Ani sangat mencintai dunia bisnis itu lah kenapa dia sangat berbakat di dunia bisnis, terlahir dari keluarga yang kaya dia mampu mengalahkan bisnis keluarganya yang lain. Ani anak satu-satunya dari pengusaha terkaya di kotanya. Saat umurnya 10 tahun dia kehilangan orang tuanya tapi dia mampu bertahan di dunia yang kejam.
Setelah orang tuanya meninggal dia hidup bersama kakeknya dari kakeknya lah dia belajar dunia bisnis. Ani harus menerima kenyataan pahit bahwa dia di tinggal lagi oleh orang yang dia sayang. Kakek yang dia sayang meninggal saat dia berumur 23 tahun. Ani pun ikut dengan pamannya dari pihak papanya.
Umur 25 tahun Ani sudah di kenal di dunia bisnis karena memiliki otak yang sama seperti papanya membuat pamannya kehilangan akal untuk menguasai harta yang ani miliki.
Ani tidak mengetahui rencana busuk pamannya yang dia kira pamannya tulus mencintai dia seperti kakeknya yang tulus menyayangi dia seperti orang tuanya sendiri.
Ani pun mati kecelakaan di jalan karena mengalami rem blong saat melakukan perjalanan bisnis. Ani mati bersama supir pribadinya di usianya yang akan memasuki 26 tahun. Bulan depan saat dia akan berumur 26 tahun saat itu lah pernikahannya akan di adakan.
Ani akan menikah dengan kekasihnya yang juga pengusaha terkenal nomor satu di kotanya sedangkan ani menduduki nomor 2 terkaya di kotanya.
"Ugh," ani mengerang kesakitan.
"Ini dimana?" Ani melihat kebingungan di sekitar ruangan yang begitu asing baginya.
"Lie?" Wanita yang seumuran 30 tahun mendekati Ani.
"Siapa Lie?" Ani bertanya-tanya pada diri nya sendiri.
"Lie, syukurlah kamu sudah bangun," wanita itu menangis.
Brakk.... Pintu kamar Ani dibuka.
"Sampah sudah bangun !" Teriak wanita muda seumuran dengan ku mungkin lebih tua 1-2 tahun.
Brakkk.... Cambuknya menghantam kursi yang ada di kamar.
"Hahaha." Dia pun pergi.
"Siapa sampah itu?" Pikir Ani.
"Lie, kamu bukan sampah, ibu selalu ada dengan mu," ungkap wanita yang di depan Ani, hmm... Mungkin dia ibu anak ini, apa aku berenkarnasi menjadi sampah? Lie? Lie bukan kah tokoh komik yang ku baca gadis sampah yang akhirnya mati di tangan saudara tirinya, sedangkan ibunya mati sebelum Lie mati karena di racun oleh selir yang ingin menduduki posisi ibunya sebagai istri sah. Ibu Lie ini bernama Xio Yue bermarga Xio tapi keluarganya tidak perduli lagi, karena ibunya melahirkan anak sampah bernama Lie ini.
"Aduh," kepala ku mulai terasa sakit.
"Lie? Kamu masih sakit? " Tanya Yue cemas segera aku anggukan kepala ku dengan pelan.
"Istirahat lah." Dia pun meninggal kan Lie sendirian di kamar.
Lie? Apa aku bener-bener berenkarnasi ke dunia fantasi? Kenapa harus menjadi wanita sampah? Kenapa tidak menjadi permaisuri yang sangat di sayangi oleh pangeran tampan? Aaaaarrrrrghh, bikin kesal.
Lie di bilang sampah karena dia tidak bisa menggunakan sihir, di dunia ini hanya mengakui orang kuat dan hal yang wajar jika orang kuat menindas orang lemah begitu lah hukumnya walaupun Lie di bilang sampah depan ibunya sendiri, ibunya tidak akan bisa apa-apa karena suaminya juga membenci Lie yang menjadi aib keluarga.
"Bener-bener ayah brengsek," gumam Ani.
Zedeeerr......... Suara petir tiba-tiba muncul saat awan cerah.
"Kenapa petir tiba-tiba muncul? Hari ini cerah?" Para pelayan heran.
Ah, andai aku bisa sihir tapi Lie tidak bisa sihir, lalu gimana aku bisa? Tidak, aku tidak mau mati sia-sia seperti Lie asli. Aku akan jadi Lie berguna dan membuat ayah brengsek itu sujud di kaki ku, hahaha tapi gimana?
Ah, sudah lah, aku fokus dulu dengan tubuh ini biar cepat sembuh. Kalau aku tidak bisa sihir aku akan keluarin jurus taekwondo ku hahaha biar mereka tau, aku ani orang terkaya nomor 2 di kota ku setelah calon suami ku tidak akan bisa di anggap remeh apalagi sampah.
Sampah? Mereka itu yang sampah kalau bukan karena ibu ku yang mau membawa kucing liar itu ke rumah, pasti dia sudah mati kelaparan.
Huuh... Bukannya terima kasih malah menggoda ayah Lie bener-bener wanita murah. Ibu Lie emang baik walaupun akhirnya dia akan mati di tangan wanita yang pernah dia tolong dunia ini emang kejam.
Aku akan tidur untuk memulihkan tubuh ku.
Kreeek...
"Lie? " Suara wanita dengan lembut memanggil Ani.
"Iya," aku berusaha membuka mata ku, sosok ibu Lie di depan mata ku.
"Ibu bawa kan ramuan obat, ayo minum." Ibu Lie membantu ku bangun dari tidur ku.
Aku pun meminum ramuan tersebut yang ternyata sangat pahit, lidah ku seperti mati rasa meminum ramuan itu. Ramuan itu seperti racun bagi ku yang ada aku malah mati meminumnya. Bener-bener zaman kuno tidak ada kapsul di sini seandainya dulu aku dokter mungkin aku akan jadi alkemis di sini karena Lie tidak bisa sihir menjadi seorang alkemis adalah pilihan yang bagus karena alkemis memiliki posisi tinggi di sini.
Lie dan aku sepertinya bernasib sama hahaha sama-sama tidak bisa menjadi alkemis tapi untuk kata tidak berguna alias sampah itu sangat berbeda dengan ku karena aku bukan sampah melainkan wanita yang di puja oleh semua orang karena kekayaan ku yang ku capai saat berumur masih 20 tahun dan aku akan menikahi seorang pria yang menjadi idaman wanita jika aku tidak mati ah, kenapa bisa mobil ku mendadak rem blong? Apa ini yang namanya takdir untuk mati? Bener-bener bikin pusing. Bagaimana kabar calon ku? Uang ku? Perusahaan ku? Apa paman melanjut kan bisnis ku? Kenapa aku ke pikiran kekasih ku? Hmm, pasti dia sudah menikah dengan wanita lain !
Argh... Laki-laki memang buaya eh kalau dia buaya lalu aku apa?
"Istirahat lah Lie," ujarnya.
Ani menganggukkan kepalanya dan kembali baring di kasurnya. Ibu Lie segera keluar dari kamar Ani, sekarang hanya tinggal Ani sendirian, Ani memejam kan matanya.
Memori Lie memberitahu ku kejadian yang dia alami sungguh mengerikan. Ini lah dunia Lie di mana yang lemah akan di siksa dengan orang yang lebih kuat. Aku mengerti Lie, kamu pasti sakit mendapatkan perilaku yang sungguh tidak adil, sedangkan ayah mu hanya melihatnya saja.
Kamu pasti sakit melihat ibu mu yang juga ikut terkena akibat mempunyai anak seperti mu yang tidak berguna. Aku Ani direktur perusahaan terkaya di kota ku akan berjanji membuat mereka yang merendahkan mu sekarang suatu saat dia akan meminta mu untuk kembali pada keluarga ini. Lihat lah Lie, aku akan membalas kan dendam mu, kamu cukup hanya menonton dari kejauhan dan menikmati saat itu dengan popcorn.
********
To be continued...
Lie tersenyum pada ku senyuman yang sangat lembut seperti wanita bangsawan.
Kenapa aku bisa masuk ke tubuh wanita yang tertindas ini? Ada kah hubungan nama ku dengannya? Apa kah karena nama? Hm, Lie dan Ani di mana letak kesamaannya? Aku rasa bukan karena nama lalu apa? Pikiran ku kacau saat ini.
Brakkk.... Pintu kamar Lie terbuka dengan tendangan wanita yang paling di benci Lie, itu adalah kakak tiri Lie, Luo sang ahli cambuk petir orang memanggilnya wanita cambuk.
"Hahaha sampah ternyata sudah bangun," ejek Luo yang melihat Lie terbaring di kasur nya.
"Hahaha iya putri," jawab 2 pelayan Luo yang setia menemaninya ke mana pun Luo pergi.
Aku hanya diam melihatnya karena seperti itu lah Lie menghadapi mereka.
"Ayo kita pergi ! " Ajak Luo.
"Baik non."
Mereka pun keluar dari kamar Lie, bener-bener nyebelin andai saja aku punya kekuatan pasti akan ku tendang mereka bertiga ke lumpur yang penuh kotoran ba**.
Huh, aku menghela nafas panjang mengingat bahwa Lie tidak memiliki apa-apa di dalam tubuhnya. Aku bangun dari tempat tidur, duduk bersilang di atas kasur berharap bahwa Lie memiliki kekuatan sedikit saja.
Zzrt......Seperti ada listrik yang berada di dalam tubuh ku, ada yang mengalir ke dalam darah ku, apa ini? Ini kah kekuatan Lie yang sesungguhnya? Kenapa dia di bilang sampah?
Wush..... Angin berhembus kencang di sekitar kamar, apa ini juga kekuatannya? Tidak ada jendela yang terbuka, hmm mungkin ini kekuatan Lie.
Bush.... "Api? Wow ini sangat keren ! ini sungguh keren, seperti avatar yang memiliki 4 elemen. Apakah Lie ada kekuatan bumi? Hmm... Aku rasa tidak, hanya air dan tanah yang tidak dia miliki itu wajar karena air adalah penyembuh, sedangkan bumi rata-rata manusia yang bersifat keras akan memiliki kekuatan bumi. Elemen petir yang sudah menjadi elemen listrik ini sungguh luar biasa, api yang seharusnya merah tapi api ini berwarna hitam, ini mengingatkan ku pada pangeran karena hanya pengeran yang tertindas yang memiliki kekuatan ini. Kekuatan api ini menguntungkan ku, karena api bersifat menghancurkan, hahaha kematian mu akan tiba Luo" Lie bahagia.
Argh... Panas, ini sangat panas, kenapa tubuh ku terasa sangat panas? Apa karena aku bermeditasi? Ini sungguh menyiksa. Aku menggigit bibir ku hingga terluka berangsur-ansur panas ku mulai mereda tapi bagian dada ku masih terasa panas, segera aku berdiri di depan kaca. Hmm..... Ternyata itu tanda burung phonix, ini lah kenapa ada kekuatan api di diri Lie. Aku ingat novel yang ku baca kalau Luo lah yang di puja-puji oleh rakyat yang akan memiliki keturunan kekuatan phonix, karena dari kecil dia sangat berbakat beda dengan Lie. Tapi sampai akhir Luo pun tidak memilik kekuatan phonix tersebut karena novel nya belum terbit sehingga aku tidak tau akhir dari cerita tersebut. Mungkin kekuatan phonix jatuh di tangan Lie karena dia lah keturunan asli keluarga ini. Lebih baik aku berdiam dulu untuk sementara waktu.
Aku akan berpetualang dengan kekuatan ini, aku akan bisa mengatasi masalah yang datang, lebih baik aku mencari guru saat aku pergi dari rumah ini, karena di rumah ini aku tidak akan mendapatkan yang ku ingin kan.
"Apa putri sudah bangun?" Suara dari balik pintu kamar bertanya.
"Iya, masuk lah."
2 pelayan tersebut masuk ke dalam kamar, ini adalah pelayan yang setia dengan Lie yang akan mati saat mereka membela Lie itu lah nasib tragis mereka. Aku harus melindungi mereka berdua bagaimana pun caranya karena mereka adalah pelayan yang sangat di cintai oleh Lie.
"Putri, ibu dan ayah putri ingin makan malam bersama."
"Ibu? Ibu ku?" Tanya ku heran.
"Ya?" Pelayan tersebut menatap ku dengan heran
"Keluar lah," pinta ku.
"Baik putri," mereka pun keluar dari kamar ku.
Ibu? Huh, aku lupa kalau di rumah ini yang di panggil ibu itu wanita sampah yang di pungut di jalanan, pemeran pertama yang akan membunuh ibu ku dan juga akan membunuh ayah di masa depan untuk menduduki posisi sebagai ratu di kerajaan bersama pangeran ke dua. Akan ada persaingan antar pangeran, ini akan terjadi 5 tahun lamanya cukup lama untuk bersantai-santai tapi tidak untuk sekarang, karena aku masih butuh berlatih dengan kekuatan ini yang tidak ada tertulis di novel yang ku baca. Ceritanya berubah setelah aku masuk ke dunia ini.
Aku ingin sekali melihat wajah semua pangeran, hehehe jiwa ku memberontak ketika mengingat kalimat yang menjelaskan tentang pangeran yang tertulis di novel sebanyak satu halaman penuh hanya untuk memberitahu bahwa semua pangeran memiliki wajah yang sempurna, bagaimana tampannya pangeran ke 4 yang hidupnya tertindas karena permaisuri, ibu dari pangeran kedua dan kelima?
Hmm, seingat ku ibu pangeran pertama itu adalah selir yang dari kalangan bangsawan rendah sedangkan ibu pangeran kedua dan kelima itu dulunya seorang pelayan di istana lalu ibu pengeran ke 4 siapa? Tidak ada penjelasan tentang ibu pengeran ke 4, di novel hanya di jelas kan bahwa pangeran ke 4 hidup di istana yang di beri kaisar, kaisar memberikan uang anggaran hanya untuk bertahan satu bulan sedangkan kaisar meminta pangeran ke 4 untuk memakai uang tersebut selama 1 tahun lamanya. Sehingga pelayan di istana pangeran ke 4 tidak ada sama sekali hanya pengeran lah yang hidup di istana. Kondisi yang sangat menyedihkan.
Pangeran ke 4 sangat dingin terhadap perempuan mungkin karena dia membenci permaisuri sekarang yang suka menyiksa dia saat masih kecil. Berbeda dengan pangeran kedua dan kelima, sangat genit terhadap wanita terkadang mereka selalu tidur dengan wanita yang mereka suka dan membuang wanita tersebut jika sudah bosan begitu lah sifat mereka berdua, sedang kan pangeran pertama hanya tertarik pada pembelajaran istana yang sangat membosankan bagi ku.
Ha..... Seberapa tampannya semua pangeran ini? Aku harap tidak bertemu dengan semua pangeran karena aku tidak ingin diri ku terlibat dengan mereka yang akan memperebutkan tahta kaisar saat kaisar mati secara mendadak. Di novel tertulis bahwa kaisar mati karena jantungan tapi kebenarannya bahwa permaisuri memberikan racun tingkat tinggi pada kaisar yang tidak di ketahui oleh siapapun. Permaisuri memanfaatkan kondisi ini untuk membuat anaknya menjadi kaisar berikutnya, tentu saja para bawahan kaisar tidak setuju dengan tindakan permaisuri ini, sehingga para menteri kerajaan membuat kompetisi untuk memastikan siapa yang pantas duduk di kursi kaisar untuk menggantikan kaisar yang telah mati. Begitu lah isi novel yang ku baca, tentang pangeran yang menjadi tokoh utama novel ini.
*************
To be continued..............
Setiap pangeran memiliki kekuatan masing-masing hanya pangeran kelima lah yang bisa melakukan pengobatan, sedangkan pangeran satu dan empat memiliki kekuatan tempur hanya pengeran ke empat lah yang memiliki kekuatan paling besar di antara para pangeran, hmm... Apa karena ini permaisuri ingin membunuhnya?
Tidak terasa malam telah tiba sesuai permintaan ibu yang berkuasa di rumah ini, aku bergegas pergi keruang makan di sana sudah ada Luo, ayah dan ibu, wanita yang dulu hanya lah seorang sampah. Aku menghampiri mereka yang duduk menunggu ku.
"Sampah sudah datang !" Teriak Luo.
Pelayan yang ada di dalam ruangan pun bergegas pergi untuk mengambil makanan untuk di letakkan di atas meja.
Tidak ada bantahan dari mulut pria yang ada di depan ku ini yang Lie panggil "Ayah". Ini kah sesosok ayah yang selalu Lie rindu kan? Pria ini tak pantas jadi seorang ayah.
"Duduk lah," pinta ibu Luo.
Aku duduk di tempat kosong sebelah Luo.
Huks... Ayah memberi kan batuk palsu untuk memulai pembicaraan. Dia membuka mulut untuk berbicara pada ku.
"Apa sudah sehat?"
"Iya, terima kasih atas perhatian ayahanda."
"Kenapa ayah selalu perduli dengan sampah?" Teriak Luo.
"Luo, Lie itu anak yang bakatnya di bawah mu tentu saja sebagai seorang ayah aku perlu melindunginya agar Lie tidak membuat keluarga kita malu," jawab ayah pada Luo.
Melindungi? Apa telinga ku bermasalah? Kata melindungi sangat tidak cocok, lebih cocok mengusir Lie atau menyembunyikan sosok Lie dari keluarga ini.
Ingin sekali mulut ku mengatakan itu tapi yang keluar dari mulut kecil ku tentu saja kata-kata manis.
"Terima kasih atas perhatian ayahanda, Lie ingin pergi dari rumah ini?" Ujar ku.
"Bagus, huks... Maksud ayah di luar sangat berbahaya anak ku, bisa kah kamu hanya di rumah saja?"
Keluarga ini penuh sandiwara, mereka ini sangat bagus dalam berperan jika menjadi artis mereka akan terkenal karena akting mereka yang luar biasa, sangat membuat ku kagum.
"Terima kasih, Lie tau kehadiran Lie membuat malu keluarga ini, Lie ingin bersembunyi tapi Lie meminta sejumlah uang untuk biaya hidup," ujar ku.
"Tentu saja itu boleh, berapa uang yang kamu ingin kan?"
"100 koin emas."
"100 koin emas?" Teriak Luo.
"Kanda, 100 koin emas sangat banyak ! " Ujar ibu Luo.
"Akan ayahanda persiapkan, berjanji lah untuk tidak pulang selamanya."
"Ayahanda !" Teriak Luo.
"Luo, kamu diam ! " Bentak ayah.
Luo dan ibunya hanya bisa diam tanpa bisa membantah kata ayah.
"Lie berjanji, tolong jaga ibu ku." Pinta ku.
"Tentu, kapan rencana kamu akan pergi?"
Apa kah kalian ingin aku cepat pergi? Bener-bener keluarga menjijikan, ini kah sosok ayah yang di rindu kan Lie, kamu sungguh menyedihkan Lie. Aku menjawab pertanyaan yang di ajukan ayah.
"Besok Lie akan pergi," jawab ku tegas.
"Baik lah, makan lah yang banyak untuk persiapan besok," ujar ayah.
"Terima kasih. " Jawab ku.
Aku pun memakan makanan yang ada di depan ku bersama ayah, ibu dan Luo sekeluarga yang tak memiliki akal pikiran.
Setelah acara makan aku pergi ke kamar ku.
"Lie," suara wanita memanggil ku dari luar dan masuk ke kamar ku sambil menangis wanita ini ibu Lie.
"Bener kah kamu akan pergi?" Tanya ibu Lie sambil menangis.
"Maaf kan Lie bu, ini demi kebaikan ibu." Jawab ku.
"Jangan memanggil ibu Lie panggil saja Yue, ibu akan ikut pergi bersama Lie."
"Ibu, ibu adalah ibu Lie walaupun status ibu sudah bukan ibu di rumah ini tapi ibu akan selalu menjadi ibu Lie selamanya, ibu tolong tetap di rumah agar aman." Pinta ku.
"Tidak, ibu tidak akan tinggal di rumah, ibu akan ikut dengan mu nak."
Ibu Lie sungguh wanita lembut dan kuat andai saja dia tidak melahirkan anak yang tidak berguna pasti dia masih di pandang di keluarga Xio.
"Lie mohon ibu tetap di sini, Lie akan kembali, mohon sabar lah untuk menunggu Lie," pinta ku sambil memegang tangan ibu Lie yang menangis tersedu-sedu.
"Ba....Baik lah, berjanji lah untuk tetap aman di luar sana dan kembali dalam keadaan hidup," mata ibu Lie menunggu jawaban dari ku dengan penuh harapan besar.
"Tentu bu, Lie janji akan pulang dengan keadaan hidup, bersabar lah hingga saat itu tiba."
"Pasti nak."
"Mau kah ibu tidur di kamar Lie? ini adalah malam terakhir kita bisa bersama di rumah satu atap." Ujar ku.
"Tentu sayang, ibu selalu ingin bersama mu bahkan jika kamu menikah. " Jawab ibu.
Aku dan ibu pun tidur di satu ranjang yang ada di kamar ku. Ini adalah suasana yang tenang, aku akan merindukan ketenangan ini. aku menutup mata ku karena sudah mengantuk.
Tok...tok.....
"Putri, apa putri sudah bangun?" Suara wanita memanggil dari luar kamar.
Itu pasti pelayan Lie.
"Masuk !"
"Baik."
Dua pelayan itu masuk ke kamar ku, mereka kaget melihat ibu yang tidur di samping ku. Ibu Lie pun bangun dengan mata bengkak karena menangis semalaman. Tentu saja pelayan Lie memberikan pelayanan pada ibu Lie untuk mengompres mata ibu Lie yang bengkak.
Satu jam lamanya, aku sudah bersiap-siap untuk berangkat ke luar dari rumah ini, aku bergegas menemui ayah yang sudah menunggu ku untuk mengantar kepergian ku, di ikuti oleh dua pelayan ku dan ibu Lie, aku menuju ke tempat ayah dan ibu Luo berada.
Ayah, ibu Luo, Luo dan ibu ku mengantar ku sampai keluar gerbang rumah. Aku pun melangkah kan kaki ku dengan hati yang gembira tentu saja aku tidak memperlihatkannya agar mereka tidak curiga pada ku. Hanya ibu ku lah yang sepertinya tidak rela melihat anaknya pergi. Mohon tunggu lah Lie bu, Lie akan kembali dengan kekuatan yang akan membuat mereka mengakui keberadaan ku dan bersujud di kaki ku.
Ku lihat ibu menangis melihat ku pergi, aku membalas dengan senyuman di bibirku. Aku pun segera pergi. kota ini sungguh rame sekali, kalau aku bukan bangsawan terbuang mungkin aku akan memakai baju selembut sutra yang biasanya di gunakan oleh para bangsawan. Uang emas ini harus ku beli kan dulu cincin dimensi agar aku mudah menyimpan alat yang berguna di masa depan.
Toko Tessa, toko yang menjual obat dan cincin dimensi, aku akan masuk.
Bruk.. Aku menabrak pria yang memakai pakaian serba hitam dan topi seperti perampok, orang ini sangat mencurigakan.
"Maaf tuan" Ucap ku meminta maaf pada pria itu karena aku lah yang menabraknya.
"Tidak apa-apa."
Pria itu pergi tanpa menoleh ke belakang, siapa dia? Apa dia pencuri? Mustahil.
******
To be continued.......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!