NovelToon NovelToon

MENIKAHI DOSEN CANTIK

SEBATANGKARA

...🌺🌺🌺🌺🌺...

Seorang gadis menangis di pemakaman ibunya. Habis sudah harapan untuk membahagiakan sang ibu. Di saat umur 22 tahun Bella harus hidup sebatang kara tanpa ada kerabat yang mau membantunya.

"Bella." panggil lelaki berjas hitam dari arah belakang.

'Ah... siapa sih om-om ini? Mengapa ia tau namaku dan aku merasa juga tidak pernah bertemu dengannya selama ini?' gumam Bella dalam hatinya.

"Perkenalkan saya Rahman. Pengacara kakek kamu pak Arya Wijaya pemilik perusahaan B.A Grub." Bella mengerutkan dahinya.

'Kakek? ah... bohong nih orang, jelas-jelas kakek sudah lama meninggal! apa lagi B.A grub itu kan perusahaan no.1 di kota ini, ngaur sekali!' pikir Bella dengan logikanya. Bella berdiri menantang tatapan lelaki setengah baya dihadapannya.

"Jangan becanda ya om! saya lagi berduka nggak usah ngeprank-prank segala!" Bella menyeka air matanya. 'Apa aku tengah masuk acara TV yang ngeprank-prank gitu, mana ya kameranya? pasti di sembunyikan nih!' pikir Bella yang masih tidak percaya. Bella celingak-celinguk mencari kamera yang mungkin saja tengah disembunyikan.

"Cari apa Bel?" Rahman, lelaki setengah baya itu ikut bingung melihat Bella yang celingak-celinguk tidak jelas.

"Cari kamera om, om mau prank saya kan? om dari acara TV mana?" Lelaki itu malah menahan tawanya.

"Saya ngak dari TV mana-mana Bel. Saya kesini mau bawa kamu pulang ke rumah Ayah kamu!" Bella semakin geram dibuatnya. Karena semua ucapan lelaki setengah baya dihadapannya ini, terdengar omong kosong di telinga Bella.

"Hahaha... om lucu sekali, orang tua saya udah meninggal om. Ayah saya pun bahkan sudah meninggal semenjak saya belum lahir!" tegas Bella pada Rahman.

"Siapa bilang, Ayah kamu masih hidup kok. Ayo ikut saya!" Rahman refleks menarik tangan Bella, memintanya segera untuk ikut.

"Ih... lepasin, Bella ngak mau! Tolong ada orang mau culik saya. Tolonggggg!" Seketika orang-orang di sekitar pemakan pun berkumpul mengelilingi Bella dan Rahman.

'Mampus kamu om-om penculik!! Rasain itu!' senyum Devil Bella melihat beberapa orang ikut berbondong-bondong mendatangi nya.

"Lepasin anak itu. Dasar penculik! Bantu saya tangkap pak, buk!" Penjaga TPU dan beberapa orang lansung main hakim sendiri dengan menggebuki Rahman yang mengaku sebagai pengacara itu.

"Ehh.. kalian salah orang! saya ini pengacara pak, buk!!" Rahman pun mencoba untuk membela diri meski lawannya kala banyak.

'Ah... sadis juga orang-orang di sini, bisa mati om itu! kalau om itu benar pengacara, yang ada nanti aku yang salah dong! nanti aku masuk penjara, gimana nih nasib ku? kan aku belum punya cowok, belum nikah juga! tolong hamba ya allah. aku harus menengahi ini segera!' dengan sedikit berpikir akhirnya Bella memutuskan untuk menolong Rahman.

"Udah pak, buk bawa ke polisi aja!" Teriak Bella dengan suara keras yang mampu membuat orang-orang tersebut menghentikan aksinya. Akhirnya Rahman di bawa ke pos polisi untuk ditanyai. Sedikit meringis menahan perih luka di bibirnya. Ia pun menjelaskan dengan rinci apa yang sebenarnya terjadi pada polisi, sedangkan Bella selalu menentang setiap ucapan nya.

"Itu nggak benar pak polisi, Kakek Bella udah lama meninggal. om ini ngaur sekali pak, Bella ngak mau ikut om ini. Om ini mau culik Bella pak, Bella ngak mau!" Tegas Bella yang tidak mau di salahkan. 'Nanti kalau om ini mesum, terus perkosa aku gimana? habis itu kalau om ini mau mutilasi aku gimana? atau nggak kalau om ini mau nikah sama aku gimana?! ih... amit-amit. pokoknya aku ngk boleh percaya sama om ini.' pikir Bella yang dramatis.

"ini kartu nama saya pak, jelas di sini tertulis kalau saya ini pengacara" Rahman pun mengeluarkan bukti yang sangat jelas. 'Dasar anak kecil keras kepala. kenapa ngak nurut aja sih! sangat membuat saya sebal!' gumam Rahman dalam hatinya.

"ih... penipuan tu pak, kan bisa aja dibuat-buat! kalau maling ngaku aja om!" Polisi malah pusing mendengar ocehan mereka berdua yang tiada hentinya.

"Udah-udah diam!" Tegas polisi dengan sedikit suara tinggi. 'Apa tidak ada masalah yang lebih serius untuk di bawa ke kantor polisi? Saya sangat pusing, istri lagi minta cerai! pacar minta putus! eh... anak-anak pada minta duit juga! Dan mereka berdua cuman pada meributkan masalah sepele. pusing aku pusing!' Gumam pak polisi dengan hati yang penuh amarah.

"Tapi kan pak, pokoknya Bella ngak mau ikut om ini!" tegas Bella dengan wajah yang kesal.

"Kamu itu satu-satunya penerus sah B.A grub Bel. kamu harus ketemu sama kakek kamu!!" Rahman masih berbaik hati untuk menjalankan tugasnya meski Bella sangat sulit untuk ia hadapi.

Bella hanya diam. mencoba berfikir apakah ia sekarang tengah mimpi atau bagaimana. Merasa tidak ditanggapi, membuat Rahman kembali bertanya. "Jadi gimana kamu mau pergi sama saya Bel?"

"Iya mau, eh.. nggak mau! pokok nya ngak mau!" Bella pun mulai goyah. setelah ia pikir-pikir mengapa tidak ia coba saja untuk ikut, bagaimana pun jika itu benar nyata maka ia akan menjadi orang yang kaya.

"Kamu harus pulang Bel, karena kakek ngak mau penerus selain kamu!" Kali ini bukan Rahman yang membujuk Bella, namun seorang lelaki dengan keriput di wajahnya. Ia merupakan kakek dari Bella yang datang menengahi cekcok antara Bella dan Rahman.

"Pokoknya hari ini juga kamu harus pulang ke rumah! Ayuk pulang!" Bella masih melongo atas kedatangan Arya Wijaya pengusaha terkenal di kota nya. Siapa yang tidak mengenal salah satu pengusaha ini, bahkan beberapa surat kabar dan TV pun ikut meliput kejayaan perusahaan nya.

'Mimpi aku kok keterlaluan banget sih. Masa iya tiba-tiba aja pengusaha kaya ini mengaku-ngaku aku cucu nya? Kenapa pengen aku jadi cucunya? Ya tuhan mimpi ini terlalu tinggi!' gumam Bella dalam hatinya. "Awww..." Bella meringis setelah mencubit tangannya sendiri.

"Kamu ngak mimpi kok Bel" pengusaha itu malah berusaha menahan tawanya.

"Udah yuk ikut kakek, nanti kakek jelasin semua nya di mobil.Oh ya, Rahman ke klinik saja ya, biar anak buah saya bawa kamu." titah kakek itu.

'Untung bos, masa ia udah babak belur kayak gini masih aja saya di tinggal. soal uang, soal harta baru telpon-telpon saya!' sarkas Rahman dalam hatinya.

Iman Bella akhirnya goyah melihat mobil Vellfire parkir di hadapannya. Ia pun mengikuti langkah Arya untuk memasuki mobil.

'Ini mobil yang di artikel itu kan? ya tuhan pantatku akan menyentuh mobil miliaran ini! sangat surga dunia! kalau dibeliin jadi ciki-ciki, eskrim terus coklat, bisa beli sama pabrik-pabrik nya ngak ya?' pikir Bella yang selalu tentang makanan. Mobil sudah berjalan sedikit jauh dari pos polisi, sedangkan Bella masih melongo tanpa mau bertanya sedikit pun.

"Kamu pasti bingung ya?" Bella kaget mendengar suara parau orang disebelah nya.

'Masih tanya lagi nih kakek, udah mau hancur pos polisi karena ocehan ku!' gumam Bella dengan kesal

"Terus terang aja bapak mau saya ngapain? kenapa cari-cari saya?" dengan suara yang dibuat-buat jutek. Bella mencoba untuk tidak terpengaruh lagi.

'Hahaha... Bella memang cucuku. sikap To the point ku melekat padanya!' Arya pun tertawa dalam hatinya. "Karena Bella adalah cucu satu-satunya kakek!" ujar nya dengan santai.

'Kan gitu lagi, bikin suasana mobil milliaran ini jadi ngak nyaman aja!' kesal Bella. "Kan udah saya bilang sama pengacara bapak, kalau saya bukan cucu bapak! saya sekarang sebatang kara! Barusan ibu saya meninggal pak!" Tegas Bella dengan air mata yang sedikit berlinang.

"Ini lihat!" Lelaki tua itu memberikan map berisi beberapa foto, surat dan kartu pernikahan.

'Kenapa kakek ini bisa mendapatkan foto Ayah dan ibu?' Bella sangat syok mendapatkan beberapa foto itu dari dalam map. "Ayah." Bella menitikkan air mata memeluk foto ayah bersama ibunya. "Bapak dapat dari mana foto dan surat nikah orang tua saya?" tanya Bella dengan penuh haru.

Arya tersenyum pada Bella. lalu menceritakan hal apa saja yang tidak diketahui Bella selama ini.

BERSAMBUNG.....

MASA LALU

...🌺🌺🌺🌺🌺...

🔄FLASHBACK ON🔄

"Mas percayalah padaku, anak ini anak kandung mu mas. percayalah mas!! jangan sampai rumah tangga kita hancur oleh wanita busuk itu!" Wanita yang tengah mengandung 5 bulan itu menangis dan memohon pada suaminya.

"Percaya bagaimana lagi saya padamu Lesi?! Foto ini sudah membuktikan bahwa kamu berselingkuh dan itu bukan anak saya!" Beberapa foto bertebaran di lantai. Foto yang menunjukkan seorang wanita tengah tidur tanpa busana bersama seorang lelaki.

"Itu hanya editan mas. Wanita itu yang mengeditnya!" menunjuk kearah wanita menggunakan dress yang begitu kekurangan bahan.

"Kamu bisa lihat sendirikan Ken, istrimu tidur dengan asisten mu sendiri! mending kamu cerai kan aja dia, terus percepat pernikahan kita!" Wanita itu bergelayut manja ditangan suaminya.

"Lepaskan tangan mu j*lang!" Wanita yang tengah mengandung itu mulai tersulut emosi.

"Ken." Wanita itu membuat mimik seolah-olah dia yang terluka.

"kamu yang j*lang Lesi! Mulai hari ini kita cerai! pergi kamu dari rumah saya, bawa pergi anak haram itu!" Lelaki yang bernama Ken itu menyeret Lesi dengan begitu kasar keluar rumah.

"Bersenang-senang lah Lesi!" Wanita itu mengucapkannya tanpa mengeluarkan suara, namun tetap saja Lesi tau apa yang diucapkan nya.

"Kamu bakalan menyesal melakukan ini padaku mas!" Berurai air mata wanita itu mulai mencoba berdiri.

"Mbak-mbak nggak apa-apa?" Asisten suaminya datang membantu Lesi.

"Waah... ayah sang cabang bayi datang!" wanita yang masih bergelayut manja pada suaminya itu tetap saja membuat Lesi semakin emosi.

"Apa katamu j*lang?" sarkas asisten suaminya pada wanita itu.

"Haris saya nggak apa-apa! tolong bawa saya pergi dari sini!" Lesi dan Haris akhirnya pergi dari rumah Ken.

⏳Beberapa bulan kemudian⏳

Perceraian antara Lesi dan Ken sudah berlalu 3 bulan yang lalu ketika Lesi siap melahirkan putrinya. Lesi menghadiri resepsi pernikahan Ken dengan sekretarisnya.

"Mas ini anak mu namanya Bella Wijaya." Ken malah menampar Lesi dihadapan tamu-tamu yang datang.

"Berani sekali kamu datang ya j*lang! bawa-bawa anak h*ram mu lagi!" air mata dan rasa malu Lesi begitu menggebu pada Ken. meski beberapa bulan lalu sakit yang ia rasakan belum sembuh, ia kini hanya mencoba kuat karena Bella anaknya. Namun, lihatlah yang di dapatkan nya hari ini. Ken begitu telah buta dibawah pengaruh wanita itu.

"Kamu boleh bilang aku j*lang mas, tapi jangan bilang anak kita h*ram!" tegas Lesi dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipinya.

"Satpam-satpam usir orang ini!" Wanita yang telah merebut suaminya ini kembali mengusir Lesi dengan tidak terhormat.

"Kamu bakalan menyesal mas. kamu bakalan menyesal!" ujar Lesi disela sela terisak.

Setelah kejadian itu Lesi sudah tak pernah menampakkan dirinya lagi ke keluarga Arya Wijaya. Beberapa tahun menikah dengan sekretarisnya Ken begitu bahagia. Sampai akhirnya ia mengetahui rahasia besar wanita itu. Wanita yang telah dinikahinya ternyata sudah pernah menikah dan memiliki seorang anak yang lebih tua dari anak Lesi. Yang mengejutkan nya lagi Ken mengetahui bahwa anak yang dikandung Lesi adalah anaknya. Semua foto-foto itu adalah editan dari seseorang. Ken tidak tau yang mengeditnya siapa. Yang Ia tau bahwa Lesi sudah benar-benar menghilang darinya.

7 tahun menikah dan tak kunjung memiliki anak. Ken mengizinkan Istrinya membawa sang anak untuk tinggal di rumah. Rasa bersalah Ken tak kunjung hilang dengan bertambahnya tahun. Karena pemikiran yang banyak akhirnya Ken jatuh sakit dan menyerahkan urusan perusahaan kembali kepada Ayahnya. Istri Ken pun kian hari kian menjadi. Selalu mencari uang dengan cara yang tidak halal dan memeras om-om di cafe-cafe.

🔄FLASHBACK OFF🔄

Bella berurai air mata mendengarkan kisah nyata yang dialami ibunya. Ternyata yang Ia bayangkan selama ini belum apa-apa yang telah dirasakan ibunya.

"Karena itu selama ini kakek mencari ibumu. Namun, kalian selalu pindah-pindah kota dan mempersulit bawahan kakek menemukan kalian! Syukur kakek bisa menemukan mu, tapi tidak kakek sangka dalam keadaan berduka seperti ini!" Bella hanya menunduk. Merasa bersalah selama ini kepada ibunya, ia tidak pernah bertanya seberapa sakit masalah yang dihadapi sang ibu hanya untuk dirinya seorang.

'Ibu, kenapa sih ngak pernah bilang ke Bella? Kalau Bella tau ada kakek yang sekaya ini, pasti operasi ibu ngak bakalan terlambat!Maafin Bella bu!' Bella begitu merasa bersalah atas kematian sang ibu.

"Keputusan kakek menemui mu karena, kakek sudah terlalu tua untuk mengurus urusan perusahaan oleh karena itu juga kakek membutuhkan mu Bel. Kamu mau membantu kakek?!" tanya Arya tanpa ragu.

"Tapi kek, Bella mengambil jurusan pendidikan bukan Bisnis, gimana cara Bella bantu kakek? Ditambah lagi Bella baru mulai mengajar menjadi dosen beberapa hari lalu, tidak mungkin Bella melepaskan pekerjaan itu!" ujar Bella dengan jelas.

"Nanti kakek jelasin perlahan ke kamu Bel, pasti kamu paham. Soal pekerjaan itu, kamu teruskan saja. Kakek tidak mempermasalahkan nya. asal kamu bisa menghandle tugas mu yang ada di perusahaan." Ucap Arya dengan santai.

"Baik kek, makasih ya kek udah cari Bella sama ibu. Bella tadinya takut tinggal sebatang kara, tapi sekarang Bella senang udah ada kakek. Makasih ya kek!" Bella memeluk Arya. Mereka berdua hanyut dalam kepiluan.

🏠Kediaman Ken Wijaya🏠

Bella kehabisan kata-kata saat mobil memasuki halaman rumah yang ternyata adalah rumah Ayahnya. Sedikit rasa sakit mendengar bahwa Ayahnya telah menikah lagi. Tetap saja Bella merasa syukur masih memiliki orang tua yang masih hidup.

"Ini rumah mu Bel kakek akan sering berkunjung" ujar Arya dengan ramah.

'Lah aku ditinggalin? Belum juga sampai di dalam rumah!' bingung Bella.

"Kakek ngak tinggal disini sama Bella?" Arya tersenyum hangat dan menggeleng, melihat tingkah polos Bella.

"Nggak Bel, ini rumah Ayah kamu. Kakek punya rumah sendiri. Kakek bakalan sering ngunjungin kamu kok." ucap Arya sambil mengelus rambut cucunya itu.

'Harta nya berapa sih, rumah aja punya sendiri-sendiri. mimpi apa semalam mu Bell ?' Bella masih tidak percaya dengan apa yang ia dapatkan saat ini.

"Oh ya, Kamu harus bisa dapatin hati Ayah kamu ya, jangan kalah sama saudari tiri kamu!!" Bella mengangguk meski dirinya kurang yakin. mengingat ia bahkan tidak mengenal ayahnya seperti apa.

"Pekerjaan kamu kakek urus ya Bel, Mau pindah kemana atau mau pilih di luar negri?" secepat mungkin Bella menggeleng.

'Pindah? Ngak mau lah, aku belum siap pakai uang keluarga ini apalagi buat kebutuhan aku sendiri. kalau tau-tau aku bukan cucu nya bisa-bisa taruh dimana muka ku nanti, lagian kerja baru beberapa hari masa udah pindah, Mending aku cari duit sendiri!' pikir Bella dengan rasa yang tidak mau berhutang budi.

"Nggak deh kek, nanggung buang-buang uang. lagian Bella baru aja kerja, masa iya udah mau pindah aja. Hehehe..." ujar Bella cengengesan.

'Sifat Lesi mengalir dalam diri Bella tidak serakah seperti Biangka dan anaknya! Aku tidak salah pilih untuk penerus perusahaan.' gumam Arya bahagia dalam hatinya.

"Ya udah kalau gitu, kalau kamu butuh sesuatu hubungi aja kakek ya. Nih masukin dalam dompet mu. Kartu nama dan ATM kakek ini bakalan penting buat kamu!" Arya dengan santai memberikan kartu nama serta ATM platinum nya pada Bella.

'Apa ini? dompet ku yang biasa cuman diisi uang recehan nggak bakalan nerima kalau diisi sama kartu ATM. ATM platinum lagi! Tuhan mimpi ini terlalu mengejutkan... Tolong bagi yang lagi ngeprank bangunkan saya! Tolong!' Bella merasa begitu syok dengan kenyataan yang begitu tiba-tiba ini.

"Maaf kek, bukan nya Bella ngak mau terima. Tapi Bella alhamdulillah masih punya uang sendiri kok kek." Semakin Bella menolak, Arya malah semakin semangat memberikan kartu ATM berwana hitam itu pada Bella.

"Yang penting simpan aja dulu. Pokoknya kakek nggak mau terima penolakan lagi atau ngak buang aja! atau Bella merasa uang didalam nya kurang, mau kakek tambahin? tapi ini udah over limit kok." Arya berucap begitu santai, tambah membuat Bella semakin merasa tengah bermimpi. Bella pun menggeleng dengan cepat dan memasukkannya kedalam dompet.

'Buang-buang! dikira kartu ini kartu mainan apa? seenaknya aja buang-buang. kebiasaan ya orang kaya ngak ingat ada orang yang lebih susah dari mereka!' kesal Bella.

BERSAMBUNG.....

RASA SAKIT

...🌺🌺🌺🌺🌺...

"Papa kemari, kenapa tidak bilang dulu?!" wanita dengan baju kekurangan bahan dan make up yang begitu menor menyambut kedatangan Arya dan Bella.

'Kok ada badut sih disini? apa ada yang lagi ulang tahun? kok kakek ngak bilang ya, Hahaha...' Bella mencoba menahan tawa setelah melihat wajah wanita di hadapannya.

"Ini rumah anak saya, kenapa saya harus bilang dulu ke kamu! kamu bukan siapa-siapa disini! ayo Bel!" Arya melenggang memasuki rumah tanpa menghiraukan wanita itu.

'Ini rumah apa istana? kok bisa semua warna emas sih? kenapa bisa sebesar ini, bahkan ruang tamu saja sebesar rumah ku dahulu. kalau disewakan buat kost bisa-bisa punya untung gede aku, Hahaha...' pikiran Bella kaget sampai ia kehabisan kata-kata.

"Mbok Iyem, Mbok..!!!" Arya berteriak. Suaranya memenuhi setiap sudut rumah. Bella masih mengagumi keindahan isi rumah yang begitu melebihi ekspektasinya.

"Iya tuan, ada apa?!" Wanita paruh payah memasuki ruang tengah dengan begitu kaget.

'Ini non Lesi? aku tak menyangka bisa bertemu non Lesi lagi. Cantik dan terlihat lebih muda sekali dia sekarang. Aku tak melupakan sifatnya yang begitu baik hati!' kaget mbok Iyem menatap Bella dengan haru.

"Non Lesi? Non Lesi kabarnya gimana, saya udah lama ngak ketemu non Lesi. Non kemana aja?!" Bella kaget melihat ekspresi dan tangis tiba-tiba yang berasal dari wanita itu.

'Loh kok nih mbok kenal Ibu ya? Apakah memang betul aku ini anak kandung dari orang pemilik rumah ini? tapi kok satupun nggak ada foto ibu ya di sini?' bingung Bella masih penasaran.

"Ini Bella, anak Lesi cucu saya. Tolong siapkan kamar yang paling bagus dan besar disini. Lalu panggilkan semua yang bekerja di rumah ini serta orang-orang tidak berguna yang ada disini!" Kata-kata Arya mengarah pada Biangka yang berdiri di pintu masuk, menatap mereka.

'Siapa yang tua bangka ini maksud? Jadi, ini anak h*ram itu! ternyata begitu mirip dengan ibunya. aku tak akan membiarkan dia hidup tenang di rumah ku ini! Anakku Adelia harus menjadi penerus B. A grub.' Pikir licik Biangka yang tidak pernah ada puasnya.

"Tapi tuan, kamar yang paling bagus dan besar adalah milik non Adel!" Mbok Iyem itu berusaha bicara dengan hati-hati.

"Suruh saja anak itu pindah. Itu adalah kamar Bella bukan kamar anak itu! Cepat bereskan atau saya akan memecat kamu!" Tegas Arya.

"Nggak bisa gitu dong! Bagaimana pun kamar itu milik Adel dari awal, dan dia itu anak saya!" Biangka mulai tersulut emosi.

"Kamu siapa disini ha? Saya yang punya ini semua dan Bella adalah penerus saya! Keluarkan semua barang anak kamu atau keluar dari rumah ini!" Arya menatap tajam Biangka. Biangka hanya bisa mengalah. Ia juga tidak mau merugikan kehidupannya. Melepaskan kehidupan nya yang bergelimang uang ini tidak akan mudah dilakukan begitu saja. Jalan melewati Bella, Biangka menatap tajam kerahnya. Seolah-olah Bella ingin disantapnya.

'Kok jadi serem gini? Yang barusan lewat orang nggak ya?' pikir Bella merinding. Semua pelayan, penjaga yang bekerja di rumah telah berkumpul. Bella dan sang kakek berbicara dihadapan mereka semua.

'Ini pelayan sama penjaga rumah udah kayak orang mau demo aja! Sia-sia uang kalau buat gaji sebanyak ini!' pikir Bella yang terlalu rasional. Satu persatu Bella dikenalkan dengan semua orang yang bekerja di rumah besar itu. Bisa disebut itu adalah sebuah mansion karena begitu luas jika itu disebut rumah.

"Dan ini adalah Mbok Iyem, ketua pembantu di rumah ini. kamu bisa bertanya apapun pada Mbok Iyem!" Bella seketika mengangguk.

'Udah pakai jari tangan loh ngitung nih pelayan-pelayan. tetap aja kagak ingat berapa jumlah nya. Udah kayak dora aja aku ngitungnya lambat!' pikir Bella dengan kesal.

"Iya, non Bella tanya aja sama mbok, apapun yang rasanya kurang beritahu ya non." Bella mengangguk dan membalas senyum ramah mbok Iyem.

"Ya udah Bel, mari kita makan dulu. Ayah kamu sudah menunggu di sana." Bella tertegun mendengar Arya menyebut kata Ayah.

'Orang seperti apa Ayah ku kini? Tapi apakah ayah masih membenciku? Akankah Ayah menerima kehadiranku disini?' bingung Bella dengan rasa deg-degan. Melihat Bella yang kian tak bergerak dari tempatnya berdiri, membuat Arya paham apa yang dirasakan cucunya.

"Ayuk kita makan dulu Bel, jangan dipikirkan lagi masa lalu mu. sekarang waktunya menata masa depan mu dan B.A grub." Bella berusaha tersenyum dihadapan Arya, meski perasaan takut dan ragunya terus saja menghantui meski Bella bersikeras untuk menghilangkan nya. Bella dan Arya melangkah menuju ruang makan.

🍽️Ruangan Makan🍽️

Bella sudah tidak sabaran melihat Ayahnya sampai Ia tidak menyadari bahwa sekarang sudah memasuki ruang makan.

'Ruang makan aja seluas ini, beda banget sama yang di rumahku. kalau dihitung-hitung bisa bikin lapangan futsal disini. hehehe...' pikir asal Bella dalam hatinya.

"Silahkan duduk non." Mbok Iyem menyadarkan lamunan Bella.

"Eh iya Mbok, makasih." dengan gerak cepat Bella pun duduk.

'Wajahnya begitu mirip dengan Lesi, tapi sayangnya aku tidak bisa melihat putriku ini tumbuh. jika Biangka tau aku tidak membencinya, bisa-bisa Bella menjadi korban lagi! Aku tidak mau itu terulang." pikir Ken dalam hatinya setelah melihat kedatangan Bella.

"Apa maksud Papa membawa anak h*ram ini ke rumahku?" Ketus Ken berpura-pura, membuat angan Bella tentangnya seketika berubah.

'Anak h*ram?! Woi... lo yang buat gue kali!' geram Bella seketika.

"Papa mau Bella tinggal disini bersama kalian. Bella akan menghandle perusahaan B.A grub karena papa mau pensiun!" suara Arya bukan nya tegas malah terkesan memerintah.

"Tidak bisa! saya tidak ingin anak h*ram itu ada disini! apalagi menghandle perusahaan, tau apa dia!" Tolak Ken kasar, membuat Bella hanya bisa menunduk.

'Ternyata ini rasanya tidak diinginkan! Ternyata ini rasanya patah hati yang dulu juga ibu rasakan.' pikir Bella dengan hati yang perih. Keheningan melanda semua orang yang berada di ruang makan. Suasana begitu mencekam sampai tidak seorang pun berucap.

"Jika kamu tidak memperbolehkan Bella tinggal disini, Papa akan mencabut segala fasilitas kalian disini! Uang bulanan, kendaraan, kartu ATM akan Papa hilangkan!" Biangka dan Ken terbelalak mendengarnya.

'Dasar gadis ini, sama seperti ibunya. Baru datang sudah membuat kemalangan!! Secepatnya saya bakalan usir kamu dari sini!' kes Biangka dalam hatinya.

"Bagaimana?! sudah mau melepaskan semua fasilitas disini?" tanya Arya sekali lagi dengan suara tegas.

"Nggak kok Pa, mas Ken pasti bolehin Bella disini kok. iya kan mas?" ujar Biangka sambil menyiku lengan Ken.

'Dasar wanita matre, mulut mu manis di luar pahit di dalam.' kesal Ken.

"Iya." Lesu Ken.

'Maafkan Ayah Bel! Ayah melakukan ini demi kebaikan kamu! pasti kamu saat ini begitu sakit, ucapan Ayah memang sangat keterlaluan, maafkan Ayah!' gumam Ken menatap Bella yang masih saja menunduk.

"Mami Papi kalian dimana? Adel pulang nih. Mbok Iyem bawain belanjaan Adel dong!" Teriakkan dari ruang tamu itu membuat semua orang yang berkumpul di ruang makan bergeridik ngeri.

'Anak itu hanya pandai membuang-buang hartaku!' kesal Arya. Memasuki ruang makan, Adelia anak dari Biangka malah melongo bingung.

'Siapa gadis muda dimeja makan itu?' tanya nya dalam hati.

"Adelia putri Mami sudah pulang ya. Sini makan bareng kakek dan Bella!" Biangka mengedipkan mata pada Adel agar menuruti perintah nya.

'Apakah ini anak ibu tiri ku? Ternyata dia lebih cantik dariku! lebih modis dan bergaya.' pikir adel seketika.

"Papi, Adel rindu Papi." Adel pun memeluk hangat Ken. Bella hanya bisa tersenyum menatap adegan yang barusan dilihatnya.

BERSAMBUNG.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!