NovelToon NovelToon

Bahtera Cinta Deandra

SINOPSIS

...Bahtera Cinta Deandra...

...Coretan Inspirasi Kehidupan Islami...

“Kupersembahkan untukmu, suami tercintaku”-Dj

Bahtera cinta seperti halnya kapal di tengah lautan yang terombang ambing menikuti arah angin dan ombak. Hingga jankar pun diturunkan, maka di situlah cinta akan berlabuh.

Bahtera tiadalah mampu melaju tanpa nahkoda, dan nahkoda tak dapat sendirian tanpa awak kapal. Begitulah rumah tangga. Saat bahtera memulai perjalanan menuju suatu tujuan, maka dimulailah lika liku kehidupan.

Di tengah lautan yang begitu luas, nahkoda dan awak kapal pun tak tau apa yang akan terjadi. Akan kah perjalanan itu tenang, ataukah ada gelombang besar, atau malah akan ada badai menerpa yang menggoncangkan bahtera hingga terguling. Semua tiada yang tahu. Hanya Pencipta alam semesta yang mengetahui akan skenario kehidupan hamba-Nya.

Bilamana badai itu datang, nahkoda akan memberikan arahan kepada awak kapal apa yang harus dia lakukan. Nahkoda lah yang berperan sebagai pemimpin dan awak kapal harus mematuhi semua perintahnya. Pabila awak kapal juga mengambil alih tanggung jawab sebagai pemimpin, maka pastilah kapal tersebut akan terguling. Namun ketika peran masing-masing dilakukan maka tujuan akhir pun akan dicapai. Begitulah gambaran rumah tangga, suami adalah nahkodanya dan istri adalah awak kapalnya.

***

Untuk sahabat-sahabat pena ku..

Novel ini ku ambil dari kisah sepasang suami-istri yang menginspirasi hidupku.

Banyak sekali hal-hal positif yang bisa aku ambil dari kisah mereka

Semoga kisah mereka juga bisa menginspirasi kalian juga.

***

Sebuah surat romantis yang di tuliskan oleh seorang laki-laki yang Alloh pilih kan untuk menjadi imam Deandra.

“Ukhti.. ana mempunyai sesuatu untuk anti.. mohon diterima ya. Ana berharap ukhti akan mengenakan pakaian itu di hari dimana kita akan menjadi suami istri yang sah. Jangan dinilai pakaian itu dari harganya ya ukhti, karena ana tahu pakaian-pakaian anti jauh lebih mahal dari yang saya berikan. Akan tetapi, lihatlah dari nilai pakaian tersebut di mata Allah, Insya Allah pakaian itu lebih mulia dan berharga di mata Allah dan akan memberikan pahala untuk anti. Tetapi, bila anti tidak berkenan tidak mengapa, anti lebih tau mana yang terbaik untuk anti.”

Berawal dari surat ini lah novel ini dimulai.

Deandra adalah seorang gadis cantik, anggun, nan cerdas. Dia adalah anak dari sepasang suami istri yang selalu menanamkan prinsip menjaga harga diri sebagai seorang muslimah.

Ayah Deandra adalah seorang karyawan di salah satu hotel di Solo. Sedangkan ibunya adalah seorang guru di salah satu sekolah swasta di Solo.

Hidup sederhana dalam kecukupan materi menjadikan Deandra menjadi sesosok wanita mandiri. Dia tak pernah mengandalkan uang saku dari orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.

Kepribadian yang baik, kecantikan paras dan akhlaq menjadikan banyak kaum adam yang menaruh hati padanya.

Namun tak ada salah seorang pun dari mereka yang berhasil mendarat di hati Deandra. Mulai dari seorang dokter tampan, pengusaha muda yang berlimlah harta, dosen muda berprestasi dari ITB, dan masih banyak lagi.

Hingga suatu ketika ada seorang laki-laki sederhana dengan suara emas nya saat melantunkan ayat suci Al-Qur'an mampu membius hati Deandra.

Dia hanyalah laki-laki sederhana yang jauh dari kemewahan, namun akhlaqul karimah membuatnya begitu memuliakan seorang wanita. Pandangan ini lah yang membuat Deandra jatuh hati kepadanya.

Ikatan pernikahan membawa Deandra menjalani kehidupan yang jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Visi dan Misi menjadj keluarga Qur'ani membuat Deandra memutuskan berhenti berkarir dan memilih mendalami ilmu agama sesuai dengan arahan suaminya.

Lika-liku kehidupan mereka jalani berdua. Mulai dari nol hingga mereka bisa menggapai semua impiannya.

Impian yang telah mereka tulis dan pajang di dinding kamar menjadi motivasi tersendiri bagi mereka. Alhamdulillah satu persatu mimpi mereka tercapai.

Perjuangan seorang istri yang selalu mendukung dakwah suaminya melalui do'anya sebagai istri Sholihah sangat membantu dalam kelancaran dakwah suaminya.

Kehidupan yang pernah diimpikan Deandra bukanlah yang sekarang Deandra jalani. Namun kehidupan ini lah yang Deandra percaya akan membawanya bisa memasuki jannah melalui pintu manapun yang ia kehendaki.

Modalnya hanya 1 'Ketaatannya kepada suaminya'

Bismilillahirrohmanirrohim, Novel ini saya mulai. Semoga Alloh menjadikan karya ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan diri saya sendiri.

☺Semoga kalian suka dengan karyaku.☺😍😘

PENGENALAN TOKOH

“Dei… !” panggil Latifah menuruni tangga hendak menghampiri Deandra.

Deandra yang sedang asik membaca buku berpura-pura tidak menghiraukan panggilan sahabatnya. Sedangkan Latifah yang merasa diacuhkan segera menghampirinya lantas memukul pundak sahabatnya tersebut karena geram.

“Nyebelin ya kamu, dipanggil diem aja. Aku tau kamu pura-pura gak denger panggilanku.” ujar Latifah sambil memanyunkan bibirnya.

“Kamu kan tau ini di perpustakaan. Pakai teriak-teriak segala. Mau dimarahin sama pak Brewok?” Kedua mata Deandra melirik sesosok laki-laki gendut dengan dagu penuh dengan brewok ditambah kumisnya yang lebat, menampakkan dirinya sebagai sosok yang amat menyeramkan dan galak.

“Ehem.. Ehem.. Di dalam perpustakaan tolong diam!” perintah laki-laki yang Deandra sebut pak Brewok tadi karena merasa tersindir oleh kedua mahasiswa yang duduk tepan di depan meja kerjanya. Deandra dan Latifah hanya menunduk sambil senyum-senyum geli karena menahan tawa.

Latifah menyampaikan pesan kepada sahabatnya, tentang kabar gembira bahwa pengajuan beasiswa S2 nya ke Jerman di setujui oleh pihak Oxford University. Sekarang bu Farida selaku dosen pembimbing skripsinya ingin bertemu dengannya di kantor.

Mendengar kabar dari sahabatnya, Deandra kaget sekaligus bahagia. Dia tidak menyangka bahwa harapannya bisa kuliah di kampus impiannya di Jerman akan terwujud.

Sujud syukur tak lupa dia lakukan, hingga beberapa mahasiswa juga pak Brewok meliriknya.

Deandra pun berpamitan kepada Latifah untuk segera menemui bu Farida. “Peh, aku pergi dulu.. mau ketemu ibu dosen. Tunggu aku di kantin ya.. aku traktir kamu makan sepuasnya.“

“Kalau urusan makan, aku siap nunggu!” jawab Latifah sambil memegang perutnya yang memang sedang lapar.

***

Deandra Aprilia Hasanah, seorang mahasiswi berusia 20 tahun dengan paras cantik, anggun, ramah, dan cerdas. Banyak teman yang dekat dengan Deandra mulai dari yang ingin bersahabat sampai yang hanya memanfaatkan kecerdasannya untuk mendapatkan contekan mengerjakan tugas-tugas kampus.

Deandra berasal dari keluarga mampu secara finansial. Akan tetapi, sejak SMP dia tidak pernah membebani orang tuanya dengan beaya sekolah. Deandra selalu mendapatkan beasiswa prestasi akademik dan non akademik.

Puluhan piala dan piagam kejuaraan nya terpampang di almari kaca sekolah. Bahkan ketika guru mata pelajaran tertentu tidak masuk, Deandra selalu menggantikan mengajar teman-teman sekelasnya.

Deandra selalu masuk di kelas unggulan di setiap jenjang sekolahnya dan kini dia menjadi mahasiswa terbaik jurusan Teknik Kimia di universitas negeri tebaik di Solo, yaitu UNS.

***

 

“Ustadz, apakah masih tersedia beasiswa gratis pendidikan untuk anak-anak saya bersekolah di ponpes, Ustadz?” tanya Eliyana, seorang wanita dengan status janda melalui sambungan telepon.

“Insya Allah masih bisa, Umm. Masih ada 3 quota untuk tahun ajaran baru besok.” jawab Farhan dengan sopan.

“Alhamdulillah.. Baiklah, Ustadz, saya mendaftarkan kedua putri saya dan Insya Allah yang satu menyusul di tahun selanjutnya.” sambung Eliyana.

“Iya, Umm. Tolong berkas-berkas yang sudah saya sampaikan tempo lalu disiapkan dan segera diantar ke Solo agar kami juga mengenal calon peserta didik kami sekaligus keluarganya.” lanjut Farhan.

“Insya Allah, Ustadz. Jazaakumulloh khoiron. Semoga Allah membalas kebaikan, Ustadz. Assalamu’alaikum!” pamit Eliyana.

“Waiyyakum, Umm! Wa’alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh” jawab Farhan sambil mematikan teleponnya.

***

Muhammad Farhan Izzuddin, seorang ustadz muda berusia 20 tahun yang sekarang menjadi pengajar di salah pondok pesantren yatim-piatu di Solo.

Farhan memiliki paras tampan dengan warna kulit sawo matang, ramah, mudah bergaul, humoris, namun juga bisa bersifat galak dan kejam saat melihat perbuatan yang keluar dari koridor syari’at islam.

Farhan hidup mandiri jauh dari keluarga. Dia merantau ke Surakarta untuk menggali ilmu agama lebih dalam. Selepas dari menuntut ilmu di pondok pesantren tahfidzul Qur’an Purwodadi, Farhan melanjutkan menuntut ilmu di salah satu Universitas swasta terbaik di Solo.

Sebenarnya Farhan bisa mendapatkan beasiswa dari hafalan Qur’annya, namun dia lebih memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan membayar beaya kuliah yang notabene lebih mahal dari universitas negeri.

Beasiswa S2 ke Jerman

Deandra tampak gugup saat berdiri di depan pintu ruang bu Farida. Meskipun sudah 3,5 tahun Deandra menjadi mahasiswa di Fakultas Teknik UNS dan kurang lebih 1 tahun menjadi asisten bu farida, dia tetap merasa takut dan canggung bila bertemu dengan dosennya.

Semua itu karena dosen-dosen di Jurusan TeKim terkenal galak, tak terkecuali bu Farida. Beliau dikenal sebagai Mrs. Perfect. Semua yang dikerjakan mahasiswanya harus sempurna. Tidak banyak yang bisa menaklukkan hatinya.

Beruntunglah Deandra dengan kecerdasannya mampu membius bu Farida hingga menjadikan Deandra sebagai asistennya dan belum mau melepasnya meskipun Deandra telah dinyatakan lulus setelah melalui sidang skripsi beberapa minggu yang lalu.

Tok..Tok..Tok. Deandra mengetuk pintu ruangan dosen pembimbing skripsinya itu.

“Masuk!” jawab Bu Farida dari dalam.

“Assalamu’alaikum, Bu!” sapa Deandra dengan sopan.

“Wa’alaikumussalam, duduk Dei!” Farida mengambil sebuah map yang berisi beberapa lembar kertas.

“Terima kasih, Bu” Deandra pun duduk di depan meja dosennya dan kini mereka duduk berhadapan.

“Dei, selamat ya, sebentar lagi kamu jadi mahasiswa Oxford.” ucap Bu Farida dan Deandra hanya tersenyum tipis.

“O, ya.. saya sudah mendapatkan jawaban dari Mrs. Ervina. Dia sudah membaca CV mu dan hasil penelitianmu. Dia sangat tertarik dengan zeolite-Gro yang kamu buat. Dia ingin sekali kamu mengerjakan project nya di Oxford.

Penelitiannya tertunda karena mahasiswa yang seharusnya mengerjakan project itu gagal mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan Mrs. Ervina.

Kali ini Dia ada project baru seputar nanopartikel alam yang akan dikaitkan dengan zeolite-Gro mu, hanya bedanya zeolite alamnya diambil dari Jepang. Jadi kamu harus wira-wiri Jerman-Jepang. Bagaimana Dei?” kata Bu Farida sambil membuka map pink yang baru saja ia ambil.

Farida mengeluarkan kertas yang ternyata fax dari Mrs. Ervina untuk Deandra.

“Saya sangat senang mendengar kabar ini, Bu. Memang ini yang saya harapkan. Tapi, sejujurnya saya belum membicarakan keinginan saya untuk melanjutkan study ke Jerman kepada orang tua saya.

Semua saya kembalikan kepada orang tua saya, Bu. Do’a restu dari mereka akan mempermudah saya dalam menuntut ilmu. Namun bila orang tua saya tidak mengizinkan, saya mohon maaf kepada Ibu dan Mrs. Ervina bahwa saya harus mengubur dalam-dalam keinginan saya itu dan pasti akan membuat Ibu dan Mrs. Ervina kecewa.” kata Deandra sambil menundukkan kepala.

“Iya, kamu harus meminta izin orang tuamu dulu. Saya tunggu kabar baik darimu.

Ya sudah, Dei! Ini berkas yang harus kamu tanda tangani bila kamu jadi mengambil kesempatan yang sudah di depan mata ini dan tidak akan datang untuk kedua kalinya.

Saya harap kamu dan orang tuamu benar-benar membicarakan ini dengan matang.” bujuk Farida sambil memberikan map pink yang didalamnya berisi berkas dari Mrs. Ervina untuk Deandra.

*Flash back on*

Farida adalah anak bimbingan Mrs. Ervina saat kuliah S2 dan S3 di Jerman, di kampus yang sama dengan kampus yang akan membawa Deandra mewujudkan mimpinya. Farida pernah menceritakan tentang mahasiswa terbaiknya ini kepada Mrs. Ervina.

Semua tentang Deandra dan beberapa penelitiannya yang memang di luar kemampuan wajar mahasiswa S1 yang notabene melakukan penelitian hanya sekedar melanjutkan penelitian kakak tingkatnya.

Hasil karyanya pun hanya akan *ter*publish di jurnal kampus maksimal jurnal nasional. Berbeda halnya dengan Deandra yang mampu menemukan sesuatu yang baru. Bahkan hasil penelitiannya bu Farida kembangkan untuk penelitian selanjutnya. Hasil kerja Deandra pun masuk dalam jurnal Elsevier. Mrs. Ervina yang mendengar cerita Farida merasa tertarik menjadikan Deandra untuk mengerjakan project besarnya.

*Flash back off*

“Iya, Bu. Terima kasih” jawab Deandra singkat.

“Coba saja kamu masih jadi mahasiswa sekaligus asistenku, Dei. Seperti biasa aku akan menyuruhmu menggantikan ku mengajar dan aku bisa menyelesaikan laporan penelitian dosenku.

Sampai sekarang aku belum mendapatkan penggantimu, Dei. Adik-adik tingkatmu tak ada yang secerdas kamu. Mengapa kamu lulus begitu cepat sih, Dei? Teman-teman kamu saja belum pada lulus” kata Bu Farida sambil mengambil tas dan buku ajarnya.

“Ibu bisa saja. Banyak yang lebih baik dari saya, Bu. Kalau begitu saya permisi, Bu.

Assalamu’alaikum.” pamit Deandra yang akan meninggalkan ruang dosennya.

“Wa’alaikumussalam!” jawab Bu Farida singkat.

Apakah Deandra benar-benar gadis yang cerdas??

Menurut kalian bagaimana?

Sedikit cerita tentang skripsi Deandra yang membuat dua singa lapar melongo.

Deandra memecahkan permasalahan penelitian bu Farida yang mana semua kakak tingkatnya lebih memilih mundur sebagai anak bimbingan bu Farida karena sama sekali tidak mendapatkan hasil. Bahkan tidak sedikit dari kakak tingkatnya yang frustasi memilih menghilang hingga diberi surat peringatan DO. Akhirnya Deandra lah yang membantu mereka menyelesaikan tugas akhirnya.

Sebuah penelitian tentang pembuatan biodiesel dengan katalis dari alam harus Deandra selesaikan. Namun sayang, tidak semudah pikiran Deandra.

Prosedur yang Bu Farida berikan ternyata tidak menghasilkan green diesel yang diinginkan melaikan menghancurkan struktur dari katalis alam tersebut. Sempat Deandra frustasi. Dia memutar otaknya, membaca beragam jurnal internasional, namun hasilnya nihil.

“Ya.. Allah, Wahai Zat Yang Maha Pemberi Petunjuk. Tiadalah suatu masalah yang tak dapat diselesaikan oleh Engkau. Sungguh Engkau lah penguasa segala ilmu. Hamba bersujud, bersimpuh dalam tahajud memohon pertolongan dari-Mu akan masalah yang sedang hamba hadapi dalam skripsi hamba. Jadikanlah hamba menjadi insan yang sabar dan terus meningkatkan iman kepada-Mu. Kuatkanlah aqidah hamba, bahwa Engkau memberikan suatu masalah, maka Engkau lah yang mempunyai jalan keluarnya. Bantulah hamba-Mu yang miskin akan ilmu ini, Ya Allah.” Begitulah do’a Deandra dalam setiap tahajudnya di sepertiga malam terakhir. Dalam keadaan yang sudah buntu, maka Allah lah satu-satunya solusi.

Deandra memulai penelitiannya kembali di dalam laboratorium kimia di lantai 4 gedung C Fakultas Teknik. Diawali ucapan “Bismillah” dia mencoba melakukan sintesis katalis kembali dengan mengubah sedikit prosedur yang sudah ada.

Hasil yang diperoleh diluar dugaan. Senyum lebar mulai terukir di wajah kusut Deandra yang beberapa minggu telah dipusingkan dengan penelitiannya.

Bu Farida sedari tadi mengamati angka-angka dan kurva hasil sintesis Deandra. Alis bu dosen yang tampak menyatu membuat Deandra begitu gugup menghadapi dosennya. Ia takut bila hasil yang diperoleh masih belum benar. Sesekali sepasang mata bu dosen melirik Deandra dengan tajam. Hanya istighfar dan tarikan nafas yang mampu menenangkan hati Deandra.

“Dei… “ Deandra tampak begitu kaget saat Bu Farida memanggil namanya. Namun bu dosen hanya tersenyum miring dan sinis melihat anak didik kesayangannya ini ketakutan.

“Kau persiapkan dirimu lembur beberapa hari ke depan. Saya ingin minggu depan kamu mempresentasikan hasil penelitianmu di sidang skripsi.

Ingat penguji yang akan mengujimu sudah ditentukan dari pihak jurusan. Mereka memilihkan Mrs. Liliane dan Mr. Coen sebagai pengujimu. Kamu pasti lebih mengenal mereka dari pada saya.” ujar Bu Farida

Senang juga sedih bercampur takut. Deandra senang karena sintesis terakhirnya membuahkan hasil yang memuaskan. Namun dia juga sedih karena dosen pengujinya adalah ‘Maha Guru’ terbaik di kampus dan terkenal kejam dan kritis dalam berdebat hingga lawannya mati kutuk.

“Apakah dosen penguji saya adalah pilihan terbaik yang diberikan ketua jurusan, Bu? tanya Deandra.

“Mereka ingin tau seberapa cerdas mahasiswa kebanggaan ku ini. Persiapkan saja dirimu. Semoga kau berhasil menghadapi dua singa lapar.” goda Bu Farida sambil tertawa lebar.

Deandra yang segera ingin menyelesaikan pembahasan skripsinya berpamitan dengan Bu Farida. Dengan Langkah gontai Deandra meninggalkan ruang dosennya itu. Dia tidak ingin pergi kemana-mana, hanya ingin segera pulang dan menyelesaikan tugas skripsinya.

Hari yang ditunggu pun tiba. Semua teman Dendra menunggu nya di depan pintu ruang sidang. Mereka tampak lebih gugup, padahal Deandra yang sedang sidang skripsi di dalam. Mereka beranggapan Deandra tidak akan bisa membalas debat dari dua dosen killer yang sedang mengujinya.

Latifah sahabat Deandra pun tak kalah tegangnya. Dia berjalan mondar-mandir, duduk-berdiri memikirkan nasib sahabatnya yang sedang menjadi mangsa dua singa lapar.

Di dalam ruangan tampak Deandra dengan begitu santainya mempresentasikan hasil penelitiannya. Satu demi satu slide sudah Deandra jelaskan. Hingga tiba waktunya sesi tanya jawab dari kedua penguji. Bu Farida terlihat santai namun cemas. Dia takut bila Deandra tidak mampu menjawab pertanyaan rekan mengajarnya itu.

“Ya Allah, Engkau lah Rajanya dari semua ilmu pengetahuan. Karena semua berasal dari Engkau dan Engkau lah yang menciptakan. Bantulah hamba untuk bisa menjawab semua pertanyaan dosen-dosen hamba ini ya Allah.” Do’a Deandra dalam hati sambil menampakkan senyum lebarnya agar tidak terlihat gugup.

Kedua dosen yang awalnya tersenyum sinis menatap Deandra, sekarang mereka menggelengkan kepala seraya tidak percaya.

Semua pertanyaan mereka dijawab dengan baik oleh Deandra. Mereka tercengang dengan penjelasan Deandra yang begitu detile seperti benar-benar sangat memahami penelitiannya. Begitupula dengan Bu Farida yang awalnya cemas kini malah tampak begitu kagum dengan mahasiswa kesayangannya itu.

“Deandra… Good Job! Congratulation..” kata Mr Coan singkat

“Perfect, Congratulation!” ujar Mrs. Liliana sambil memberikan berkas nilai yang bertuliskan ‘A’.

“Dei.. kamu pantas mendapatkan nilai itu.” susul Bu Farida sambil memberikan kertas berisi total nilai yang didapat Deandra.

Coba tebak berapa nilai yang diberikan oleh semua dosennya???

Betul banget, Deandra mendapatkan nilai 100 dari semua dosen pengujinya. Ini adalah hal yang sangat langka. Karena selama ini mahasiswa yang memperoleh penguji kedua dosen tersebut maksimal hanya memperoleh nilai 80, bahkan malah ada yang lulus dengan revisi dan harus sidang ulang.

Tak membuang waktu, Dendra bersujud syukur kepada Allah yang kembali memberikan kemudahan kepada Deandra dalam setiap ujian yang dia hadapi.

“Janji mu tidalah yang dusta. Engkau akan selalu membatu hamba-Mu disaat hamba-Mu semakin mendekat kepada-Mu.” ucap Deandra dalam sujud nya setelah membaca do’a sujud syukur.

Sekarang kalian bisa menilai sendiri ya seberapa cerdaskah Deandra….

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!