"Mama... kau datang...."ucapku saat melihat mama ada di depan mataku,
"Kau tidak merindukan mama Azzam, hingga mama yang datang padamu"ucap mama sambil ku persilahkan mama masuk kedalam apartemen ku,
"Bagaimana, apakah Frans menjagamu dengan baik disini nak?"
"Tentulah ma, bik Dewi dan Frans sangat dan sangat menjaga Azzam, maafkan Azzam karena tidak bisa pulang"ucapku manja memeluk mamaku,
"Bagaimana Azzura dan arka?"tanyaku saat mamaku sudah duduk di sofa
"Arka, juga keluar dari rumah ia pergi ke tempat paman hazel, sekarang mama tau, hanya anak perempuan yang tidak akan pergi jauh dari mamanya, buktinya kalian sama-sama meninggalkan mama saat ini"ucap mamaku sambil mengusap kepalaku,
"Hanya saja mama khawatir jika arka yang jauh dari pantauan mama dan papa nak, wataknya jauh beda dengan mu, emosinya yang tinggi, dan sifat sombongnya membuat mama cemas"ucap mamaku dengan wajah yang sedih, aku mengerti kekhawatiran mama,benar saja aku dan arka berbeda watak, hanya saja aku tau dia anak yang baik, dia hanya bersikap seperti teman sepergaulan nya,
saat aku pergi untuk berganti pakaian karena akan membawa mama berkeliling di kota yang aku tempati sekarang, namun aku lupa ponselku di letakkan di meja depan mamaku duduk,
saat aku kembali dari kamar aku lihat mama tersenyum sambil meletakkan ponselku kembali,
"Ada apa ma, kok tiba-tiba"
"Apakah mama tidak berhak mengetahui ini, kau sudah dewasa, tidak perlu merahasiakan ini, dia gadis yang kau cintai....??"
"Apakah mama memeriksa ponselku tanpa seizin ku.."ucapku sambil duduk di dekat mama lagi,
"Tidak, dari tadi ponselmu berbunyi, jadi mama hanya membantumu untuk mengangkat nya, aku melihat cinta di wajahmu, Pertahankan dia dan berikan waktu untuknya"
"Dia seperti mama, baik, lembut, tulus, dan cantik, aku melihat sifat mama di dirinya, mama benar, Azzam sangat mencintainya ma, tapi dia tidak punya orang tua, apakah mama dan papa akan menerima nya kelak"
"Sayang... seperti papamu yang menerima mama saat itu, mama pasti akan menerima setiap pilihan anak mama, kami tidak akan melihat status tapi hatinya nak"
sebelum mama selesai meneruskan kata-katanya, tiba-tiba Frans datang dengan expresi yang jelas ada kabar yang tidak baik yang ia bawa,
"nyonya..."ucap Frans memberi hormat kepada mamaku sambil melihat ke arahku dengan wajah yang gelisah, bukan mama Nanda namanya jika mama tidak bisa membaca expresi Frans,
"Frans, ada apa, apa ada hal yang buruk"
"Anu.. nyonya, tuan..."dengan gugup Frans selalu melihat kearah ku, ia enggan mengatakan di hadapan mama,
"Ma... aku tinggal dulu sebentar, ya, bik Dewi bentar lagi sudah selesai menyiapkan makan siang buat mama,"ucapku sambil berlalu dari hadapan mama dan di ikuti oleh Frans, yang tadi sempat aku suruh untuk kerumah kekasihku tanpa memberi tahu ke kekasihku terlebih dahulu, saat aku dan Frans sudah ada di dalam kamarku, Frans pun memulai percakapan nya dengan sedikit ragu dan gugup,
"Katakanlah Frans, jangan gugup seperti itu, apa ada hal yang terjadi pada Helena, kau tidak membawa kabar buruk tentangnya kan, tapi dia tadi sempat menghubungi ponselku, berarti dia baik-baik saja kan?"tanyaku dengan nada cemas,
"Tuan... nona Helena sudah bersuami"ucapnya sambil menatap wajahku, perkataan yang tidak pernah tersemat dalam fikiran ku,terucap ragu dari mulut Frans, orang yang sangat aku percaya, aku tertawa mendengar ucapan itu,
"Hahahahha kau bercanda Frans, mana mungkin..., aku dan Helena sudah setahun pacaran, kau sudah tau sendiri hal itu, kita kuliah bersama, dan kemaren kita menghabiskan waktu bersama sepanjang hari, apakah kau bercanda akan hal ini.."
"Mana mungkin aku bercanda dalam hal ini tuan, hari ini suami Helena datang, aku mendengar semua percakapan mereka, dan hal yang lebih mengejutkan lagi, suami Helena adalah OB di perusahaan papamu tuan"
seketika itu aku ambruk terduduk di tepi ranjang ku,
"Suami Helena adalah suami yang bertanggung jawab, dia lebih memilih berhenti kuliah dan lebih memilih menyelesaikan kuliah Helena tuan, dia yang membayar semua biaya kuliah Helena selama ini, termasuk tempat dan biaya hidupnya sehari-hari, aku sudah mencari tau tadi dari beberapa karyawan yang bekerja di perusahaan tuan Adnan di sana, suami Helena adalah pekerja keras, ia sering mendapatkan bonus dari karyawan lain sebagai imbalan kerjanya, aku sudah merekam sedikit percakapan mereka tuan, silahkan anda dengarkan sendiri, aku harap semua tidak terlambat tuan, dan anda tidak melakukan hal yang salah, dengan mencintai istri orang"ucap Frans, sedikit menasehati ku aku ambil ponsel yang ia julur kan kepadaku, aku melihat Vidio itu dimana Helena berbaring di pangkuan pria itu,
"Maafkan aku karena kemaren tidak datang, aku harus bekerja lembur untuk mu"
"Aku yang minta maaf, karena ku kau banyak mengalami kesulitan, dan terimaksih mas, karena mu aku bisa menyelesaikan kuliahku, kau adalah pahlawan bagiku"
"Helena, seperti janjiku kepadamu, kau tidak akan pernah merasa kekurangan, aku mencintaimu sangat mencintai mu, tujuan hidupku hanya membahagiakan mu, apakah sekarang kau bahagia?"
"Sangat .. sangat bahagia, baiklah, aku akan memasak kan makanan kesukaanmu, kau sudah melakukan perjalanan panjang kesini, kau istirahatlah dulu dikamar, ok"ucap Helena sambil mencium pipi pria itu, hatiku sakit, tanpa terasa aku melempar ponsel itu ke sembarang tempat, aku marah jelas,
Aku Azzam Kusuma pria yang terkenal tampan ternyata hanya di jadikan selingkuhan oleh wanita seperti Helena, ketulusan, kelembutan ternyata semua adalah dusta nya, semua barang telah ku lempar dan Frans hanya memandangiku,
"Tuan apakah saya harus membereskan pria itu" ucap Frans,
"Kau gila... kau ingin menghabisi orang yang tak bersalah, yang seharusnya di hukum bukan pria itu tapi Helena, Frans buat aku bertemu dengan pria itu, dan atur juga pertemuan ku dan Helena, tapi bergantian, terserah kamu mau bertemu dimana,"ucapku sambil berlalu dari kamar, namun amarahku masih belum reda, sakit hati, hati terluka, ter khiananti, aku mengusap kasar wajahku, menahan rasa amarahku, disini ada mamaku, dia tidak boleh mengetahui luka ini, aku berdiri di balkon rumah, sambil menatap taman yang sempat aku tempati untuk menghabiskan hari bersama Helena, semua kenangan manis bersama Helena bermain jelas di depan mataku, ucapan cintanya, perhatian nya, ketulusannya saat merawat ku sakit, semua teringat jelas diingatan rasanya aku tidak percaya wanita sepolos Helena akan melakukan dusta sebesar ini padaku dan pada suaminya,
aku yang ia cintai namun suaminya di madu, kata yang menjijikkan itu aku benci dengan kata cinta, tiba-tiba tangan mama menyentuh pundak ku,
"Apa yang terjadi, jangan berbohong sama mama, apa ada hal yang membuat mu marah"
"mama... tidak .. Azzam baik-baik saja hanya saja tadi Frans memberiku kabar yang menjengkelkan"
"Kau anakku, kau mungkin bisa berbohong, tapi matamu tidak nak"
"Azzam bilang, Azzam tidak apa, jadi aku mohon mama jangan bertanya lagi,"ucapku sambil memalingkan pandanganku,
bagaiamana aku bisa menyembunyikan luka ini, bagaiamana aku bisa menjalaninya,
kau keterlaluan Helena... kau keterlaluan ...
Sedangkan di sebrang kota lain, kisah ku wanita sederhana hidup dengan damai bersama keluargaku yang pas-pas an, aku sekolah sambil bekerja paruh waktu sebagai pelayan toko, kehidupan keluargaku yang pas-pasan ini, membuatku semangat akan hidupku sebelum iblis datang merenggut semuanya dariku,
Saat itu... jam 9 malam aku pulang dari tempat kerjaku dengan membawa sejumlah uang gaji ku, aku senangnya bukan main karena pemilik toko memberiku gaji tambahan untuk kegigihan ku dalam bekerja,
Namun..... saat aku sampai di tengah jalan aku berpapasan dengan seorang pria yang aku fikir dia mabuk, aku beranikan diri tetap melewatinya namun iblis tetaplah iblis ia tidak akan melepaskan mangsanya yg sedari tadi ia tatap,
"Aaaaaa... tolong....tolong ...."teriakku saat tanganku di tarik paksa dari sepedaku hingga sepedaku terjatuh dan akupun jatuh dengan leluasa iblis itu menarik ku, menyeret tubuhku dengan ganas,
"Aku mohon lepaskan aku.... kau mau uangku kan, ini... ambillah... tapi lepaskan aku.... "
ucapku memohon saat ia terus menyeret kedua tanganku ke lorong-lorong kecil di jalan,
Iblis itu tidak mengeluarkan kata sepatahpun namun ku dengar nafasnya yg terasa berat,
"Tolong... tolong... aku mohon lepaskan aku... lepaskan aku tuan... lepaskan aku...aaa.."
teriakku saat tubuhku ia lemparkan ke dinding jalan kecil yang entah dimna itu aku tidak tau
"Tuan... aku mohon... lepaskan aku...."ucapku dengan suara tangisanku air mata sudah tidak bisa mewakili perasaanku, aku memohon namun tidak didengarkan, dengan kasar ia menjambak rambutku sehingga membuat wajahku mendongak , dan saat itulah aku bisa melihat wajahnya,
"Kau takkan bisa kabur lagi, jika ingin menyalahkan salahkan takdirmu, karena kau harus bertemu denganku di saat begini, kau memohon pun percuma, aku tidak akan membiarkan kau pergi sebelum siksaanku ini lepas dari tubuhku" ucapnya dengan suara parau,
"Tuan... aku mohon lepaskan aku, aku tidak punya salah denganmu lepaskan aku tuan..."tangisku teriakku semuanya hanyalah sia-sia ia melepas jambakan di rambutku dan mengikat kedua tangan ku, aku meronta namun tidak bisa, tubuhku lelah karena bekerja, aku mundur dengar cara duduk namun deg.... punggungku terasa sakit saat aku menempelkan punggungku ke dinding,
"Pria itu dengan ganas menyergapku, saat aku berusaha melawan ia menampar keras pipiku hingga terjadilah apa yang tidak aku inginkan, kehormatan ku direnggut oleh pria yg tidak aku kenal, aku mengenali wajah itu, aku mengingat wajah itu, dimna ia meninggalkan ku setelah ia merenggut semuanya dariku, tubuhku.. kini menjadi tubuh yang menjijikkan, pakaianku hancur, rambutku penampilanku sudah hancur aku menangis di lorong kecil,
A...pa .. apa salahku .. mengapa kau memberiku nasib seburuk ini, ayah ibu... Aya benci dengan diri Aya sekarang... Aya tidak bisa menemui ibu ayah,
Tangisanku semakin menjadi, aku mendekap kedua kakiku menangis dengan rasa sakit, wajah itu terus bermain di ingatanku, luka di punggungku tidak kurasakan lagi meski darah sudah membasahi bajuku, aku menangis dengan sejadi-jadinya, betapa terkejutnya aku saat aku mendengar suara ayah
"Aya... itukah kau "ucap ayah dari ujung lorong, ia berlari ke arahku, aku melihatnya dengan penampilanku yang hancur
"Aya... apa yang terjadi nak, mengapa kau seperti ini .. "ucap ayahku yang langsung melepas jaketnya dan memakaikannya untukku, saat ayah menyadari ada luka di punggung ku kekhawatirannya makin menjadi, aku tidak bisa menjawab hanya air mata dan rasa hancur yg terlihat di mataku, ..
"Aya bicaralah nak,"
"Ayah... hidup aya sudah hancur...."tangisku pecah saat kata itu keluar dari mulutku, ayah langsung memelukku,
"Mengapa seperti ini nak, salah apakah kelurga kita, sehingga tuhan selalu menghukum keluarga kita" suara ayah terasa lemah di telingaku,
"Ayah akan berusaha mencari keadilan buatmu nak, kamu tenanglah"
Ayahku menghubungi polisi tak berapa lama kemudian suara mobil polisi datang dan melihat kami,
"Aku mohon pak... beri keadilan buat anak saya,"ucap ayahku yang masih mendekap tubuhku
"Kalian tidak perlu khawatir, bukti keadaan putrimu sudah cukup untuk menjebloskan bajingan itu kedalam penjara dan wajah pria itu sudah terekam di cctv jalan, kalian tenanglah,
Perkataan seorang polisi tidak membuatku tenang saat mereka mengantarkan kami kerumah, ku lihat ibuku yang berlari memelukku, tangisannya menjadi saat ia melihat keadaanku, siapa yang tidak bisa menebak saat melihat keadaanku,
"Sayang ...kamu yang kuat ya nak, polisi akan memberi kita keadilan "ucap ibuku
"Kalian tenanglah, aku pastikan besok pria itu sudah tertangkap orang kami sudah pergi untuk mencari pelaku, "ucap polisi itu,
"Terimakasih pak,"ucap ayahku, aku hanya diam, aku merasa suaraku sudah habis,
Keesokan harinya aku mendengar kalau pria itu sudah tertangkap, tapi aku masih belum tenang aku masih diam menanggapi perkataan ayah dan ibu, kini aku lebih banyak berdiam diri, tatapanku selalu kosong, suaraku tiba-tiba terasa tidak ada, aku tidak punya semangat lagi untuk hidup,
Saat persidangan memanggil keluargaku di situlah kehancuran ku dan keluargaku di mulai, saat uang sudah bicara, semua bisa saja terjadi, kasus pemerkosaan kini menjadi kasus suka sama suka, semua bukti ssctv dan hasil visum kini sudah lenyap karena iblis itu sudah membeli semuanya dengan uang, tapi saat aku mendebgar nama keluarganya, sejak saat itulah aku akan mengingat nama itu keuarga KUSUMA, keluarga terpandang di kota X dan dia adalah salah satu penerusnya, dengan mudah ia membeli semua bukti, hingga kini keluargaku lah yang menanggung resiko nya
Iblis itu datang menemui keluargaku
"Kau..."ucapku
"Ini adalah uang untuk mengganti semua kerugian mu, aku tau aku sudah membuat mu hancur dan kehilangan masa depan mu, tapi aku masih anak yang begitu muda, aku tidak mungkin akan mendekam dalam penjara,"ucapnya dengan santai,
"Apakah dengan uang kau bisa mengembalikan semuanya, kau sudah menghancurkan anak perempuanku dan sekarang kau datang dengan keluargamu dan membuktikan di persidangan kalau putriku adalah wanita yang tidak berpendidikan,"ucap marah ayahku
"Bawa pergi uang harammu...."
ucapan ayah terhenti saat dadanya terasa sakit, ayah memegang kerah bajunya, menahan sakit namun ....
BRAAKK...
Ayahku terjatuh dan pingsan, akupun membawa ayahku kerumah sakit namun ..
perkataan dokter membuat ibuku syok, ayahku meninggal karena serangan jantungnya,
"Aaaaa....mengapa keluargaku menjadi seperti ini, karena malam itu, aku kehilangan semua, saat pemakaman ayah semua tetanggaku mencemohku, memanggilku wanita penghibur, membuat kemarahan ibuku memuncak, namun ku menahan ibuku untuk marah saat masih ada dalam pemakaman,
"Ibu... tenanglah, tuhan tidak tidur, ia melihat semua kejadian ini, maafkan aya ibu karena Aya, ayah tiada, karena Aya hidup kita menjadi perbincangan masyarakat" ucapku dengan tangisan yang tak terbendung lagi,
"Nak kau adalah korban dari ke dzoliman, ibu tau kamu, kau adalah anak yang terbaik, tapi ibu benar-benar tidak bisa terima jika orang lain mengatakan gak itu tentangmu,
"Hidup Aya sudah tidak ada artinya buk, ibu jangan membuat diri ibu tertekan karena Aya,"
"Aya... aku fikir kau adalah anak gadis baik-baik ternyata... diam-diam kau menjebak anak seorang pengusaha terkenal agar kau bisa menaikkan sttus keluarga mu,sungguh penampilanmu yang polos telah membutakan mata kami"ucap salah satu ibu-ibu yang sedari tadi memang menunggu untuk mengataiku,
"Diam...."teriakku,
"Bibik, jika seandainya anakmu di posisiku dan ekonomi ku sedang ada di bawah apakah kau bisa mengatakan hal itu, semua bukti sudah di beli, dia orang kaya dan aku orang tak punya, membalikkan fakta bagi yang kaya itu sangat mudah dan kau... kau menghinaku karena aku kalah dalam persidangan itu, bibi... semoga apa yang aku alami tidak di alami putrimu, sehingga kau tidak bisa merasakan apa yang kami rasakan"ucapku sambil pergi membawa ibuku dan adikku yang hanya diam melihat peraduan mulut antara kau dan tetanggaku itu,
Namun kehidupan dalam masyarakat lebih kejam dari apapun setiap hari ibuku selalu dihina karena memiliki anak sepertiku, hingga kejadian tragis kini terulang pas sebulan ayah meninggal ada seseorang yang melempari rumah kami dengan batu hingga mengenai kepala ibuku,
"Keluarlah kalian dari sini kami tidak ingin kalian tinggal disini dan membuat aib dalam lingkungan ini"ucap salah seorang yang berada diluar,
"Kakak ibu bagaimana ini, semua anak di sekolah sudah mencaciku, kini "
"Ibu .. kepalamu berdarah, biar aya obati"
"Nak... pergilah, pergilah yang jauh dari sini, carilah kehidupan kalian, ibu rasa ibu tidak bisa menemani kalian lagi," ucap ibuku dengan suara yang melemah,
"Apa yang ibu katakan, ibu akan baik-baik saja,"ucapku,
"Ini adalah gelang peninggalan ayahmu, kamu pergilah, dan bawalah sedikit uang yang ada di bawah baju ibu, pergilah yang jauh nak, bawa adikmu, di lingkungan ini kehidupan kalian tidak akan di hargai, mereka hanya melihat apa yang mereka lihat, pergilah nak, pergilah..."ucap ibuku yang kini sudah tergeletak lemas di pangkuanku, Aku berlari keluar mencari bantuan, dan teman-temanku yang masih percaya padaku rela membantuku membawa ibuku kerumah sakit, namun sayangnya saat ibu di periksa ia tidak bisa di selamatkan juga, karena ternyata ibu sudah mengkonsumsi obat-obatan yang membuat akhir-akhir ini merasa susah tidur, lengkap sudah penderitaan ku hanya karena satu iblis dari keluarga KUSUMA, andai aku punya kesempatan aku ingin membalas semua yang telah aku alami,
Aku membenci keluarga Kusuma sampai akhir khayatku.
Kemarahan dan kekecewaan Azzam terhadap Helena membuatnya ia enggan membuka hatinya kembali untuk seorang wanita, profesi dan cita-cita yang ia rajut bersama Helena kini ia pendam dan takkan pernah ia tekuni, kembali,
"Tuan...dunia Modeling apakah benar-benar akan anda tinggalkan, bukankah ini adalah cita-cita anda..apakah hanya karena nona Helena anda akan menyerah"
"Ya... aku menyerah akan hal itu kau atur saja aku akan menggeluti bidang ku yang satunya"
"Apakah anda serius tuan, anda akan...?:"
"Ya... kau lakukan saja, dan pertemuan dengan dua orang itu, apakah kau sudah mengatur nya"
"Sudah tuan, anda akan menemui nona Helena dirumah nya setelah kepergian suaminya dan anda akan menemui suami nona Helena jam 9 nanti tuan"
"Baiklah" Azzam pun langsung berdiri dan meninggalkan Frans diruangan itu, Azzam masuk kedalam kamarnya, ia menatap semua foto Helena yang terpajang di dinding, foto saat bersama nya memadu kasih, ada sejuta rasa bersalah di hati Azzam untuk suami Helena, mendengar cerita dari Frans ia makin bersalah pada suami Helena,
"Hallo pa..."
"Hallo nak, ada apa... bukankah mamamu ada disana, apkah kau ingin papa kesana juga, bagaimana apakah Frans memenuhi tugasnya menjagamu"
sederetan pertanyaan yang papahnya lontarkan membuat hati Azzam sedikit membaik, ya mereka adalah orang tua terbaik baginya dan bagi saudara-saudara nya,
"Papa tidak perlu khawatir, Frans memenuhi tugasnya jauh dari yang Azzam harapkan, dan mama, aku sudah menyuruh mama pulang tadi pagi, karena lusa Azzam akan pindah ke Jepang untuk meneruskan studi lagi"
"Bukankah kau sudah wisuda"
"Azzam ingin menjadi spesialis bedah pah, dan disana, Azzam akan mendapatkan ilmu baru"
"Kau mengubah impianmu?, bukankah kau selama ini menginginkan menjadi seorang model dan tata busana"
"Seperti nya Azzam tidak ahli dalam bidang itu pa, "
"Baiklah terserah kau saja, tapi papa berharap kau bisa meneruskan bisnis papa nak"
"Ada Arka, dia yang akan meneruskan bisnis papa, lagian dia punya ambisi dalam dunia bisnis, dan juga AZZURA, bukannya dia sudah membantu papa dalam perusahaan?"
"Ya.. baiklah.... kau memang tidak bisa di bantah, jaga kesehatanmu, papa akan menghubungi mamamu"
"Tunggu pa, ada hal yang ingin Azzam sampaikan, ini permintaan Azzam yang pertama ke papa"
"Katakan..."
"Ada salah satu OB di perusahaan papa, aku ingin mengangkat dia menjadi salah satu staf penting di perusahaan, Frans sudah menyelidikinya pa, dan dia pernah mengambil jurusan keuangan, tapi dia belum sempat menyelesaikan kuliahnya, apakah papa bersedia membantu ku"
"Baru kali ini kau meminta hal semacam itu, tapi baiklah, kalau kau sudah menyelidiki latar belakangnya, papa akan percaya"
"Terimakasih pa"
Obrolan antara anak dan ayah pun telah berakhir, Azzam menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan kasar,ia mengambil sebuah kotak dan menaruh semua foto Helena di dalam, hadiah kecil yang Helena berikan, tak luput ia bersihkan dari kamar nya,
Bodohnya aku mencintai istri orang
Pikiran Azzam benar-benar sedang kabut, hubungan yang sudah ia jalani selama 1 tahun harus berakhir seperti ini, entah jawaban apa yang akan Helena berikan nanti,
*Aku akan kerumah mu nanti sore.*
begitulah pesan yang Azzam kirimkan pada Helena,
*Baiklah aku tunggu sayang*
Begitulah pesan singkat dari mereka, Azzam menggenggam ponselnya dengan sangat erat hingga urat tangannya terlihat jelas, air mata mengambang di pelupuk mata, ia terasa amat di rendahkan oleh Helena, tapi... perasaan cintanya melarangnya untuk membuat perhitungan dengan gadis cantik itu,
Jam sudah menunjukkan jam 9 kurang beberapa menit, Azzam dan Frans sudah berada dalam perjalanan,
"Apakah dia akan tau kalau yang menemuinya adalah aku"
"Iya tuan aku mengatakannya kalau tuan ingin bertemu dengan nya secara pribadi, tanpa harus ada yang tahu, meskipun itu istrinya,
Kata istri yang sengaja Frans tekankan membuat hati Azzam yang tadi tenang kini mulai gundah lagi, ada rasa sakit yang tak bisa ia tampakkan, mulai dari Azzam mendengar kabar itu, tidak ada senyum yang terlihat di wajah Azzam, menyadari hal itu Frans tau kalau tuannya kini berada dalam keadaan yang sangat terluka dan kecewa, tapi Azzam memang harus melewati hal itu, dan lebih untungnya Azzam tidak sampai melakukan hal di luar batas yang akan membuatnya menyesali perbuatannya di kemudian hari,
Tak berapa lama mereka pun sampai di sebuah rumah makan, yang sudah Frans pilih untuk pertemuan itu, Frans sudah melihat suami Helena yang duduk di sebuah kursi dekat dengan jendela,
Frans pun membawa Azzam ke arah suami Helena, melihat kedatangan Frans suami Helena langsung berdiri dan membungkukkan badannya,
"Tuan..."
"Kau sudah lama datang"ucap Frans yang melihat kearah Azzam yang masih terdiam melihat suami Helena dari atas ke bawah,
"Tidak tuan, saya baru saja tiba"
"Ini adalah tuan muda Azzam yang ingin bertemu denganmu langsung, kebetulan dia mengetahui kau datang ke kota ini" Frans bicara sambil menarik kursi yang akan di duduki oleh Azzam
"Langsung saja, kau menemui istrimu disini" ucap Azzam dengan sorot mata yang sulit di tebak, entah marah atau luka yang tersirat,
"Benar tuan, saya menemui istri saya, apakah saya melakukan kesalahan tuan"
"Tidak, hanya saja aku ingin bertanya 1 hal padamu, kau sangat mencintai istrimu?"
Oh tuhan... tuan....kenapa kau menanyakan hal bodoh itu, jelas pria di hadapanmu ini sangat mencintai nona Helena, kalau tidak, mana mungkin ia akan berkorban seperti ini,
Ucap Frans dalam hati sambil memandang wajah Azzam yang masih terlihat kaku,
"Iya tuan, saya sangat mencintai istri saya"
"Kalau misalnya istrimu melakukan kesalahan apakah kau akan memaafkannya"
"Pasti tuan, karena setiap kesalahan yang di lakukan istri saya itu pasti ada kesalahan saya,"
Azam terdiam sejenak menatap lekat pria yang ada dihadapannya,
"Siapa namamu?"
"namaku Adi tuan"
"Mulai besok kau akan kerja di bagian keuangan, sekertaris papa akan mengaturnya untukmu,ingat pesan ku, jaga istrimu baik-baik, jika ia melakukan kesalahan tidak seharusnya kau selalu memaafkan namun nasehati dan beri perhatian lebih"
ucap Azzam sambil berdiri dari duduknya, sedangkan pelayan sudah datang dengan membawa makanan yang di pesan Frans,
"bungkus saja, dan kasihkan ke pria ini" ucap Frans yang langsung berlalu mengikuti langkah Azzam, sedangkan Adi tidak mengerti dengan semua yang di katakan anak pemilik perusahaan yang ia tempati,
*D*ari tadi yang tuan muda bicarakan Hanya tentang istri ku, apakah Helena melakukan sesuatu yang membuat jabatanku di naikkan, dan bagian keuangan, itu adalah dimana aku mengambil jurusan saat kuliah, Helena terimakasih,
Ucap adi yang tidak tau akan apa yang sebenarnya terjadi,
Sedangkan Azzam langsung duduk di kursi belakang dan menatap kearah luar melihat Adi yang masih mematung,
Ahh... dia benar-benar laki-laki yang baik, tidak seharusnya kau mempermainkannya Helena,
Ucap Azzam dalam hatinya, Mobil Pun melaju dengan sangat cepat,
"Kita akan kemana tuan"
"Antarkan aku ke kota xxx, aku ingin mengunjungi paman hazel dan juga arka,"ucap Azzam tanpa melihat kearah depan,
******
"Azzam... kau kemari tanpa memberi tahu paman"
"Ah aku cuma mampir sebentar paman, aku dengar kalau arka ada di sini"
"Ya beberapa Minggu yang lalu arka datang kemari, huff tapi bukan arka namanya kalau dia tidak membuat paman mu ini darah tinggi"
"Apa yang arka lakukan kali ini"
"Entahlah, dia pergi ke kota Y, paman dengar dari sekertaris paman dia membuat masalah, tapi syukurlah, sekertaris paman sudah mengatasi masalah itu, meski katanya ini bersangkutan dengan kriminal" ucap sesal paman hazel sambil membenarkan kaca mata yang ia pakai,
"Kriminal... dia tidak mencelakai orang kan paman...?" ucap gelisah Azzam
"Oh tidak, sepertinya hal lain, sebaiknya kau tanyakan langsung, anaknya ada di kamar dia baru kemaren tiba di sini"
tanpa berkata lagi Azzam melangkah menuju ke kamar Arka, ia membuka pintu kamar itu dan terlihat arka yang tertidur tengkurap dia tas kasur nya,
"Arka... arka...."
mendengar suara itu arka langsung bangun, ia menyadari itu adalah suara kakak yang sangat ia takuti,
"Kakak..benarkah ini kau, kenapa kau bisa datang kedalam mimpiku juga"
"Jangan bercanda lagi arka, apa yang kau lakukan aku dengar kau terlibat dalam kasus kriminal, ceritakan padaku"
seketika arka tersadar kalau sekarang ini kakak nya ada di hadapan nya, nyata dan bukan mimpi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!