Arka walau pun pikirannya kacau tapi dia tetap propesional saat bekerja.

Tak lama kemudian terdengar suara ponsel berbunyi.

Drtttt...drttt...

💌Vina Sayangku

"Sayang sibuk gak? Makan siang bareng yuk ditempat biasa!"💓😘

💌Arka sayangku.

"Ngak kok Vin ,aku udah mau beres, yaudah kita ketemu di tempat biasa ya!"😍😘

Begitu lah kira-kira pesan dari ponsel arka tersebut.

Kemudian setelah mendapat pesan tersebut Arka segera membereskan berkas-berkas yang ada dihadapannya, dan memisah kan berkas yang sudah diperiksa dan berkas yang belum diperiksa, Arka begitu teliti terhadap pekerjaannya.

Seseorang membuka pintu..

"Pak Bos berkas yang sudah diperiksa mana?" ucap Beni, asistennya tersebut.

Ya Beni siapa lagi kalau bukan dia yang berani masuk ruangan tersebut, tampa permisi.

"Nih!"

Arka memberikan berkas yang sudah dia periksa dan tanda tangani.

Kemudian dia berajak keluar dari ruangan tersebut.

"Mau kemana Pak Bos? Muka nya sudah enak dipandang lagi, berhasil rupanya membujuk gadis manja tersebut." ucap nya, sambil tertawa.

"Gw mau makan siang udah laper!"

ucap arka sambil memegang perut sispeknya.

"Dan Lain kali luh jangan sok tau, gw gak marahan sama Vina malah kita makin lengket," ucap Arka Ter kekeh.

"Cih apan!" pekik Beni. "Dasar bucin." ucap Beni kemudian dia berlalu membawa berkas-berkas yang tadi diserahkan oleh sang Bos.

"Dasar Bucin, tadi aja kaya orang frustasi sekarang ketawa-tawa, ih amit-amit deh gw!" ucap Beni dalam hati sambil berjalan dan sesekali terlihat mengangkat pundaknya seperti orang geli.

Arka pun yang dari tadi mengekori Beni dari belakang tersenyum menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang asisten tersebut.

Arka menuju lif khusus. Dia berajak masuk saat Pintu lif terbuka.

Ting.. Lif tersebut sampai dilobi.

Arka langsung menuju tempat parkir khusus.

Dia langsung masuk kedalam mobil mewahnya.

Arka mengendarai mobil tersebut sendiri. Kemudian dia meninggalkan kantornya.

Menuju tempat pertemuannya bersama Vina sang pujaan hati.

***

Sementara di salah satu resto.

Wanita dengan dress berwarna merah dengan rambut digerai panjang sedang duduk disalah satu tempat tersebut.

Dia terlihat sedang asik memainkan ponsel nya dan sesekali dia meneguk jus yang ada di mejanya.

"Vina!" ucap seorang wanita.

"Afifah!"

Mereka berpelukan dengan erat dan gemas seperti anak kecil.

"Aduhh Afifah kamu kemana aja?Mentang-mentang sekarang sudah punya kerjaan lupa sama sahabat sendiri," ucap Vina, sambil memanyunkan bibirnya.

Afifah pun terkekeh melihat tingkah sahabat nya tersebut.

Ya memang Afifah sekarang sangat sibuk membantu butik milik sang ibu.

Pasalnya setelah lulus kuliah Afifah memutuskan untuk mengurus salah satu butik milik sang ibu.

Dan semenjak Afifah yang menangani butik tersebut costamer semakin banyak dan ramai pesan.

Jadi Afifah tidak ada waktu untuk beraktifitas yang lain, dia fokus merancang desain baju para klien nya.

"Iya maafin aku ya Vin, aku lumayan sibuk dibutik, ini juga baru beres ketemuu Klein, terus sekalian aja aku mampir makan siang disini!" ucapnya, sambil tersenyum

"Iyaa deh aku ngerti Fi. Enak ya punya kegiatan, lah aku tiap hari gini aja!"

"Kamu emang gak kerja Vin?" tanya Afifah.

"Sebenernya mau sih, tapi Papih larang aku. malah Papih mau nya aku kerja di perusahaannya. Aku sih males banget, lagian aku itu gak mau kerja kantoran Fi," ujarnya.

"Kamu kan tau sendiri kalau aku itu mau jadi model," ucapnya lagi.

"Iya Vin. Oh iya kamu sendiri disini Vin tumben gak sama Arka?" tanya Afifah.

"Sebenernya aku ini lagi nungguin Arka!" ucap Vina, tersenyum masam.

"Yaudah aku pindah aja, gak enak jadi nyamuk," ucap Afifah sambil tersenyum.

"Ih apaan sih Fi, udah sini aja, udah lama juga kan kita gak ngumpul bareng!" ucap Vina.

"Yaudah deh kalau maksa," ucap Afifah, sambil tersenyum kekeh.

Tak lama kemudian Arka pun sampai ke Resto tersebut.

"Arka .." panggil Vina.

Arka pun menghampiri suara tersebut.

"Maaf ya nunggu lama ya sayang!" ujarnya.

"Iya lama, untung ada Afifah tadi jadi aku gak bosen!" ucap Vina, memutar bola matanya.

"Eh Fi apa kabar? Kirain udah lupa sama kita iya kan Vin," ucap Arka, sekilas melirik kearah Vina.

"Kalian ini bicara apa sih mana mungkin aku lupa sama kalian. Secara kita kan Best friend forever!" ucap nya sambil tersenyum.

"Iya deh, percaya sama kamu Fi," ucap Vina.

"Yaudah pesen makanan gih aku udah laper banget," ucap Arka, memegangi perutnya, yang sejak tadi sudah meronta.

"Apaan sih kamu kaya anak kecil aja!" ucap Vina, tersenyum kekeh melihat tingkah sahabat sekaligus pacarnya tersebut.

'Yaudah yuk pesen!" ucap Afifah.

Mereka pun memesan makanan, tak lama kemudian makanan pun datang dan mereka memulai aktifitas makannya.

"Oh iya Fi, kamu sekarang sibuk ngapain?" tanya Arka, disela suapan makanannya.

"Aku ngurusin butik punya ibu Ka!" jawab Afifah.

"Aku gak ditanya nih!" ucap Vina, sambil memanyunkan bibir nya.

Arka pun terkekeh melihat kekasih nya tersebut.

Rasanya gemes ingin melahap bibir nya merona itu.

"Vin, kamu itu gak usah kerja ya! Cukup nanti melayani aku saja," ujar Arka, dengan menggodanya.

Bluus, wajah Vina memerah.

"Ih apaan sih Arka!" ucapnya, malu-malu, kemudian mencubit perut Arka.

"Aww..Sakit sayang!" pekik Arka.

Afifah pun yang melihat keduan sahabat nya sekaligus pasangan kekasih tersebut, hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Ah jadi nyamuk deh!" ucap Afifah, menyilangkan tangan ke dadanya, lalu memasang muka sok cemberut.

"Maaf maaf," ujar kedua sahabatnya tersebut.

"Oh iya jadi kalian kapan akan menikah?" ucap Afifah, matanya berbinar, semangat ingin melihat kedua sahabatnya itu segera naik ke pelaminan.

Tiba-tiba.

Arka yang terlihat santai dan sedang mamasukan kembali makanannya.

"Uhhhuuukkk..uhuuukkk," Arka tersedat saat mendengar perkataan Afifah.

Spontan langsung Vina pun memberikan minum kepada Arka.

"Pelan-pelan dong Ka!" ucap Vina.

Dan Arka hanya terdiam, tatapannya kosong.

Bagaimna ini, bagaimana aku bisa menikah dengan Vina, sedangkan aku sudah dijodohkan dengan gadis lain. Apa mungkin pernikahan Vina dan aku akan terjadi. Ya tuhan kenapa semuanya begitu rumit. Apa aku harus jujur tentang perjodohan ini kepada Vina, tapi aku belum siap kehilangan nya .Vina pasti meninggalkan aku. Lirih nya dalam hati.

Tak sadar dari tadi Vina dan Afifah memanggil-manggil Arka.

"Arka!"

"Arka kamu kenapa sih?" ucap Vina

Arka pun tersadar dari lamunanya.

"E-ngak, aku lupa kalau sekarang harus ketemu Klein penting. Aku pergi duluan ya," ucap Arka, berbohong dan gugup.

Kemudian dia beranjak pergi meninggalkan Vina dan Afifah.

Sepertinya aku harus rahasiakan dulu tentang perjodohan ini...Lirih nya dalam hati .

Kemudian dia pun beranjak masuk kedalam mobil dan kembali ke kantornya.

Vina dan Afifah pun terlihat sangat heran terhadap sikap Arka seperti ada yang dia sembunyikan.

Ya Vina, Afifah dan Arka sudah bersahabat cukup lama sejak masuk duduk di bangku SMA sampai lulus kuliah dan sekarang mereka masih tetap bersahabat baik.

Mereka sudah memahami karakter satu sama lain.

Hanya bedanya Arka dan Vina mereka mempunyai hubungan spesial sejak lulus SMA, Vina dan Arka berpacaran.

Tapi itu tak merubah persahabatan mereka.

Bahkan persahabatan tersebut semakin erat.

Dan apabila Arka dan Vina sedang perang dunia kedua selalu ada Afifah yang menentramkan mereka.

Itu lah yang menjadi salah satu awet nya hubungan mereka.

"Eh Vin, Arka kenapa?" tanya Afifah.

"Gak tau Fi, gak biasa nya dia begitu," jawab Vina.

"Eh Vin, kaya nya Arka lagi ada masalah deh!" ujar Afifah.

"Mungkin iya Fi, nanti biar ku tanyakan saja!" ucap Vina.

"Yaudah Vin aku balik duluan ya. Soalnya masih ada kerjaan!" ucap Afifah.

"Aku belom ikut kamu gak Fi, aku gak ada kegiatan soalnya!" ucap Vina, dengan nada memohon.

"Yaudah Ayo!" ajak Afifah.

"Yee..." ucap Vina kegirangan.

Mereka pun pergi dari resto tersebut dan Afifah bersama Vina menuju butik.

Menaiki mobil Vina, karna kebetulan Afifah tidak bawa mobil dia tadi naik ojek online.

Karna dia pikir bawa mobil disaat jam istrihat makan siang biasanya jalanan macet dan dia harus on time bertemu dengan klien.

Bersambung. . .

jangan lupa like, comen dan votenya.

Terima kasih🤗

Part 2

Vina dan Afifah pun terlihat sangat menikmati perjalanan mereka.

Sesekali mereka bercanda dan tertawa renyah.

20 menit kemudian mereka pun sampai ke Butik milik Afifah.

Mereka pun turun dari mobil. Kemudian beranjak masuk kedalam butik tersebut.

Suasa butik yang lumayan besar, dengan nuansa cat berwarna Putih combinasi gold membuat nya terlihat mewah dan elegan.

Didalam butik tersebut pun terlihat banyak pengunjung dan para pelayan butik tersebut sedang melayaninya dengan Ramah.

" Wawa.. Rame juga butik mu Fi." Ucap Vina yang mengekor dibelakang Afifah dan menuju ruangan kerja khusus Afifah.

"Iya Alhamdulillah Vin, Akhir-akhir ini ramai. Mungkin karena musim Nikahan juga jadi banyak yang pesen gaun pernikahan." Jawab Afifah sambil tersenyum.

Kemudian mereka pun tiba depan ruangan kerja Afifah, dan disambut oleh seorang Gadis cantik yang berdiri dan membukakan pintu ruangan tersebut.

"Selamat siang mbak." Ucap nya tersenyum ramah.

"Iya Siang Din, apa ada masalah." Ucap Afifah.

"Tidak mbak semua baik-baik saja." Ucap Dini.

"Yasudah aku masuk dulu ya."

"Iya silahkan mbak."

Dini adalah asisten sekaligus orang kepercayaan Afifah, karna sikap nya yang jujur dan bertanggung jawab terhadap setiap pekerjaan yang Afifah berikan. Dan setiap Afifah pergi keluar atau bertemu Klein Dini lah yang bertugas untuk mengawasi butik tersebut.

Afifah sudah mengganggap Dini seperti Adik sendiri, dan tak jarang Afifah mencurahkan keluh kesahnya terhadap dini.

Begitu pun Dini sebaliknya.

Afifah duduk di di kursi kerjanya. Terlihat dia sedang mengukir gambar sebuah gaun pernikahan di sebuah buku gambarnya.

Vina pun menghampiri Afifah.

"Fi.."

"Hemm."

"Itu gaun pesanan orang ya? cantik banget desain nya." Ucap Vina terkagum.

''Emm.. Sebenarnya ini bukan pesenan orang Vin, ini ide iseng aku saja, Hehe." Afifah tersenyum kekeh.

'Wiiih kamu memang hebat Fi, eh Fi boleh gak nanti saat aku dan Arka menikah, aku pake gaun rancangan kamu itu, aku jatuh hati sama gaun itu Fi, kamu jangan kasih orang ya." Ucap Vina memohon.

Afifah pun tersenyum kekeh.

''Tentu saja Vin, tentu saja boleh, tapi kalau waktu dekat ini aku belum bisa membuatnya. Soalnya masih banyak pesenan customer yang lain Vin." Ucap Afifah.

"Ya udah si santai aja Fi. Lagian aku dan Arka kan belum nentuin juga kapan akan menikah.

Aku masih menunggu kepastian dari Arka Fi. Dan akhir-akhir ini Arka sangat sibuk." Ucap Vina, terlihat wajah Vina menyimpan sedikit rasa kecewa.

"Yaudah, sabar dulu aja Vin. Aku yakin Arka gak mungkin ngecewain kamu. Kita kan tau karekter Arka.'' Ucap Afifah, meyakinkan sambil memeluk Vina.

Vina pun membalas pelukan tersebut.

"Makasih ya Fi, kamu memang sahabat terbaikku." Ucap Vina.

Kemudian mereka melepaskan pelukan hangat tersebut, lalu tertawa renyah.

"Eh iya Vin, kamu haus gak? Dari tadi kamu disini gak aku tawarin minum. Hehehe lupa." Ucap Afifah, tersenyum kekeh.

"Huh dasar. Sahabat macam apa kau ini Fi." Ucap Vina sambil memasang muka sok cemberut.

"Iya sorry, yaudah kamu mau Minum apa?" Tanya Afifah.

"Apa aja deh yang penting enak." Ucapnya.

Kemudian Afifah menelpon seseorang.

"Din kamu bisa antarkan minuman, jus jeruk ke ruangan mbak gak?"

"Iya mbak."

"Yaudah, terimaksih ya Din."

Afifah pun mengakhiri telpon tersebut.

Dan dia duduk di sopa samping Vina diruangannya.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

"Tok...tok..tok..."

"Masuk.."

Terlihat Dini membawa nampan diatasnya berisi jus jeruk.

"Ini mbak silahkan."

Dini meletakan gelas jus tersebut diatas meja.

"Ada yang bisa dini bantu lagi mbak?"

Ucap dini sambil tersenyum ramah.

"Tidak Din. Terimaksih ya."

"Ya mbak."

Dini kemudian meninggalkan ruangan tersebut sambil membawa nampan bekas minuman tadi.

Vina yang dari tadi sudah kehausan pun.

Terlihat buru-buru menyambar jus tersebut dan meneguknya sampai habis.

Afifah pun tersenyum sambil mengelengkan kepalanya, melihat tingkah sahabatnya tersebut.

"Habis maraton bu." Ucap Afifah, tersenyum kekeh.

"Sialan kamu Fi, emang aku terlihat seperti ibu-ibu." Ucap Vina dengan muka ditekuk.

"Ha..haa..ha." Afifah tertawa.

"Lagian minum udah kaya orang habis kerja berat. Wk..wk..wk." Ucap Afifah.

"Ini semua gara-gara kamu Fi. Telat ngasih minum." Wlee.. Vina menjulurkan lidahnya.

"Haa..haa..haa.. Yaudah maaf." Ucap Afifah.

Hari itu diruangan tersebut dipenuhi dengan canda dan tawa meraka berdua.

Tak terasa waktu sudah mulai petang.

Afifah dan Vina pun memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.

Vina mengantarkan Afifah terlebih dahulu kerumah nya.

30 menit kemudian mereka sampai didepan rumah Afifah.

Terlihat seseorang telah menunggu di teras rumahnya dengan senyuman yang mengambang di muka wanita paru baya tersebut.

Afifah pun turun dari mobil disusul oleh Vina.

"Asalamualaikum." Ucap Afifah dan Vina.

"Walaikumsalam."

Mereka pun menyalami wanita baru baya tersebut.

"Eh nak Vina, sudah lama kamu gak main kesini." Ucap ibu Aisah.

"Iya Tante, kan Fi nya sibuk tante, jadi Vina jarang main. Hehe."

Ibu aisah pun tersenyum.

"Yaudah yuk masuk, Fi ajak Vina masuk, kebetulan ibu tadi baru selesai bikin cake. Siapa tau Vina mau nyicip." Ucap Bu Aisah.

"Yaudah yuk Vin masuk. Cake buatan ibu pasti enak." Ajak Afifah.

"Fi, Tante maaf ya, Vina gak bisa mampir lain kali aja, soalnya ini udah sore nanti Papih kuatir nyariin aku. Tau sendiri kan Papih aku kaya gimana.bLain kali aja ya Fi, Tante, Vina janji deh." Ucapnya.

Terlihat Afifah dan sang Ibu sedikit kecewa.

"Yaudah deh, kamu hati-hati pulang nya ya." Ucap Bu Aisah.

"Iya Tante, maaf ya sekali lagi. aku jadi gak enak Fi, Tante." Ucap Vina dengan suara penyesalan.

"Gak papa kok Vin santai aja. Iya kan Bu." Ucap Afifah.

Ibu Aisah pun mengganguk dan tersenyum.

Kemudian Vina pun berpamitan dan beranjak masuk mobil. Meninggalkan kediaman Afifah.

"Hati-hati Vin." Teriak Afifah..

Dan dibales ancungan jempol oleh Vina

**

Afifah dan sang Ibu pun bergegas masuk kerumah.

"Ibu Afifah mandi dulu ya, belum solat asar." Ucap Afifah.

"Pantesan dari tadi ibu nyium bau-bau yang aneh." Ucap Bu Aisah sambil mengendus-endus ke dekat tubuh Afifah.

"Ibu, ihhhh. Afifah terlihat kesal dengan sang Ibu." Rengek Afifah.

Kemudian dia segera berlari menaiki tangga menuju lantai dua, yang mana kamar Afifah terletak di sana, sambil menaiki tangga terlihat Afifah mengendus-endus tubuh nya.

Dia penasaran apa kah benar kalau dia bau, seperti yang dibicarakan sang ibu.

Ibu Aisah yang masih dibawah melihat tingkah laku putri sayangannya itu pun tersenyum geli. Sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Kemudian dia berlalu menuju dapur memasak untuk makan malam, membatu art nya.

Afifah sampai dikamar nya.

Dia mengambil handuk kemudian beranjak ke kamar mandi, membersikan diri.

Setelah hampir 25 menit dia pun selesai. Dia mengambil pakaian santai dan memakainya.

setelah selesai.

Afifah mengambil mukena dan sejadah, kemudian dia melaksanakan solat asar.

Setelah selesai menunaikan kewajibannya Afifah pun menghempaskan tubuh nya di kasur empuk miliknya.

Mungkin karena terlalu lelah beraktivitas membuat tubuh nya meresa lelah. Tak lama kemudian dia pun terlelap dan larut kedalam dunia mimpi nya.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!