Jerman waktu setempat...
Setelah selesai mengajar Briyan Jecksen keluar dari kampus karena ada hal yang harus di selesaikan terlebih dahulu akhirnya Briyan Jecksen pulang kerumahnya pukul 20:00 malam.
Briyan Jecksen adalah dosen yang mengajar di campus Freie Universität Berlin.
Campus yang berdiri pada tahun 1948, Freie Universität Berlin (Free University of Berlin) adalah institusi pendidikan tinggi nirlaba yang terletak di pinggiran kota Berlin. Terakreditasi/diakui secara resmi oleh Senat Departemen Pendidikan, Pemuda dan Sains , Freie Universität Berlin (FUB) adalah universitas besar yang menawarkan beragam program gelar seperti bachelor/S1, master/S2, dan doktorat/S3 untuk berbagai bidang studi. FUB menerima mahasiswa internasional dan menyediakan beragam fasilitas seperti perpustakaan, fasilitas/aktivitas olahraga, kesempatan studi ke luar negeri dan pertukaran mahasiswa, program-program online dan kuliah jarak jauh.
Malam itu terdengar suara tangisan bayi perempuan di dekat kampus Freie Universität Berlin tempat Briyan Jecksen mengajar.
Karena penasaran Briyan mendekati asal suara dan benar saja didalam keranjang terdapat seorang bayi kecil yang masih merah dibungkus lampin sedang menangis karena kelaparan.
Briyan mengambil anak itu dan berkata dalam hati.
"Orang tua mana yang tega membuang anaknya sendiri"
Tanpa pikir panjang karena sudah malam Briyan membawa anak itu ke rumahnya, yang kebetulan tidak terlalu jauh dari campus tempatnya mengajar.
Dengan mengendarai mobilnya dengan cepat Briyan tiba di rumahnya.
Tok tok tok...
Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Tidak lama Nadia Jecksen membuka pintu rumahnya. Matanya terbelalak kaget saat melihat suaminya menggendong seorang bayi dalam keranjang yang masih menangis karena lapar.
"Hey Briyan apa yang terjadi?, Mengapa engkau membawa seorang bayi kerumah?". Tanya Nadia penasaran
"Aku menemukannya di dekat kampus". Jawab Briyan singkat sambil berjalan masuk kedalam rumahnya.
"Ow hey mengapa engkau membawanya masuk kedalam hah!". Tanya Nadia sambil berjalan di belakang suaminya.
"Lalu apa aku harus meninggalkanya di depan rumah?" Jawab Briyan sambil duduk di sofa ruang tamunya.
"Tidak!, Maksudku bisa kau ceritakan bagaimana bayi itu bisa kau temukan di dekat campus". Tanya Nadia semakin penasaran
"Sebelum aku menjawabnya bisa kau bikinkan susu untuknya?, Tidakkah kau lihat sedari tadi dia terus menangis". Jawab Briyan sambil mengayun-ayunkan bayi kecil itu di tangannya.
"Hah apa maksud mu, mana ada susu bayi di rumah ini anak kita Jesi Jecksen sudah berumur 3tahun dan Rehan Jecksen sudah berumur 7tahun kau tahu!!" Jawab Nadia dengan ketus.
"Aku tau tapi di dalam keranjang itu, ada susu bayi bisa kau mengambilnya dan membuatnya untuk bayi ini". Jawab Briyan sambil menunjuk keranjang bayi yang dibawanya tadi.
Ya didalam keranjang itu terdapat susu formula, beberapa pasang baju bayi, popok dan sebuah surat...
Surat yang isinya "bagi siapapun yang menemukan bayiku tolong rawatlah dia dengan baik karena aku tidak bisa merawatnya aku masih kulia dan pacarku tidak menginginkan bayi ini, aku juga takut kepada kedua orang tuaku"
"Ck.. dasar wanita bodoh". Gerutu Nadia saat membacanya.
Dengan malas Nadia mengambil susu bayi itu dan berjalan kedapur untuk membuat susu. Tidak lama kemudian Nadia kembali dan memberikan susu itu kepada Briyan.
"Trimakasih". Jawab Briyan sambil mengambil susu dari tangan istrinya.
"Briyan bisa kau ceritakan sekarang!!!" Tanya Nadia masih ketus
Briyan menarik nafas dan mulai menceritakan semuanya saat dia bertemu dengan bayi itu.
"Ow begitu lalu apa yang akan kau lakukan pada bayi itu?". Tanya Nadia sambil menunjuk ke arah bayi yang digendong suaminya yang sudah mulai tidur di gendongan suaminya.
"Aku ingin merawatnya!" Jawab Briyan santai
"Apa!! Hey aku tidak mau!!"Jawab Nadia dengan suara meninggi
"Bisa kau kecilkan suaramu bayi ini sedang tidur. Jawab briyan cepat
"Tapi aku tidak mau merawatnya briyan!". Jawab Nadia ketus
"Oh ayolah tidakkah kau lihat bayi ini dia sangat kasian dan lihatlah dia sangat cantik". Jawab Briyan sambil memperlihatkan bayi itu kepada istrinya...
Nadia melihat bayi itu dengan lekat tapi kemudian dia berkata.
"Oke aku mau merawat bayi itu tapi dengan satu syarat". Jawab Nadia sambil melihat suaminya.
"Apa syaratnya?". Jawab Briyan penuh tanda tanya
"Jika Rehan dan Jesi setuju untuk menjadikan anak itu sebagai adik angkat mereka". Jawab Nadia malas.
"Mau bagaimana lagi jika suaminya sudah bilang Ya maka ya jika suaminya bilang tidak maka tidak karena Nadia tau suaminya paling tidak suka di bantah".
"Baiklah aku akan menanyakannya pada Rehan dan Jesi" Jawab Briyan cepat.
Nadia berdiri dan langsung memanggil kedua anaknya yang berada di dalam kamar yang sedang asik bermain game.
Tidak lama kemudian Rehan dan Jesi menghampiri kedua orangtuanya dan duduk di sofa.
"Bayi kecil siapa yang di gendongan Daddy". Tanya Rehan
"Ah ini bayi ini mulai sekarang akan menjadi adik kalian berdua". Jawab Briyan dengan cepat.
"What!!! Jawab Rehan dan Jesi bersamaan.
"Lihatlah kedua anakmu, dari wajah mereka tidak mau menerima anak itu!" Jawab Nadia sambil melirik kearah suaminya.
"Hey anak Daddy kemarilah..." Briyan melambaikan tangannya pada kedua anaknya.
Rehan dan Jesi berdiri dan melangkah mendekati Deddy mereka.
"Sayang lihatlah bayi kecil ini dia sangat lucu dan manis bukan?, Deddy menemukannya di dekat kampus Deddy mengajar, Deddy sangat kasian melihatnya dia tidak punya orang tua jadi mau ka anak Deddy menganggapnya sebagai adik kalian".
Jesi tampak senang melihat bayi itu karena dia masih kecil dan belum mengerti apa-apa jadi dia mengiakan perkataan Daddynya.
"But Deddy kemana orangtuanya?". Tanya Rehan polos.
"Deddy juga tidak tau, tapi apa Rehan mau menganggapnya sebagai adik Rehan. Tanya Briyan sambil mengusap kepala Rehan.
"Yes Deddy! Dia sangat lucu". Jawab Rehan sambil mencowel-cowel pipi bayi itu.
"Bagus anak Daddy memang pintar". Jawab Briyan sambil mengelus kepala Rehan dan Jesi bergantian.
"Nadia kau lihat anak kita sudah setuju!". Kata Briyan sambil melihat kearah istrinya.
"Terserah kau saja mau bagaimana lagi jika itu yang kau mau dan mereka juga sudah setuju" . Jawab Nadia malas.
"Jadi Deddy namanya siapa?". Tanya Rehan dengan semangat.
"Umm" Briyan tampak berfikir sejenak
"Bagaimana kalau Gloria Jecksen!". Jawab Briyan dengan semangat
"Setuju!" Jawab Rehan dan Jesi dengan antusias
Nadia hanya memandang bayi itu dengan malas dan berkata dalam hati "tunggu saja sampai kau dewasa!!"
Keesokan harinya Briyan pergi ke kantor polisi dan mengatakan bahwa semalam dia menemukan seorang bayi perempuan dan ingin mengadopsinya, dia juga mengurus surat-surat untuk mengadopsi Gloria karena dia tidak ingin sewaktu-waktu jika Gloria sudah besar orang tua kandungnya akan datang mengambil Gloria darinya.
lanjut 👍/⭐/♥️
rilis 20/10/2020
mohon bijak dalam membaca novel, karena penulis menyesuaikan novel itu sesuai dengan deskripsi dan judulnya....🙏🙏🙏
Briyan sudah memutuskan untuk merawat Gloria seperti dia merawat anak kandungnya Rehan dan Jesi.
Sepulangnya dari kantor polisi Briyan begitu senang melihat kedua anaknya tampak bermain dengan Gloria dan sesekali mereka tertawa terbahak-bahak melihat Gloria yang terus tertawa akibat Rehan yang terus mencowel-cowel pipi Gloria.
"Hey guys apa yang kalian lakukan?". Tanya Briyan pada kedua anaknya
"Dad look". Jesi berdiri memeluk kaki Daddynya dan menunjuk ke arah Gloria yang masih tertawa karena ulah Rehan.
Briyan tersenyum melihatnya tapi tidak dengan Nadia. Karena dari awal Nadia memang tidak suka dengan kedatangan Gloria.
Hari terus berlalu begitu cepat dan kini mereka sudah mulai dewasa...
Ya kini usia Rehan sudah menginjak 23tahun, Jesi 19tahun dan Gloria 16tahun.
Beberapa tahun telah berlalu kasih sayang yang mereka dapat dari Briyan memang sama Briyan tidak pernah pilih kasih terhadap anak-anaknya tapi tidak dengan Nadia.
Setiap hari Nadia selalu menghasut Rehan dan Jesi agar tidak menyukai Gloria, tapi Rehan tidak pernah mau mendengarkan hasutan mommynya tapi tidak dengan Jesi dia terus mendengarkan hasutan mommynya sampai akhirnya dia membenci Gloria dan ingin menyingkirkan Gloria dari rumahnya.
Rehan dan Jesi di kampus yang sama yaitu Freie Universität Berlin, Ya tempat Deddynya mengajar. Rehan mengambil S2 sedangkan Jesi baru-baru masuk kulia.Sementara itu Gloria masih duduk di bangku menengah Atas...
Setiap pagi setelah sarapan bersama keluarga Jecksen Gloria selalu berpamitan kepada Daddy dan mommynya dengan cara mencium dan memeluk Daddynya tapi dia tidak pernah melakukan itu kepada mommynya karena Nadia tidak mau di sentuh oleh Gloria.
"Daddy mommy Glo sudah selesai Glo berangkat dulu ya.." Gloria berdiri dan mencium pipi Daddynya kemudian berpindah ke mommynya tapi dengan cepat Nadia memalingkan mukanya .
"Mom Gloria pamit ya" Sambil mengulurkan tangannya ke mommynya tapi Nadia diam saja hal itu juga sudah di anggap biasa oleh Gloria karena dia sudah terbiasa dengan hal itu.
Briyan hanya melotot kepada istrinya tidak habis pikir dengan istrinya sekian tahun istrinya tidak pernah berubah bahkan tidak pernah bersikap ramah kepada Gloria.
"Kak Rehan dan kak Jesi Glo duluan ya..." Sambil mengakat tangannya
"Oke hati-hati sayang" jawab Rehan dan Briyan bersamaan.
Nadia dan Jesi hanya diam saja malas melihat Gloria.
Setelah Gloria pergi sekolah Rehan bangkit berdiri dan berpamitan kepada Daddy dan mommynya, Ia tidak berangkat bersama Daddynya ke campus karena dia lebih suka naik motor sport miliknya.
sedangkan Jesi berangkat bersama Daddynya naik mobil. Saat tiba di campus Deddynya langsung masuk kedalam campus begitu juga dengan Jesi, namun mereka berbeda ruangan karena Briyan mengajar di ruangan lain.
Saat sedang tengah mengajar entah kenapa Briyan merasa ada yang aneh dengan dirinya mukanya pucat dan terasa aneh di bagian dadanya, Briyan mulai gelisah tapi dia masih tetap mengajar seolah-olah tidak akan terjadi apa-apa dengannya namun tiba-tiba..
"Brukkk..." Itu suara Briyan yang terjatuh katena pingsan.
Sontak saja mahasiswa yang ada di sana berlari mendekati Briyan dan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Salah satu dosen menghubungi Nadia untuk datang ke rumah sakit tempat suaminya dibawah tadi.
Saat mendengar hal itu Nadia langsung kaget bukan main dan langsung menghubungi kedua anaknya.
Mereka tiba di Rumah sakit bersamaan dan berjalan menuju tempat suaminya berada.
Dokter yang memeriksa suaminya keluar dari IGD dengan memasang muka sedih, Nadia yang melihat dokter itu keluar langsung bertanya...
"Dok bagaimna dengan kondisi suami saya?"
"Maaf nyonya kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain, suami nyonya tidak dapat kami selamatkan karena beliau terkena serangan jantung".
Saat mendengar hal itu sontak saja Nadia langsung lemas dan hampir terjatuh beruntung Rehan ada di sampingnya dan dengan cepat Rehan mengakat ibunya dan mendudukkan ibunya di kursi ruang tunggu rumah sakit.
"Mommy harus kuat jangan seperti ini". Pinta Rehan pada mommynya saat melihat mommynya sedang menangis dan kelihatan pucat.
"Mom kita memang sayang pada Daddy tapi Tuhan jauh lebih sayang pada Daddy mom, jadi mommy harus kuat". hibur Jesi yang juga menangis sesegukan di samping mommynya.
Nadia hanya diam sambil menatap kosong sementara air matanya masih terus mengalir di kedua bola matanya.
*****
Saat pulang kerumahnya Gloria tanpak begitu heran melihat banyak orang yang ada di rumahnya dan bertanya dalam hati...
"Ada apa ini kenapa banyak orang dirumah"
Gloria masuk kedalam rumahnya dan melihat keluarganya tengah menangis kemudian dia melihat peti jenazah dan bertanya
"Siapa yang meninggal?" dengan cepat dia mendekati mommynya dan bertanya
"mom ada apa ini siapa yang meninggal?" tanya Gloria penuh tanda tanya
"Dad..dy" jawab Rehan masih menangis.
"APA!!!" jawab Gloria kaget dan langsung histeris menangis saat melihat Daddynya didalam peti sudah tampak kaku dan dingin.
"Aaarrgghhhh Daddy...." Gloria menangis di samping peti Daddynya dengan kedua lutut yang menopang tubuhnya.
"Jangan tinggalin Glo, Aaarrgghhhh.. Glo sayang banget sama Daddy, Mengapa harus secepat ini Tuhan..." Gloria memegangi tangan Daddynya yang berbalut kaos tangan sambil terus menangis.
"Dad aku bahkan belum membahagiakan Daddy"
Gloria terus menangis dengan histeris merasa sesuatu yang berharga lebih dari apapun telah dicuri darinya dengan tiba-tiba, dan tak lama kemudian kepalanya pusing dan Brukkk... dia jatuh pingsan di samping peti Daddynya.
Orang-orang yang ada disana langsung mengakat tubuh Gloria kedalam kamarnya..
****
Beberapa jam telah berlalu Briyan sudah dikuburkan di kuburan "Heiliger Sand" di Worms Pemakaman ini merupakan pemakaman Yahudi tertua di Jerman. Pemakaman ini didirikan tahun 1034, tahun yang sama dengan tahun pendirian sinagog pertama di Worms. Di pemakaman ini terdapat sekitar 2000 makam. Makam tertua berasal dari tahun 1058.
Pada saat itu Gloria tidak ikut karena pingsan membuat orang meninggalkannya sendirian di rumah.
Gloria memeluk lututnya sambil terus menangis di kamarnya saat sudah sadar dari pingsannya dia bahkan tidak makan karena tidak nafsu makan...
"Non ayo makan dulu sudah dua hari nona berada didalam kamar apa nona tidak lapar?" tanya bi Har khawatir
Ya sudah dua hari sejak kepergian Daddynya Gloria bahkan tidak pernah keluar kamar.
Gloria hanya menatap dengan tatapan kosong membayangkan semua kenangan indah yang di berikan oleh Deddynya sewaktu masih hidup, hidungnya bahkan tampak memerah, wajahnya pucat, matanya bengkak karena terus menangis.
Bi Har jadi tidak tega melihat nona nya seperti itu.
lanjut....
****
happy reading guys 😁 kalau bisa tinggal kan jejak ya, agar aku bisa semangat nulisnya ♥️/👍.
"Non jangan seperti ini terus kalau nona seperti ini terus tuan pasti sedih, pikirkanlah orang-orang di sekitar nona, pikirkanlah masa depan nona dan juga nona harus tau setiap manusia pasti akan menghadapi kematian saat sudah tiba waktunya, tuan pergi karena misinya di dunia ini sudah selesai, Jadi nona harus kuat tuan sudah tenang di alam sana" hibur bi Har sambil menggenggam tangan Gloria dengan lembut..
"Ia bi tapi rasanya aku belum bisa melepas kepergian Daddy bi". jawab Gloria dengan suara serak akibat terlalu lama menangis.
"Bibi tau non, di tinggalkan oleh orang yang paling kita sayangi itu memang berat, dan menyakitkan tapi kita harus bagaimana, tidak ada yang bisa menolak kematian saat sudah tiba waktunya, jadi nona harus kuat, sampai kapan nona harus seperti ini terus ini tidak baik untuk kesehatan nona" hibur bi Har lagi.
"Ia bi makasih ya bi". Jawab Gloria dengan senyum yang di paksakan.
"Ya mungkin yang di bilang bibi benar aku harus bangkit kembali aku ngak boleh terus-menerus seperti ini hari akan terus berlalu dan aku harus kuat seperti yang Daddy bilang masalah, problema, bahkan badai akan berlalu hadapi semua dengan senyum, hari esok tidak ada yang tahu kebahagiaan apa yang sudah Tuhan sediakan". pikir Gloria menyemangati dirinya sendiri.
Gloria bangkit berdiri dan berjalan ke dapur untuk makan.
Setelah makan siang mommy nya mendekatinya dan melemparkan surat di tangannya ke arah Gloria.
"Baca itu dan pelajari semuanya jika kau masih ingin sekolah dan ingin melihat dunia luar!!". Bentak Nadia pada Gloria.
"Mom apa ini?". tanya Gloria sambil membuka surat itu dari dalam map
"Itu adalah aturan yang harus kau patuhi selama tinggal di rumah ini". Jawab Nadia sambil melipat tangannya di dada.
"Ingat baca!, hapal dan patuhi peraturan itu semua!, jika tidak kau tidak akan sekolah lagi, dan bukan hanya itu kau tidak akan pernah keluar dari rumah ini dan menghirup udara di luar, jika kau melanggar nya, camkan itu !!! Kata Nadia mengancam Gloria sebelum berlalu pergi dari dapur.
Isi surat yang di berikan Nadia kepada Gloria.
Isi sebuah surat
"Bagun jam 03:00 membersikan dan menyediakan makanan sebelum pergi sekolah!!!".
"Pergi sekolah tidak boleh naik bus tapi harus jalan kaki (tidak ada uang jajan)"....
"Pulang sekolah berikan makanan pada Kitty (kucing kesayangan Nadia) dan bersihkan rumah"....
"Cuci semua pakaian kotor dan harus di strika dengan rapi"
"Siapkan makan malam"...
Dan bla bla bla begitu banyak aturan yang di buat oleh mommynya
Gloria tampak bingung dengan aturan yang diberikan ibunya, "bukankah di rumah ini ada bi Har yang akan melakukan ini semua" pada saat itu dia pergi menumui ibunya hendak bertanya..
"Mom kenapa aku harus melakukan ini semua, kalau aku harus melakukan ini semua bagaimna caranya aku harus belajar dan bukan kah ada bi Har di sini?". Tanya Gloria
"Ha-ha-ha aku sudah memecat bi Har dan asal kau tau saja kau cuma menumpang di rumah ini jadi kau jangan terlalu keenakan". Jawab mommy nya yang duduk di ruang tamu bersama Jesi.
"Apa maksud mommy?, Mengapa mommy mengatakan aku hanya menumpang bukankah aku juga anak mommy?" tanya Gloria yang sudah berkaca-kaca.
"Oh wauu kau sungguh gadis yang malang. Apa kau tidak tau kalau aku bukan mommy kandung mu, dan asal kau tau saja kau hanya gadis yang kami adopsi, karena kasihan melihat mu dibuang oleh orang tuamu sendiri". Jawab Nadia dengan ketus dan senyuman licik di wajahnya.
Saat mendengar itu lutut gloria langsung lemas dan tidak lama dia terduduk di lantai sambil menangis menggelengkan kepalanya.
"Tidak mungkin mommy pasti bohong". kata Gloria tidak percaya.
"Hey gadis bodoh apa kau tidak melihat wajah Rehan dan Jesi apa kau tidak pernah berfikir kau bahkan tidak mirip dengan mereka", jawab Nadia dengan suara meninggi.
"Tapi mommy..." belum selesai Gloria mengucapkan sesuatu Nadia sudah memotong pembicaraan nya.
"Ssstttt... Tidak ada tapi-tapian lagi, segera kerjakan yang aku surukan!!!". Pinta Nadia dengan suara yang masih meninggi.
setelah itu Gloria bangkit berdiri dan mulai membersihkan rumah seperti yang ibunya katakan.
"Daddy apa yang terjadi dulu mengapa tidak ada yang memberitahuku masalah ini, apa aku harus mempercayai semua yang di katakan mommy tadi. atau apa aku harus bertanya pada kak Rehan".Pikir Gloria yang masih terus membersihkan rumah
Tok tok tok... Suara ketukan pintu kamar Rehan
"Masuk". Jawab Rehan dari dalam kamarnya..
"Hey Glo ada apa?", tanya Rehan penasaran karena jarang-jarang adiknya mau masuk kedalam kamarnya.
"Kak aku mau bertanya sesuatu... Tapi kakak harus jawab dengan benar dan aku tidak mau kakak menutupi semuanya dariku". Jawab Gloria sambil memandangi kakaknya dengan lekat
"Apa yang ingin kau tanyakan Glo?". Tanya Rehan sambil mengusap kepala adiknya lembut.
"Hmm itu.. apa yang mommy bilang semuanya benar kalau aku memang bukan anak kandungnya?". Tanya Gloria penasaran.
Mata Rehan terbelalak kaget saat mendengarnya apa yang harus dia jawab kepada adiknya.
"Kak Rehan kenapa diam saja". Gloria mengenggam tangan kakaknya
"Nggak papa kog kak aku hanya ingin tau". kata Gloria lagi.
"Hmm itu..." Rehan rampak berpikir tapi Kemudian dia menceritakan semuanya pada Gloria, Rehan berpikir mungkin ini sudah saatnya Gloria tau, karena sikap mommy nya dan Jesi yang kurang baik padanya.
Gloria tersenyum pahit saat Mendengar kenyataan yang sebenarnya. Sebelum bertemu Rehan dia memang sudah menyiapkan hati jika memang harus menerima kenyataan pahit itu.
Rehan menyentuh bahu adiknya sambil berkata
"Glo apa kau baik-baik saja" tanyanya cemas saat melihat ekspresi wajah Gloria.
"Kak aku tidak papa, oya aku permisi ke kamar ku ya kak". jawab Gloria Sambil beranjak keluar dari kamarnya.
Rehan menatap kepergian adeknya kemudia berteriak..
"Hey apa kau benar-benar tidak papa"
Glo hanya menjawab dengan mengangkat tangannya 👌👌tanda kalau dia baik-baik saja. Namun di wajahnya tampak air mata akan jatuh, namun dia tahan karena tidak mau tangisannya pecah dihadapan Rehan.
Gloria berlalu dari kamar kakaknya, dan masuk kedalam kamarnya sambil menangis meratapi nasibnya, ternyata inilah alasan mengapa mommy nya tidak pernah memperlakukan dia seperti memperlakukan Jesi dengan baik, bahkan selalu memberikan pakaian bekas Jesi untuknya.
****
Hmm hey sahabatku😁 ini karya pertama ku mohon dukungan dan komentar yang membangun ya🙏🙏
salam manis dari Terperangkap Cinta Mafia yang kejam dan Dingin.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!