*POV*
" Hai.. namaku Riana Almahera, usia ku saat ini 22th. Aku adalah anak tunggal . Ibuku sudah lama meninggal sejak aku duduk dibangku sekolah karena penyakit hipertensi yang dideritanya. Sejak kepergian ibu aku hanya tinggal bersama Ayah. Ayah adalah seorang pekerja keras dimataku, ia mau bekerja apapun demi bisa melanjutkan pendidikanku. Pagi hari ia membuka bengkel sepeda motor, memang tidak sebesar bengkel sepeda motor pada umumnya. Ayah hanya mampu menambal ban yang bocor atau sekedar mengisi angin ban dan memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil, karena memang keterbatasan alat yang ia punya. Sedangkan malam harinya, ayah mengajar anak-anak mengaji dirumah. Terkadang bisa dipanggil kerumah-rumah warga juga untuk tausiyah. Yah begitulah beliau, bagiku beliau adalah sosok pahlawanku, cinta pertamaku, entah bagaimana mengungkapkannya.
Hingga sampai saat ini aku sudah mempunyai gelar sarjana dan bekerja itu semua karena ajaran kedua orang tuaku yang mengajarkan arti bersabar dan bersyukur.
Namun 2 tahun yang lalu pahlawan ku itu berpulang kerahmatullah menyusul ibuku karena penyakit komplikasi. Duh jangan tanya apa yang aku rasakan. Aku kehilangan seisi kehidupanku, mataku terasa redup, aku tidak punya semangat untuk melanjutkan hidup. Kenyataannya aku tidak punya siapa-siapa lagi. Aku tidak punya sandaran dan tempat berkeluh kesah lagi. Aku benar-benar kehilangan arah dan tujuan saat itu.
Namun perlahan-lahan ku coba bangkit, aku menyadari aku masih hidup dan masih perlu berjuang, jangan sampai perjuangan orang tuaku selama ini sia-sia hanya karena aku patah semangat dan putus asa. Ibu Ayah aku sangat mencintai kalian, aku sangat merindukan kalian. Aku tau kalian tetap memperhatikan ku dari jauh. Sungguh naif sekali diriku belum bisa mmberi apa-apa untuk kalian, tapi pegang janjiku ... aku pasti bisa menjadi seorang yang berhasil suatu hari nanti. Semoga berhasil didunia dan di akhirat. Salam sayangku untuk kalian "
Pagi itu hujan masih menyapa, rintik-rintik yang tetes sanggup membasahi siapa saja yang berani menerobos. Angin yang bertiup sungguh mampu membuat siapa saja kedinginan. Tapi semangat dan jiwa seorang gadis cantik tetap membara untuk berangkat interview pertama kali dalam hidupnya.
" Ya ampun hujan tolong dong berhenti sebentar aja, aku mau berangkat jangan buat aku telat " ujar Riana sambil melirik jam didindingnya yang menunjukan sudah pukul 08.00. Padahal waktu interviewnya jam 09.00, masih ada 1 jam lagi. Tapi apa daya ia tidak mempunyai alat transportasi sehingga harus menggunakan kendaraan umum dan tidak menutup kemungkinan akan terjebak macet.
"Kalau gini lebih baik aku terobos aja hujannya, kayaknya akan awet" dalam hati Riana sambil mengambil jaket dan payung.
Sampailah ia didepan gang rumahnya dan beruntung langsung ada angkutan umum yang berhenti, Riana langsung mmberitahukan alamat tujuan kepada supir.
Dan benar saja macet menghampirinya, karena memang pagi hari merupakan waktu sibuk orang berangkat kesana-kemari. Walaupun hujan bagaimanapun badai sekalipun yang namanya ibukota tetaplah macet takbisa dihindari.
"Ya ampun pake macet lagi, mana waktunya sebentar lagi. Ya Allah semoga tidak telat. Semoga kesempatan ini tidak hilang, semoga rejeki ini untuk hamba Ya Allah. perlancarlah urusan hamba hari ini" dalam hati Riana
Setelah 1 jam terjebak macet akhirnya sampailah gadis itu didepan sebuah gedung tinggi megah nan mewah. Kantor pusat sebuah perusahaan Jasa dibidang Properti milik keluarga Ciputra Development.
Beruntung seorang Riana mendapat kesempatan untuk wawancara disebuah perusahaan besar sekelas Ciputra Group karena memang pendidikan yang ia tempuh sesuai dengan lowongan yang sedang dicari. Riana seorang lulusan Sarjana Tekhnik Arsitektur, alasan ia mengambil jurusan itu sebenarnya sederhana, ia sangat senang menggambar dan melukis. Ia senang menumpahkan semua apa yang ia rasakan lewat coretan. Entah kenapa setiap coretan yang ia buat terasa berarti baginya.
Selain dari itu dulu ia sangat ingin mempunyai rumah sendiri. Karena sedari kecil hingga sekarang hanya rumah kontrakan yang ia tempati, berpindah-pindah kesatu tempat ketempat yang lain. Ia sangat iri meliat teman-temannya mempunyai rumah megah dan mewah lengkap serta isi-isi dalamnya. Ia ingin sekali memberikan sebuah rumah untuk orangtuanya suatu hari nanti bila ia sudah bekerja, begitu keinginannya dulu.
" Assalamualaikum selamat pagi pak, Saya ada janji mau interview hari ini pukul 09.00. Kira-kira saya harus kemana ya pak" tanya Riana kepada Security yg berdiri didepan kantor.
" Walaikumsalam mbak. Selamat pagi juga. Sebentar ya saya tanyakan dulu. Dengan mbak siapa ya namanya"
"Saya Riana pak, Riana Almahera"
" (..........) " percakapan antara security dan HRD melalui telepon
"Baik mbak, mbak sudah ditunggu diruang HRD mari saya antar"
" Alhamdulillah, Bismillah...." Dalam hati riana, nampak senyum tergores di bibirnya
Terlihat betapa berantakan sekali ia kali ini, karena habis berlari-lari kecil menghindari hujan saat akan memasuki gerbang kantor, rambutnya terlihat lepek, riasannya pun sdh mulai luntur. Tapi cantik alami wajah dan cantik perbuatan walaupun tanpa riasan ia akan tetap cantik bagi siapa saja yang memandangnya.
Security sangat cepat berjalan didepan sehingga Riana tertinggal jauh dibelakang.
Riana mempercepat gerakan kakinya sedikit berlari namun ia tidak menyadari kalo sepatu tepleknya bekas hujan tadi agak basah dan ....
BRUUKKKK... terpleset....
"Ya Allah.. aduh sakit nya" Ucap Riana, mengelus-elus kakinya yang terasa sakit
Yang awalnya orang sibuk cuek bebek lalu lalang tidak menyadari keberadaan Riana, kini berbalik semua mata tertuju kepadanya. Terlihat beberapa orang berbisik-bisik ada juga yang tertawa kecil. Ini adalah pengalaman pertama baginya merasa dalam keadaan sangat bodoh, bagaimana bisa ia terpleset ditengah orang ramai. Andai saja bisa menghilang mungkin sudah ia lakukan.
" Ya ampun mbak kenapa sampai jatuh . makanya hati-hati" Ucap security
" Astaga ini gara-gara ngejar bapak kali" Dalam hati Riana
" hehehe iya pak saya kurang hati-hati takut telat makanya sedikit berlari" Ucap Riana menyengir Sambil meusap kakinya yang terasa ngilu. Bukan kakinya yang ia khawatirkan saat ini, melainkan rasa malu nya itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.
Dengan tergopoh-gopoh Riana Bangkit berdiri dan mengambil tas nya yang tergelatak agak jauh darinya. Ia segera merapikan tampilannya kembali, seolah tidak terjadi apa-apa Riana kembali berjalan mengikuti Pak Security. Namun masih banyak mata yang menatap kepadanya, sungguh ia merasa sangat tidak nyaman menjadi pusat perhatian banyak orang.
Disamping meja resepsionis berdiri seorang laki-laki yang gagah dan tampan, memiliki postur tubuh tinggi tegap berperawakan kekar dan atletis serta berpakaian kemeja lengkap dengan dasi dan jasnya. Garis-garis tegas diwajahnya dan sangat berkharisma mengungkapkan kalau ia bukan karyawan biasa di kantor ini.
"Pak ini berkas yang anda minta, sudah saya siapkan sesuai dengan permintaan Bapak" Ucap seorang karyawan kepada lelaki tersebut
"Baik terimakasih, apa di luar masih hujan?" Tanya lelaki itu
"Iya pak masih sedikit gerimis.." Jawab karyawan itu kembali
"Tolong panggilkan clening service agar membersihkan lantai-lantai yang kotor akibat hujan!" Perintah lelaki itu, ia tidak ingin ada lagi yang jatuh terpleset akibat lantai yang basah bekas hujan di luar.
Kantor perusahaan memang menggunakan pendingin ruangan, tetapi dalam keadaan hujan seperti ini lantai yang basah akan lambat mengering karena banyaknya karyawan yang keluar masuk. Selain dari itu lantainya juga kotor, banyak bekas jejak-jejak sepatu karyawan yang tertinggal bercap di lantai.
Lelaki itu terus memperhatikan Riana, seolah tidak lepas dari pandangannya dari ujung kaki hingga ujung kepala ia perhatikan dengan seksama.
"Mbak gakpapa kan, kalo nggak kenapa-napa mari ikuti saya lagi" Ujar security dengan santainya
"Iya pak saya baik-baik saja" Riana tersenyum meringis dan mulai mengikuti security. Ia harus mengatakan baik-baik saja agar tidak memperpanjang pembicaraan dan membuatnya semakin terlambat.
tok tok tok...
''Iya masuk.. " Jawab seorang wanita dari dalam ruangan
" Ini bu anak yang mau interview tadi" jelas security membuka pintu ruangan dan masuk ke dalam
" oh iya silahkan masuk.." perintah wanita itu
"Ayo masuk, saya tinggal ya. Bu saya permisi" Ucap Securitty
"Iya pak terimakasih ya" Balas wanita itu lagi
"Selamat pagi bu, Saya Riana Almahera. maaf saya terlambat " Ucap Riana membuka percakapan
" Selamat pagi juga Riana, tidak apa apa terlambat karena keadaan diluar memang sedang menghambat tapi kalo sudah bekerja tidak boleh lagi ya ini yang pertama dan terakhir. Oke silahkan duduk "
" Perkenalkan nama saya Margaretha kamu bisa panggil saya margareth aja. Saya HRD Manager disini, mengenai CV kamu yang saya baca kamu sesuai dengan posisi yg kami cari. Tapi saya ingin tau lebih banyak lagi tentang kamu jadi gakpapa kan ya saya tanya-tanya sambil santai aja " Jelas Bu Margareth tersenyum simpul. Beliau memang tampak ramah dan sangat bersahabat sebagaimana seorang personalia pada umumnya.
20 menit berlalu...
" Oke.. setelah dari apa yang saya tanya dan kamu jawab kamu memenuhi kriteria yang kami cari. Yaudah gak usah banyak omong lgi ya hehe mulai besok kamu boleh bekerja di posisi tersebut. Ini buku peraturan dan tata tertib perusahaan. Didalamnya udah jelas semua tentang perusahaan tentang cara berpakaian dan lain lain. Kamu baca deh sendiri. Mengenai gajih Besok kita bicarakan lagi " Jelas Margareth
" Jadi saya diterima bu bekerja disini.. " Balas Riana dengan wajah berbinar
"Yes.. mulai besok kamu sudah mulai bekerja gunakan pakaian sesuai dengan grooming perusahaan. Sudah ada penjelasannya dibuku itu tolong jangan terlambat lagi " Margareth menjelaskan sambil tersenyum ramah
" Alhamdulillah terimakasih ya Bu.. Saya janji tidak akan mengecewakan perusahaan "
" Oke saya tunggu janji kamu, kalo gitu kamu bisa pulang persiapkan diri kamu buat besok"
"Baik bu. sekali lagi terima Kasih"
Dengan semangat Riana membalikan badan menuju pintu keluar ruangan. Namun ternyata dibalik pintu ada yang akan masuk, pintu pun terbuka dengan sangat cepat sehingga Riana terjeduk pintu tersebut.
"awwww..."
Lelaki dibalik pintu pun terkejut.
Betapa kagetnya si lelaki ternyata wanita yang terpleset di lobby tadi yang bertemu dengannya. Tanpa basa basi dan melihat wajah lelaki tersebut Riana langsung meminta maaf dan meninggalkan ruangan sambil mengelus-elus jidatnya yang sedikit merah
" Maaf pak saya tidak sengaja, saya kurang hati-hati" Ucap Riana
"Dih..tadi terpleset sekarang kejeduk pintu. Bener-bener deh!" dalam hati Riana
Lelaki tadi hanya diam tanpa menjawab sepatah katapun sampai Riana hilang dari pandangannya.
*POV*
" Namaku HARIS ELDWIN CIPUTRA . Umurku 28th. Aku pewaris tunggal dari perusahaan Ciputra Development sekaligus menjabat sebagai Direktur utama. Biasanya orang memanggil aku Haris, bisa juga eldwin bahkan Ciputra.. yah suka-suka mereka. Bagi orang yang tidak mengenal aku mungkin mereka beranggapan aku sombong dan dingin bahkan kejam.. entah dimana kejamnya diriku ini sebenarnya, padahal aku selalu menaikan gajih-gajih mereka setiap tahunnya serta memberi tunjangan dan bonus-bonus tahunan yang tidak akan mereka dapatkan di perusahaan lain.
Mengenai perjalanan hidup jelas perjalanan hidupku lurus dan aman-aman saja, karena sejak dari dalam perut aku sudah bergelimang harta.
Ibu bapak kakek nenek pun aku masih punya masih lengkap, maklum namanya juga orang kaya punya program bulanan untuk kesehatan dan perawatan.
Karena aku anak pertama tidak heran dari kecil aku sudah diajarkan tentang bisnis oleh keluarga ku, karena memang semua keluarga kami mempunyai bisnis yang berkembang pesat dan bersaing.
Perjalanan hidup tanpa cinta apa bisa???
Dulu aku pernah mencintai seorang wanita, bahkan aku sangat mencintainya. Tapi wanita itu pergi meninggalkanku menghadap Tuhannya. Mulai saat itu aku mulai malas dan terasa tidak ingin lagi mengenal Cinta. Aku menghindar dengan segala sesuatu yang menyangkut tentang Asmara. Aku berusaha menyibukan diriku supaya aku melupakan yang namanya cinta. Aku mulai hampa.. Aku mulai buta sama sekali tentang hal itu. Sampai suatu hari semuanya Luluh dan runtuh saat aku bertemu denganmu... "
"Karyawan baru?? " Ucap Haris
" Iya Ris, buat divisi yang kosong itu. Gadis itu memenuhi kriteria yang kita cari " Jelas Margareth. Margareth dan Haris memang berteman sejak kuliah dulu, sehingga ia tidak canggung berbicara dengan atasan tersebut.
" Siapa namanya.. "
" Riana.. Riana apa gitu. Nih CV nya kamu baca aja. Kalo nggak setuju bisa kok dibatalin "
" Aku percaya kok sama kamu, pasti yang terbaik. Yaudah ayo siap-siap meeting"
" Oke aku beres-beres dulu"
Sementara dijalan..
" Alhamdulillah, mulai besok aku udah kerja. Terimakasih Ya Allah atas segala pertolonganmu. Semoga aku bekerja dengan baik dan tidak mengecewakan perusahaan "
Riana menaiki sebuah angkot, ia ingin menziarahi makam orang tua nya. Saat ia sedih maupun senang menziarahi makan orangtua adalah hal yg utama ia lakukan, sebagaimana seorang anak yg ingin bertemu orang tuanya beginilah cara Riana yg dapat ia lakukan. Orang tuanya pernah berpesan jika mereka sudah tidak ada maka sering-sering lah ziarah ke makam, maka dengan ziarah ini lah yg mengingatkan kita tentang kematian. Hidup sedih susah senang akhirnya akan kembali ke sang Khalik pula, maka jangan lah bersusah hati.. hadapi semua dengan sukacita.
" Ibu Ayah mulai besok Riana udah kerja. Semoga besok dan seterusnya lancar, supaya Riana bisa nabung dan membeli rumah sepeti yang kita impikan dulu "
"Aku sangat merindukan kalian, semoga kalian berada disurganya Allah, tidak henti doaku buat kalian Ayah Ibu" selalu itu yang diucapkannya ketika sedang rindu, tidak bnyak kata-kata yang dapat diucapkan. Airmata yang menetes lah saksi bisu tentang perasaan sesungguhnya.
Hari ini adalah hari pertama Riana masuk bekerja, Ia sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan telaten. Ia tidak perlu membeli baju baru untuk bekerja, karena sewaktu kuliah dulu ia memang sering menggunakan rok span, kemeja dan blazer untuk pergi kuliah.
" Bismillah semoga hari ini lancar. Hari memang sedang mendung di luar tapi bukan berarti hujan " Senyum Riana sambil menggunakan jaket untuk melindungi udara dingin di luar.
Sesampainya di depan gang rumah ia menunggu angkutan umum, namun sayangnya sudah 10 menit berlalu tidak ada satupun angkutan umum yang lewat.
'' Ya ampun kalo begini aku bisa terlambat lagi"
Dan tiba-tiba tik..tik..tik..
hujan pun turun perlahan semakin lama semakin deras. Memang saat ini sedang memasuki musim penghujan, jadi tidak ada salahnya untuk membawa payung kemana saja ketika pergi agar tidak menyesal.
Riana pun berlari kecil untuk mencari tempat berteduh, jaket yang digunakannya dipakai untuk melindungi kepala nya. Ingin kembali kerumah pun sudah tidak mungkin, justru akan memperlambat waktunya.
" Ya Allah gimana ini, pake acara hujan lagi "
Gerutu Riana. Wajahnya kusut masam memikirkan waktu jam kantor hanya sekitar 30 menit lagi. Padahal bisa saja bila ia ingin menaiki taksi tapi mengingat biaya nya yang cukup mahal Riana pun mengurungkan niatnya, kalo saja jarak kantor dari rumahnya dekat mungkin ia lebih memilih jalan kaki. Mau pakai ojek, mana mugkin saat hujan seperti ini. Dan entah kenapa tidak ada satu orangpun yang ikut berteduh bersama Riana, benar-benar apes hari ini.
Riana hanya memandangi butiran-butiran hujan yang turun dari langit, ia terus membatin dalam hatinya, kenapa tidak pernah ada rencana yang berjalan sesuai keinginannya selama ini. Kenapa harus selalu ada halangan yang merintang, ia terus bergumam sendiri. Hujan yang turun begitu lebat dan angin yang bertiup kencang menambah suasana betapa malangnya nasib seorang Riana. Ia tidak punya keluarga, tidak punya saudara bahkan teman untuk diajak bicara. Semenjak Ayahnya meninggal, hidup Riana kini benar-benar sendirian. Bukan ia tidak mempunyai teman, hanya saja ia menghindar dari teman-temannya. Ia tidak percaya diri untuk berteman akrab dengan orang lain sebab ia sadar ia tidak punya apa-apa untuk disajikan dan ditampilkan. Bahkan untuk sesekali nongkrong dengan teman-temannya pun ia benar-benar berpikir keras, untuk makan saja harus mengirit apalagi untuk nongkrong. Ia benar-benar menutup dirinya dari pergaulan bebas.
Tak terasa airmata nya pun menetes, ia selalu merasa gundah gulana apabila hujan menyapa seolah-olah hujan mengungkit semua kepedihan hidupnya selama ini, semua flashback ingatan-ingatan manis dan sedih semua teringat kembali. Oh hujan bisakah kau segera berhenti.
Waktu berlalu sudah sekitar 10 menit Riana berteduh namun hujan tak kunjung menyerah, hanya sisa waktu 20 menit lagi, bagaimana caranya Riana bisa sampai ke kantor dalam waktu sesingkat itu.
Tiitt.. tiit..
Suara klakson sebuah mobil sedan hitam dan lampu sorotnya berhenti tepat didepan halte. Memang jalanan agak gelap karena hujan, sehingga lampu mobil harus dinyalakan.
" Mbak butuh tumpangan, mari saya antar.. "
Ucap pria didalam mobil itu melalu jendela yang ia buka.
Riana pun terkejut bercampur takut kenapa mobil ini tiba tiba berhenti tepat didepannya dan menawarkan tumpangan. Otaknya pun berpikir keras apa jangan-jangan ia penjahat yang ingin menculiknya dan akan menjualnya. Ya Tuhan baru saja ia ingin memperbaiki kehidupan kenapa sekarang malah keterpurukan hadir tepat didepan mata. Sungguh Otak Riana berjalan kemana-mana sampai ia tidak menghiraukan ucapan lelaki tersebut
" Mbak dalam keadaan hujan seperti ini nggak akan ada angkutan umum yang lewat, mari ikut saya " Ucap lelaki itu sambil berteriak.
" Ya ampun ni cewek kenapa gk jawab ya, apa ia gk dengar" Dalam hati si pria itu
Riana masih asik dengan pikiran anehnya sampai ia tidak memperhatikan kalo lelaki itu sudah keluar dari mobilnya menggunakan payung dan menghampiri Riana.
Riana terkejut sambil mundur sedikit, ia memperhatikan lelaki tersebut mulai atas hingga ke bawah. Ternyata lelaki itu menggenakan pakaian kantor lengkap dengan dasi dan pentopelnya. Memiliki wajah yang oriental dan tampan, memiliki postur tubuh yang tinggi dan ideal serta berkulit putih. Sangat manis dan enak dipandang.
Tapi Riana tidak berhenti dengan pikiran anehnya, ia malah mengira lelaki tersebut adalah taksi online. Sudah jelas ia akan menolak mentah-mentah karena kalo ia punya uang yang cukup buat naik taksi tidak mungkin ia terjebak hujan saat ini.
" Mbak mau kemana, butuh tumpangan. mari saya antar .. "
" Maaf mas ini taksi online ya, saya gak pesan taksi online mas . Saya nunggu hujannya teduh aja dulu "
Lelaki itu pun tersenyum simpul, menambah manis wajahnya yang memang sudah tampan. Apa mungkin penampilannya terlihat seperti seorang supir taksi pikir lelaki itu.
" Nggak mbak, Saya seorang karyawan. Kebetulan saya mau berangkat kerja dan lewat sini. Tadi saya beli air mineral di warung itu dan gk sengaja liat mbak berteduh disini. Saya rasa mbak juga seorang karyawan bukan. Sesama karyawan pasti pernah merasakan waktu genting seperti ini, oleh sebab itu saya menawarkan bantuan untuk mengantar mbak karena saya rasa kemungkinan hujan akan lama redanya" Jelas lelaki itu sambil tersenyum. Wajahnya sangat menenangkan.
Tidak sadar Riana menatap wajah tampan itu, ia terasa dihipnotis yang tadinya merasa cemas kini berubah menjadi rasa aman setelah mendengar penjelasan lelaki tadi.
" Bagaimana mbak.. mau naik atau tidak " ucap lelaki itu sambil berlalu ingin memasuki mobilnya.
" Tunggu mas, saya ikut " Riana berlari mendatangi mobil dan masuk kedalam nya.
Mobil pun jalan dengan kecepatan sedang menerobos hujan yang masih deras.
Suasana hening didalam mobil, Riana ingin memulai pembicaraaan ingin mengatakan letak kantornya tapi ia merasa tidak pantas karena sama saja menyuruh orang lain mengantarnya. Riana sangat menjaga perilakunya, ia takut melukai hati orang lain dan tersinggung. Ia lebih memilih diam daripada harus berdebat dan membuat kegaduhan.
" Mbak kerja dimana ya, maaf bukannya saya mau tau cuma saya bingung ini mau antarnya kemana "
akhirnya pertanyaan ini yang ditunggu-tunggu dalam hati Riana..
" Saya bekerja di Perusahaan Ciputra development mas. Yang di jalan xxx itu "
Lelaki itu pun terkejut dan menoleh kepada Riana. " Mbak karyawan disana, kok aku gak pernah liat mbak. Udah lama kerja disana "
" Nggak mas, saya kemarin baru interview dan baru hari ini mulai masuk kerja. Tapi ternyata cuaca tidak mendukung dan mungkin saya akan terlambat dihari pertama kerja saya " Ucap Riana dengan wajah murungnya, kini ia sudah mulai berbicara panjang lebar karena yakin kalo lelaki dihadapannya ini lelaki baik.
" Maaf mas td bilang nggak pernah liat saya, emang mas kerja disana ya? "
" Iya mbak, saya karyawan disana. Oh jadi baru masuk hari ini ya pantes saya gak pernah liat "
" Iya mas, semoga saya nggak dimarahin sama HRD nya karena kemarin waktu interview saya juga datang terlambat "
" tenang mbak nanti aku bantu jelaskan sama HRD nya ya " ucap lelaki itu sambil tersenyum. Duh sungguh nyess banget liat senyumnya pikir Riana.
Tidak terasa sampailah ia dikantor, Riana keluar dari mobil. Dan kini ia sudah terlambat 35 menit. Ternyata waktu sampai mereka sama dengan kedatangan Haris. Haris memarkirkan mobil tepat di samping mobil yang di tumpangi Riana.
Haris kaget meliat Riana keluar dari mobil lelaki itu dan lebih parahnya ia terlambat 35 menit, seorang karyawan baru menyamai waktu kedatangan seorang direktur utama. Bukan main pikir Haris.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!