Disebuah ruangan seorang gadis sedang di rias dengan sangat cantik. Wajahnya tidak menyiratkan adanya kebahagiaan namun tidak pula menyiratkan kesedihan.
Gadis kecil bernama Sasha Adriawan anak dari seorang pengusaha kecil yang sedang mengembangkan sayapnya agar dapat dikenal oleh investor asing.
Dunianya bagaikan berputar 360° dimana iya harus menjadi seorang istri diusia mudanya yang baru menginjak usia 19 tahun. Bagaimana kelak iya akan menghadapi lelaki yang akan menjadi suaminya, lelaki tak di kenal yang akan menghabiskan sisa umurnya dengannya. Sasha tahu lelaki itu akan membantu perusahaan kecil ayahnya untuk mengembangkan sayapnya agar dapat menjadi pengusaha besar seperti perusahaan lelaki yang akan di nikahkan dengannya.
Bisa dikatakan bahwa ayahnya menjualnya demi sebuah kekayaan yah setidaknya hanya itu yang dapat terpikirkan olehnya. Kecewa tentu saja tapi apa dayanya ia hanya seorang anak yang harus berbakti pada kedua orang tua satu-satunya yang ia miliki.
Berbeda dari sasha, lelaki yang akan dinikahkan dengannya justru menganggap pernikahan ini sebagai syarat dari sang ayah agar dapat meneruskan serta menjadi pimpinan tertinggi di perusaahan yang di bangun oleh ayahnya dan berkembang pesat berkat kecerdasan serta kemampuannya mengendalikan semua bawahan bahkan pesaingnya pun tak berkutik jika harus melawannya.
Alexander revano, putra dari seorang pengusaha sukses arka revano yang bisnisnya semakin pesat sejak alex terjun kedalam bisnisnya. Tapi alex hanya dapat menjadi penerusnya ketika dia menikahi sasha andriawan, putri dari sahabat ayahnya.
Alasan terbesar arka menikahkan anaknya alex dengan sasha karena ia tahu betul bahwa sasha akan menjadi kekuatan dan penyemangat bagi anaknya. Mengapa begitu?
Karena arka mengenal sasha sejak kecil dan baginya karakter sasha yang penurut serta sangat penyayang akan mampu meluluhkan hati anaknya alex yang penuh kebencian pada wanita sejak istrinya memilih meninggalkan mereka berdua dalam keterpukurukan secara ekonomi.
Walaupun ia tahu bahwa hari ini adalah hari pernikahan putranya tapi ia tidak dapat hadir karena banyak hal yang harus di selesaikannya. Tapi iya percaya bahwa anaknya akan menjadi lelaki yang jantan dan penuh tanggung jawab.
** Kita langsung ke kisahnya **
Di depan altar tengah berdiri sepasang suami istri yang telah usai melakukan janji atau sumpah pernikahan dan kini mereka resmi menjadi sepang suami istri.
Terdengar sorak sorai serta tepuk tangan dari beberapa tamu undangan karena pernikahan ini bersifat privat hanya orang terdekat yang mengetahuinya. Pernikahan ini pun jauh dari pemberitaan media karena alex tak mau kehidupannya terganggu oleh sesuatu yang menurutnya tidak penting. Alex sangat membenci gosip yang tidak-tidak dan menyudutkan serta menjatuhkan harkat dan martabatnya
Dalam hati sasha terdapat begitu banyak kegundahan serta kebingungan bagaimana iya harus berkomunikasi serta mengakrabkan diri dengan lelaki yang kini berstatus suaminya.
"Selamat sayang dan kamu harus menjadi istri yang berbakti serta taat perintah suamimu jangan sampai kamu membuatnya kecewa. Ayah akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kehidupan barumu" Ucap lirih sang ayah dengan sedikit air mata di pelupuk mata dan raut wajah sedih karena harus melepaskan putri satu-satunya ke lelaki yang kini berstatus sebagai suaminya.
"Aku akan melakukan yang terbaik dan membuat suamiku percaya padaku" Jawab sasha sebisa mungkin menampilkan raut wajah bahagia agar ayahnya tidak mengkhawatirkannya lagi.
"Baiklah sekarang pergilah ke rumah barumu nak" Ucap papa sasha, mengelus dan mencium kening anaknya lalu berlalu pergi meninggalkan sasha
"Jaga selalu dirimu ayah. Aku mencintaimu" Ucap sasha dalam hati dan tanpa terasa air mata pun menggenang di pelupuk matanya.
"Nona" Panggil seorang lelaki yang membuyarkan lamunan sasha
"I... i... iya" Jawabnya dengan cepat menghapus air matanya yang menggenang di pelupuk matanya
"Silahkan ikut saya, kita akan langsung pulang ke kediaman Tuan Alex" Jelasnya
"Baiklah" jawab sasha singkat dengan berjalan mengikuti langkah kaki pemuda itu. Dalam perjalanan ke kediaman suaminya, sasha hanya terdiam dengan seribu tanya dalam pikirannya
"Kemana lelaki yang menjadi suaminya? Apakah dia sudah pulang atau tidak? Apa yang harus dilakukannya ketika pertama kali menginjakkan kaki di kamar pengantinnya" Di tengah tengah lamunannya tanpa ia sadari mereka kini sudah sampai di mansion suaminya.
"Nona silahkan turun" Ucap lelaki yang membawa sasha ke kediaman suaminya yang akan menjadi kediamannya juga.
"Maaf nona saya lupa memperkenalkan diri. Saya Rafael Aiden orang kepercayaan tuan Alexander" rafael memperkenalkan diri ke istri tuannya
"Saya sasha andriawan" balas sasha memperkenalkan diri dengan sedikit senyuman agar terlihat lebih sopan dan ramah.
" Saya sudah tau nona. Silahkan masuk kedalam nanti akan ada yang akan mengantar nona ke kamar nona" penjelasan rafael ke sasha
"Kamarku? Bukankah aku akan tidur sekamar dengan tuan alex ? dan kalau boleh tau dimana sekarang tuan alex? " tanya sasha dengan rasa penasaran yang amat sangat.
"Maaf nona tapi tuan alex tidak mengijinkan siapapun memasuki kamarnya, apalagi saat dia sedang tidak ada di sini bahkan nona sekali pun." jawabnya lantang dan penuh raut wajah serius
"Kenapa seperti itu aku kan istrinya dan dimana dia aku harus bertemu dengannya" balas sasha tak kalah lantang, entah darimana sasha mendapat kekuatan untuk berbicara seperti itu
"Tuan sedang dalam perjalanan bisnis ke inggris selama satu minggu kedepan. Nona anda harus berhati hati bersikap pada tuan jangan membuat tuan marah" ucap rafael serius
"Memangnya kenapa jika aku membuatnya marah sedangkan iya saja sudah membuatku marah dengan meninggalkanku di malam pengantin" ucap sasha dengan nada kesal
"Jangan salahkan aku jika nona harus menghadapi sesuatu yang tidak pernah akan nona lupakan dan jangan katakan aku belum pernah memperingatkan nona" rafael memperingatkan sasha lalu kembali masuk kemobil dan melajukan mobil itu entah kemana.
"Nona silahkan masuk" Panggil seorang pelayan wanita yang usianya sepantaran denganku. Sasha melangkah memasuki rumah suaminya dengan langkah yang terasa amat berat seakan kebebasannya akan di batasi, kehidupannya tidak akan lagi sama.
"nona ikuti saya ke kamar yang sudah saya siapkan untuk nona" ucap sang pelayan. Sasha mengikuti langkah kaki sang pelayan ke sebuah depan ruangan yang pintunya berwarna putih.
"Ini kamar nona, silahkan masuk. Jika nona perlu sesuatu jangan sungkan memanggil saya. Saya ijin akan kembali ke belakang nona" jelas sang pelayan lalu berpamitan meninggalkan sasha seorang diri.
Sasha melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut. Kesan pertama yang di dapat sasha saat memasuki ruang tersebut adalah bersih, putih dan teratur.
"Sangat menggambarkan pemilik rumah ini". ucap sasha saat berada di dalam kamar, karena terlalu lelah akhirnya sasha memutuskan untuk tidur dengan menggunakan gaun pengantinnya.
Apa yang akan terjadi tuhan lindungi aku selama bersamanya?
Sekian dlu
Nampak seorang gadis yang masih sibuk bergelut di atas tempat tidur berbalut gaun pengantinnya. Setelah kemarin melangsungkan pernikahan yang cukup melelahkan bagi sasha dimana ia harus bersikap seolah bahagia di depan keluarganya dan para tamu yang hadir dalam acara pernikahannya
Terdengar suara ketukan pintu
Tok.. tok.. tok
Nyonya.....
Nyonya.....
Apakah nyonya sudah bangun?" tanya rafael dari luar kamar sasha
"Hoaamm...papamasih ngantuk bu tunggu limat menit lagi yahh" sahut sasha dengan suara serak khas bangun tidur
"Maaf nyonya tapi saya ditugaskan untuk membangunkan nyonya oleh tuan alex" ucap rafel dengan nada sedikit tegas
"Tuan? Sejak kapan ayah ganti nama jadi tuan alex dan sejak kapan papa memerintahkan orang untuk membangunkanku" ucap sasha dalam hati
"Nyonya....nyonya....apakah nyonya mendengar saya?" tanya rafael lagi
"Ia saya dengar " teriak sasha kesal
"Astagaaaaaaa... bagaimana bisa aku lupa dengan si pria berwajah datar itu haaa.... tuhan mengapa aku merasa kehidupan yang berat sedang menantiku? " ucap sasha dalam hati
"Nyonya sarapan untuk anda sudah siap. Apakah nyonya mau di antarkan ke kamar?" tanya rafael yang masih berdiri di depan kamarnya
"Tidak usaha, sebentar lagi saya akan bergabung ke meja makan "Balas sasha
"Baiklah nyonya, jika butuh sesuatu nyonya bisa memanggil saya " sahut rafael lalu beranjak pergi
"Baiklah sasha, semangat meskipun pernikahan ini berdasarkan perjodohan tapi kamu harus tetap pada prinsipmu ketika sudah menikah suami adalah orang yang paling berhak mendapatkan perhatianmu sepenuhnya Fighting " ucap sasha menyemangati dirinya sendiri
Inilah hari pertama sasha menjadi seorang istri, tidak ada perubahan yang cukup drastis dalam kehidupannya hanya saja kini ia sudah memiliki seorang suami serta semua keperluannya tidak lagi di kerjakannya sendiri. Setidaknya itulah kesan pertama yang sasha terima setelah sehari menjadi seorang istri dari pengusaha kaya raya.
Tidak bahagia itulah yang menggambarkan keadaan sasha di awal pernikahannya. Pasti banyak yang berpikir mengapa sasha tidak bahagia sedangkan ia menikahi seorang pria muda yang merupakan pengusaha yang sangat tersohor ?
Jawabannya sangatlah simpel, karena kehadiran sasha dalam kehidupan alex sama sekali tidak di anggap dan itu pula yang menjadi penyebab terjadinya tragedi wanita yang baru menikah di tinggal suaminya di malam pertama, miris bukan!
*Dimeja makan*
"Bibi" panggil sasha
"Iya nyonya ada yang bisa saya bantu" jawab seorang wanita muda yang kemarin malam menyambut kedatangannya
"Kenapa meja makannya sangat sepi?, kemana yang lain? "Tanya sasha penasaran
"Ohh itu nyonya semalam mereka semua sudah kembali ke inggris " jawab bibi yang belum di ketahui namanya oleh sasha
"Ke inggris " Sahut sasha dengan raut wajah yang kebingungan
"Bukannya semalam hanya alex? Kenapa sekarang mereka sekeluarga ke inggris?" tanya sasha yang semakin kebingungan dengan situasi yang dihadapinya.
"Kukira hanya lelaki berwajah datar itu yang tidak menerima kehadiranku, ternyata aku salah. Semua anggota keluarganya tidak menerima kehadiranku" ucap sasha dalam hati
"Maaf nyonya saya tidak punya hak untuk menjawab apapun yang nyonya pertanyakan. Saya takut salah bicara nyonya, itu semua hak tuan besar untuk menjawab rasa penasaran nyonya " sahut wanita itu yang berlalu pergi begitu saja
Rasa kesal dan penasaran semakin mendarah daging dalam pikiran sasha. Kenapa mereka semua yang bekerja di rumah ini nampak sangat misterius apalagi yang berhubungan dengan alex.
Tringgg.... Tringgggg. Tringggg.. (Dering ponsel sasha)
"Halo sasha. Kamu dimana?, udah tiga hari kamu nggak masuk kampus, kamu lagi sakit yah? "Cerocos reva di telpon.
"Halo va. aku nggak apa apa kok. Biasa aku cuman lagi ada acara keluarga, sehari dua hari lagi aku pasti bakalan ngampus. "jawab sasha di telpon
"Aku kirain kamu kenapa-kenapa, soalnya kamu nggak ngabarin aku sih. Aku kan nggak bisa hidup tanpa kamu sa" Ucap reva dengan nada kesal yang masih terselip ke-alay-an ciri khas reva yang merupakan sahabat sasha
"ehmm... Maaf menggangu nyonya ada yang perlu saya bicarakan berdua dengan nyonya " Ucap rafael memotong pembicaran sasha dan reva yang sedang telponan
"Sa...Itu suara siapa?, seperti suara laki-laki, kamu lagi sedang bersama seorang lelaki yah?" tanya reva mengintimidasi
"Bukan siapa siapa kok, nanti aku telpon lagi bye" Sasha memutus sambungan telponnya dengan reva sebelum reva bertanya-tanya lebih jauh lagi.
Dengan berjalan gontai sasha mengikuti langkah kaki rafael yang terhenti di dalam salah satu ruang yang diyakini sasha sebagai ruang kerja suaminya, Alex.
"Silahkan duduk nyonya. "Ucap rafael mempersilahkan istri tuannya untuk duduk di sofa
"Ada apa rafael?"Tanya Sasha penasaran.
"Kenapa tiba-tiba saja rafael ingin berbicara denganku, pasti ada sesuatu yang yang penting" ucap sasha dalam hati
"Ada beberapa peraturan yang harus saya sampaikan kepada nyonya." jawab rafael. Dengan raut wajah yang kebingungan sasha kembali bertanya.
"Apa saja ? dan apa konsekuensinya jika aku melanggar?" Sasha penasaran apa yang akan di sampaikan rafael kepadanya.
"Peraturan pertama nyonya tidak boleh membuat tuan kesal dan jangan pernah membantah karena tuan paling benci wanita yang suka membantah. Peraturan kedua nyonya jangan pernah menginjakkan kaki ke ruang bawah tanah apapun alasannya. Peraturan ketiga jangan pernah menunjukkan sikap seperti wanita ****** di depan tuan dan saya rasa peraturan ketiga ini tidaklah sulit bagi nyonya karena melihat latar belakang nyonya yang tidak pernah berpacaran sebelum menikah dengan tuan. Saya harap nyonya memahami aturan ini dengan baik karena setiap perbuatan nyonya yang melanggar aturan akan dikenakan konsekuensi yang tidaklah ringan tergantung dari mood tuan. " Penjelasan Rafael dengan mimik wajah serius
"Baiklah aku mengerti" jawab sasha dengan penuh keragu-raguan, karena nyatanya sasha pernah menjalin hubungan serius dengan seorang pria tapi harus terpisahkan karena perjodohan konyol ini.
"Itu saja yang ingin saya sampaikan dan persiapkan diri nyonya untuk kebandara tengah malam nanti menyambut kedatangan tuan alex dari inggris" Ucap rafael
"Inikan belum seminggu" Ucap sasha tanpa sengaja
"Urusan tuan Alex selesai lebih cepat dari perkiraan. " jawab rafael singkaf
"Ohhh...oke" jawab sasha dengan mimik wajah polos
"Kalau begitu saya pamit undur diri nyonya bisa kembali beraktivitas. Silahkan keluar dari ruangan ini nyonya."Ucap rafael dengan nada sedikit mengusir
Dengan perasaan dongkol dan dipenuhi kekesalan sasha berjalan keluar dari ruang kerja alex dan sengaja menghentak hentakkan kakinya yang hanya mendapat senyum tipis dari asisten suaminya itu.
"Penuh kemurnian, saya rasa pilihan tuan besar tidaklah salah." Senyum tipis dan kalimat ambigu itu telontar begitu saja dari bibir rafael. Sasha kembali ke kamarnya setelah perbincangannya dan rafael selesai.
"Apa maksudnya memberikan aturan itu? Aku kan istrinya bukan pembantu. Mengapa begitu banyak aturan? Haaaaa hukuman..... pa aku anak kecil yang harus dihukum kalau melakukan kesalahan? Sungguh pernikahan yang konyol." Ucap sasha dengan tawa hambar seakan mengejek dirinya sendiri yang terjebak dalam pernikahan yang tidak di inginkannya ini. Waktu berlalu begitu saja tanpa ada satupun hal yang berarti.
Tengah malam
Nyonya....
Nyonya...
Nyonya..
Terdengar suara seseorang wanita yang sedang membangunkan majikannya dimalam hari atau lebih tepatnya tengah malam buta.
"Ada apa bi? Aku sangat amat mengantuk" tanya sasha dengan suara serak
"Maaf membangunkan nyonya, tapi tuan rafael sedang menunggu di bawah." Jawab sang wanita yang sampai saat ini sasha belum tahu siapa namanya.
"Rafael, astaga aku lupa harus menjemput tuan alex kebandara. Matilah aku." ucap sasha yang beranjak tergesa-gesa dari kamarnya.
"Nyonya ganti pakaian dulu" ucap sanga wanita yang membangunkannya tapi tidak di indahkan oleh sasha.
Dengan penampilan yang bisa dikatakan amat kacau sasha berlari dari kamarnya menghampiri rafael tanpa mengindahkan ucapan sanga wanita yang mengingatkannya untuk bersiap terlebih dahulu.
"Rafael....Ayo. " dengan tergesa-gesa sasha menarik lengan Rafael menuju ke mobil. Sesampainya di mobil rafael segera menarik tangannya dari genggaman sasha dan memberi sedikit peringatan
"Maaf nyonya, sebaiknya nyonya tidak menarik saya seperti itu untuk kedua kalinya karena tuan alex akan sangat marah dan saya tidak mau terseret masalah karena kecerobohan nyonya" Ucap Rafael sangat amat tegas dan penuh dengan keseriusan terlihat dari rahangnya yang tampak mengeras.
Setelah mengatakan itu rafael membukakan pintu mobil dan mempersilahkan istri majikannya untuk masuk kedalam mobil dan bergegas ke bandara.
"Begitu saja marah, memangnya apa yang kulakukan dasar orang orang pemarah." Jeritnya dalam hati
*Bandara*
Tidak butuh waktu lama mereka berdua telah sampai di bandara dan menunggu sang tuan yang pesawatnya telah mendarat bertepatan dengan kedatangan mereka.
Terlihat seorang pria berpenampilan casual berbalut kaos dan jaket hitam serta celana jeans tidak lupa dengan kacamata hitam yang membuatnya nampak sangat maskulin dan misterius, tapi tidak mengurangi sedikitpun kadar ketampanan dan wibawanya. Ia adalah alexander revano yang sedang berjalan ke arah sasha dan rafael
"Berangkat" Ucap alex singkat, lalu berjalan melewati sasha dan rafael begitu saja. Sasha dan rafael langsung menyusul alex.
Sasha yang berjalan tepat di belakang alex, berusaha mengimbangi langkah besar suaminya itu. Tiba-tiba saja alex berhenti tanpa aba-aba sehingga sasha tidak sengaja menabrak punggung alex dari belakang.
"Maaf tuan." Ucap sasha lalu membungkukkan badannya tanpa berani menatap alex.
"Kalau jalan itu perhatikan sekitarmu jangan hanya menundukkan kepala saja" ucap alex mengingatkanya sasha agar lebih hati-hati.
"Kau gadis kecil harap lebih hati-hati dalam berpakaian" ucap alex memperhatikan sasha dari ujung kaki sampai ke kepala lalu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal
"Dasar gadis ceroboh" gumam alex yang masih dapat di dengar oleh sasha.
"Hadohhhh (tepok jidat) kenapa aku lupa masih pakai baju tidur." Ucap sasha malu dengan pipi yang agak merah padam menahan malu karena teguran dari alex terlebih dia ditegur didepan Rafael.
Alex kembali berjalan dengan langkah kakinya yang lebar di ikuti oleh rafael di belakangnya sementara sasha harus sedikit berlari mengejar alex dan rafael yang memiliki langkah kaki yang lebih lebar darinya. Sasha sempat berhenti sejenak untuk memperhatikan penampilannya setelah ditegur suaminya, lalu kembali berlari mengejar rafael dan alex yang semakin menjauh.
"Kenapa mereka jalannya cepat sekali" sasha sedikit mengeluh karena kelelahan mengejar alex dan rafael
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!