Karin. Itulah nama singkat yang biasa dipanggil oleh seseorang untuknya. Wanita tengah baya yang sudah mempunyai suami dan dua orang putri yang cantik. Dia hanya wanita biasa dengan sikap yang luar biasa. Pada malam itu dia bertemu dengan seseorang yang membuat aura nya semakin bersinar. Dimana jiwa mudanya kembali membara.
Ya....., dia bertemu pemuda bocah, yang usia nya jauh dibawah Karin, pemuda yang sangat ramah walau tak tampan itu masih berusia sembilan belas tahun. Tapi pemuda itu sangat menarik perhatian Karin. Bagaimana tidak? pemuda itu dengan mudah mengambil hati dan rasa simpatinya, hingga mereka jadi dekat bahkan sangat dekat.
Brian..., nama yang biasa. Tapi, mempunyai daya tarik memikat ketika kita mengucapkan nama itu dengan bibir kita. Hm.. nama itu selalu membuat senyum simpul diujung bibir Karin saat dia selesai menyebutkan nama lelaki bocah itu. Bagi Karin lelaki itu sangat berkhrisma.
Brian sering menghampiri Karin ke kafe miliknya. Hal itu membuat mereka malah semakin dekat, bahkan banyak yang tidak suka dengan kedekatan mereka. Tapi, karena Karin memang selalu terbuka pada semua orang. Jadi Karin pun mengaanggap kedekatannya dengah Brian hanyalah hal wajar.
Karena sering bertemu dan bersenda gurau dengan Brian. Membuat wanita paruh baya yang sudah bersuami dan mempunyai dua orang putri cantik ini lama-lama mulai menganggumi si bocah. "Ya.... hanya kagum" gumam Karin dalam hati.
"Kakak mau riques dong" ucap Karin dengan manja merengek ke pemuda bocah tersebut.
Brian bercanda dan mengejek Karin. "Riques melulu" ucap Brian sambil menyunggingkan senyum nakal diujung bibirnya. Tapi dia tetap melakukan apa yang diminta Karin.
Pemuda itu mengambil gitar dan bernyanyi untuk Karin. Sebuah lantunan lagu dan petikan suara gitar mengalun dengan indahnya. Sebuah lagu masa lalu yang sangat disukai Karin. Khayalan Tingkat Tinggi Noah. Itu adalah grop Band kesayangan Karin. Karena Karin sangat mengidolakan sang vokalis.
Sambil menatap pemuda itu dengan mata berbinar, Karin pun bernyanyi dengan iringan gitar dari Brian. mereka bernyanyi dengan sangat menghayati, suara Brian sangat indah. Sanggup menghipbotis Karin. Tidak sekedar itu tatapan mata Karin tak lepas dari Brian yang sedang memainkan gitar untuknya. bahkan dengan cara saling pandang mata mereka melekat dalam.
Mata itu..., bola mata itu memandang dengan tajam menusuk kerelung hati. Tatapan yang tidak wajar untuk pemuda bocah dan seorang wanita yang bersuami, sungguh tidak pantas.Tapi, apa mau dikata, lantunan lagu yang sama-sama mereka sukai dan artis lagu yang juga sama-sama mereka kagumi, mereka mengidolakan orang yang sama membuat mereka jadi se frekuensi. Saat mereka sudah berkolaborasi dalam nyanyian dan petikan gitar, dunia seakan milik mereka. mereka menikmati nyanyian tanpa memikirkan apa yg ada disekitarnya.
Cara Brian berbicara membuat Karin nyaman begitupun sebaliknya. Cara Karin berbicara membuat Brian nyaman, mereka sama-sama larut dengan perasaan nyaman. Mereka....., tanpa mereka sadari mereka saling mengagumi. Ya.... Karin jelas sangat mengagumi Brian, tapi tidak tau bagaimana dengn Brian, yang jelas saat itu Brian membalas setiap perhatian Karin dengan sikap yang sangat sopan juga.
Malam mulai merayap. Brian pun kembali ke kosannya. Karin seperti biasa melakukan aktifitas nya sebagai istri dan ibu yg baik untuk kedua putrinya yang cantik. Ya...., Karin adalah istri yang sangat penurut dan manja, dia juga seorang ibu yang sangat menyayangi kedua putrinya. Dan menyanjung suaminya.
Tapi perkenalannya dengan Brian membuat dia jadi sedikit bergejolak. Menjadi wanita yang lebih nakal dengan semua daya tarik nya. Tidak ada pemuda yang tidak tertarik dengannya, apalagi jika sudah berbicara denganya. Tutur kata yang sopan dan ramah serta cara berbicara yang selalu tersenyum, membuat hampir semua lelaki di dekatnya menjadi mengagumi nya. Bahkan ada yang begitu tergila gila padanya. Tapi Karin tidak pernah menanggapi perasaan mereka.
Sandi. itu adalah nama suami Karin, Sandi merupakan sosok suami idaman bagi semua perempuan. Sandi sangat pekerja keras, penyayang, dan selalu mengutamakan Istri dan anak-anaknya, bagi Sandi keluarganya adalah harta yang sangat berharga.
Karin dan Sandi adalah pasangan suami istri yang sangat romantis dan harmonis menurut pandangan semua orang. Sangat banyak yang memuji hubungan dan keromantisan mereka. Bahkan ada beberapa yang iri dan suka menyindir Karin karena di bilang pamer ke romantisan.
Ya.... mereka sangat romantis dan harmonis. Itu karena, Karin selalu mencoba menjadi istri terbaik untuk suaminya. Karin selalu tersenyum menyambut suaminya pulang dan Karin selalu melakukan pekerjaan seorang istri dengan baik. Sandi juga ber prilaku sangat sabar terhadap sifat Karin yang juga sering kekanak kanakan.
Kafe Karin sudah tutup. Anak-anak sudah pada tidur. Sandi dengn cepat menggandeng Karin ke kamar mereka. Karin tau apa yang diinginkan Sandi. Hingga Sandi tidak perlu menjelaskan keinginannya pada Karin. Karin selalu memulai untuk membuat suaminya bergairah.
Sandi tidak pernah tahan dengan tatapan mata Karin yang selalu menggoda nya.
setiap mereka berdua, Karin selalu mengeluarkan pandangan mata yang genit pada suaminya itu, sehingga Sandi pun menjadi gila dan tak tahan untuk melahapnya.
Seketika saja mereka memulai semua aktifitas rutin suami istri di peraduan malam yang indah. Setiap malam merupakan malam yang indah bagi mereka berdua, mereka selalu bersikap layaknya penganten baru.
Sandi selalu bisa tertidur lelap di pelukan karin. Tanpa pelukan dan belaian hangat dari karin, Sandi tidak akan bisa tertidur, baginya istrinya adalah obat untuk menghilangkan semua penat nya. Baginya Karin adalah obat tidur nya yang sangat mujarab. Seketika saja selesai memadu kasih di atas ranjang, Sandi pasti akan langsung terlelap dan tentu saja Sandi tidak pernah lupa membelai dan mnegecup kening Karin sambil berbisik di ujung telinga Karin.
"I love you sayang " ucap Sandi pada Karin dengan penuh kelembutan. Karin selalu tersenyum puas mendengar bisikan itu dan membalas "me to honey" sembari mencium pipi Sandi yang saat itu sudah langsung terlelap.
Namun meski suami nya telah terlelap, Karin tetap menatap dan membelai wajah Sandi. Bagi Karin, Sandi adalah Pangeran dalam hidup nya. Karin tidak pernah bisa jauh sedikit pun dari suami nya itu, tidak...., tidak akan pernah. Bagi Karin suaminya adalah segalanya.
Setiap saat detak jantungnya, hembusan nafasnya, selalu menyuarakan nama suami nya. Tidak ada yang tidak dilakukan Karin dengan sempurna untuk suaminya itu. Rasa kasih sayang Sandi, membuat Karin tidak akan bisa sedikitpun jauh dari Sandi.
Hingga akhirnya Brian dan masa lalu Karin datang seakan menguji rumah tangga mereka yang harmonis.
Kembali,
Langit mulai gelap, dan cahaya rembulan menerangi malam dengan indahnya...
pada hari yang sama yaitu hari sabtu , di mana setiap malam minggu mereka semua berkumpul kembali di kafe milik Karin, para pemuda yang baru beranjak dewasa itu sangat senang berkumpul di kafe itu.
Mereka suka berkumpul disina karena Karin adalah sosok perempuan yang ramah dan lembut. Siapa coba yang tidak suka duduk dan berbelanja di kafe tersebut terutama untuk para kaum Adam. Mereka sangat senang dengan pemilik kafe yang ramah dan ceria itu, dan mereka merasa nyaman berbincang - bincang di kafe Karin hingga larut malam.
Setelah selesai membuatkan beberapa pesanan para pelanggan, Karin pun ikut duduk dan bergabung dengan para pemuda bocah tersebut. Karin ikut mendengarkan mereka bernyanyi dan bermain gitar dengan sangat senangnya.... . Suara gitar yang bagus dan lantunan lirik lagu yang sangat indah itu membuat Karin merasa bersemangat, dan rasa lelah nya pun berkurang, sesekali Karin pun menggoda mereka dengan sebuah candaan tentang salah satu dari mereka yang memang sedang jatuh cinta.
Namanya adalah Rizki, dia teman Brian yang sangat tampan tapi sayang nya dia sangat cool, dan dia juga lebih pendiam. Tapi, itulah daya tarik seorang Rizky sesuai dengan wajahnya yang memang sangat tampan dan postur tubuh yang memang menarik, tidak heran membuat dia jadi lebih cool dan yah jual mahal gitu.
"Jiah yang lagi Bucin, yang sibuk sama Handphone melulu dari tadi" goda Karin kepada Rizky. Sambil tersenyum dan tersipu malu Rizki menjawab
"Apa sih kakak, ngga kok, aku cuma lagi chat sama teman aku aja kok kakak" Ucapnya.
Rizky benar-benar berusaha mengelak. "Masa iya sih? teman apa demen? hiihiihiihi...." gurau Karin dengan manja, sontak langsung saja wajah Rizki langsung jadi merah, seperti kepiting rebus.
Brian yang dari tadi asyik bermain gitar seketika terhenti. Lalu melihat kearah Karin dan Rizki, karena Karin terlalu asyik dengan Rizki, tanpa sadar dia melihatkan rasa sedikit risih, iya Brian jadi ngerasa nggak nyaman, karena biasanya Karin selalu lebih prioritas kan dia dibandingkan dengan yang lainnya. Dan ke akraban Karin yang berlebihan dengan Rizky membuat Brian risih.
Karin bisa melihat rasa risih Brian itu karena saat mereka bercanda, Karin bercanda sambil mengambil rekaman Brian yang sedang memainkan gitar, tentu saja setelah melihat hasil videonya Karin pun jadi bisa melihat rasa cemburu Brian itu. Dan Karin hanya tersenyum lalu menampakan perasaan puas dengan kecemburuan Brian itu. Ya ntah mengapa Karin bisa merasa bahagia melihat Brian cemburu saat Karin lebih dekat dengan yang lain.
Jam sudah menunjukan hampir jam dua tengah malam, Kafe Karin pun akhirnya tutup.
Lagi...., di setiap malam. Sepasang suami istri romantis itu tidak pernah melewatkan momen malam peraduan mereka.
Sandi mulai meraba Karin dan langsung melahapnya. "Sayang ......." bisik Karin lembut pada Sandi.
"Kenapa sayang? ngga boleh ya? " pertanyaan bodoh itu langsung keluar dari bibir Sandi , Karin baru akan menjawab pertanyaan Sandi tapi Sandi sudah langsung ******* bibir merah Karin, Karin pun hanya bisa tersenyum dengan nakalnya diujung ciuman itu. Karena dia sangat suka melihat suaminya menggila karena melihatnya. Iya...., tentu saja, karena dia adalah Karin. Dia memang selalu seakan menggoda dan merasa puas disaat target nya jadi tergoda oleh sikapnya, apalagi pada suami nya sendiri.
Sandi langsung terlelap dengan pulas setiap mereka selesai bersetubuh, akan tetapi lain hal nya dengan Karin, Karin justru jadi tidak bisa tidur lagi setelah selesai berhubungan. Karin lalu meraih Handphone nya yang terletak diujung kepala tempat tidurnya. Lalu apalagi? ya... seperti biasa Karin membuka chat nya dengan pemuda yang sangat dikaguminya itu, yang membuat jiwa muda nya menjadi bergairah kembali.
Ya... Brian....,
benar saja, ternyata Brian memang masih online, lalu buru-buru Karin kirim pesan ke Brian.
"Hy..... jelek......"
pesan singkat itu langsung terkirim ke Brian.
"ya kakak akuh...." balas Brian singkat dan sopan.
"kamu belum tidur dek....? dah jam berapa ini?" tanya karin dalam chat nya.
"belum kakak,....belum ngantuk adek" jawab Brian santai dan manja.
Lalu mereka tetap saling berkirim pesan, sambil cekikikan kecil Karin membaca setiap balasan pesan dari Brian.
Brian terlalu romantis membalas pesan Karin, hingga Karin terkadang merasa malu sendiri membacanya. Gila kalo pesan ini dibaca orang lain, pasti mereka jadi ber anggapan kalo chat mereka ini adalah chatingan orang pacaran yang lagi kasmaran, karena memang iya, chat antara Karin dan Brian itu sangat mesra.
Mereka berbalas pesan dengan canda dan tawa serta sedikit mengandung nuansa romantis, mereka berbalas pesan hingga subuh mulai merayap, dan mereka melakukannya hampir di setiap malam hari, dan mereka juga selalu saling memberi kabar.
Jam 10 pagi, "pagi sayang " sapa Sandi pada Karin yg masih dalam keadaan tanpa busana disampingnya.
"Hm..... pagi juga sayang...., udah bangun? gimana tidurnya semalam? enak ngga?" tanya Karin dengan manjah pada Sandi sambil menempelkan kepalanya di dada bidang milik Sandi.
"Enak dong, semalam Indah sekali" kata Sandi lalu mulai lagi menggerayangi tubuh Karin.
Karin hanya tersenyum nakal, karena dia puas melihat Sandi, suaminya, teransang kembali hanya dengan sapaan kecil darinya, tanpa pikir panjang Karin pun memberikan sentuhan lagi pada Sandi, hingga Sandi pun tidak berdaya dan mulai menggila lagi.
Ternyata karena inilaah alasan mengapa Sandi meminta Karin untuk selalu tutup setiap hari minggu, dan Sandi selalu mengantar anak-anak mereka pada hari sabtu untuk menginap dirumah orang tua Karin. karena..., semenjak Karin membuka Kafe, Sandi jadi merasa ke kurangan waktu untuk bermesaraan dengan istrinya Karin.
Karin adalah istri yang sangat dia cintai, Sandi begitu tergila-gila dengan istrinya sendiri, istri yang selalu terlihat menarik dan menggoda bagi nya, walaupun hanya saat Karin berbicara, Sandi akan selalu tertarik dengan setiap gerak gerik lembut Karin.
Sudah tengah hari, tapi belum juga Karin melihat ada status Whatsapp terbaru milik Brian. Karin jadi rindu dengan kegiatan bocah itu. Lalu tanpa pikir panjang lagi, Karin pun langsung mengirimi sebuah pesan kepada Brian, "lagi apa jelek....?"
isi pesan singkat itu dikirim Karin ke pada Brian.
Tidak ada balasan sama sekali dan tidak dibaca juga, sampai malam masih tidak ada balasan dari Brian, Karin jadi merasa kesepian, dan kesal sekali. "Brengs*k...., dasar bocah, lagi apa sih kamu? kok ngga balas chat gua?" Karin mengumpat dalam hati. Ada yang lain yang terasa di dalam hati Karin, perasaan apa ini? tanya Karin pada dirinya sendiri, yang jelas Karin sangat merasa kecewa.
Untuk pertma kali nya Karin merasa tidak tenang karena chat nya tidak dibalas oleh seseorang, dan orang itu hanya seorang bocah, dalam pikirannya Karin mendapatkan banyak pertanyaan dan banyak pikiran pikiran yang tidak tidak tentang bocah tersebut.
Dan dia pun mulai bingung dengan perasaan nya yang tidak nyaman karena diamnya seseorang yang bawel seperti Brian.
"Ada apa denganmu dek?" pertanyaan yang tidak tau mau dilayngkan kemana oleh Karin, hingga tetap tersimpan di pikiran nya saja".
Hari nya terasa buruk. Karin turun dari tempat tidurnya dengan malas, dia sedikit pucat dan lemah. Tetapi walaupun keadaannya seperti itu, Karin tidak pernah berhenti untuk membuat status di whatsapp nya. Kenapa? karena dia merasa puas, setiap kali dia membuat status, maka orang-orang yang akan melihat statusnya langsung terlihat dengan jelas mengikuti kisah hidupnya, mengikuti alur kesehariannya, karena Karin selalu membuat status tentang kesehariannya, dan sangat banyak yang mengikuti status kesehariannya itu.
Karin memang wanita yang suka Caper, suka diperhatikan dan dipuja, bukan hanya oleh kaum lelaki saja, dia juga sangat suka apabila dia di senangi dan di perhatikan oleh semua kalangan. Baik itu anak-anak maupun dewasa dan orang tua, baik itu lelaki maupun wanita. Baginya, jika orang tertarik akan kehidupannya ,itu artinya dia populer, dan dia tersenyum dengan pemikirannnya itu.
Tapi sejak kemaren dia merasa kesal, karena Brian tidak membaca pesannya dan tidak melihat status whatsapp nya, dan Brian pun tidak membuat status apa-apa di whatsapp nya. Karin sangat kesal, dan mulai bertanya ada apa dengan dirinya?.
"Kenapa sayang?" Sandi menghampiri Karin sambil memegang kepala Karin. "nggak kenapa-kenapa mas hanya sedikit lelah," ucap Karin lemas.
Sandi merasa kasihan dan berpikir, apa ini karena dia yang telah memonopoli Karin siang dan malam? hingga Karin jadi kelelahan?.
"Istirahatlah!"jika tidak kuat kafe nya tidak usah dibuka, mas berangkat kerja dulu ya, kamu istirahat saja!" ucap Sandi sambil mengecup kening Karin.
"Jangan mas...., buka saja! karena males juga kalo tidak ngapa2in," ujar Karin.
Iya..... emang dia mau ngapain lagi? semua pekerjaan sudah dikerjakan oleh suaminya yang super perfect itu. Sandi mengerjakan pekerjaan rutin setiap malam minggu dan hari minggu semua pekerjaan rumah dia kerjakan, agar Karin bisa beristirahat dan fit untuk bisa dinikmati olehnya sepuasnya setiap hari minggu itu, dan disetiap senin pagi pun semua masih dalam keadaan rapi oleh Sandi.
"Dasar kampret, kalo kamu gak suka kakak ganggu lagi dengan pertanyaan-pertanyan konyol kakak, harus nya kamu bilang , jangan anggurin pesan kakak dan tiba-tiba kamu jadi pendiam kayak gini!" itulah pesan yg dikirim Karin ke Brian.
"Kenapa kakak? maaf adek belakangan sibuk, adek sibuk latihan kakak," jawaban atas pesan Karin.
"Kamu gak suka kakak kasih perhatian?" tanya karin lagi.
"Sukak kok" jawab Brian. "cuma adek sekarang lagi sibuk aja, negatif mulu pikiranmu?" kata Brian dalam pesannya.
"Emang kamu ada kasih kabar kakak kalo kamu sibuk latihan? kamu tau gak sih kakak udah kayak orang patah hati tau dengan sikap kamu ini." Ucao Karin spontan.
Brian malah membalas dengan tawa yang nakal dengan pesan suara "mau nangis ya? nangis aja, gak papa juga kali. Kalo sedih nangis, kangen bilang kangen... wwkkwwkk..." tawa nakal terdengar dari seberang voice sana.
"Dasar kampret, kakak benci kamu, kata Karin..." ikut membalas dengan pesan suara.
"Wwkwkwkwkw," tawa pesan diseberang sana semakin panjang, lalu menyusul dengan suara VN yang romantis.
"Dudududu kakakku sayangku manisku, jangan ngambek ya, cayang cayang cayang," suaranya seketika membuat jantung Karin gemetar.
"Gila.... muka gua panas, untung tidak lagi ketemu langsung, kalo dia ada disini, bisa keliatan banget muka merah gua" umpat Karin dlm hati. "Ya udah, kalo kamu sibuk gak apa-apa, buat status WA terus ya dek sayang kakak, biar kakak bisa liat kamu lagi dimana dan ngapain " rengek Karin.
"Iya kakakku sayang" jawab Brian.
"Dah malem pake chat aja ya, takutnya ntar mas Sandi bangun" ucap Karin.
"Wele wele wele yang takut suaminya bangun, terus ketahuan lagi chat sama cowok lain. xxixixixixi ." ada suara tawa nakal terdengar dari seberang sana.
"Apaan si? kamu tau gak? kakak gak pernah sembunyi kan chat sama kamu dari si mas, soalnya kakak kan gak sukak sama kamu. Kakak cuma kagum, kakak itu nge fans banget sama suara dan pribadi kamu, kalo usia kamu cuma beda 5 tahunan dari kakak, kakak bisa bilang mungkin kakak jatuh cinta sama kamu. Tapi masalahnya kamu tu cuma bocah yang masih ingusan, dan kamu mempunyai hal-hal yang mengaggumkan, kamu tu kharismatik, makanya kakak sukak sama kamu." tepis Karin dengan segera .
Iya...., mungkin kalo ni bocah hanya beberapa tahun dibawah dia, mungkin Karin sudah terjerat cinta oleh nya. Tapi Karin meyakinkan dirinya, dia hanya kagum, hanya itu.
"Jadi....., si mas tau kalo kita chat tan? dan si mas diem aja?" tanya Brian dengan rasa kaget.
"Iya..., emang kenapa?" Karin bertanya balik. "Sumpah itu si mas kuat banget ya, hebat, salutlah, masa dia kaga cemburu? secara istrinya chat sama cowok lain. Aku cowok lo kak" kata Brian dengan cara meyakinkan.
"Iya......, terus emang kenapa? walaupun kamu cowok kan kamu bocah, terus ada yang salah?" tanya Karin lagi.
"Bener deh, adek kaga kuat kalo jadi si mas" jawab Brian.
"Nggak ada rahasia antara kakak dan mas Sandi dek. Tapi kak gak tau apa dia baca chat kita atau ngga? yang jelas kakak gak pernah hapus chat kita, kalo kakak hapus itu artinya kakak sudah melakukan kesalahan dengan mempunyai rasa sama kamu. kakak memang sukak sama kamu, tapi cuma sebagai fans, biarlah kakak tetap menjadi penggemar setiamu dek."
obrolan berakhir......
Paginya.... terbangun dalam pelukan hangat Sandi, Karin selalu merasa menjadi wanita paling beruntung memiliki suami Sandi. Kehangatan, pengertian dan tanggung jawabnya luarrr biasa. Ya.... Brian hanyalah sebuah hiburan untuk hatinya yang haus akan gejolak mudanya yang sempat terkubur karena harus mengikuti alur hidup Sandi.
Ya.... semua demi lelaki yang sangat dicintainya itu, tapi kenapa dia tidakk bisa tenang apabila sehari saja tidak mendapatkan kabar Brian, kenapa?
Dan lagi... Brian dan Karin saling chat, tapi entah mengapa, ada perbedaan dalam kosakata Brian, lebih sopan dan tidak lagi mengandung kalimat romantis dan fulgar, gak seperti biasanya. "Kenapa? apakah Brian marah padaku?" gumam Karin. "Tapi Brian masih tetap berbalas chat dan berbagi kabar dengan Karin, yang berbeda hanya kosakata Brian yang lebih sopan hingga Karin merasa sedikit canggung, apa mungkin karena aku bilang mas Sandi mengetahui chat kami ini?" bisik Karin dalam hatinya
Yaiyalah.... jelas-jelas Brian adalah lelaki walau bocah tapi tetap lelaki, dia pasti gak enakan.
Ok tak apa-apa, yg penting masih komunikasi, itu saja sudah membuat Karin puas.
Dan Karin sudah tau pasti bahwa dia menyukai Brian untuk sebuah emosi muda yang sempat hilang, tapi itu bukan cinta.
karena cintanya hanya milik suaminya mas Sandi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!