NovelToon NovelToon

TRUE LOVE

Pamit

Leann, gadis 17 tahun yang memiliki paras cantik dan juga gadis pintar. Memiliki dua lesung pipi yang membuatnya semakin cantik sekaligus manis saat tersenyum. Bangun dari tidurnya, melipat selimut dan sebelum beranjak dari tempat tidur, tidak lupa dia mengucap doa dalam hatinya pada Sang kuasa, semoga segala sesuatunya hari ini berjalan lancar.

Hari ini adalah hari di mana dia akan memulai sejarah baru dalam hidupnya. Setelah pengumuman dia diterima disebuah universitas negeri di ibukota sebulan lalu, hari ini dia akan berangkat ke kota x untuk memulai kehidupannya sebagai mahasiswa kedokteran.

Leann berasal dari kampung yang kecil. Masih jarang dari desanya, anak yang bisa mengecap pendidikan tinggi sampai ke jenjang kuliah. Ini juga kalau bukan karena beasiswa, mungkin Leann gak akan bisa melanjutkan cita-citanya.

Mamanya membantu berkemas, memasukkan pakaiannya kedalam tas besar yang dianggap layak untuk dibawa.

Di kota x, Leann akan tinggal di asrama kampus sesuai dengan ketentuan kampus. Walaupun Leann punya tante, adik mamanya yang bungsu yang tinggal di kota itu. Jam 10.15 wib, Leann dan kedua orang tuanya sudah sampai di terminal. Gadis itu akan ke kota dengan naik bus, kurang lebih 3 hari 2 malam.

Sebenarnya papanya sudah sarankan naik pesawat, namun supaya hemat Leann memutuskan naik bus saja.

Ya, Leann harus menghemat duit yang ada dalam tabungannya dan yang diberikan orang tuanya untuk kuliah.

Leann masih punya seorang adik laki-laki yang duduk di bangku SMP. Itulah sebabnya, pada awalnya dia sudah ingin mengurungkan niatnya untuk kuliah karena berfikir adiknya juga butuh biaya sekolah.

Papanya hanya seorang guru ASN golongan 3D dan mamanya, seorang ibu rumah tangga yang juga membuka warung sembako di rumah.

Klakson panjang dari bus, menandakan pemberitahuan untuk penumpang segera naik ke bus dan akan segera berangkat.

"Pa, Leann berangkat, ya," ucapnya sambil mencium tangan papanya.

Leann sangat hormat dan sayang sama papanya. Papanya sempat menitikkan air mata sambil mengangguk dan menarik putri kesayangannya itu dalam pelukannya.

Berat rasanya melepas putrinya itu pergi ke kota sendirian dan karena Leann juga selama ini tidak pernah pergi kemana pun jauh dari orang tuanya. Berbeda dengan papanya yang bisa meredam kesedihannya, mamanya malah menangis sesunggukan. Akhirnya Leann memeluk erat mamanya menenangkan wanita penuh kasih itu agar berhenti menangis. Berjanji akan sering memberi kabar pada mereka jika sudah berada di kota nanti.

"Mama, Leann pamit. Mama jaga kesehatan ya, salam sama Dino ya, Ma,"

ujarnya sedih mengingat adik kesayangannya yang tidak bisa ikut mengantarnya karena harus sekolah hari ini.

"Iya, Sayang, ingat pesan mama papa. Kamu jaga diri, jaga kesehatan dan ingat makan teratur. Jangan sampai kamu sakit ya, Nak. Sampaikan salam sama tante dan om mu ya, Nak." Pesan mamanya saat melepas pelukan diantara mereka.

Dengan langkah berat, Leann masuk ke dalam bus, mencari tempat duduknya sesuai tiket yang sudah diambilnya tadi. Setelah ketemu, diletakkan tas tangannya di bangkunya, tas besar tempat bajunya sudah masuk bagasi bus tadi sebelum dia naik.

Leann berdiri, memandangi orang tuanya kembali sambil tersenyum manis walau dengan air mata yang menetes di pipi. Leann melambaikan tangan pada papa dan mamanya, terus melambai seiring bus yang mulai melaju meninggalkan terminal.

Mamanya masih terus menangis, sambil di dekap pria yang jadi cinta pertama Leann di dunia ini. Terus menatap hingga tak terlihat lagi. Ya, perjalan hidup barunya baru akan dimulai.

Asing

Sudah dua hari dalam perjalanan, Leann merasa seluruh tulangnya remuk. Apalagi punggung dan bokongnya karena kelamaan duduk.

Untungnya, pada hari kedua ini, setibanya di stasiun di kota y, ada penumpang yang naik dan duduk di sampingnya menggantikan seorang ibu yang turun di stasiun kota Y ini.

Gadis manis yang seusianya. Tersenyum pada Leann seakan meminta izin untuk duduk di bangku di sampingnya dan Leann pun membalas dengan anggukan juga. Setelah semua penumpang yang baru naik duduk, bus pun melaju.

"Hai, aku Siska," gadis itu mulai memperkenalkan diri pada Leann sambil mengulurkan tangan ingin bersalaman, yang disambut Leann dengan ramah. "Aku Leann," ujarnya dengan senyum yg manis.

"Kayaknya kita seumuran deh. Kamu juga baru tamat SMU, kan?" tanya Siska memulai cerita yang disambut anggukan Leann.

"Kamu mau ke kota X juga?" susulnya.

"Iya," jawab Leann tersenyum.

"Mau kuliah atau mau kerja? atau mau jalan - jalan aja kesana?" susul Siska lagi.

"Mau kuliah" jawab Leann singkat. Senang dengan sifat Siska yang ceria dan murah senyum.

Membayangkan dia tidak akan bosan lagi selama perjalanan karena memiliki teman yang punya tujuan yang sama.

"Di mana kamu kuliahnya? sama dong, aku juga ke sana mau kuliah. Aku kuliah di kampus J, Jurusan keguruan. Senang deh, kamu adalah temanku yang pertama. Kita jadi teman, ya? mau'kan temenan denganku?"

gelayut Siska manja sambil mengayun-ayunkan lengan Leann seperti anak kecil meminta sesuatu, mengingatkannya pada Dino, adik kesayangannya.

"Iya, kita temenan, ya. Aku kuliah di universitas negeri XXX, jurusan kedokteran," sahutnya sambil senyum.

"Kamu bakal ngekos atau tinggal di tempat saudara? kalo aku, bakal tinggal sama kakakku yang juga kuliah di kampus yang sama dengan ku. Kakak udah ngontrak rumah di sana. Kalo kamu belum dapat tempat tinggal, bareng aja dengan kami. Kakak aku baik kok, ganteng lagi,"

cerocos Siska panjang lebar. Tapi anehnya Leann senang mendengar Siska cerita penuh ketulusan.

"Terimakasih, Sis. Aku sampai di kota X di jemput om dan tanteku, adik dari mamaku. Kalo tinggal, setelah aktif perkuliahan aku bakal tinggal di asrama," ujar Leann.

Mereka asik bercerita, diiringi canda tawa lengkap dengan cemilan.

Tak terasa sebentar lagi mereka akan sampai di stasiun kota X. Leann membayangkan akan bagaimana nantinya kehidupannya di kota itu. Yang tiada disangkanya akan banyak cerita yang akan mengubah hidupnya. Penuh tawa dan air mata.

Akhirnya sampai juga mereka di stasiun kota X, kota asing. Stasiun penuh dengan lautan manusia.

Leann berjalan turun dari bus sembari mencari tante dan omnya yang akan menjemputnya. Sesaat sebelum bus masuk tol tadi, tantenya sudah menelepon, mengatakan sudah sampai di stasiun bersama omnya.

Leann memegang erat tasnya, takut tasnya kena copet.

Tadi lewat telpon, tantenya sudah mewanti-wanti agar memegang tas tangan dan barangnya erat karena banyak copet di stasiun itu.

Dengan langkah mantap Leann menerobos lautan manusia, matanya terus mencari sosok yang udah lama tak berjumpa dengannya. Siska mencengkeram erat tangan Leann dengan wajah sedikit ketakutan akan cerita Leann tentang pencopet di stasiun. Tak lama akhirnya Leann melihat tante dan omnya.

"Tante," kejarnya yang disusul Siska disampingnya. Tantenya yang melihat Leann pun ikut setengah berlari memeluk Leann cukup lama.

Tante Maya melerai pelukannya, menatap Leann "Kamu cantik sekali, Nak. Dulu terakhir kita ketemu kamu masih SMP," ujarnya.

Leann yang melihat omnya yang ada di samping tantenya, dan langsung mencium punggung tangan pria itu. Sampai kelupaan makhluk cantik di samping Leann yang sedari tadi diam menyaksikan adegan haru Leann dan keluarganya.

"Oh iya, Tan, Om, ini Siska, teman Leann kenal di bus. Bakal kuliah di kota ini juga," ucap Leann disambut Siska dengan mencium punggung tangan tante dan om nya.

"Siska, Tan, Om," ujarnya senyum.

"Kakakmu jadi jemput'kan, Sis?" tanya Leann.

"Katanya bakal terlambat. Aku disuruh nunggu disini," jawabnya pelan.

"Kamu ikut ke rumah Tante aja ya, Nak. Nanti kita kirim alamat rumah Tante pada kakak kamu, biar kamu dijemput di rumah aja. Disini ga aman," ujar tante Maya, yang disetujui Siska.

Jamuan tante

Sesampainya di rumah, Leann permisi untuk mandi membersihkan tubuhnya yang lengket penuh keringat.

Sedangkan siska yang telah lebih dulu izin untuk mencuci muka, duduk santai di teras rumah sambil menikmati udara segar, dari angin yang bertiup sepoi. Di depan rumah tante Maya dan om Bram, ada pohon Cherry yang rindang.

Tak lama teleponnya berbunyi.

"Iya kak, aku udah serloc kok, cepat ya kak" ujarnya menjawab suara orang diseberang telpon.

"Sis,makan dulu yuk, udah disiapkan sama tante" ajak Leann

"Ok " Siska berjalan sambil nge-lendot ditangan Leann.

Entah karna lapar atau memang masakannya tante Maya enak, sekejap semua makanan di meja makan ludes dibuat dua gadis itu.

Om Bram sudah dari tadi pamit berangkat kerja.

Om Bram adalah satpam di perusahan raksasa terbesar di kota x ini. Sedangkan tante Maya adalah ART di rumah orang kaya, dengan gaji yang besar.

Tugas Tante Maya sebagai juru masak di rumah itu.

Tante Maya dan om Bram sudah 12 tahun berumah tangga, namun belum dikaruniai keturunan.

Sangkin asik nya nya mereka bertiga berbincang, tidak menyadari ada orang yang sedari tadi memanggil dari luar rumah.

"Tan, keknya ada orang manggil di depan" ujar Leann

Tante Maya bergerak menuju ruang depan melihat siapa yang memanggil. Seorang pemuda ber helm.

"Permisi Bu, benar ini rumah pak Bram?saya kakaknya Siska, mau jemput Siska " ujar pemuda itu sopan.

"Oh..silahkan masuk, tante panggil kan Siska di belakang. Silahkan duduk nak.." kalimat.

tante maya menggantung.

" Denny tan, nama saya Denny " lanjut kakaknya Siska.

Tak lama Siska dan Leann ditemani tante Maya menemui Denny.

Siska yang melihat kakaknya langsung memeluk kakaknya manja.

"Kaka kok jemput ya lama sih,"ujar nya manyun

"Maaf dek, tadi kakak harus menyelesikan dulu kerjaan dikantor, baru kemari" Denny menjelaskan.

"Untung ada Leann dan keluarganya yang bantu jagain Siska kak. Oh ya kak, kenalkan teman baru ku, Leann dan ini tante Maya, tante nya Leann" terang Siska

Denny pun mencium tangan tante Maya dan menyalami Leann. Dia terpesona dengan wajah ayu Leann. Apalagi dengan lesung pipinya menambah manis senyumnya.

"Leann. Kak Denny udah makan?"tanya Leann menyambut uluran tangan Denny.

"Udah tadi Le," ujar Denny.

akhirnya setelah mengucapkan banyak terimakasih pada tante Maya dan Leann, Denny dan Siska pun pamit. Tak lupa Siska dan Leann saling bertukar nomor hape.

Selepas kepergian mereka, tante Maya yang sudah merapikan kamar sebelah kamarnya menyuruh Leann untuk ber istirahat.

"Kamu pasti lelah Le, istirahat dlu ya nak " ujar Tante Maya lembut.

Tante Maya, adik bungsu mamanya. Wanita cantik berumur awal empat puluhan. Sangat mirip dengan mamanya. Setiap memandang tante Maya, Leann akan merasa ada didekat mamanya. Tante Maya juga sebelum menikah dengan om Bram, tinggal dengan keluarga Leann. Karna nenek dan kakeknya sudah lama tiada.

Tante Maya lah yang dari kecil mengurus dan menjaga Leann. Makanya tak heran kalau tante Maya punya kedekatan batin dengan Leann.

Tante Maya sudah mengganggap Leann seperti putri nya sendiri.

Pukul 6 sore baru Leann terbangun dari tidurnya. Tante Maya sengaja tidak membangunkannya karna Leann tidur sangat nyenyak.

Sehabis mandi sore, Leann baru sadar, belum memberitahukan orang tuanya dikampung telah sampai di rumah tante Maya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!