Tatiana, gadis cilik berumur tujuh tahun yang memiliki paras cantik, dan anak yang sangat cerdas, telah jatuh hati pada sahabat abangnya sendiri.
Luis, Abang nya yang kini duduk di bangku SMA kelas tiga, sering mengajak sahabatnya Arkana main ke rumah. Sama sama memiliki Hobby bermain basket, menjadikan Luis dan Arkana menjadi sahabat.
Ayah dan ibu Luis, juga telah menganggap Arkana seperti anak mereka. Tatiana selalu tersipu malu setiap kali Arkana menegurnya dan memberikannya coklat pada tiap pertemuan mereka. Arkana yang memang anak tunggal, menganggap Tatiana yang menggemaskan seperti adiknya sendiri.
Beda dengan Tatiana, baginya Arkana adalah pangerannya seperti di cerita snow white yang sering dibaca kan mama nya saat dia hendak tidur.
Tatiana sangat disayang dan dimanja oleh keluarganya. Dulu, ibu nya di vonis sudah tidak bisa mengandung lagi setelah melahirkan Luis secara Caesar. Kondisi rahimnya yang lemah dan penyakit kista yang sempat diderita ibunya, membuatnya sulit untuk memiliki anak lagi.
Tapi setelah Luis berumur sepuluh tahun, ibunya memutuskan ingin memiliki anak lagi. Apapun resikonya akan dia tanggung, asal bisa memiliki anak perempuan.
Akhirnya setelah konsultasi dengan Dokter kandungan, orang tua Luis sepakat untuk program anak perempuan, dengan catatan ibunya harus bedrest dan tidak boleh terlalu banyak pikiran.
Setahun kemudian, lahirlah gadis cantik yang diberi nama Tatiana lovely Admajaya.
Walaupun jarak umur yang begitu jauh dengan abangnya, yaitu 11 tahun, Lui begitu sayang dan dekat dengan adiknya.
Apapun permintaan adiknya,pasti akan dipenuhi. Tatiana yang manja, suka sekali makan dari tangan abangnya. Dan Luis pun senang memanjakan adik satu satunya.
Aneh mungkin bocah tujuh tahun sudah menaruh rasa pada lawan jenis, bahkan yang umur nya jauh lebih tua darinya.
Bermula dari Tatiana yang suka memanjat tembok belakang rumahnya untuk mengambil buah jambu air di perbatasan rumah tetangga dan rumah mereka, hampir jatuh karna pijakan kakinya yang licin. Beruntung Arkana yang melihat hal itu cepat berlari kencang dan menangkap tubuh Tatiana, menggendongnya ala bridal sampai ke rumah.
Tatiana yang masih syok, menangis dipelukan Arkana. Pria itu menenangkan Tatiana, dengan memeluknya sayang dan mencium puncak kepalanya.
" Sudah ya sayang, jangan nangis lagi, kamu baik baik saja sekarang, jangan takut, ada Abang disini. Makanya kamu jangan manjat tembok lagi kayak tadi ya tuan putri.."Arkana membelai punggung Tatiana yang masih menangis sesenggukan.
Setelah mengeluarkan coklat dari dalam tas sekolahnya, Arkana menyerahkan pada Tatiana, dan mencium keningnya..
"Anak pintar ga boleh cengeng ya.." bujuknya
Tatiana akhirnya tersenyum, ditatapnya wajah Arkana lekat, dan saat itu lah dia menyukai Arkana. Terobsesi pada sosok Arkana. Dan gadis kecil itu bersumpah akan mendapatkan hatinya. Menjadi tuan putri bagi pangerannya Arkana.
Semenjak hari itu, Tatiana selalu mengekor kemana pun Arkana pergi. Kasih sayang nya pada abangnya , tidak sebesar pada Arkana. Setiap mendengar suara motor gede Arkana, Tatiana akan mengganti pakaiannya ala princess, dan turun menemui Arkana.
Luis yang melihat tingkah adiknya, suatu hari meledek Arkana.
"Kayaknya adik gue suka banget sama lu Ar, asal lui kemari, pasti dandan.." tawa Luis meledek Arkana.
"Apa mulai sekarang lu manggil gue Abang ipar aja kali ya..hahahhaaha"
Arkana yang mendengar celoteh Luis hanya ikut tertawa, sambil melempar bola ke ring basket. Arkana sekilas menatap Tatiana yang duduk di sisi Lapangan basket di halaman rumahnya.
Hari pertama Tatiana patah hati ada lah saat gadis itu mendengar Arkana dan Luis sedang bercerita tentang seorang gadis yang menyatakan cinta pada Arkana di sekolah.
"Lara cantik dan pintar bro, apa lagi yang lu pikirin, terima lah cintanya.." Luis menenggak minuman botol yang di atas meja, hingga habis.
"Gimana ya ui, gue sebenarnya tertarik sih sama dia, cuman gue masih ragu, gue belum mau terikat hubungan dengan seorang gadis.."
Mendengar hal itu, terlebih mengetahui bahwa Arkana pun tertarik dengan gadis itu membuat Tatiana sedih, dia merasa sakit hati ada gadis lain yang berhasil mencuri perhatian Arkana.
Malamnya, saat makan malam Tatiana hanya diam. Makanan di piringnya hanya di aduk - aduk tanpa ingin memakannya.
"Sayang, kamu kenapa? kok makanannya ga dimakan? kamu sakit nak?" tanya mama sambil menyentuh kening putri semata wayangnya.
Tatiana hanya menggeleng lemah.
"Tatiana ga lapar ma, boleh ya ma, aku masuk kamar. Tiana mau tidur ma.."
Sebelum mama menjawab, Tatiana sudah beranjak meninggalkan meja kamar menuju kamar nya dilantai dua. Kedua orang tuanya saling bersitatap, begitu juga abangnya Luis.
"Adik kamu kenapa bang? tanya papanya menatap Luis yang sibuk mengunyah makanannya.
" Luis ga tau pa, tadi sore dia baik - baik aja, ceria banget malah menyambut Luis dan Arkana pulang sekolah"
Luis jadi kepikiran mengenai perubahan adiknya. Sudah seminggu Tatiana yang selalu ceria berubah menjadi gadis pendiam. Tidak seperti biasa, saat Arkana menegurnya, dengan mencubit pipi chubby nya seperti biasa, Tatiana hanya diam, meneruskan pr nya dengan dibantu guru privatnya.
Arkana menatap Luis meminta penjelasan mengenai sikap Tatiana yang berubah. Luis hanya mengangkat bahu, menandakan tidak tahunya.
Waktu terus berjalan, tak terasa, Luis dan Arkana sudah akan tamat SMA, dan rencana Arkana yang akan melanjutkan kuliahnya di Inggris, benar - benar membuat hancur hati Tatiana.
Dia tidak akan bisa bertemu lagi dengan Arkana. Pria itu tidak akan pernah kerumahnya lagi. Dan hal itu membuatnya semakin sedih. Dia menyesal selama ini dia cuek dan mendiami Arkana. Tatiana sungguh tak rela kehilangan Arkana. Kesedihan yang berkepanjangan membuat ya sakit.
Sudah empat hari Tatiana demam,dan di opname di rumah sakit akibat kekurangan cairan. Dia tidak mau makan dan minum.
Kedua orang tuanya dan Luis abangnya menemani nya di ruang inap VVIP rumah sakit terbesar di kota itu, yang kebetulan adalah rumah sakit milik keluarga Arkana.
Sore nya, Arkana dan kedua orang tuanya datang menjenguk Tatiana sekaligus ingin berpamitan pada keluarga sahabatnya itu. Tak lama selang berbincang dengan Luis dan keluarganya, Tatiana bangun dari tidurnya.
Arkana berjalan mendekati Tatiana, sedangkan keluarga nya dan keluarga Tatiana melanjutkan obrolan mereka.
"Hai cantik, udah bangun?? gimana sayang, kamu udah mendingan?" Arkana menggenggam tangan Tatiana lembut.
Tatiana tersenyum, hatinya bahagia mendengar Arkana memanggilnya sayang..
"Kamu cepat sembuh dong, biar bisa pulang, main boneka lagi, jalan jalan ke mall lagi, main sama teman lagi.."
"iya kak.."suara Tatiana serak
" Kakak kemari sekaligus mau pamit sama Tiana, besok kakak berangkat ke Inggris, mau melanjutkan kuliah di sana.."
"Loh, bukannya baru berangkat awal bulan depan kak?" Tatiana tidak bisa lagi membendung Air matanya.
Orang tuanya yang mendengar Isak tangis putrinya beranjak dari duduk yang disusul oleh orang tua Arkana, ayah serta Abang Tatiana.
"Sayang, kamu kenapa? mana yang sakit? pa panggil dokter pa.."mama Tatiana panik.
Tatiana terus menangis, sambil menggenggam tangan Arkana erat. Tak ingin lepas dari sang empunya tangan.
"Tiana ga mau kak Arkana pergi ma, dia ga boleh pergi.." tangis Tatiana pecah
Mamanya memeluknya erat, sambil memandang semua orang di ruangan itu. Heran dengan sikap anaknya. Luis yang paham hanya senyum menghela nafas.
Demi Arkana, Tatiana selalu berusaha menjadi yang terbaik, dengan harapan Arkana akan melirik nya dan mulai menganggap nya sebagai Gadis, bukan bocah yang selalu mengekor kemana pun langkahnya.
Mama Tatiana memandang Arkana, meminta agar Arkana mau menenangkan Tatiana.
Semua orang dalam ruangan itu keluar, meninggalkan Tatiana dan Arkana. Arkana duduk disebelah ranjang gadis yang sudah dianggapnya seperti adik kandungnya itu.
"Tiana,,kamu jangan sedih lagi ya sayang,, Kakak pergi hanya sebentar, Kakak janji nanti setiap liburan semester, kakak akan pulang mengunjungi kamu, bawa coklat yang banyak.." rayu Arkana sambil pindah duduk di ranjang Tatiana dan memeluk tubuh mungil itu.
Akhirnya Tatiana diam. Hanya mendengarkan Arkana berbicara, dia ingin menyimpan dalam memorinya harum nafas, bau tubuh pria yang di kaguminya itu, agar tidak melupakannya kelak.
" Tiana harus rajin belajar ya, biar terus jadi juara, jadi gadis cantik yang pintar, pasti banyak nanti yang suka sama kamu, tapi jangan ah, pacaran dulu, nanti Kaka cemburu.." goda Arkana bercanda.
Namun Tatiana menganggapnya serius. Menanamkan dalam hatinya, bahwa dirinya akan setia pada sosok Arkana.
Arkana dan kedua orang tua nya pamit. Sebelum beranjak keluar ruangan, Tatiana minta abangnya Luis untuk mengambil photo nya dan Arkana dengan ponsel Tatiana.
Waktu berjalan dengan misteri kehidupan yang tiada seorang pun tau. Tujuh belas tahun berlalu, Tatiana yang kini tumbuh sebagai gadis remaja yang cantik, sangat cantik malah, akan lulus SMA. Dan selama kurun waktu itu, Tatiana selalu menjaga hatinya. Dia masih tetap setia, meski Arkana tidak menepati janjinya.
Dulu, Arkana berjanji untuk pulang menemuinya setiap libur semester. Arkana memang menepatinya selama empat tahun masa kuliah nya, namun setelahnya, jangankan untuk mengunjungi Tatiana, hanya memberi kabar lewat telpon pun sudah tidak pernah lagi.
Arkana seperti di telan bumi. Pernah sekali dia bertanya pada abangnya perihal Arkana, Luis bilang, Arkana mengambil Master di Amerika, dan itu pada saat Tatiana akan masuk SMP. Setelah itu, Tatiana sudah tidak pernah menanyakan kabar Arkana pada abangnya lagi.
Pernah sekali Tatiana hendak masuk ke kamar Abang nya dan mendengar Luis sedang ngobrol di telpon, yang dia yakin Luis sedang bicara dengan Arkana. Dari pembicaraan itu, Luis memberi selamat, karna kelulusan Arkana, dan untuk pacar baru Arkana.
Kembali Tatiana patah hati. Patah hati seorang remaja lebih parah dari patah hati saat dia SD dulu. Kini Tatiana menyibukkan diri dengan banyak kegiatan. Ikut les ini itu, ambil kegiatan yang banyak menyita waktunya, agar dia tidak selalu mengingat Arkana.
Hasilnya, Tatiana diterima di Universitas bergengsi di Prancis Awalnya orang tuanya tidak mengizinkan Tatiana pergi, tapi karna rengek an dan janji akan menjaga diri sebaik mungkin, akhirnya orang tua nya mengizinkan nya pergi.
Karna kecerdasannya, Tatiana bisa lulus Cumlaude. Tatiana bahagia, akhirnya usaha dan kerja kerasnya selama ini tidak sia-sia. Tatiana hanya fokus pada kuliahnya. Banyak cowok bule atau pun indo yang mendekati dan menyatakan cinta padanya, ditolak Tatiana.
Tatiana bukan tidak pernah mencoba membuka hatinya untuk pria lain, namun sosok Arkana selalu membayanginya. Ah,, Tatiana sangat merindukan pria itu, merindukan senyumannya yang memikat.
Lusa, Tatiana akan pulang ke negeranya. Dia sudah sangat rindu pada orang tuanya serta Abang nya yang suka jail pada nya.
Selama kuliah di Prancis, Luis dan kedua orang tuanya sering mengunjungi Tatiana, dengan segala pesanan adiknya itu. Dari kecil, Tatiana memang Hobby makan, tapi anehnya justru dia memiliki badan yang ideal, dengan tinggi seratus enam puluh delapan centi meter, dan berat badan 60 kg, membuat nya terlihat sempurna.
Sibuk memberes kan barang nya, Tatiana tidak mendengar bunyi ponselnya. Lima kali Ray mencoba menghubunginya ,tapi karna tidak ada jawaban, Ray mendatangi apartemen Tatiana. Ray yang tahu gadis yang pernah menolaknya itu akan kembali ke negaranya, membuat Pria itu memutuskan untuk menemui Tatiana malam ini.
Ray ingin mencoba peruntungannya yang terakhir, berharap Tatiana mau menerimanya.
Tatiana memesan sirloin Dan orange jus pada pelayan, yang diikuti Raya memesan makanan yang sama.
"Tiana, Kamu jadi pulang ke negaramu Lusa?" tanya Ray.
Ray, teman kuliah Tatiana berkebangsaan Prancis, namun ibunya indo, itu lah sebabnya Ray fasih berbahasa indo.
Tatiana mengangguk dan tersenyum pada Ray. Ray pria yang baik dan sangat perhatian. idola kampus, dan anak orang terkemuka di Prancis.
Dua kali Ray menyatakan cinta pada Tatiana, namun dua kali pula Tatiana menolak secara halus, dab hanya menawarkan persahabatan.
"Tiana, bisa kah kau mempertimbangkan nya, mencoba memberi ku satu kesempatan saja, untuk menjadi kekasihmu??"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!