NovelToon NovelToon

JeaLouis

author notes

Hai para pembaca di noveltoon, perkenalkan aku Kadek Pingetania, kalian bisa panggil aku Ping atau author. Umurku 17 tahun, kelas 3 SMA.

Ini adalah lanjutan cerita dari Bad Girl In The School, yang nyeritain tentang anaknya Darrel sama Clarissa. Cerita ini aku tulis di tahun 2016 lalu, pas umurku masih 13 tahun. Jadi maklumin aja kalau tulisannya masih kurang bagus, karena aku cuma revisi sedikit aja, itupun aku sengaja ngikutin gaya penulisanku waktu dulu biar vibes ceritanya masih sama.

Oke tanpa basa basi lagi, selamat membaca!💖✨

^^^19-10-2020^^^

Chapter 1

Seorang gadis dengan pakaian yang terkesan tomboy sedang berloncat-loncat dikasurnya dengan diiringi lagu rock kesukaannya.

Sampai akhirnya pintu terbuka, menampilkan wanita paruh baya yang masih terlihat muda. Ia berkaca pinggang.

"Jea!!!" teriaknya membuat gadis yang sedang berlompat tersebut terdiam.

Jeandra Putri Bramasta. Gadis ini sangatlah cantik, namun sifatnya membuat semua lelaki menjauhinya, apalagi gadis ini juga dikenal playgirl.

"Ayolah, Ma, musiknya sangat asyik. Ayo goyang!" teriak Jea.

Clarissa -ibu Jea- mematikan musik tersebut. Membuat Jea yang sedang bergoyang pun menengok kearah Mamanya.

"Ma! Ayolah, aku ingin bersenang-senang," kata Jea.

"Tidak! Kalau kamu masih saja seperti ini Mama akan mengirimmu ke rumah nenek," ancam Clarissa lalu keluar dan membanting pintu.

"Shit!" umpat Jea sambil melompat dari kasur ke lantai.

Gadis itu menguncir rambutnya asal dan mengelap keringatnya dengan lap kecil, lalu dia keluar dari kamarnya.

Jea berjalan pelan menuju dapur lalu mengambil nasi dan lauk pauk sebanyak-banyaknya. Beginilah tingkah lakunya saat sedang bosan. Liburan masih panjang, tetapi gadis ini sudah bosan saja.

Jea menyendok nasi dan lauknya sebanyak-banyaknya, lalu mengunyahnya dengan cepat, begitu seterusnya. Sampai akhirnya ibunya datang.

"Jea, Mama mau ngomong," kata Clarissa sambil menarik kursi di samping Jea lalu duduk di sana.

"Apa?" tanya Jea setelah menelan makanannya.

"Mama akan menjodohkanmu dengan anak teman Mama, dan liburanmu akan dihabisi di rumah mereka," kata Clarissa mantap, membuat Jea kaget.

"Apa, Ma? Aku bakal dijodohin dan aku bakalan dikirim ke rumahnya mereka?" tanya Jea tak percaya.

"Iya. Kamu itu udah besar, tetapi kamu masih saja memainkan laki-laki dan penampilan kamu juga, kamu cewek apa cowok?" tanya Clarissa.

"Ihh, Mama kok gitu sih? Aku itu masih kelas dua SMA, aku itu masih muda. Mama itu kayak nggak pernah muda aja," kata Jea.

"Gini aja, kalau kamu bisa buat dia jatuh cinta sama kamu, Mama bakal beliin kamu mobil dan apa aja yang kamu mau," kata Clarissa.

"Ya udah aku mau," kata Jea pasrah.

Jea berjalan pelan menuju kamarnya, bahkan dia tidak nafsu lagi untuk makan. Ia masuk ke kamanya dan membanting pintu kamarnya.

Gadis itu mengambil ponselnya dan menelpon temannya.

"Hallo, Je!" kata seseorang dari sebrang sana.

"Hallo, Ret, kayaknya gue nggak bakal ikut nginep di rumah lo deh," kata Jea.

"Yah, kenapa lo nggak ikut?" tanya gadis yang bernama Reta itu.

"Itu, tuh, nyokap gue mau jodohin gue dan gue bakalan dikirim ke rumah mereka untuk menghabisi liburan gue," jelas Jea lesu.

"What?! Lo bakal dijodohin? Dan lo nerima gitu aja?" teriak Reta histeris membuat Jea menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Nggak usah teriak-teriak juga kali," kata Jea kesal.

"Tapi, kenapa lo mau?" tanya Reta heran.

"Gue dipaksa dan Mama juga bakal beliin apapun yang gue mau kalau gue bisa buat dia jatuh cinta," kata Jea.

"Oh."

"Gue tutup teleponnya ya!" sambung telpon pun terputus.

◇◇◇◇◇

"Louis, Mama mau ngomong bentar," kata wanita paruh baya itu, membuat lelaki yang bernama Louis itu menengok.

"Apa Ma?" tanya Louis.

"Besok Mama dan Papa bakalan keluar kota selama satu bulan," kata Sarah -ibu Louis-.

"Oh."

"Dan satu lagi, Mama bakalan jodohin kamu sama anak temen Mama dan mulai besok dia bakal tinggal di sini," kata Sarah membuat Louis kaget.

"Ta--," ucapan Louis terpotong.

"Nggak ada tapi-tapian, kalau kamu nolak, Mama akan menyetop semua fasilitas yang Mama kasi buat kamu," ancam Sarah lalu pergi begitu saja.

Tiba-tiba seorang gadis cantik membanting tubuhnya di sofa sebelah Louis.

"Kenapa tu muka kusut amat?" tanya gadis itu.

"Tu nyokap gue mau jodohin gue," kata Louis.

"Bhahaha ..., kasian banget orang yang dijodohin sama lo," ledek gadis itu.

"Lo tuh, sahabat sendiri diledekin," kata Louis sebal.

"Iya maaf, maaf," kata gadis itu.

"Eh, Ca, boleh nggak gue minta tolong?" tanya Louis, gadis yang bernama Caca pun menoleh.

"Minta tolong apa?" tanya Caca.

"Jadi pacar boongan gue," kata Louis enteng.

"Lo gila ya?" teriak Caca histeris.

Louis pun langsung membekap mulut gadis di sebelahnya itu.

"Nggak usah teriak-teriak juga kali!" kata Louis lalu melepas mulut Caca dari bekapannya.

"Gue nggak mau!" kata Caca.

"Please!" kata Louis.

"Nggak!" kata Caca.

"Nanti gue beliin lo es krim yang banyak deh," rayu Louis.

"Iya deh," kata Caca pasrah.

"Yee ...," sorak Louis.

Chapter 2

"Bangun, Je," kata Clarissa sambil menggoyang-goyangkan tubuh anaknya yang sedang tertidur.

"Apaan sih, Ma?" tanya Jea dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Matanya masih tertutup rapat.

"Bangun!" pinta Clarissa sambil membuka gorden berwarna hijau yang berada di kamar Jea, membuat gadis itu menutup wajahnya dengan bantal.

"Jea! Bangun! Masa cewek tidur kayak kebo?" ejek Clarissa.

"Jugaan sekarang liburan, Jea bisa tidur sampai siang," kata Jea.

"Kamu lupa, kalau sekarang kamu bakal ke rumah Tante Sarah?" tanya Clarissa membuat Jea membuka kedua matanya.

"Ma, please deh, aku nggak mau dijodohin," kata Jea sambil terbangun.

"Nggak ada protes, kalau kamu nggak mau, Mama bakal kirim kamu ke rumah nenek," ancam Clarissa membuat Jea terdiam.

"Iya deh," Jea bangkit, lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Jea keluar dari kamar mandi dan langsung memilih pakaian yang akan ia kenakan.

Ia memutuskan memakai baju kaos polos berwarna hitam yang dipadupadakan dengan celana pendek dan kemeja kotak-kotak berwarna merah yang diikat dipinggang gadis itu.

Gadis itu pun mengikat asal rambutnya. Ia berjalan menuju lemari dan mengambil koper berwarna hitam, lalu memasukkan asal pakaiannya.

"Ini kaos perlu, ini celana perlu, ini perlu, ini perlu," Jea bergumam pelan sambil melempar baju-bajunya kekoper hitam miliknya.

"Ah, kayaknya udah cukup nih," gumam Jea sambil menutup lemari lalu menarik kopernya keluar kamar.

"Jea! Udah siap?" tanya Clarissa.

"Udah, Ma," kata Jea sambil menuruni tangga.

"Ini alamatnya, Mama nggak ikut," kata Clarissa sambil mengambil secarik kertas yang berisi alamat rumah seseorang.

"Iya," Jea mulai berjalan namun beberapa detik dia kembali berbalik.

"Apa? Mau salim?" tanya Clarissa.

"Nggak, aku mau minta uang," kata Jea.

"Yee ..., anak jaman sekarang itu ya!" Clarissa mengeluarkan amplop berwarna coklat dan memberikan kepada Jea.

"Ya udah, Jea pergi dulu!" Jea keluar dan menyetop taksi yang lewat di depan rumahnya.

"Pak, saya mau pergi ke ... kemana ya? Nggak tau deh, pokoknya ini alamatnya," Jea memberikan secarik kertas putih lalu masuk ke dalam taksi.

Di dalamnya taksi, Jea mendengarkan lagu menggunakan headseth yang menyambung keponselnya. Ia pun mulai menutup matanya perlahan-lahan.

◇◇◇◇◇

"Louis, bangun woy! Udah pagi! Molor ae kerjaannya," kata Caca sambil menendang-nendang kaki Louis yang sedang tidur di lantai.

"Lo tuh aneh ya, masa udah ada kasur, malah tidur di lantai," gumam Caca.

"Hoam ...," Louis merentangkan tangannya lalu kembali menutup matanya.

"Bangun! Kalau bukan nyokap lo yang nyuruh, gue ogah banget bangunin lo!" kata Caca sambil menendang kaki Louis tetapi lelaki itu sama sekali tidak terbangun, membuat gadis itu kesal.

Caca berjalan masuk ke kamar mandi yang berada di kamar Louis. Ia mengambil air menggunakan gayung lalu menyiram Louis, membuat lelaki itu seketika terbangun.

"Kenapa lo nyiram gue?" tanya Louis tak terima.

"Abis lo susah banget dibangunin," kata Caca tak merasa bersalah sedikit pun.

"Ganggu orang tidur aja," cibir Louis sambil berjalan menuju kamar mandi.

Sedangkan dilain tempat, seorang gadis turun dari taksi. Ia terlihat seperti orang bingung, sampai akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke rumah bercat putih.

"Hallo! Ada orang?" tanya Jea sambil celingak-celinguk.

"Ada apa?" tanya seorang pria tampan yang sedang mencuci mobil.

"Ini rumahnya Tante Sarah kan?" tanya Jea memastikan.

"Iya," jawab Louis sambil menoleh ke arah Jea.

"Kenalin, gue Jea," kata Jea sambil mengulurkan tangan.

"Gue Bastian," kata lelaki yang bernama Bastian itu, lalu menyambut uluran tangan Jea.

"Tante Sarah mana ya?" tanya Jea.

"Nyokap gue lagi keluar kota," kata Bastian.

"Oh, ngomong-ngomong, lo yang mau dijodohin sama gue?" tanya Jea.

"Nggak, yang mau dijodohin sama lo itu adek gue," jelas Bastian.

"Oh."

"Ya udah, lo masuk aja!" kata Bastian, Jea pun berjalan menuju pintu masuk.

Jea membuka pelan pintu berwarna coklat itu. Ia duduk disofa yang ada di sana.

"Hai!" sapa Caca sambil duduk di samping Jea. Jea hanya menjawabnya dengan senyum pelan.

"Lo yang mau dijodohin sama Louis itu kan?" tanya Caca.

"Mungkin," jawab Jea singkat.

"Nama gue Caca, lo siapa?" tanya Caca.

"Jea," jawab Jea.

"Louis!" panggil Caca saat melihat Louis.

"Apa?" tanya Louis sambil mendekati Caca.

"Louis ini Jea, dan Jea, ini Louis," kata Caca membuat kedua orang itu saling tatap-tatapan.

"Ca, kita jadi pergi kan?" tanya Louis yang dijawab anggukkan oleh Caca.

"Kita pergi dulu ya, Jea," kata Caca. Louis merangkul pundak Caca, lalu mereka pun pergi.

"Mereka pacaran?" gumam Jea pelan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!