NovelToon NovelToon

MAHKOTA WANITA

Valentine Day

...Kisah seorang gadis, dengan kisah cinta pertama melalui media sosial/sosmed....

...Mengenal cinta pada pandangan pertama diusia pubernya, awal kebersamaan menikmati manis cinta, chat lewat akun media sosial facebook yang menggiringnya pada malam tanpa kesadaran....

Gadis belia yang mulai menikmati dunia maya, facebook dibukanya dengan bahagia saat nampak permintaan pertemanan, tanpa memikir bahkan memikirkan lebih lama permintaan yang nampak semua tanpa terkecuali di bubuh tekanan accep tanda menerima permintaan itu.

Dengan demikian semakin banyak teman dalam daftar temannya, hanya sesimpel itu.

Kian hari kian banyak setelah aktifitas yang dimiliki selalu menyiapkan waktu untuk membuka facebook itu didapatinya sebuah pesan masuk “Hallo, aku Fadil, salam kenal dariku” Fadil, betapa riang untuk kali pertama ada chat masuk dari sosok lawan jenis.

Tidak ragu untuk menekan tombol profil pada nama pengirim, spontan membuatnya tertawan, sosok rupawan itu nampak tersenyum seakan memandangnya.

Chat merekapun dimulai dengan skemanya.

Kata sapaan, berbalut kata manis memenuhi chat mereka tanpa terasa satu bulan berlalu dan kebersamaan itu semakin menyatu dalam ikatan untuk saling berbagi kabar serta pernyataan yang gadis nantikan “Aku menyayangimu” Fadil pesan singkat berawal dari medsos sudah berpindah pada SMS.

Masih terdiam dengan senyuman bertahan tidak segera membalas membuat Fadil dalam penantian sekian menit yang seakan sekian bulan. Musikpun berbunyi menandakan telepon masuk pada phosel si gadis, membuyarkan lamunan yang tertawan sebuah kata “aku menyayangimu”, dengan keraguan gadis itu menekan tombol terima “Hallo, apakah kami baik – baik saja” Fadil, “hem..., baik” jawab gadis itu sedikit terbata, “kenapa tidak menjawab SMSku” Fadil.

Sedikit sunyi “hallo” Fadil, “iya” jawab di seberang.

“Aku sungguh menyayangimu, maukah kami menjadi pacarku” Fadil dengan jelas melancarkan serangan, keheningan mendominasi “Aku mencintaimu, sejak pertama melihatmu” Fadil kembali jurus crocodile yang sudah bermigrasi dan menetap didaratan.

“Yakinlah aku benar – benar serius dengan hubungan kita” Fadil dengan pukulan tanpa bayangannya.

“Aku masih” suara gadispun terdengar tapi belum selesai sudah terpotong “Aku buktikan, dan aku akan menunggumu” Fadil tipe crocodile darat.

“Baiklah kita jalani, sama – sama mencoba memahami” gadis yang baru mengenal love masih sedikit ragu juga bahagia entahlah yang tahu hanya Author dan dia.

Pertemuan yang akan terjadi berikutnya adalah hal yang sangat ia nantikan saat ini, dengan sedikit polesan make up natural sang gadispun telah siap dengan penampilan terbaiknya, dirasa cukup sang gadispun pergi ketempat yang ditentukan sebagai tempat untuk bertemu kekasih hati.

Hari ini harinya anak muda yang menganut Hari Kasih Sayang “Valentine’s Day” itu kata yang familiar dikenal orang hari yang akan menjadi sejarah dalam hidupnya.

Sang gadis yang tiba ditempat mereka janjian tanpa ragu sedikitpun memasuki cafe kekinian itu, dengan menyusuri ruangan dengan mata yang penuh binar cinta sampai terkunci pada sebuah sudut ruangan yang terisi sosok yang kini telah menawan hatinya beberapa minggu ini, senyumnya gadis itu mengembang mendapati pujaan hatinya telah datang terlebih dulu.

“Hay Sayang” Fadil, gadis itupun hanya tersenyum dengan bumbu wajah bersemu merah karena malu – malu meong.

“Sayang sini, kenapa?” Fadil semakin merona tanpa blasonpunjadi itu pipi gadis. “Enggak – enggak apa” gadis itu malu – malu menjawab.

“Pesanlah, yang sayangku mau” Fadil aku kebelakang sebentar bermaksud ke kamar kecil. Saat pelayan datang sang gadis memilih menu dan memesan sesuai keinginannya “Sudah sayang” Fadil, “Sudah Mas” gadis itu menjawab masih dengan malu – malu. “Mas pesan apa” pertanyaan berikutnya muncul dari sosok gadis belia itu “sudah mas sudah pesan duluan tadi” Fadil menimpali.

Dengan mengulangi pelayan itupun undur diri, tinggalah meraka berdua, “Sayang Happy Valentine’s Day Yach” Fadil dengan memberikan coklat berendet dengan setangkai bunga mawar palsu.

Mas

“Mas”, gadis itu terkena bisa crocodile darat dengan muka tak percaya akan ceritanya dan mengucap “terima kasih” dan mata yang telah siap menerima cinta bukan yang lain itu makin berbinar.

Saat makanpun datang, pesanan yang diinginkan sudah datang terpampang nyata didepan mata “Ayo sayang dimakan” Fadil kembali dengan pesona Crocodile daratnya suasana yang mendukung makin menambah kisa cinta mereka makin jadi istimewa.

“Sayang nanti ikut aku sebentar ya” Fadil disela menikmati makanannya.

“Hemm.... hem!!! Sang gadis masih sedikit ragu di kencan pertamanya. “Sebentar Sayang” Fadil kembali meminta “Masih sore ini sayang” penuh tipu crocodile. “Baiklah” gadis itu sedikit terbata menjawabnya.

Acara makanpun usai, sesekali mata mereka bertemu dengan pikiran masing – masing. “Ayo Sayang” Fadil “keburu malam nanti” melanjutkan hanya anggukan yang gadis berikan.

Motor gede dijamannya menjadi incaran remaja karena ada percaya diri atau apalah yang pastinya gadis itupun rasakan, menaiknya tanpa ragu didukung tubuh tinggi semampai rambut panjang sepinggang makin menawan nampak indah dalam boncengan sekilas hanya tinggal sejengkal.

Cukup lama sampai juga gadis itu disebuah tempat yang cukup mewah, merekapun masuk dan menemukan beberapa sosok baru yang akan dikenal gadis itu, masuk dengan salam dan selayaknya tamu mendapatkan jamuan air minum, setelah itu di instruksikan gadis itu meminumnya, sosok Fadil kekasih barunya tak kunjung datang menemaninya diruang tamu minimalis itu.

“Sayang diminum” Fadil muncul dari sebuah ruangan “Iya Mas, tapi kepalaku terasa pusing dan sedikit berat” ucapan gadis itu seakan menjadi tanda crocodile darat beraksi “Istirahatlah di kamarku” Fadil dengan menghampiri gadis yang kini mulai kehilangan kesadaran hanya ada pusing dan berat pada kepalanya.

Apa yang akan terjadi????

Esok tak ubahnya harapan yang setiap orang bisa memilikinya, tapi tidak bagiku. Saat kesadaran terkumpul aku tak lagi memiliki keberanian atas pertanyaan yang sudah penuh dibenakku saat nafas pertama kesadaranku.

“Kamar siapa ini?, kenapa badanku seakan berat semua, dan bajuku?” saat itu seakan bencana hadir, inginku menangis, berteriak, tapi tak satupun yang bisa aku lakukan kecuali bangkit dan memunguti helaian benang yang telah dipintal menjadi menarik.

Kembali berfikir dengan rasa yang tertinggal dan masih aku rasakan “gadis yang malang, dan sudah tak gadis lagi” itu sebuah kenyataan terpait dalam hidupku.

Pakaianku telah kembali menutupi tubuhku, tapi tidak dengan kenyataan yang telah merubahku tanpa status, sosok crocodile darat Fadil nampak segar keluar dari ruangan minimalis itu “Kamu sudah bangun” Fadil menyapaku “Aku ingin pulang” entah itu bisa diartikan pernyataan atau permintaanku.

Hanya anggukan Fadil, kamipun keluar ruangan yang semula aku pikir hanya ada aku dan Fadil ternyata salah besar, diluar ruangan itu banyak lelaku lainnya dan sungguh sakit dan tak bisa aku lukiskan saat pandangan para lelaki itu menatapku, seakan tersurat banyak hal, entahlah aoa yang mereka lakukan dengan tubuhku yang aku tahu kini rasa sakit, panas semua menjadi satu.

Hal yang tak terbayangkan ataupun kurasakan dipangkal pahaku, aku hanya memilih diam dan mengikuti Fadil masuk kedalam sebuah mobil. Hanya kesunyian hingga aku tlah tau arah pulang meminta Fadil berhenti “Aku turun disini saja” hanya tatapan yang menghujanniku, sedikit kesadaran mobil melambat ku tarik tuas handle pintu dan memilih keluar berlalu mencari taksi yang kebetulan ada.

Apa

Saat dalam taksi masih dengan hanya keinginan teriakan, tangisan tak bisa aku lakukan. Hanya diam memikirkan bagaimana mengatak ke Pak Dhe sosok kakak kandung orang tuaku yang telah tiada. Dengannyalah aku bisa sekolah hingga sekarang.

“Mbak, sudah sampai” supir taksi.

“I... Iya Pak, berapa?” Aku menjawab dengan sedikit terbata memberikan nominal yang diminta dan berlalu masuk kehalaman dimana aku dititipkan semenjak orang tuaku tiada. Salamku saat masuk kedalam rumah itu “Wa’alaikumsalam, alhamdulillah Nduk” Pak Dhe “kemana saja, telp Pakde telp tidak aktif” sarat kekawatiran sosok Pakde yang kini sudah sama seperti sosok Bapakku.

“Habis, Pak, semalam tidur dirumah temanku”, maaf belum sempat ngabari Bapak jelasku. “ya sudah, segeralah mandi dan sarapan” perintah Pakde, hanya anggukan dan memilih masuk kekamarku.

Hari berlalu kian cepat deretan bulan berganti sampai membawaku dalam sebuah ruang terbuka setelah acara perpisahan SMA itu. Kini aku tlah menjadi sosok yang cenderung diam menutup diri tak lagi tertarik dengan Medsos apalagi lelaki.

Di aula yang sangat luas menjadi penentu sebuah kisah baru dalam hidupku kisah pekerja dengan kategori terendah dalam sebuah perusahaan besar yang telah punya nama. Giliran kupun datang juga sebuah panggilan nomor urutku. Masuk dan melakukan interview.

_______________________”_____________________

Hasil seleksi segera diumumkan hari itu juga, dengan spesifikasi yang ditentukan awal. Hampir seharian melewati berbagai seleksi tinggal menunggu pengumuman resmi dari perusahaan itu.

Sesaat pengumuman dipampang serta terdengar pemberitahuan “Bagi yang telah lulus seleksi karyawan pada hari ini disilahkan ke bagian SDM di ujung koridor sebelah kiri” Masih asik dan penuh teka – teki harcam membaca dari bawah urutan peserta ujian hampir ke lembar utama belum juga ku dapatkakan namaku terpampang, mulai kehilangan harapan akan menjadi seorang karyawan perusahaan ternama. Tapi, dilembar utama telah tertuliskan namaku meski bukan urutan utama paling tidak masuk lima besar seketika senyumku mengembang dan mengikuti instruksi tadi.

Kini kabar baik kubawa untuk Bapak sosok penuh cinta dan kasih sayang yang mulai menua.

"Assalamu’alaikum, Pak alhamdulillah lulus” kataku, seketika merubah wajah sendu itu menjadi bahagia “beneran Nduk ?, Alhamdulillah” Bapak mengucapkan dengan tulus.

Hari berganti hari dan menjadikan minggu serta bulan bulan berganti menjadi tahun, menjadi seorang karyawan dengan loyalitas dengan batas membawaku diposisi yang lumayan diperhitungkan meski hanya tamatan SMA dengan ketrampilan juga kesempatan yang Tuhan berikan memberikan bahagia Bapak yang kini sudah dirumahkan karena usianya dipandang tak lagi produktif. Do’a yang selalu Ia panjatkan menuntunku keposisi sekarang.

Meski tawaku tak lagi riang setalah malam yang tak aku tahu, masih terus bahkan sering muncul tatapan lelaki yang waktu itu seakan menyiratkan sesuatu padaku, semakin membuatku jauh dari kata love bahkan lelaki.

Kini menjadi sebuah dilema disaat intensitas pekerjaan membawaku dalam keadaan yang dulu aku hindari, kini apa bisa ?

“Bu, Eh mbak nanti makan siang dengan klien diresto XXX” ucap sekretarisku

“Baik Vin” jawabku “Permisi Mbak” Vina yang telah sering menemaniku meting/rapat selama ini.

Saat yang terjadwalkanpun tiba, kami sudah dilokasi miting dengan salah satu rekan kerja perusahaan yang sudah menjadi rekan kerja di beberapa proyek yang perusahaanku geluti. Seperti biasa tidak ada basa basi berlebih, mencapai kata sepakat atas sebuah tender menjadi akhir persamuan siang ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!