Di belakang rumah keluarga utama YAO, berdiri sebuah rumah kecil yang terisolasi.
Di dalam kamar yang sunyi, seorang pemuda terbaring tak berdaya, matanya menatap kosong ke langit-langit kamar.
Tubuhnya kurus, wajahnya pucat pasi, dan rongga matanya cekung, membuatnya tampak seperti mayat hidup. Pemuda itu adalah YAO MING, anak ketiga dari kepala keluarga Yao.
Saat ini, Yao Ming bergumam pada dirinya sendiri, suaranya pelan dan serak.
"Tubuh ini... benar-benar hancur luar dalam," desahnya. "Pusat energinya telah luluh lantak! Jalur energinya pun banyak yang terputus. Bahkan, banyak sisa obat yang menumpuk di dalam tubuh dan perlahan berubah menjadi racun mematikan!"
"Aisss... Aku butuh waktu cukup lama untuk pulih!"
Yao Ming menarik napas berat. Ia tahu, kerusakan pada tubuh ini bukan terjadi secara kebetulan. Pasti ada seseorang yang sengaja merekayasa agar tubuhnya berakhir dalam kondisi menyedihkan ini.
Ia bertekad, akan mencari dalang di balik semua ini dan akan membuatnya menyesal telah merusak "tubuh barunya" ini.
Berdasarkan ingatannya sebagai "THUNDER FIST EMPEROR" (Kaisar Tinju Guntur) di kehidupan lamanya, Yao Ming hanya memikirkan satu teknik untuk memulihkan diri, yaitu teknik yang dulu membawanya ke puncak kekuatan: "THUNDER FIST".
Dengan pikiran yang tenang, Yao Ming memejamkan mata. Dalam benaknya, ia mulai memperagakan teknik Thunder Fist.
Saat itu juga, meskipun tak terlihat jelas oleh mata telanjang, muncul cahaya samar menyerupai aliran listrik yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Yao Ming merasakan aliran listrik itu mulai membakar tumpukan racun dalam tubuhnya, sedikit demi sedikit.
Aliran energi itu juga mulai menjalin, secara perlahan membentuk jalur energi sementara. Yao Ming merasakan sedikit perubahan dan hatinya dipenuhi kegembiraan.
Namun, di tengah proses itu, Yao Ming tiba-tiba membuka mata dan menghentikan tekniknya.
Ia mendesah kecewa.
"Tubuh ini masih terlalu lemah untuk sepenuhnya memperagakan Thunder Fist," batin Yao Ming.
Meski begitu, ia cukup senang. Berkat upaya singkat itu, kini ia memiliki cukup tenaga untuk bangun dan duduk.
Krekkk...
Tiba-tiba, pintu kamar dibuka tanpa ketukan.
Yao Ming menoleh. Di ambang pintu, seorang pria berdiri dan tertegun melihatnya. Sorot matanya menunjukkan keterkejutan yang nyata.
Yao Ming mengerutkan kening. Berdasarkan ingatan pemilik tubuh sebelumnya, ia mengenali pria itu: YU PANG, pelayan yang selama ini rutin membawakannya obat.
"Di-dia bangun!" Yu Pang tergagap dalam hati, terkejut melihat Yao Ming yang kini terduduk.
Yu Pang segera mencoba menenangkan diri dan memasang ekspresi terkejut yang dibuat-buat, seolah-olah bahagia karena Yao Ming sudah bisa bangun dan duduk di tempat tidur.
"Tu-tuan muda, Anda sudah bisa bangun!" seru Yu Pang dengan suara bergetar. "Aku sangat senang! Akhirnya... akhirnya Anda bangun!"
Yao Ming tersenyum sinis. Ia tahu betul kepalsuan di wajah pelayan itu. Ia juga semakin yakin bahwa sisa obat beracun yang menumpuk di tubuhnya adalah ulah pria di depannya ini.
Ia melirik botol obat di tangan Yu Pang. Cairan di dalamnya berbau sangat menyengat dan tampak keruh, seperti oli bekas.
"Apa kau benar-benar senang?" tanya Yao Ming tiba-tiba, senyum sinisnya tak luntur.
"Ya... Tuan Muda," kata Yu Pang, masih berakting. "Saya akan melaporkan ini kepada semua orang. Ini adalah hari bahagia karena Anda sudah bangun!"
Yao Ming memberinya tatapan tajam. "Keluarlah," ujarnya sinis. "Simpan saja obatnya di meja!"
Yu Pang hanya mengangguk, tersenyum, lalu berjalan cepat dan meletakkan botol obat di atas meja.
Setelah itu, ia segera meninggalkan kamar Yao Ming dengan terburu-buru.
Melihat kepergiannya, senyum sinis Yao Ming semakin lebar.
"Ini belum saatnya," batinnya penuh perhitungan.
Setelah meninggalkan kamar Yao Ming, Yu Pang segera bergegas. Ia berlari menuju sebuah bangunan megah, kediaman mewah yang dijaga ketat oleh belasan penjaga bersenjatakan pedang.
Para penjaga tidak menghentikannya. Mereka tahu Yu Pang adalah orang suruhan Tuan Muda mereka.
Yu Pang tiba di sebuah ruangan mewah. Di kursi yang megah, duduklah seorang pemuda dengan tatapan dingin, YAO FANG, Tuan Muda Kedua keluarga Yao.
"Tuan Muda," lapor Yu Pang, terengah-engah. "Dia... dia sudah bangun!"
Yao Fang menyeringai sinis. "Meskipun dia bangun, memangnya apa yang bisa dilakukannya?" katanya meremehkan. "Biarkan saja!"
Yu Pang mengangguk, merasa ditenangkan oleh perkataan tuannya. Memang benar, apa yang bisa dilakukan si sampah Yao Ming?
Yu Pang lalu membungkuk setengah badan, melaporkan semua yang ia lihat di kamar Yao Ming, termasuk senyum sinis yang ia tangkap.
Yao Fang hanya mendengarkan sambil tersenyum kecil, terus-menerus meremehkan nasib adik ketiganya itu.
Ia tidak tahu, bahwa Yao Ming yang asli telah tewas. Tubuhnya kini dikuasai oleh jiwa dari Thunder Fist Emperor, orang terkuat di bawah langit dari masa lalu. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa pembalasan yang mengerikan akan segera tiba.
Setelah menyampaikan laporannya, Yu Pang pun meninggalkan ruangan Yao Fang dengan langkah yang kini tenang.
Sementara itu, Yao Ming duduk dengan tenang di kamarnya, memperagakan teknik Thunder Fist dalam pikirannya. Ia menggunakan setiap detik untuk perlahan mengobati tubuhnya yang hancur.
Satu jam berlalu.
Yao Ming membuka matanya. Kali ini, matanya tampak cerah dan jernih, bahkan sesaat memancarkan kilatan energi seperti listrik.
Yao Ming menyunggingkan senyum tipis. Ia memutuskan untuk mulai latihan berjalan, selangkah demi selangkah, seperti bayi yang baru belajar berdiri.
Dengan rahang yang berderak menahan sakit, ia memaksakan diri. Setiap persendiannya terasa kaku dan nyeri akibat tidak bergerak selama hampir satu tahun penuh.
Yao Ming akhirnya berhasil berdiri tegak di dekat jendela, memandang keluar ke halaman sekitarnya.
"Penyembuhan ini terlalu lambat," pikirnya, rahangnya mengeras. "Aku butuh ramuan khusus untuk mempercepat pemulihan!"
Menurut ingatan pemilik tubuh sebelumnya, Yao Ming dianggap sebagai anak yang tidak berbakat dalam seni bela diri dan karena itu diasingkan dari keluarga utama. Namun, meskipun terus diremehkan orang-orang di sekitarnya, ia tidak pernah menyerah untuk berlatih.
Sampai pada insiden yang kemungkinan besar telah diatur: seorang kapten penjaga datang dan menghina mendiang ibunya. Yao Ming, yang sangat marah, menantangnya bertarung. Hasilnya tragis; ia yang tidak menguasai seni internal harus menerima serangan keras dari kapten penjaga, yang merusak organ dalam dan tubuhnya secara fatal.
Pada akhirnya, ia hanya diberi pengobatan seadanya yang justru membuat kerusakan tubuhnya semakin parah.
Yao Ming yang sekarang mengepalkan tangan, mencengkeram kusen jendela kayu hingga terdengar suara retakan. Amarah membakar hatinya atas segala perlakuan dan ketidakadilan yang diderita pemilik tubuh ini.
Hari-hari berikutnya, pelayan Yu Pang tidak pernah lagi datang membawakan obat. Hal itu justru memberi Yao Ming waktu tak terganggu untuk pulih sedikit demi sedikit.
Kini, Yao Ming berada di halaman kecil belakang rumahnya, berfokus pada latihan fisik dasar. Ia ingin memperkuat otot dan tulangnya agar tubuhnya mampu menahan beban energi yang akan ditimbulkan dari berlatih teknik Thunder Fist.
Dari kejauhan...
Beberapa pelayan yang kebetulan melihat Yao Ming sedang berlatih mulai berbisik-bisik dan menertawakannya.
"Lihatlah dia, apa yang dia lakukan?"
"Apa dia mengira, dengan latihan seperti itu, ia akan mampu menjadi seniman bela diri? Sungguh konyol!"
"Hahaha... kita lihat saja nanti. Dia pasti akan jatuh sakit lagi, dan mungkin kali ini dia akan mati!"
Desas-desus tentang bangkitnya Yao Ming menyebar, tetapi keluarga Yao utama hanya menanggapinya sebagai kabar angin belaka. Bahkan, seorang tetua klan yang mendengar laporan tersebut hanya berujar, "Oh," sebelum mengabaikannya sepenuhnya.
Tidak ada yang menaruh perhatian. Tidak ada yang tahu bahwa di balik kesunyian itu, seorang kaisar sedang merangkai kebangkitan dan pembalasan dendamnya.
Hari terus berlalu. Sudah seminggu sejak Yao Ming bangun dari keterpurukannya.
Keluarga utama Yao masih mengabaikannya, sama sekali tidak peduli dengan keberadaannya.
Di halaman belakang yang terpencil, Yao Ming masih terus berlatih. Ia bangun lebih cepat dari ayam jantan, memulai latihan fisiknya dengan disiplin.
Kini, kerja keras itu mulai terlihat hasilnya.
Tubuh Yao Ming yang dulu kurus kini mulai berisi, menunjukkan otot-otot yang terbentuk dengan baik. Mata yang cekung kini kembali normal, memancarkan tatapan tajam dan jernih. Gerakannya pun mulai lincah, meskipun pusat dan saluran energinya masih belum pulih total.
"Wahhh..."
"Tuan Muda kita sudah bisa berlatih lagi! Hebat sekali!"
Tiba-tiba, terdengar suara bernada memuji namun penuh ejekan yang terselubung.
Yao Ming segera menghentikan latihan fisiknya dan menoleh. Kerutan muncul di dahinya—ia mengenali pria yang berdiri di depannya. Orang inilah yang setahun lalu membuatnya terbaring tak berdaya di ranjang.
Dia adalah HAM BO, Kapten Prajurit keluarga Yao. Ia datang bersama beberapa prajurit di belakangnya, semuanya tampak geli dan tertawa meremehkan.
Ham Bo tersenyum licik. "Tuan Muda, saya lihat kau bekerja keras! Apa kau ingin aku membantumu berlatih?"
Senyumnya melebar menjadi seringai. "Aku bisa membuat Tuan Muda tidur lagi, dan mungkin kali ini tidur lebih panjang!" katanya.
Tawanya meledak, diikuti oleh gelak tawa anak buahnya.
Melihat seringai itu, Yao Ming membalas dengan senyum sinis. "Aku bukan Yao Ming yang dulu kau remehkan," batinnya penuh dendam. "Kau akan menyesal kali ini."
"Apa kau benar-benar datang untuk melatihku?" tanya Yao Ming santai. "Aku merasa senang jika kau bersedia membantuku latihan."
Mendengar kata-kata itu, tawa Ham Bo dan anak buahnya semakin keras. Mereka mulai melontarkan kata-kata yang semakin meremehkan Yao Ming.
Yao Ming menahan diri. Ia tahu ada seseorang yang mengawasinya dari kejauhan, dan kemungkinan besar, orang itulah yang menyuruh Ham Bo datang kemari. Ini adalah provokasi yang direncanakan.
Dengan senyum yang semakin provokatif, Yao Ming berkata, "Mungkin kali ini... kau tidak akan bisa menyentuhku lagi."
Ucapan itu seketika menghentikan tawa Ham Bo. Sorot matanya berubah tajam, dipenuhi amarah.
"Tuan Muda, jangan anggap dirimu telah berubah," cibir Ham Bo. "Di mataku, kau tetap sama: orang tidak berguna dan sampah keluarga."
Senyum Yao Ming semakin lebar, dan ia tertawa. Tawa remeh itu memancing amarah Ham Bo, yang tanpa berpikir panjang langsung menyerang Yao Ming dengan tinju keras.
Namun, Ham Bo terkejut, karena Yao Ming menahan tinjunya dengan tinju balasan.
Tinju mereka berbenturan, menciptakan suara derak yang nyaring.
Yao Ming mundur hanya selangkah, tetapi Ham Bo terhuyung mundur hingga tiga langkah.
"Apa dia benar-benar telah berubah?" batin Ham Bo, terkejut luar biasa.
"Ada peningkatan," kata Ham Bo, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.
Kali ini, dia mencabut pedangnya dan menyerang, menebas ke arah Yao Ming dengan kekuatan penuhnya.
Yao Ming sudah bersiap. Ia mundur satu langkah, dengan mudah menghindari tebasan pedang Ham Bo.
Ham Bo kembali terkejut. Ia segera melancarkan serangkaian serangan brutal lainnya.
Yao Ming melihatnya sambil tersenyum, seolah meremehkan semua serangan itu, membuat Ham Bo semakin kesal.
Ham Bo mulai menggunakan seni internalnya, melancarkan serangan yang jauh lebih brutal. Yao Ming terus menghindar, mencari celah untuk melakukan serangan balasan.
"Apa kau hanya tahu menghindar!" teriak Ham Bo kesal.
"Perhatikan saja seranganmu, kau sama sekali tidak bisa menyentuhku!" balas Yao Ming, nadanya meremehkan.
Saat itu juga, Yao Ming melihat sebuah celah. Ia segera mengaktifkan satu-satunya kemampuan yang bisa ia gunakan saat ini: "Thunder Fist Tingkat Satu: Pukulan Guntur".
Tanpa membuang kesempatan, Yao Ming melancarkan serangannya. Meskipun tanpa dukungan seni internal yang kuat, tinju Yao Ming berhasil mengenai pelipis Ham Bo dengan akurat.
Wajah Ham Bo segera membiru dan lebam. Pertarungan baru saja dimulai, dan sang kapten telah menerima pukulan telak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!