Jam alarm dengan bentuk hello kitty berdering.
Kring ... Kring ....
"Huah," Aqila menguap dan mematikan alarm nya.
"Duh, udah pagi aja." tambahnya.
Dia bangun sambil mengucek- ucek matanya.
Aqila kemudian pergi keluar.
"Ayah, bunda ..." sapa Aqila dengan manja.
"Anak bunda udah bangun," kata bunda maryam.
Aqila langsung duduk disamping bundanya dan memeluk bundanya.
Aisyah Aqila gadis semata wayang dari ayah Hendra dan Bunda Maryam. Ia gadis yang cantik, baik dan sangat manja. Berasal dari keluarga sederhana.
Meskipun berasal dari keluarga yang sederhana, ia tidak pernah malu dengan keadaannya.
Waktu sma dulu, Aqila adalah bintang sekolah. Banyak cowok-cowok yang mengejarnya.
Tapi dia tidak menghiraukan.
Bunda Maryam adalah bunda dari Aqila.
Ia sangat penyabar dalam mendidik Aqila.
Sedangkan Ayah Hendra adalah ayah dari Aqila.
Ia sangat menyayangi Aqila. Apapun akan dilakukan asal membuat Aqila bahagia.
.
.
"Sayang, kamu mandi gih," perintah Bunda Maryam.
"Aqila males bunda," jawab Aqila merengek.
"Sayang ... kamu mandi ya, terus kita makan bareng. Bunda udah masak kesukaan kamu," bujuk Bunda Maryam.
"Iya sayang, kamu mandi gih." sahut Ayah Hendra.
Aqila cemberut.
"Aqila males mandi bunda, ayah ..." ucap Aqila.
"Sayang, anak gadis nggak boleh males-malesan mandi," ucap Bunda Maryam dengan lembut.
"Iya, iya. Aqila mandi." jawab Aqila.
"Gitu dong sayang," jawab Bunda Maryam dan mencium pucuk rambut Aqila.
"Aqila mandi dulu ya ayah, bunda." pamit Aqila.
"Iya sayang." jawab Bunda Maryam dan Ayah Hendra barengan.
Lalu Aqila pergi ke kamar mandi.
20 menit Aqila baru selesai mandi.
Dia memakai kaos dan celana pendek dengan rambut diurai dan tidak lupa pula cepet kesayangannya.
Setelah puas mengaca, Aqila keluar dari kamar dan menghampiri ayah dan bundanya diruang tamu.
"Bunda, ayah... Aqila udah selesai mandi," ucap Aqila.
"Anak ayah, makin cantik aja," goda Ayah Hendra.
"Hehehhe, Aqila cantiknya dari dulu ayah..." jawab Aqila cemberut.
"Iya iya, anak ayah nomer 1 deh cantiknya," bujuk Ayah Hendra.
"Heheheh, makasih ayah." ucap Aqila lalu memeluk ayahnya.
"Udah, udah. Mending kita sekrang makan aja, kasian ayah dari tadi udah nahan laper," goda Bunda Maryam.
"Ayah dari tadi nahan laper gara-gara Aqila ya?" tanya Aqila.
"Enggak sayang, bunda bohong tu, ayah nya Aqila kan strong," jawab Ayah Hendra ngeles.
Mereka bertiga pun tertawa.
Lalu berjalan menuju meja makan.
Suasana dirumah Aqila sangat harmonis. Meskipun sederhana.
"Bunda, Aqila mau ayam nya," pinta Aqila.
Bunda Maryam pun mengambilkan ayam sayap untuk Aqila.
"Makasih bunda," jawab Aqila.
"Ayah juga bun," ayah pun ikut-ikutan.
Bunda Maryam pun mengambilkan ayam untuk ayah.
"Makasih bunda cantik," goda ayah.
"Cie," kata Aqila disela-sela makannya.
"Udah, udah. Makan gih," ucap Bunda Maryam.
Lalu mereka bertiga makan.
Selesai makan, seperti biasa. Aqila selalu membantu bundanya.
"Bunda, Aqila bantu ya..." Aqila menawarkan bantuan.
"Iya sayang, makasih ya," kata Bunda Maryam.
Lalu Aqila dan bunda Maryam mencuci piring berdua.
Selesai mencuci piring, Aqila dan bundanya ke depan menyusul Ayah Hendra.
Ayah Hendra lagi diteras membaca koran sambil melihat pemandangan diluar.
"Ayah..." kata Aqila mengagetkan ayahnya.
"Aqila, kamu kebiasaan." ucap Ayah Hendra.
"Hehehhe, ayah sih serius banget bacanya." Aqila ngeles.
"Sayang, kamu tu ganggu ayah terus," sahut bundanya.
"Hehehhe," Aqila cengengesan.
Lalu mereka bertiga duduk santai.
Ayah Hendra membaca koran, bunda Maryam lihat-lihat pemandangan sedangkan Aqila sibuk main handphone membuka-buka instragram.
Karena Aqila juga salah satu selebgram disma nya dulu.
Ting ...
Bunyi handphone Aqila, pertanda ada pesan masuk.
"Siapa sih yang dm?" tanya nya sendiri.
Lalu dia membukanya.
"Rehan?"
"Rehan cowok ganteng itu?" tanya nya lagi.
"Sumpah demi apa? Aku di dm Rehan," tambahnya dengan girang.
"Yah, lihat. Anak ayah lagi kasmaran." goda bundanya.
"Iya bun," jawab Ayah Hendra sambil melihat Aqila yang senyum senyum sendiri.
"Hy," isi dm dari Rehan.
"Duh, gue jadi deg-degan gini mau bales." gumannya sendiri.
"Iya." balasan Aqila.
Rehan mengetik
"Duh, Rehan ngetik apa lagi ya? Kok aku jadi malah deg-degan gini sih," gumannya sendiri.
Rehan Saputra adalah idola sekolah yang sering dijodoh -jodohkan dengan Aqila.
Karena mereka berdua pasangan yang cocok.
Memiliki wajah tampan, dengan postur badan yang tinggi, pemain basket dan diidolani cewek-cewek.
Dulu Aqila sama sekali tidak tertarik dengan nya. Tapi entah kenapa sekarang Aqila jadi tegila-gila kepada Rehan.
Ting ...
Bunyi notif handphone Aqila.
Aqila langsung membukanya.
"Lagi apa?" isi dm dari Rehan.
"Nyantai nih, sama ayah sama bunda." jawab Aqila dari dm.
"Duh, mimpi apa gue semalem bisa di dm sama Rehan." gumannya sendiri.
"Nggak, nggak. Aqila kamu harus cuek, siapa tahu Rehan cuma iseng-iseng aja dm kamu," ucapnya.
"Sayang, kamu kenapa sih," tanya Bunda Maryam yang kepo.
"Hehhe, bunda kepo deh," jawab Aqila.
"Hayo, anak ayah lagi jatuh cinta ya?" tanya Ayah Hendra yang juga kepo.
"Ih, ayah juga kepo deh," jawab Aqila lagi.
"Aqila mau ke kamar dulu ya...ayah, bunda," pamit Aqila.
"Iya sayang," ucap bunda.
Lalu Aqila masuk kekamar.
Dia langsung merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya dengan seprai bergambar hello kitty.
Aqila dari dulu sangat suka dengan hello kitty.
Ting ...
Notif dari handphone Aqila lagi.
"Oh, salam ya buat ayah sama bunda," isi dm dari Rehan.
"Hah, dia juga ikutan manggil ayah bunda." ucap Aqila.
"Ah, mending aku balas aja,"
"Iya, hehehe." jawab dm Aqila.
Langsung dibaca sama Rehan.
Mengetik.
"Langsung dibaca. Eh, dia mengetik lagi." ucap Aqila heboh sendiri.
"Jangan senyum, nanti aku nggak bisa tidur." balasan dm dari Rehan.
"Ih, ni cowok modus," ucap Aqila.
"Em, gue bales apa ya?" tanya nya sendiri.
Lalu Aqila mengetik.
"Hahaha, kenapa nggak bisa tidur?" tanya Aqila dari dm yang sok polos.
Mengetik
"Karena senyum kamu terlalu manis," jawab Rehan dari dm.
"Baru tau ya kalo aku manis," ucap Aqila sombong.
"Hahaha, bisa aja kamu," jawab Aqila dari dm.
Mereka terus berlanjut sampai sore.
Sampai-sampai Aqila ketiduran.
Tok...Tok....
"Aqila sayang, bangun. Ada dinda nih," teriak Bunda Maryam.
Masih belom ada jawaban dari Aqila.
"Kebiasan ya bun, kalo tidur kayak kebo." celetuk Dinda.
Dinda Clarasati adalah sahabat Aqila dari smp.
Mereka selalu berdua. Dinda memiliki sifat yang hampir sama seperti Aqila. Tapi dia tidak manja.
"Iya Din," jawab Bunda Maryam.
"Aqila sayang, bangun nak." teriak Bunda Maryam lagi.
Sama aja masih belom ada sahutan dari Aqila.
"Biar Dinda aja bun,"
"Aqila bangun!" teriak Dinda.
Dan benar, teriakan Dinda bisa membuat Aqila bangun.
"Huah, siapa sih?" tanya Aqila sendiri.
"Aisyah Aqila bangun!" teriak Dinda lagi.
Dengan terpaksa Aqila bangun dan membuka pintu kamarnya.
Ceklek
Aqila membuka pintu kamarnya.
"Ya ampun Aqila..." cerocos Dinda.
Aqila tidak menjawab dan langsung menarik Dinda masuk ke kamarnya.
"Makasih bunda," ucap Aqila dan langsung menutup pintunya.
Dinda duduk ditempat tidur Aqila. Disusul dengan Aqila.
"Lo kalo mau kesini hubungin gue dulu napa," ucap Aqila.
"Makanya, lo jangan tidur mulu. Sampek-sampek nggak denger gue whattsap." jawab Dinda.
"Lo udah whatsapp gue?" tanya Aqila.
"Menurut lo..." jawab Dinda.
Lalu Aqila mengecek handphonenya.
Tenyata benar, Dinda sudah menelfon Aqila dua puluh kali.
"Banyak banget lo nelfon gue," ucap Aqila yang kaget.
Lalu Aqila senyum senyum sendiri.
Dinda yang melihat nya jadi bingung. Lalu memegang dahi Aqila.
"Nggak panas, juga nggak demam." gumannya sendiri.
"Eh, gue ggak sakit Dinda," sahut Aqila yang mengerti maksud Dinda.
"Terus? Lo ngapain senyum-senyum sendiri," tanya Dinda.
"Kepo ya lo?" goda Aqila.
"Tau ah," ucap Dinda yang kesal dengan Aqila.
"Oke oke, gue cerita sama lo Dinda sahabat gue yang cantik. Eh, tapi masih cantikan gue sih,"
"Buruan." kata Dinda yang tidak sabar ingin mendengar curhatan Aqila.
"Iya, iya. Bawel banget sih lo," jawab Aqila yang ikutan kesel.
"Jadi gini, lo tau Rehan Saputra kan?" tanya Aqila.
"Iya tau," jawab Dinda dengan cepat.
"Dia dm gue." jawab Aqila.
"Lo serius?" tanya Dinda yang tidak percaya.
Aqila mengangguk-anggukan kepalanya.
"Rehan Saputra cowok terganteng, terkeren dan idola satu sekolah kita dulu kan?" tanya Dinda memastikan.
"Iyups, bener banget." jawab Aqila.
"Wait wait, bukannya lo nggak suka ya sama dia."
"Hehhehe, iya sih. Gue dulu emang nggak suka sama dia, tapi sekarang beda," jawab Aqila.
"Beda gimana maksud lo?" tanya Dinda yang tidak mengerti.
"Gue kayak nya gue suka deh sama dia," jawab Aqila.
"Oh my god." kata Dinda.
"Hehheh," Aqila cengengesan.
"Idola sekolah sama bintang sekolah." ucap Dinda.
"Pas banget." tambahnya.
"Eh, tapi lo jangan bilang siapa-siapa."
"Iya, gue akan jaga rahasia ini. Eh, tapi kalo lo jadian sama Rehan, lo harus traktir gue." kata Dinda.
"Iya, gampang," jawab Aqila.
Ting...
Bunyi notif handphone Aqila.
Dia langsung membukanya.
"Rehan." ucapnya.
"Dm apa?" tanya Dinda yang kepo.
"Sabar dulu napa," jawab Aqila.
Lalu Aqila membuka dm nya Rehan.
"P,"
"Aqila,"
"Kamu tidur ya..." isi dm dari Rehan.
"Dia nyepam gue," ucap Aqila kegirangan.
Langsung Aqila balas.
"Heheh, maaf aku ketiduran tadi." jawaban dm dari Aqila.
"Yah, dia off." ucapnya sambil cemberut.
"Sabar, mungkin dia lagi sibuk." sahut Dinda.
"Mending lo mandi, bau acem." goda Dinda.
Aqila mencium badannya.
"Iya iya, gue mandi." Aqila menurut.
Kemudian pergi ke kamar mandi.
"Dari pada nungguin Aqila mandi seabad, mending gue tidur aja," gumannya sendiri.
Lalu Dinda tidur.
30 menit...
Aqila baru selesai mandi.
"La...La...." Aqila keluar dari kamar mandi sambil menyanyi.
Lalu melihat Dinda yang sudah tidur dengan pulas.
"Yah, tuh anak malah tidur." ucapnya sendiri.
Selesai memakai baju, Aqila memakai bedak dan lotion.
Ting...
Notif dari handphone Aqila.
Lalu dia mengambilnya.
Tenyata benar, Rehan yang menghubungi Aqila.
"Maaf ya, aku baru pulang basket dan nggak sempet lihat handphone." isi dm dari Rehan.
"Oh ya, dia kan pas waktu sma juara basket yah."
"Udah ganteng, baik, pinter, pemain basket pula. Wah... idaman banget nih," memuji Rehan.
Lalu Aqila membalas dm nya Rehan.
"Hehehe iya, aku juga baru selesai mandi kok," balas Aqila.
"Wih, udah cantik nih berarti." balas Rehan dari dm.
"Dari dulu gue juga udah cantik keles," celetuk Aqila.
"Makasih," jawab Aqila.
Terus berlanjut dm an sampai jam lima sore.
"Ya udah, aku mau mandi dulu ya," pamit Rehan dari dm.
"Iya, sana mandi. Biar gantengnya nambah," balas Aqila.
"Sekali-kali ah, gue gombalin dia," ucapnya sendiri.
Setelah Rehan pamit mau mandi, handphone Aqila sepi.
Banyak cowok yang mengejar-ngejar dia. Tapi dia sama sekali tidak tertarik.
Entah kenapa dengan Rehan, Aqila merespon.
"Nih anak, udah jam lima lebih masih belom bangun juga," gumannya sendiri.
Lalu Aqila berjalan ke tempat tidur.
"Dinda bangun!" teriak Aqila sambil menggoyang-goyang tangan Dinda.
"Ah..." jawaban dari Dinda.
"Bangun Din," ucap Aqila.
Dinda membuka matanya, mengumpulkan nyawanya.
"Jam berapa sih?" tanya Dinda.
"Jam 4 subuh." jawab Aqila dengan cemberut.
"Serius gue Aqila tersayang,"
"Tuh." kata Aqila sambil menunjuk jam dinding bergambar hello kitty.
"Hah! Udah jam lima?" Dinda kaget.
"Makanya gue bangunin lo." jawab Aqila.
"La, gue nginep sini ya..."
"Hem," jawab Aqila.
"Makasih sahabat ku tercinta." langsung memeluk Aqila.
"Sana lo mandi, bau acem." ledek Aqila.
"Iya, gue mandi." berjalan ke kamar mandi.
Lima langkah dari tempat tidur, Dinda berhenti dan berbalik menghadap Aqila.
"Hehehe, gue lupa nggak bawa baju ganti, heheheh,"
"Pakek baju gue." jawab Aqila.
"Makasih sayang."
"Hem, sana mandi Dinda." perintah Aqila.
"Iya bawel."
Dinda langsung pergi ke kamar mandi.
"Huft, mending gue main handphone aja. Dari pada gabut," ucapnya.
Sambil menunggu Dinda mandi, Aqila main handphone menghilangkan kejenuhannya.
15 menit...
Dinda selesai mandi.
"Qila, gue pakek baju yang mana?" tanya Dinda.
"Iya bentar, gue yang milih." jawab Aqila lalu membuka lemari nya.
Beberapa menit...
"Nih," sambil menyerahkan baju kepada Dinda.
"Itu baju yang pas buat lo," tambahnya.
"Makasih beb." Dinda mengambil baju yang dikasih Aqila.
Lalu memakai baju nya.
"Lama banget sih lo." celetuk Aqila.
"Enak aja, emang lo," jawab Dinda.
"Udah ditunggu bunda sama ayah tu," ucap Aqila.
"Hehehe." jawab Dinda cengengesan.
Lalu mereka berdua keluar dari kamar.
"Ayah, bunda..." ucap Aqila dengan manja dan lalu duduk.
"Dinda, kamu nginep disini?" tanya Ayah Hendra.
"Hehehhe, iya yah." jawab Dinda.
"Tapi kamu udah bilang sama ayah dan bunda mu kan?" tanya Bunda Maryam.
"Udah bun, tadi Dinda udah bilang kalo mau nginep disini." jawab Dinda.
"Ya udah, sekarang kita makan malam. Kasian Aqila udah laper dari tadi." goda Bunda Maryam.
"Ih bunda... Aqila enggak nahan laper," jawab Aqila dengan cemberut.
"Iya bun, dikamar aja tadi Aqila bilang udah laper banget." sahut Dinda yang ikut memojokkan Aqila.
Aqila cemberut.
"Awas ya lo Din, lo tidur diluar." gertak Aqila.
"Ih, kok lo jahat gitu sih," jawab Dinda yang takut.
"Bodo amat." jawab Aqila.
"Udah udah, Aqila, nggak boleh gitu nak," ucap Bunda Maryam.
"Habisnya dia resek bun,"
"Mending kita makan aja." ajak Ayah Hendra.
"Siap yah." jawab Dinda.
Mereka berempat pergi ke meja makan.
"Bunda masak apa?" tanya Aqila.
"Bunda masak ayam goreng, sayur sop, sama tempe goreng sayang." jawab bunda sambil berjalan ke meja makan.
Sampai di meja makan, bunda mengambilkan ayah Hendra nasi.
"Aqila juga bunda," pinta Aqila.
"Aku juga bun, hehehe." sahut Dinda.
"Sini," ucap bunda sambil mengambil piring Aqila dan Dinda.
"Makasih bunda," ucap Aqila dengan senyumnya yang manis dan imut.
"Makasih juga bunda," sahut Dinda juga.
"Ih, lo ikutan mulu." Aqila kesal.
"Ye... gr banget lo." jawab Dinda yang juga kesel.
"Kalo kalian rebut terus, ayah ambil lo makanannya." celetuk ayah yang capek melihat Aqila dan Dinda berantem terus.
"Sayang, didepan makanan nggak boleh berantem." bunda menasehati.
"Iya bun," jawab Aqila dan Dinda.
Lalu mereka semua makan.
10 menit...
Selesai makan.
Aqila selalu membantu bunda membersihkan piring sehabis makan.
"Bunda, Dinda juga ikut bantuin ya?"
"Makasih Dinda," ucap bunda.
"Sama-sama bunda." jawab Dinda.
Lalu mereka bertiga ke ruang tamu ikut ayah.
"Ayah..." ucap Aqila.
"Iya sayang," jawab Ayah Hendra yang lagi menonton tv.
"Aqila pengen ngemil." kata Aqila sambil memelas.
"Ya udah, sana beli sama Dinda." jawab Ayah Hendra.
"Uangnya?"
Ayah Hendra mengambil dompet dan memberikan uang kepada Aqila.
"Makasih ayah," jawab Aqila.
"Bunda sama ayah nggak mau nitip apa gitu,"
"Enggak sayang, kalian hati-hati ya... langsung pulang." bunda mewanti-wanti.
"Siap bunda," jawab Aqila dan Dinda.
Mereka berdua mencium tangan ayah Hendra dan bunda Maryam.
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam," jawab Ayah Hendra dan Bunda Maryam.
"Inget, langsung pulang." teriak Bunda Maryam.
"Iya bun," jawab Aqila.
Mereka berdua pergi.
Aqila yang membonceng Dinda.
Diperjalanan...
"Din, lo mau beli apa?" tanya Aqila.
"Tau La, gue bingung." jawab Dinda.
"Gue pengen roti bakar."
"Gue pengen makan bakso." ucap Dinda.
"Sekarang cari roti bakar dulu, habis itu beli bakso." ucap Aqila.
Lalu Aqila mencari tukang roti bakar.
"Ketemu," ucap Aqila dengan senang.
Lalu Aqila turun dan membeli roti bakar.
Selesai membeli roti bakar, Aqila mengendarai motor nya mencari tukang bakso.
"La, la. itu tukang baksonya." ucap Dinda yang heboh sambil menunjuk tukang bakso.
Aqila kemudian membelokkan motornya ke arah tukang bakso yang ditunjuk Dinda.
Dinda memasan 3 bungkus bakso.
Untuk ayah dan bunda.
Selesai beli bakso, mereka otw pulang kerumah.
Disaat perjalanan pulang, Aqila mau menyeberang. Di kanan jalan ada dua mobil mewah yang hampir menabrak Aqila dan Dinda.
"Aa..." teriak Aqila dan Dinda.
Cit...
Suara rem mobil itu.
Orang yang ada dimobil turun semua.
Para bodyguard yang berjumlah 6 berjalan ke arah Aqila dan Dinda.
"Anak kecil kalo belom bisa mengendarai motor, gak usah pakek motor!" bentak salah satu bodyguard itu.
"Yang salah situ, kok nyalahin gue." jawab Aqila yang berani.
"Anak kecil dibilangin ngelawan." sahut bodyguard yang satu.
"Aku nggak salah! Makanya aku berani ngelawan!" bentak Aqila.
"Dibilangin ngebantah!" bentak bodyguard itu.
Aqila terus membantah.
Sedangkan Dinda hanya diam karena takut melihat para bodyguard yang berbadan besar dan memakai baju serba hitam.
Sampai pada akhirnya, majikan dari bodyguard itu turun dari mobil.
Ia berjalan sangat angkuh.
Bodyguard tersebut lalu menunduk.
"Ada apa ini?" tanya majikan itu.
"Maaf tuan, adek ini minta ganti rugi tuan." jawab salah satu bodyguard.
"Oh, ini majikan kamu." sahut Aqila dengan berani.
Lalu Aqila berjalan ke arah majikan itu.
"Om, tolong bilangin body guardnya. Jangan cuma beraninya sama anak kecil." ucap Aqila.
Para bodyguard itu tidak percaya melihat keberanian Aqila dengan majikannya.
Ya...
Siapa yang berani dengan Edwin Sanjaya.
Pengusaha terbesar dikota itu.
Berumur 27 tahun, tapi belom mau menikah karena sibuk dengan dunia bisnis.
Orang yang dingin, cuek tapi juga menakutkan.
Dia tidak segan-segan membunuh orang yang berani main-main dengannya.
Edwin hanya menatap Aqila dengan tatapan yang tajam.
Aqila pun juga membalas tatapan Edwin dengan tajam.
"Gadis kecil, berani sekali kamu dengan saya." ucap Edwin dingin tapi menakutkan.
"Kenapa aku harus takut sama om, om juga manusia bukan vampir." jawab Aqila.
Edwin hanya diam dan menatap Aqila dengan tajam.
"Kembali ke mobil." perintah Edwin kepada para bodyguardnya.
Lalu mereka semua berjalan ke mobil.
"Om, om harus tanggung jawab!" teriak Aqila.
Tapi tidak dihiraukan sama Edwin.
Mobil yang ditumpangi Edwin dan para bodyguardnya pergi meninggalkan Aqila dan Dinda.
"Ih, sumpah! Gue kesel banget sama tu orang. Awas aja kalo sampek ketemu lagi, gue buat pepes ikan." omel Aqila.
"La, lo berani banget sih," kata Dinda yang heran melihat keberanian Aqila.
"Kenapa harus takut sama om-om?" tanya Aqila.
"Dia serem banget la, apa lagi para bodyguardnya itu," jawab Dinda.
"Gue malah benci sama dia, bukan takut." ucap Aqila.
"Kita balik aja yuk, gue takut disini." ajak Dinda.
"Iya, eh tapi inget. Jangan sampai ayah sama bunda tau soal tadi."
"Iya iya, janji."
"Anak pintar."
Lalu Aqila mengendarai motornya.
15 menit...
Sampai dirumah Aqila.
"Assalamualaikum ayah bunda," Aqila dan Dinda mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam," jawab bunda membukakan pintu.
Aqila dan Dinda masuk.
"Sayang, kok lama banget?" tanya bunda Maryam yanh khawatir.
"Hehehe, iya bun. Soalnya tadi antri," jawab Aqila berbohong.
"Maafin Aqila ayah bunda, Aqila harus berbohong. Karena Aqila nggak mau bunda sama ayah khawatir."
"Ini semua gara-gara om tadi sama bodyguardnya itu. Awas aja kalo ketemu lagi."
gerutunya dari hati.
"Oo gitu, ya udah kamu ambil mangkok didaur buat baksonya," perintah bunda Maryam.
Aqila dan Dinda mengambil mangkok dan piring.
"Sayang, kamu nggak mau baksonya?" tanya bunda.
"Enggak bun, Aqila mau diet heheh." jawab Aqila.
"Kamu ini ada-ada aja," sahut ayah.
Mereka kemudian melanjutkan makan baksonya dan Aqila makan roti bakar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!