Tasyqia Syabira Anastasya Leonardo adalah putri pertama dari Alvaro Leonardo pengusaha sukses dan kaya yang bergerak di bidang food and drink. Tasyqia merupakan gadis yang periang, pandai, baik hati, hangat, penuh perhatian dan tentunya sangat cantik.
12 Juni 2009, hari ini merupakan hari pertama masa orientasi sekolah menengah pertama, tasqyia begitu sedih karena harus meninggalkan rumah, orangtua, adik dan kamar kesayangannya. pasalnya selain bersekolah tasyqia juga tinggal di asrama yang sudah disediakan sekolah, karena tempat ia bersekolah merupakan sekolah elite dan favorit sehinggga setiap siswa yang bersekolah di sini diharuskan tinggal di asrama. di sekolah elite ini selain dididik untuk belajar, setiap siswa dilatih untuk menjadi pribadi yang mampu memimpin, pintar, bijaksana, dan harus multi talent dengan menggali segala bakat yang dimiliki para siswa untuk mampu menopang masa depannya nanti, karena ada semboyan "belajar sedari waktu kecil bagai mengukir diatas batu dan belajar sedari waktu besar bagai mengukir diatas air".
setiap siswa yang bersekolah di sini merupakan anak orang kaya terpandang atau pengusaha sukses, pantas setiap siswa disini dilatih dengan sedemikian rupa untuk menjadi orang dan pemimpin perusahaan orangtua nya dengan sukses.
di kelas, tasyqia sedang duduk termenung sendiri karena dia belum mengenal dan memiliki teman satupun. datang lah siswa yang sangat tampan tinggi semampai menghampiri nya dan dengan senyum yang tulus mengajak nya berkenalan.
" hai namaku Zain Xavier Abdillah, panggil saja Zain. boleh kah aku berkenalan denganmu?" dengan senyum yang begitu menawan sambil mengulurkan tangannya.
alih- alih menjabat tangannya Tasyqia malah terdiam dan berdecak kagum menatap laki- laki tampan blasteran indonesia arab ini menghampiri nya, ya mungkin ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama, tidak lama dia pun tersadar, lalu menjabat tangan laki-laki tampan itu.
"tentu saja boleh aku sangat senang mendapatkan teman baru, nama ku Tasyqia Syabira Anastasya Leonardo" sambil tersenyum
" waw nama yang bagus tapi namamu sangat panjang hahaha " ucap zain sambil duduk disebelah nya
" haha memang setiap orang yang bertemu dengan ku selalu mengatakan hal yang sama, kau boleh memanggilku Tasyqi,"
mereka terus mengobrol mengakrabkan diri satu sama lain, sampai Tasyqi melupakan kesedihannya dan pada akhirnya mereka berteman dekat menjadi sahabat, waktu begitu berlalu 3 tahun kemudian, mereka berdua duduk dibangku SMA, masih disekolah dan asrama yang sama saat mereka SMP, mereka sama-sama melanjutkan SMA nya di sekolah elite ini lagi, sampai Tasyqia punya teman dekat selain Zain, yaitu reinata, fedy dan dila, begitupun Zain mempunyai sahabat laki-laki nya yaitu Zaky, Rendi, dan Wira.
perasaan Tasyqi pada Zain tidak pernah berubah walaupun bisa disebut cinta monyet anak kelas VII jatuh hati pada pandangan pertama, namun beberapa tahun telah berlalu pun, Tasyqi tetap menyukai nya lebih dari sekedar sahabat, namun Tasyqia tak pernah punya keberanian untuk mengutarakan perasaannya karena dia tak tahu apa yang dirasakannya sama dirasakan juga oleh Zain, dan dia juga tak mau ambil resiko nanti hubungan persahabatannya akan canggung begitu zain menolak perasaannya.
Tasyqia tahu Zain selalu berpacaran dengan banyak wanita, dan banyak sekali mantan pacar nya, disetiap pergantian semester dari kelas VII Smp sampai kelas X SMA dia selalu mempunyai pacar baru, karena wajah nya yang sangat tampan dan kata - kata nya yang begitu manis untuk merayu para siswi di sekolah dia mampu menaklukan perempuan mana pun, terlebih dia adalah keponakan pemilik sekolah yang mereka tempati ini.
itu juga salah satu faktor yang membuat Tasyqi berfikir Zain tak pernah menganggap nya lebih dari seorang sahabat, dan tasyqi menganggap perhatian yang selama ini Zain berikan hanya bentuk kasih sayang sebagai sahabat saja.
bel berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba, Zain yang duduk disebelah Tasyqi berbisik "Tasy makan yuk ke kantin gue laper nih," sambil berbisik ke telinga tasyqia
"ayuk gue juga laper pengen makan mie kocok yang di kantin, kalian bertiga mau ikut gue ke kantin ga? ". sambil membalik kan badannya ke belakang ke tempat duduk teman-teman nya.
"ayuk gue juga mau" kata dila
"aku ikut deh lagi diet tp bt juga diem dikelas sendiri" kata fedy
dan reina bilang " ayuk gue juga ikut laper nih tadi ga sempet sarapan juga".
akhirnya mereka berlima duduk dikantin menyantap makanan nya masing-masing, tasyqi makan dengan lahap seperti orang gak nemu makanan satu minggu, tapi zain menatap nya dengan tatapan yang hangat penuh cinta dan senang melihat tasyqi begitu lahap makan. tasyqi sadar zain yang terus menatap nya
"zain apaan si lo liatin gue terus, lo mau makanan gue? nanti makanan loe gue makan juga nih, " sambil bawa piring yang berisi siomay milik zain.
"eh jangan gue juga mau makan kali" ucap zain menarik kembali piring makanan nya.
"ah elah zain kalau suka bilang kali ga usah curi - curi pandang gitu" ucap dila
"apaan sih engga juga orang gue ngakak liat dia makan kayak b*bi yang ga nemu makan seminggu" ucap zain sambil tertawa lepas menyembunyikan rasa malu nya.
Tasyqi yang merasakan suasana jadi canggung mulai mengalihkan obrolannya ke arah yang lain.
" eh apaan si lo dil, si zain emang kurang ajar tuh orang nya, dasar playboy kadal yang so kecakepan, enak aja bilang gue kayak b*bi " sambil memukul lengan zain.
"awas lo nanti benci jadi cinta, baru tau rasa haha " ucap fedy
"iya gapapa kalian berdua jadian juga gue dukung banget kok iya ga wkwkw" ledek reinata
"apaan sih kalian ngawur banget ngomongnya, eh iya zain pacar lo mana, kok ga diajak makan bareng kita? " tanya tasyqi
"gatau ga urusan gue, malesin udah sih kalau kita lagi bareng-bareng ga usah bahas pacar gue bahas aja tentang kita semua, ganggu suasana aja" ucap zain kesal
" eh biasa aja kali sensi banget kan gue cmn tanya doang, lo putus ya atau jangan-jangan nemuin cewek yang baru hahaha dasar playboy cap kadal lu haha" kata tasyqi
" lu tau aja, emang paling the best tasy haha" kata zain sambil melingkarkan tangannya di bahu sebelah kanan tasyqi.
saat mereka berlima sedang asyik mengobrol sana - sini, tiba - tiba temen sekelas tasyqi dateng yang bernama dery, lari - lari sampai mau kehabisan nafas
" tasy, tasyqia lu dicariin pak kepsek kata nya urgent banget, ada abang sepupu lo juga" ucap dery sambil memegang dua tangannya di pinggang nya.
"ada apaan der, kok tiba-tiba perasaan gue ga ngelakuin kesalahan apapun sampe dipanggil kepsek gitu, ngeri gue" ucap tasyqi sambil bengong menatap dery
" gatau gue cuman nyampein amanah pak kepsek mending cepetan deh daripada penasaran terus, ya udah bye gue duluan ya" dery pergi sambil melambaikan tangannya
"ah gue deg-deg an takut ada apa - apa, gimana dong temen-temen" badan tasyqi gemeteran
seketika zain memegang tangannya dan berkata " ga usah takut lo kan ga ngelakuin kesalahan, gue temenin." sambil tersenyum dan berjalan menarik tangan tasyqi sampai kedepan ruangan kepala sekolah.
tasyqia masuk dan tak lama, 5 menit kemudian dia keluar dari ruangan kepsek bersama kakak sepupu nya bang fernand, sambil menunjukkan ekspresi muka yang sulit di lukiskan, mata tatapan sayu, lesu seakan- akan jiwa nya melayang.
" gue pulang dulu zain" ucap tasyqi pandangan lurus tanpa melihat muka zain. zain yang merasa heran bertanya - tanya ada apa.
To be Continued....
kira - kira tasyqia kemana ya temen-temen.. silahkan kalian berimajinasi seperti apa visual tasyqi dan zain, alex beserta teman - teman nya
... nanti author akan up ya ❤️
1 bulan berlalu semenjak kepulangan tiba-tiba tasyqi yang dijemput sepupu nya dia belum juga masuk sekolah lagi, dan zain merasa khawatir karena ponsel tasyqi tidak aktif dan sulit dihubungi, walaupun sangat dekat dengan tasyqi, zain tidak tahu alamat rumah tasyqi karena memang belum pernah main ke rumah nya. reinata, fedy dan dila juga sama- sama bingung, kemana tasyqi selama ini gak masuk - masuk sekolah dan ponsel nya susah dihubungi dan aneh nya pihak sekolah tidak mempermasalahkan hal tersebut.....
1 minggu kemudian, Tasyqia masuk sekolah dan otomatis zain beserta ketiga sahabat nya menanyakan kabar nya
" tasy lo kemana aja, gue khawatir lo ga kenapa - kenapa kan? gue takut loe kenapa - kenapa lo sekarang kurusan banget, kenapa sih loe susah di hubungin?" ucap zain sambil nyerocos
tiba - tiba tasyqi memeluk tubuh zain dengan erat seakan menumpahkan segala kesedihan dan kerapuhan nya, zain mematung dan heran dengan sikap tasyqi yang tidak seperti biasanya
"sebentar aja 2 menit seperti ini, jangan menanyakan apapun, gue cuman mau kayak gini 2 menit aja." ucap tasyqi bergetar dan menangis karena tak sanggup membendung air mata nya
" Ok, I'm here don't worry, don't cry, I hurt seeing you like this" ucap zain sambil membalas pelukan tasyqi
sampai 2 menit dirasa tasyqi sudah tenang dan sudah tidak menangis, zain menarik pelukan nya, memegang kedua pundak tasyqi sambil memandang mata sendu tasyqi dengan tatapan yang begitu hangat dan penuh ke khawatiran.
" hey what happened? you okay?" ucap zain
" gapapa gue gapapa, jangan khawatir, gue ke kamar mandi dulu ya" ucap tasyqi masih dengan mata sembab dan suara bergetar
zain tak berani memaksa tasyqi untuk bercerita biarlah dia mengatakan nya sendiri disaat dirinya sudah tenang dan siap, tapi tetap zain akan menghargai dan selalu mensupport apapun keputusan tasyqia.
hari berganti hari, semenjak kejadian hari itu tasyqi yang biasa nya tertawa riang, tersenyum dan cengengesan seolah tak ada beban, kini berubah 180 ° menjadi pendiam, murung, dan selalu bersedih.
walaupun ketika bersama zain dan teman - teman yang lain tasyqi selalu ceria dan berusaha tegar untuk menutupi kerapuhan dalam diri nya, zain tahu tasyqi sangat terpuruk dan bersedih itu terlihat dari sorot mata nya yang selalu sendu, tapi tasyqi selalu bersikap bahagia di depan teman - teman nya, hanya zain yang mampu melihat kesedihan dalam diri tasyqi
Kenaikan kelas pun tiba dan sekarang saatnya tasyqi zain dan teman - teman yang lain nya duduk di kelas XI SMA, sikap tasyqi mulai seperti biasa lagi tetapi tetap zain merasa ada yang hilang dari diri tasyqi tapi entah apa itu, dan semenjak kejadian itu tasyqi tak bercerita apapun tentang kesedihannya, karena setau zain tasyqi memang sangat tertutup jika menyangkut keluarga nya karena dia bilang itu sangat privasi, jangan libatkan apapun dalam keluarga kedalam hubungan pertemanan, itu adalah dua hal dimensi yang berbeda, karena zain tak mau tasyqi tersinggung dan terus mengingat kesedihannya.
"tasy gue bawain sandwich roti buat lu, kemarin kan lu bilang gak sempet sarapan takut keburu gerbang nya ditutup sama satpam" sambil menyodorkan tempat makanan nya yang berisi sandwich itu.
" makasih banyak zain uwu unch lo emang sahabat gue yang paling baik ganteng lagi" sambil mencubit kedua pipi zain, tanpa tasyqi sadari zain sangat malu dan pipinya memerah karena sentuhan tasyqi
"sahabat ya " (sambil tersenyum kecut dalam hati zain)
mereka pun belajar, di kelas dengan mata pelajaran yang memang jurusan mereka yaitu Ekonomi, sampai pada jam istirahat, ada seseorang kelas sebelah dengan jurusan yg berbeda menghampiri bangku tasyqi dan zain
"sayang hello, makan siang bareng yuk aku mau kita makan bakso" ucap cewek yang cantik tapi kegenitan bgt sampai melingkarkan tangan nya di tangan zain
"ayuk sayang" ucap ambil senyum menatap pacar baru nya itu
" eh bentar tasy lo mau ikut ga?" tanya zain pada tasyqi
baru aja tasyqi mau jawab tapi mata perempuan itu seakan keluar mau nusuk wajah tasyqi dengan tatapan gak suka, udahlah elo diem aja gue mau pacaran ganggu terus, sorot matanya seolah mengatakan hal itu.
tasyqi menjawab " engga deh gue mau makan sama fedy reina dila, soalnya mereka mau makan soto, iya kan temen - temen?" ucap tasyqi sambil memberikan kode kepada teman - teman nya untuk berkata iya
mereka kompak menjawab " iya iya kita mau makan soto" tersenyum canggung.
" ya udah gue duluan ya bye " ucap zain sambil memegang bahu pacar nya itu
sebenarnya ada rasa sakit hati ketika zain dihampiri oleh pacarnya, tapi tasyqi berfikir siapa gue ngelarang dia jalan bareng pacar nya, dan kata - kata itu merupakan tamparan keras untuk tasyqi sadar kembali akan posisi nya yang hanya sebatas sahabat zain
***
di kantin para siswi di ributkan dengan kehadiran seorang sosok pria tampan yang tinggi semampai, kulit bersih putih bak susu, dan hidung mancung yang memakai kacamata hitam berjalan ke arah meja kantin sambil membawa piring makanannya, ya memang pria tampan itu baru masuk ke sekolah ini sebagai siswa pindahan. dan dia pun berjalan ke arah meja tasyqi dan teman - teman nya berada
" hai cantik boleh kah aku ikut duduk disini? " tanya pria tampan itu, sambil tersenyum dan duduk disebelah tasyqi lalu membuka kacamata hitam nya.
" ya tentu saja boleh, bebas mau duduk dimana pun anda suka, lagian kan kamu juga sama - sama bayar disini jadi gak masalah dong" ucap dingin tasyqi
tasyqi terus menyantap makanan nya dan tidak terlalu menanggapi kehadiran sosok pria tampan yang duduk disebelah nya, namun berbeda dengan reinata, fedy dan dila yang terus senyum berdecak kagum dengan pria tampan yang satu meja dengan mereka
" that's right baby, aku suka gaya bicaramu, you are my type of woman" sambil terus melihat ke arah tasyqi satu tangan nya di tekuk memangku pipi tirus nya
" kenal kan aku Alex Reynand Abdillah" sambil mengulurkan tangannya ke arah tasyqi
" tasyqia syabira anastasya leonard, panggil saja aku tasyqi " terus memakan makanannya tanpa menjabat tangan alex
alex yang melihat hal itu tersenyum, dalam hati nya baru kali ini dia merasa di tolak oleh perempuan, dia berjanji pada diri nya untuk mendapatkan wanita ini sesulit apapun itu karena dari sekian perempuan yang alex temui baru kali ini melihat perempuan yang begitu unik dan menarik, terlebih setau alex dari pengawal nya tasyqi memang dekat dengan zain yang tak lain adalah sepupu nya, namun tidak sampai tahap berpacaran
"oke gue sudah selesai makan temen- temen, gue duluan ya, kalau kalian masih pada mau disini gapapa " ucap tasyqi sambil membawa piring makanan nya
tasyqi berjalan terburu - buru, kaki nya nyangkut di kursi dan otomatis dia oleng dan piring yang dipegang nya pun pecah, saat itu secepat kilat tangan alex menangkap tubuh tasyqi.
" are you okay baby? " sambil menatap tasyqi
semua siswi disana merasa iri dengan kejadian tersebut, namun disisi lain ada sepasang mata yang sangat marah dan cemburu melihat kejadian ini, ya tidak lain dia adalah zain sahabat tasyqi sekaligus sepupu alex
visual Tasyqia Syabira Anastasya Leonardo
Visual Zain Xavier Abdillah
Visual Alex Reynand Abdillah
to be continued.... ❤️
"Hey baby bolehkan aku duduk disini?" ucap alex sambil duduk disampingnya
tasyqi yang sedang membaca buku menoleh sebentar ke arah alex, lalu kembali membaca buku nya
" tempat itu sudah ada pemiliknya"
" siapa? apa dia zain?"
"ya bagaimana kamu bisa kenal zain? " tetap pandangannya ke arah buku
" ayolah baby kalau sedang berbicara denganku coba lihat tatap mata ku, aku tak suka diabaikan"
alex merebut buku yang sedang dipegang tasyqi lalu menutup nya, sontak tasyqi langsung mengerutkan dahi nya sambil berdecak kesal
" well apa mau mu alex? pertama jangan panggil aku baby karena aku bukan pacar mu, dan juga jangan seenaknya mengganggu ku, aku kesal dengan orang yang sok kenal"
"tapi aku akan membuat kamu jadi pacarku, aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu di kantin tadi"
"bagaimana kamu bisa tidak tahu malu, baru saja bertemu sudah bilang cinta, dasar bulshit, keliatan banget kamu tipe - tipe seperti zain yang playboy haha"
tasyqi tak bisa menahan tawa nya sambil menutup mulutnya, karena menurut tasyqi alex tidak serius dan sama seperti zain mengandalkan muka ganteng nga untuk bermain - main dengan setiap wanita
"trust me baby, aku akan buktikan padamu"
sambil memegang tangan tasyqi
muka tasqyi langsung memerah dan pandangan mereka saling beradu, ya memang banyak siswa yang menyukai tasyqi dan menyatakan perasaannya tapi tidak ada yang seberani alex yang ngotot dan berani menyentuh nya, karena zain selalu over protektif kalau ada yang mengganggu tasyqi, zain selalu bilang kepadanya untuk berhati - hati pada setiap lelaki karena laki - laki pasti ada mau nya, dan tasyqi selalu mengiyakan perkataan zain karena dia memang percaya pada nya
" hey breng*** lo apa - apaan megang tangan nya sembarangan" ucap zain yang tiba - tiba datang sambil meraih kerah baju alex
" wes tenang dong bro, long time no see apa ini sambutan lo buat sepupu tersayang yang baru balik"
sontak saja tasyqi melongo tak percaya mereka adalah saudara sepupu, pantesan tadi pas dia bilang nama panjang nya, ada embel - embel abdillah" gumam dalam hati tasyqi
" heis kalian ini saudara? pantesan..."
"pantesan apa?" kata zain sambil menurunkan lengan nya dari kerah alex
" pantesan sama - sama bad boy dan playboy haha, nice to meet you alex seperti nya aku bakalan nambah teman baru" sambil mengulurkan tangannya pada alex dan tersenyum
" tepat nya calon pacar honey" tersenyum genit
" sudah- sudah acara salaman nya, dan lo alex jangan berani - berani gombalin atau mainin tasyqi karena dia bukan cewek gampangan yang biasa lo mainin seenak nya, dan jangan panggil dia honey, dia bukan lebah panggil saja tasyqi" ucap zain dengan ketus
"apaan sih lo zain, gue kan emang suka sama temen lo sensi amat lagian gue udah tobat, dan juga tasyqi bukan pacar atau anak lo yang bisa lo kekang dan over protektif gini seenak nya, atau jangan - jangan lo juga suka sama tasyqi? " tanya alex sambil tersenyum dan jari telunjuknya mengacung pada muka zaim
zain terpaku karena kata - kata alex, tasyqi yang menyadari akan situasi canggung ini langsung memisahkan mereka
"udah - udah kalian berdua adalah temen aku ngerti? "
***
enam bulan berlalu begitu cepat, sekarang kelas XII sedang mempersiapkan ujian akhir untuk masuk ke jenjang kuliah, nilai ujian akhir inilah yang akan menentukan universitas mana yang sesuai dengan kemampuan mereka, yang pasti semua orang pasti ingin masuk universitas yang bagus, terkenal dan elite
"sayang, semangat ya ujian hari ini, karena kita beda ruangan aku gak bisa liat kamu lama - lama" ucap alex sambil memegang bahu sebelah kanan tasyqi
" iya gapapa kok, kamu juga semangat dan ingat selalu berdo'a ya, bye aku masuk ruangan dulu " sambil melambaikan tangan nya
ya setelah mengenal alex lebih dari tiga bulan, mereka mulai berpacaran karena tasyqi melihat tekad alex yang tak menyerah untuk meluluhkan nya, tepat nya setelah pernyataan cinta alex yang kesepuluh barulah tasyqi menerima nya, walaupun iya tak tahu hati nya kepada alex seperti apa karena setengah hati nya masih terikat pada zain, tasyqi menerima alex karena tak enak hati jika terus menolak dan tasyqi melihat sifat alex yang baik, hangat, penuh perhatian, lembut dan bijaksana itulah yang memantapkan hati tasyqi untuk mulai menerima nya, sekarang tepat 5 bulan lebih mereka berpacaran
" tunggu dulu sayang " ucap alex sambil menarik tangan tasyqi
" apalagi sih lex, nanti keburu telat "
" ciuman selamat pagi nya mana, buat aku jadi semangat hari ini sayang" tersenyum menggoda
" baiklah, semangat alex ku kamu pasti bisa" mengecupkan tangan pada bibir nya lalu tangan tasyqi menempelkan nya pada bibir alex
"terimakasih sayang aku pasti akan semangat" tersenyum dengan mata berbinar seperti anak kecil yang mendapatkan permen nya
alex tahu tasyqi tidak seperti perempuan yang lain, dia cantik, anggun dan pintar tapi dia tahu batasan tidak membiarkan pria manapun menyentuhnya, alex tahu diri dan itu yang membuat nya selalu menahan diri untuk tidak menyentuhnya melebihi batas
hari demi hari telah berlalu dan sekarang adalah hari terakhir ujian praktek untuk kelas XII
"zain semangat untuk hari ini, wish you luck" sambil menaikkan lengannya sebagai tanda untuk semangat
"kamu juga tasy, jangan menyerah dan terus fokus"
"ya iyalah pasti"
setelah istirahat karena ujian praktek mereka telah selesai, tasyqi selalu melihat alex akhir - akhir ini menjadi lebih sering dekat dengan teman se asrama nya naura, ketika ujian selesai mereka selalu keluar ruangan ujian berbarengan mengobrol mesra diiringi canda tawa
awal nya tasyqi mengira karena mereka teman satu ruangan ujian pasti mereka diskusi tentang soal ujian atau yang lain nya, tasyqi tahu karena begitu keluar ruangan alex akan melewati ruangan ujian tasyqi karena ruangan mereka berdekatan, tapi lama - kelamaan yang dirasakan tasyqi mereka seperti lebih mesra dan ada sesuatu diantara mereka
****
di balkon sekolah tasyqi dengan alex sedang makan berdua dan berbicara tentang melanjutkan kuliah mereka kemana, tiba - tiba saja tasyqi mendapat pesan dari teman satu asrama nya yang tidak lain adalah naura
"hei tasyqi lo ga usah kepedean dan keganjenan gitu, lo bukan satu - satu nya cewek yang miliki alex, cowok mana yang gak tahan pacaran tapi ga dibolehin nyentuh sama pacar nya sendiri, dasar munafik lo"
naura mengirim gambar dan chat dia dengan alex yang begitu mesra kepada tasyqi, sontak saja muka tasyqi berubah jadi merah padam tak terima dengan perlakuan alex
"loh sayang kenapa kok muka kamu jadi gitu, apa ada masalah?" sambil memegang tangan tasyqi seakan tak punya salah
"lepas, maksud kamu apaan?" sambil memberikan hp nya kepada alex, menahan mata nya yang sudah berkaca - kaca agar air matanya tidak tumpah
alex begitu terkejut dengan pesan naura
"sayang bukan seperti ini, aku bisa jelasin, please trust me baby"
"tega kamu lex, aku udah percaya sama kamu, kamu udah janji ga akan ngecewain aku, kenapa kamu lakuin ini?"
"bukan sepeti itu tasy"
aneh baru pertama kali alex memanggilnya dengan sebutan nama nya sejak pertema kali bertemu alex selalu memanggilnya baby atau honey
"awalnya aku hanya nyaman berbicara dengan nya, tapi lama kelamaan rasa nyaman itu berubah menjadi rasa suka, terlebih bersama dengan naura aku merasakan kebebasan dan dia mengerti aku."
" jadi maksud kamu aku terlalu naif, egois tidak mengerti kamu dan tidak bisa disentuh kamu dengan bebas? "
tasyqi sudah tidak bisa menahan air mata nya dia mengacungkan jari telunjuk nya kepada alex
" dengar ya alex aku bukan seperti perempuan yang lain, yang bebas kamu sentuh dan permainkan, dari awal kita sudah komitmen kalau aku orang nya seperti apa, dan kamu bilang itulah yang membuat mu menyukai ku, karena aku berbeda dari yang lain" ucap tasyqi dengan penuh emosi
"tapi kamu mencintai ku setengah hati mu tasyqi" alex memegang kedua tangan tasyqi
" cukup aku tak mau alasan murahan mu itu"
sambil menangis histeris tasyqi berusaha melepaskan genggaman alex pada tangan nya, namun kekuatannya kalah oleh laki - laki tinggi ini.
"tasyqi kamu tak usah menyangkal aku tahu kamu menyukai sepupu ku zain, tapi kamu terlalu naif untuk membenarkan perasaanmu itu, sekarang kita impas aku berselingkuh secara fisik dan kamu berselingkuh dengan hatimu"
"alex dengar memang aku akui aku menyukai nya tapi aku tidak sehina dirimu yang menyentuh setiap perempuan dengan seenak nya, terlebih lagi kamu adalah pacar pertama ku, pertama kali aku mencoba untuk mempercayai seorang pria selain zain, dan mencoba untuk membuka hati untuk pria lain, tapi kamu sudah memecahkan kepercayaan ku alex" tasyqi menangis sudah tidak bisa menahan air mata nya itu
masih dalam keadaan menangis karena yang dikatakan tasyqi memang benar dari hati nya yang paling dalam. tasyqi di seret hingga punggung nya menyentuh tembok, tangan alex masih memegang kedua tangan tasyqi, sehingga tasyqi terkunci oleh tubuh alex.
"lepas breng***, aku tak sudi dekat dengan orang hina sepertimu"
"kalau yang kamu katakan itu benar, maka buatlah aku percaya dengan tubuh mu, dan kita impas"
alex berusaha mencium paksa tasyqi, namun tasyqi menolak menggerakan kepala nya ke kanan dan ke kiri sambil terus menangis histeris.
"breng*** baji****, apa ini yang lo bilang bisa jaga dan bahagiain tasyqi"
tiba - tiba zain datang emosi nya tersulut seakan ingin menghabisi nyawa alex, alex pun tak terima dan mereka berkelahi satu sama lain berusaha untuk menang.
"sudah zain alex apa yang kalian lakukan"
ucapan tasyqi sambil menangis tapi tak digubris kedua nya, tasyqi yang melihat akan ada peperangan besar, dia memberanikan diri masuk ketengah - tengah mereka sambil memeluk zain.
"zain sudah aku mohon, aku tak apa kamu sudah melakukan yang terbaik untuk ku"
zain yang semula masih emosi, melihat tasyqi menangis berhambur kepelukan nya seakan menumpahkan kesedihannya dan itu membuat hati nya pilu, dia merangkul membalas pelukan tasyqi.
alex yang sudah bersiap menyerang zain, ketika melihat tasyqi menghalangi mereka dengan memeluk zain sambil menagis, mengurungkan niatnya dan dia merasa sangat bersalah menyakiti perempuan yang baik secantik tasyqi. dia pun segera meninggalkan mereka berdua
To Be Continued ... ♥️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!