Entah apa yang merasuki diriku sehingga aku memilih jurusan ilmu astronomi, ilmu astronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit.
Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan ilmu astronomi tetapi hati kecilku berkata lain, belajarlah ilmu perbintangan maka hidupmu akan indah.
"Bisikan itu kembali terngiang di telingaku, aku seperti pernah mendengar suara itu tetapi aku tidak tahu pasti dimana dan kapan suara itu aku dengar ?"Aku berbisik dalam hati.
Sebenarnya aku tidak percaya dengan apa yang terjadi padaku akhir akhir ini, ketika aku bersama teman temanku mengikuti camping di hutan rimba di pulau itu, aku tak tahu aku bermimpi sesuatu yang sangat aneh, tetapi dalam keanehan itu terselip keindahan yang disodorkan padaku.
Orang yang menemui aku dalam mimpi itu mengatakan bahwa aku akan bertemu suatu keajaiban dunia yang paling spektakuler, yang tidak pernah didapatkan oleh orang lain selain aku, kecuali aku mengijinkannya.
Suara dalam mimpi itu mengatakan bahwa tubuhku penuh dengan kekuatan super walaupun aku seorang gadis, kekuatan alami yang aku bawa sejak lahir sangatlah besar.
Aku disuruh untuk berlatih ilmu bela diri, ilmu pedang dan aku dilatih oleh seseorang yang tidak mau menyebutkan namanya.
Usia orang itu aku perkirakan sekitar Tujuh puluh tahun.
Ketika aku bersama teman temanku mengikuti camping di hutan rimba di pulau B, aku seperti melihat keajaiban dunia yang di maksud dalam mimpi itu, mimpi itu bagaikan sesuatu yang nyata, dalam mimpi itu semua pohon dan rumput liar bisa berbicara dengan riang gembira, mereka menyapaku dan mereka terlihat sangat bahagia.
Semua tumbuhan liar dan pepohonan itu tersenyum bahagia ke arahku, mereka memberi aku nama "Maharani" mereka mengibaratkan aku seperti seorang peri bidadari yang cantik dan anggun.
"Semua binatang yang aku temui di hutan itu pun sangat akrab denganku, binatang berkaki empat dan berwajah seperti manusia.
Penglihatan seperti apa ini, aku sampai heran dengan penglihatan ku ini, kenapa harus aku? bukankah banyak orang di dunia ini yang lebih baik dariku?kenapa aku jadi pilihan mereka," gumam ku dalam hati.
Malam itu di kaki gunung tempat aku dan ke tujuh sahabatku camping, sekitar pukul 01.00 dini hari ketika semua sahabatku sudah terlelap aku terjaga dari tidurku, segera ku nyalakan lampu teplok untuk menerangi tenda kecilku.
Mataku nanar melihat sekeliling ruangan tenda kecil itu tak ada orang yang masih terjaga semua sudah terlelap.
Aku berusaha untuk keluar dari tenda tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Aku seperti mendengar seseorang memanggilku "Maharani.... Maharani ayo keluar dari tenda itu nak."Ucap suara itu.
Aku seperti terhipnotis oleh suara itu sehingga tanpa aku sadari aku pun keluar dari tenda menuju suara yang semakin jelas terdengar, suara itu seperti suara hembusan angin yang lembut menyapu embun pagi hari yang mulai tampak kilaunya di timpa cahaya rembulan malam.
"Maharani ayolah nak, malam ini kita latihan ketenangan batin,fokus pada tujuan utama ingat harus fokus usahakan agar kamu benar benar fokus pada Kilauan batu permata yang saya pegang ini."Ucap lelaki tua itu dengan wajah penuh cahaya yang berkilau.
Lidahku keluh dan tidak bisa berkata apa apa hanya bisa diam dan mengikuti setiap gerakan orang tua itu.
Kala itu usiaku baru menginjak Delapan belas tahun aku sudah cukup paham dengan baik buruknya dunia luar, dunia petualangan adalah kesukaanku.
Ketujuh sahabatku adalah orang orang terdekatku sejak TK sampai lulus SMA kita selalu bersama sama.
"Nak apapun yang kamu pelajari malam ini jangan sampai kamu bocorkan kepada siapapun karena ini hanya untukmu saja, aku persiapkan kamu untuk menjadi seorang wanita yang gagah perkasa baik di dunia jaman ini maupun jaman dulu dan jaman nanti alias masa depan."Ucap suara Pak Tua itu lagi yang sudah aku anggap sebagai guruku.
"Pak apakah aku boleh memanggilmu dengan sebutan Guru ?"Ucapku tiba tiba.
"Boleh nak,nah sekarang ayo ikut aku akan aku tunjukkan makhluk hidup yang akan menemanimu dimana pun kamu berada dan apabila kamu membutuhkan bantuan " ucap Guru sambil berjalan ke arah kaki gunung yang banyak ditumbuhi rumput liar dan pohon pohon besar entah berapa usia mereka aku sungguh tidak tahu.
"Apakah aku boleh bertanya sesuatu Guru?" ucapku perlahan.
"Boleh silahkan mau tanya apa?"Ucap Pria tua berjanggut putih panjang itu sambil tersenyum.
"Apakah semua ini percaya adanya Tuhan Sang Pencipta langit dan bumi?"Pertanyaan ku mengalir begitu saja tanpa beban.
"Apa yang kamu lihat malam ini adalah bagian dari ciptaan Tuhan, kita semua sama di mata Tuhan, tetapi kami hidup di masa lampau sedangkan kamu hidup di masa depan."Ucap suara Pak Tua lagi.
"Tetapi kenapa Guru memilihku menjadi murid sedangkan di dunia ini banyak sekali orang orang yang pantas untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan seperti yang aku jalani sekarang?"Aku bertanya lagi padanya tanpa henti.
"Kamu unik nak, saat kamu kecil kamu tidak tega membunuh makhluk kecil yang kamu temui,seperti semut ketika dia menggigit kakimu bukannya kamu membunuhnya malah kamu kasih remah remah roti untuk mereka makan."Ucap Pak Tua alias guruku.
"Suatu saat kamu akan tahu artinya apa ketika kamu besar nanti sekarang fokuslah pada tujuan utama yaitu ketenangan batin,"Ucap Guruku sambil membawaku mendekat dengan pohon pohon besar itu.
"Tutup matamu aku akan menunjukkan sesuatu padamu."Ucap Pak tua itu memerintah ku menutup mataku.
Aku pun menutup mataku dengan kedua telapak tangan ku.
Satu menit kemudian aku mendengar perintahnya untuk membuka mata.
"Bukalah matamu dan pandanglah makhluk makhluk di sekitar kamu,"ucap Pak tua lagi.
Aku pun membuka mataku dan kulihat sekelilingku,wah sungguh indah pohon pohon bisa berbicara,rumput liar bisa bernyanyi dan mereka semua sangat menakjubkan.
"Guru apa arti semua ini berkaitan dengan mimpiku saat aku masih di bangku SMA?" Tanyaku pada Pak tua itu.
"Iya apa yang kamu impikan menjadi nyata malam ini."Ucap Pak tua sambil tersenyum bahagia.
"Mari duduk sebentar sambil makan buah buahan yang mereka kasih sebagai hadiah kedatangan kamu."Ucap Pak tua sambil mempersilahkan aku duduk di atas batu cadas yang sangat kokoh itu.
"Kamu tak perlu takut nak,kita ini berteman,"ucap pohon ek sambil tersenyum simpul.
"Malam ini aku akan memberikan sebuah kalung dan rantai kaki untukmu untuk melindungi dirimu dari bahaya apapun,"ucap Pak tua sambil membuka telapak tangannya dan keluarlah sebuah kalung berhiaskan ukiran kayu kayu antik bertuliskan ukiran " M " alias Maharani.
"Ingatlah Nak ketika kamu dalam keadaan terjepit sekalipun kamu bisa gunakan kalung itu hanya dengan menyebutkan nama sebuah tempat maka kamu akan tiba disana.
"Guru apakah ini bagian dari teleportasi seperti yang aku baca di televisi?"Tanyaku polos.
"Iya ini bagian dari teleportasi,"ucap Guru lagi.
"Terima kasih Guruku."Ucap Maharani.
** Hai readers Maaf jika ada kata kata yang salah **
"Guru bolehkah kita mencoba kalung pemberianmu ini?"Aku bertanya lagi pada Pak tua itu.
"Boleh ayo pegang tanganku agar kita benar benar pergi ke tujuan yang sama."Ucap Pak tua sambil memegang tanganku.
Aku pun membayangkan tendaku dan alhasil kami pun tiba tepat di depan tenda tempat camping kami dan saat itu masih terlalu pagi alias baru jam 03.00 subuh.
Aku pun kembali memegang tangan Pak tua dan kubayangkan kembali ke tempat di kaki gunung tadi dan hanya butuh satu detik kami pun sampai tepat di kaki gunung dimana tadi kami berkumpul dan pohon pohon serta rumput liar dan binatang liar yang tadi semuanya masih ada.
"Apakah kamu sudah percaya dengan kalung pemberianku ini,"ucap Pak tua sambil tersenyum.
"Aku percaya kalau semua yang ku alami ini adalah campur tangan Tuhan,"ucapku lagi sambil menengadah ke atas langit.
"Jalan pikiranmu sungguh cerdas nak " ucap Pak tua itu lagi.
"Baiklah pertemuan kita cukup sampai disini dulu mari ku antar kembali ke tenda camping mu nak,"ucap Pak tua lagi dan kemudian aku pun pamit pada teman temanku yang semuanya tersenyum melihat aku.
"Sampai jumpa teman temanku,"ucapku sambil memegang tangan Pak tua dan kami pun melesat dengan cepat ke arah tenda camping.
"Selamat tidur dan semoga besok pagi kamu bangun dengan penuh sukacita,"ucap Pak tua dan langsung menghilang dari hadapanku.
Aku pun masuk ke dalam tenda dan kembali tidur dengan sangat nyaman dan sangat terlelap.
**
Keesokan harinya aku terbangun dengan suasana hati yang sangat bagus.
Ku lihat ke kiri dan ke kanan teman temanku sudah pada bangun.
"Rani ayo kita ke sungai untuk mandi,"ajak Carla yang saat itu sudah kebelet pengen mandi di sungai.
Sungai di kaki gunung sangatlah indah, segar dan membuat tubuh rileks.
Ku langkahkan kakiku bersama ke lima sahabatku karena sahabatku yang lain tengah memasak untuk sarapan pagi kami.
Sahabatku ada tujuh orang di tambah aku jadinya delapan orang,kami semua perempuan dan kami sudah bersama sama sejak dulu ada masalah apapun kami akan selesaikan bersama sama.
Carla berjalan sambil menarik tanganku dan berkata "Ayo Ran kamu tahu kan kalau aku paling suka dengan air sungai yang sangat bening, jernih dan sangat dingin apalagi letak sungainya tepat di kaki gunung."Ujar Carla sambil tersengal-sengal karena berlari dengan cepatnya.
Kami ber Enam pun pergi ke arah kaki gunung,kata penduduk yang kami temui dalam perjalanan,di kaki gunung itu ada sebuah sungai yang sangat indah, airnya bening dan jernih.
"Wow aku sudah tidak sabar lagi untuk melompat masuk ke dalam air sungai yang sangat indah itu,"ucapku sambil tersenyum.
Aku,Carla,Irna,Genoveva,Erlyen,Rasty, berjalan bersama ke arah kaki gunung.
"Teman temanku sayang apakah kalian percaya bahwa di hutan sekitar sini sering terjadi kejadian aneh?"Ucapku menakut nakuti ke 5 sahabatku.
"Ah jangan bercanda Ran aku takut, kalau itu benar benar terjadi,"ucap Carla mulai mendekatkan dirinya padaku.
"Kata orang apabila kita berpegangan tangan dan menutup mata, maka kita akan cepat sampai di tempat tujuan kita,"ucap Rani sengaja ingin mencoba kalung yang kasat mata yang di berikan Pak tua malam tadi.
Akhirnya mereka sepakat untuk saling memegang tangan seperti yang di katakan Rani.
"Jangan lupa tutup mata ya?"Ucap Rani sambil memegang tangan Carla,kebetulan posisi Carla tepat berada disampingnya kemudian Irna, Genoveva, Erlyen,Rasty.
"1... 2... 3 hitungan ke 3 langsung tutup mata ya?"Ucap Rani sambil mulai menghitung.
"1, 2, 3...!"Teriak Rani dengan suara cukup lantang,dan mereka berenam pun langsung menutup mata.
Ketika mereka membuka mata benar seperti yang di katakan Rani mereka sudah berada tepat di atas sebuah batu cadas yang sangat kokoh di pinggir sungai itu,Rani pun tersenyum penuh ceria.
"Ternyata ini benar benar terjadi,"ucap Rani sambil berteriak.
Mereka berenam kemudian tersenyum dan saling berpelukan.
"Ini akan menjadi rahasia kita dan ku harap teman teman jangan sampai membocorkan rahasia kita ini ya?"Ucap Rani sambil tersenyum simpul.
"Tenang saja,kita kan sahabat bahkan sudah seperti saudara sendiri dan ingat mulai saat ini kita harus melakukan misi kita yaitu membela kebenaran,"sambung Carla seakan tahu jalan pikirannya Rani.
"Siap Cantik,"ucap mereka bersama-sama.
"Ayo kita mandi..!!"Ajak Rani pada ke lima sahabatnya itu.
Dan mereka pun mulai melompat ke dalam sungai itu,mereka benar benar menikmati indah dan segarnya sungai itu.
Airnya sangat jernih, pasir pasir di dasar sungai pun sangatlah indah dan putih.
Batu batu kerikil warna warni menghiasi tepian sungai dan dasar sungai yang dalamnya hanya satu meter itu.
Betapa gembiranya anak anak gadis itu, mereka mandi sambil bersenda gurau, saling siram menyiram satu sama lain sampai benar benar di rasa cukup, mereka pun menyudahi aktivitas mandi mereka.
"Ingat ya kita ber enam harus membawa enam ember air agar Ditta dan Neta bisa mandi serta cuci piring,"ucap Erlyen mengingatkan teman temannya itu.
Mereka pun menimba air dari sungai itu kemudian membawanya ke tepi sungai dan masing masing orang membawa pakaian basahnya dengan menggunakan kresek yang sudah mereka siapkan tadi sebelum berangkat ke sungai.
"Ayo berpegangan tangan dan ingat tutup mata agar kita bisa segera tiba di tenda kita,"ucap Rani memimpin.
"Kenapa harus tutup mata Rani," tukas Genoveva yang dari tadi hanya diam dan mengikuti saja apa kata teman temannya.
"Saya juga kurang tahu tetapi kata orang orang itu harus tutup mata kalau tidak tutup mata berarti kita tidak bisa berpindah dengan cepat " ucap Rani lagi.
"Baiklah ayo berpegangan tangan dan tutup mata,"ucap Rani lagi.
Mereka pun kembali melakukan hal yang sama seperti awal mereka ke sungai itu.
Dan apa yang terjadi ternyata mereka langsung tiba dengan cepat di depan tenda tempat mereka camping.
"Dahsyat ya Ran,aku benar benar pangling dengan kekuatan kita," ucap Irna setelah membuka matanya.
"Bayangkan cuma 5 detik kita sampai ke tenda camping kita,"sambung Carla sambil tersenyum dan membawa ember berisi air itu kepada Ditta dan Neta.
"Ini adalah suatu keajaiban alam yang baru pertama kali aku alami,"gumam Erlyen sambil mengangkat air di ember dan membawanya ke tempat mandi mereka yang berada tepat di bawah pohon ek tua itu.
"Ditta..... Neta.... ayo mandi air untuk mandi sudah siap " ucap Rani.
** Hallo readers segini dulu ya ceritanya **
"Terima kasih teman temanku sayang, kami sudah selesai masak dan sekarang kita akan makan bersama tetapi setelah kami berdua mandi ya,"ucap Ditta sambil mengambil handuk dan pergi ke arah tempat mandi yang sudah di sediakan di hutan itu, karena sudah sering dikunjungi oleh para wisatawan.
"Net,ayo mandi biar badan kita segar dan sehat "ajak Ditta pada Neta.
"Siap...!!"Ucap Neta sambil tersenyum dan berlalu ke dalam tenda untuk mengambil handuknya dan sabun.
Sungguh suatu kebahagiaan bagi kami karena mendapat sebuah keajaiban dunia yang sangat langka.
"Kejadian ini sungguh membuatku untuk selalu merasa bersyukur atas anugerah berlimpah yang Tuhan berikan,"gumam Rani dalam hati.
Setelah mandi mereka ber delapan pun mulai duduk di bangku panjang dan di tengah tengahnya ada sebuah meja besar yang biasa di pakai untuk makan bersama.
Mereka adalah anak anak pecinta alam, mereka selalu bersama sama melakukan aksi yang ber tema pentingnya lingkungan hidup yang asri bagi makhluk ciptaan Tuhan di bumi ini.
Mereka baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas, mereka ber delapan sudah menjalin hubungan pertemanan sejak di bangku Taman Kanak-kanak hingga mereka SMA dan lulus.
Sekarang mereka ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi tetapi mereka masih ingin liburan selama satu tahun dulu agar saat kuliah nanti otak bisa lebih fresh.
"Besok kita sudah harus pulang ya karena aku ada urusan penting untuk mengurus ijazahku yang belum sempat aku ambil,"ucap Erlyen sambil menyendok nasi ke dalam piring nya.
"Baiklah kali ini liburan kita gak sampai tiga hari ya nanti setelah semua urusan kita selesai baru kita balik lagi kesini untuk melepas lelah dan penat kita,"ujar Ditta sambil mengunyah makanan yang ada dalam mulutnya.
"Bagaimana kalau habis dari sini kita jalan jalan ke puncak gunung, dan saya yakin di puncak gunung kita akan mendapatkan view yang bagus dan menarik,"ucap Neta yang dari tadi hanya menjadi pendengar setia.
"Kalau aku mau nya kita keliling kota dulu sambil lihat lihat keadaan,"ucap Rasty sambil tersenyum.
"Ayo makan dulu, nanti selesai makan baru kita lanjutkan cerita kita,"ajak Rani kemudian.
"Siap Cantik!!"Jawab mereka serempak.
Mereka pun mulai sarapan pagi, masing masing makan tanpa bersuara.
**
Setelah makan masing masing menuju ke tempat cuci piring untuk mencuci dan membersihkan piring bekas makan tadi.
Mereka benar benar rajin dan disiplin serta mereka seperti abdi negara yang tetap mempertahankan jiwa persahabatan.
Apabila di antara mereka ada yang mendapat masalah,semuanya turut simpati dan empati sehingga yang mendapat masalah seakan akan tidak mendapat masalah dan selalu bergerak bangkit dari keterpurukan.
Mereka selalu bahu membahu dan gotong royong dalam mengerjakan pekerjaan baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Orang orang di lingkungan tempat mereka tinggal sangat mengenal mereka karena kebaikan hati mereka yang selalu menolong siapa pun, sehingga mereka di beri nama " Delapan Gadis Cantik "
**
Setelah semuanya beres mereka mulai melakukan kegiatan mereka yaitu mencari bibit bunga anggrek bulan untuk dibawa ke rumah dan mempercantik rumah mereka masing masing.
"Mohon kerjasamanya teman temanku kami hanya mengambil sedikit untuk mempercantik rumah tempat tinggal kami,"ucap Rani perlahan seperti hembusan angin.
Perlahan lahan Rani mulai belajar menyapa setiap tanaman yang ditemuinya, serta hewan hewan liar yang di temui nya sehingga mereka begitu sangat patuh pada Rani dan Rani pun demikian sangat sayang dengan binatang binatang liar itu serta tumbuhan-tumbuhan itu.
"Na... Irna kamu mau cari bunga anggrek atau bunga edelweis terserah kamu yang penting jangan sampai menyakiti tanaman ya kasihan mereka juga bernafas seperti kita dan mungkin mereka juga bisa merasakan apabila mereka di usik,"ucap Rani sambil tersenyum pada teman temannya.
"Tenang saja Rani kita semua tahu bagaimana caranya memperlakukan tanaman," ucap Genoveva sambil duduk di atas rumput hijau yang indah itu.
Mereka ber delapan pun mulai memetik dan mengambil bibit bibit bunga yang tumbuh cantik di sekitar kaki gunung yang luas dan indah itu.
"Disini kok banyak sekali tumbuh bunga warna warni yang cantik,aku suka sekali dengan keadaan alam semesta yang indah ini, Terima kasih Ya Tuhan atas Anugerah ciptaan Mu yang sungguh tiada dua indahnya,"gumam Rani dalam hati.
Ketika mereka sampai di bawah pohon pohon besar yang rindang ternyata ada pohon apel, pohon jeruk, pohon kelengkeng, pohon ek, pohon markisa,dan semua jenis pohon pohon yang menghasilkan buah buahan tumbuh subur di sana dan sangat memanjakan mata.
"Rani apa kita boleh memetik buah buah itu ? " tanya Rasty sambil mempercepat langkanya karena ingin sekali memetik beberapa buah untuk dimakan.
"Sabar Rasty jangan buru buru kita lihat dulu apa bisa kita petik atau tidak,"ucap Erlyen seakan tahu maksud hati Rani.
"Teman temanku apa kami boleh memetik sedikit buah untuk kami makan dan kami bawa pulang ke tenda?"Bisik Rani seperti hembusan angin lewat sehingga tak ada seorangpun dari mereka yang mengetahuinya kecuali pohon pohon itu.
"Boleh sayang silahkan petik tapi jangan serakah ya,"ucap suara itu lembut.
"Teman temanku sayang kita boleh memetik buah buah itu tetapi hanya cukup untuk dimakan disini dan dibawa ke tenda camping, dan tolong jangan sampai menyakiti pohon pohonnya ya,"ucap Rani memandu teman temannya.
Mereka pun memetik seperlunya saja dan membawa ke tenda camping mereka.
"Ayo teman temanku kita pulang dulu ya karena hari sudah semakin sore,"ucap Rani pada teman temannya yang langsung disambut dengan gembira tetapi mereka masih ingin bermain main di bawah pohon rindang di bawah kaki gunung itu.
Pohon pohon seakan tahu maksud hati teman teman Rani, mereka pun senang apabila anak anak gadis itu main main dibawah naungannya.
"Nak, kalian mainlah dulu nanti baru pulang karena besok pagi kalian harus balik kembali ke Kota S" hembusan suara yang hanya bisa Rani dengar menyusuri sela sela pohon dan akhirnya sampai ke telinga Rani.
"Baiklah teman temanku sayang ayo kita main main dulu sampai hari hampir gelap baru kita pulang ke tenda kita " ucap Rani lagi sambil tersenyum penuh bahagia.
Mereka pun mulai merangkai bunga edelweis dan bunga warna warni lainnya menjadi seperti mahkota dan masing masing orang memakai di kepalanya dan mereka semua terlihat sangat anggun dan cantik.
Kemudian Rani memasang tripod kamera untuk mengambil gambar terbaik dari pose mereka.
Semua terlihat sangat cantik.
** Guys makasih ya sudah membaca cerita halusinasinya author mohon like, komentar dan vote nya ya terimakasih 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!